Kelas : XI-MIPA 4
No : 12
TUGAS SI KE-3
Tepat pada tanggal 8 Oktober 1945, terjadi Setelah melakukan upacara itu, semua pegawai negeri
Sumatra perebutan kekuasaan di Sumatera Selatan. kembali ke kantornya dan mengibarkan sang saka Merah
4 Hal ini memicu Residen Sumatera Selatan, Putih di kantornya masing-masing. Perebutan kekuasaan
Selatan dr. A.K. Gani bersama seluruh pegawai di Sumatra Selatan (Palembang) berjalan tanpa insiden,
Gunseibu untuk melaksanakan upacara karena orang-orang Jepang sudah menghindar ketika
pengibaran bendera Merah Putih. terjadinya demonstrasi.
Pertempuran Lima Hari di Semarang Pada tanggal 19 Oktober 1945, pertempuran sengit dan
5 Semarang merupakan salah satu dari serangkaian intens terus terjadi di seluruh penjuru kota Semarang.
pertempuran maupun perlawanan rakyat Pertempuran yang berlangsung Hingga lima hari ini
Indonesia dalam mempertahankan status memakan korban sebanyak 2.000 jiwa warga Semarang
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik dan sebanyak 850 tentara Jepang.
Indonesia. Pertempuran yang terjadi pada
15 Oktober 1945 dan berakhir pada 20 Adapun guna memperingati juga mengenang semangat
Oktober 1945 ini terjadi antara warga perjuangan para pemuda dan para pejuang kota Semarang
Semarang melawan tentara Jepang. lainnya maka dibangun sebuah Monumen bernama Tugu
Pertempuran ini disebut sebagai Muda. Monumen Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10
Perlawanan Lima Hari di Semarang November 1950 dan diresmikan oleh Presiden RI Ir.
karena lamanya pertempuran selama Sukarno pada tanggal 20 Mei 1953.
lima hari.
Tentara Australia yang sudah mendarat atas Rakyat Kalimantan berusaha menegakkan kemerdekaan
nama Sekutu mengeluarkan ultimatum dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih, memakai
melarang semua aktifitas politik seperti lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat, tetapi
6 Kalimantan
demonstrasi dan mengibarkan bendera kegiatan ini dilarang oleh pasukan Sekutu yang sudah ada
Merah Putih, memakai lencana Merah Putih di Kalimantan. Rakyat tidak menghiraukan larangan
dan mengadakan rapat. Sekutu, sehingga pada tanggal 14 November 1945 di
Balikpapan (Depan Markas Sekutu) berkumpul lebih
kurang 8.000 orang dengan membawa bendera Merah
Putih.
Setelah penyebaran berita proklamasi Di Sulawesi Selatan, Raja Bone (Arumpone) La
kemerdekaan sampai dan terdengar Mappanjuki, yang masih tetap ingat akan pertempuran-
diberbagai daerah di Indonesia, berbagai pertempuran melawan Belanda pada awal abad XX
tanggapan dan reaksi dari seluruh lapisan menyatakan dukungannya terhadap negara kesatuan dan
masyarakat pun bermunculan. Tapi pemerintahan Republik Indonesia. Mayoritas raja-raja
kebanyakan merasa terpicu adrenalinnya, suku Makasar dan Bugis mengikuti jejak Raja Bone
terbakar semangatnya sehingga mengakui kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk
memunculkan berbagai tindakan heroik pemerintah sebagai gubernur republik Indonesia di
merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Sulawesi
7 Sulawesi
Pada tanggal 28 Oktober 1945 para pemuda yang
tergabung dalam Barisan Berani Mati bergerak untuk
melakukan pendudukan gedung yang dianggap penting
seperti radio, tangsi militer, dan pos polisi. Gerakan ini
bertujuan untuk menegakkan dan membela proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Gerakan ini terus menjalar ke
daerah Gorontalo dan Minahasa.
Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Tindakan Heroik di Sumbawa Pada Bulan Desember 1945,
disambut dengan penuh suka cita oleh para pemuda berusaha untuk merebut senjata milik
seluruh rakyat di berbagai penjuru daerah. Jepang. Dan terjadi bentrokan dengan tentara Jepang tidak
Peristiwa pembacaan Proklamasi dapat dihindari. Di Gempe, terjadi bentrokan antara
8 Sumbawa
memberikan semangat untuk melakukan Jepang dan pemuda sekitar 200 orang. Peristiwa serupa
perlawanan mengusir penjajah di berbagai terjadi di Sape, yang melibatkan sekitar 400 pemuda
daerah. Hal itulah yang menjadi pemicu
terjadinya usaha untuk menegakkan
kedaulatan.