Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hana Mufidatuz Zuhrah

Kelas : XI-MIPA 4

No : 12

TUGAS SI KE-3

--Buatlah Daftar Tindakan Heroik dan Aksinya--

No Nama Pemicu Aksi Heroik


Daerah
Pertempuran di Surabaya dilatarbelakangi Pada 28 Oktober 1945, pejuang Indonesia menyerang pos
oleh kedatangan pasukan sekutu yang pertahanan. Aspirasi perlawanan terhadap sekutu
tergabung dalam Allied Forces Netherland dikumandangkan oleh Bung Tomo menggunakan radio.
East Indies (NICA) pada 25 Oktober 1945 Dia, dengan berapi-api memberikan semangat kepada
atau dua bulan setelah Proklamasi masyarakat untuk berjuang mempertahankan
Kemerdekaan. Pasukan sekutu yang kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada 28 Oktober 1945,
dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin para pemuda Surabaya bersemangat untuk mengusir
Walter Sother Mallaby langsung masuk ke sekutu dan mempertahankan kedaulatan. Dengan penuh
Kota Surabaya dan mendirikan pos-pos semangat, akhirnya masyarakat Surabaya mampu merebut
1 Surabaya pertahanan. Dilansir situs resmi tempat-tempat vital. Sempat ada perundingan antara
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Indonesia yang diwakili Preside Soekarno,
(Kemendikbud), kedatangan pasukan sekutu Moh Hatta dan Amir Syarifuddin dan sekutu, tapi
awalnya untuk mengamankan tawanan pertempuran tetap terjadi. Pada 31 Oktober 1945,
perang, melucuti senjata Jepang, atau Brigader Mallaby tewas dan menyulut kemarahan pihak
menjaga ketertiban di berbagai daerah di sekutu. Pihak sekutu memperingatkan masyarakat
Indonesia salah satunya Surabaya. Namun, Surabaya untuk menyerah, jika tidak akan dihancurkan.
kenyataannya pasukan sekutu yang Namun masyarakat Surabaya tidak mau memenuhi
kebanyakan pasukan Inggris menyimpang. tuntutan pihak sekutu. Puncak pertempuran Surabaya
Pada 27 Oktober 1945, pasukan sekutu terjadi pada 10 November 1945. Pasukan sekutu
menyerbu penjara membebaskan tawanan melakukan penyerangan di Kota Surabaya dan pejuang
perwira sekutu yang ditahan Indonesia. Indonesia tidak gentar malah bersemangat berjuang.
Pasukan sekutu juga menduduki tempat- Dalam menghadapi sekutu, senjatan yang dipakai pejuang
tempat vital. Seperti lapangan terbang, tidak hanya senjata tapi juga bambu runcing. Tak sedikit
kantor radio, radio Surabaya, gedung pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran tersebut
internatio, dan pusat kereta api. Pasukan mencapai 20.000 orang, sementara dari pihak sekutu
sekutu menyebarkan famplet yang isinya mencapai 1.500 orang. Pertempuran terakhir terjadi pada
agar masyarakat menyerahkan senjata yang 28 November 1945. Semangat para pejuang dalam
dimilikinya. Kondisi itu membuat mempertahankan kemerdekaan membuat Presiden
masyarakat Surabaya marah dan semakin Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari
anti sekutu. Pahlawan. Ini ditetapkan melalui Keppres Nomor 316
Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Penyerbuan markas Jepang di Kotabaru Masyarakat Yogyakarta mengukir sejarah gerakan


Yogyakarta diawali dengan perundingan bersenjata rakyat pertama kali di Indonesia dengan
antara Jepang dengan pejuang Yogyakarta menyerbu markas tentara Jepang yang masih bercokol di
yang berlangsung pada tanggal 6 Oktober Kotabaru pada 7 Oktober 1945. Penyerbuan ini menjadi
1945, perundingan ini tidak mencapai inisiasi peristiwa Serangan Oemoem dan Perebutan Yogya
mufakat karena Jepang tidak mau Kembali pada tahun 1949. Sikap patriotisme pemuda itu
menyerahkan senjatanya pada pejuang muncul karena melihat masih ada pasukan tentara Jepang
2 Yogyakarta Yogyakarta, sehingga pada tanggal 7 lengkap dengan persenjataan berada di Daerah Istimewa
Oktober 1945 dilakukan penyerbuan ke Yogyakarta (DIY), meski proklamasi kemerdekaan RI telah
markas Jepang oleh para pejuang diumumkan. Rakyat menginginkan tentara Nipon melucuti
Yogyakarta. senjatanya. Tokoh masyarakat mengambil jalan damai
dengan melakukan perundingan dengan Jepang meminta
segera menyerahkan persenjataanya. Namun perundingan
tersebut gagal, akhirnya para pemuda dan pejuang
memutuskan untuk mengambil cara kekerasan dengan
menyerbu kompleks markas tentara Jepang.
Sejak proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 6 Oktober 1945 para pemuda di Banda Aceh bersama
3 Banda Aceh
1945, para pemimpin di beberapa tokoh masyarakat membentuk API (Angkatan Pemuda
kerisidenan di Jawa menyambut dengan
menyatakan diri sebagai pemerintahan Indonesia).
Indonesia. Mereka mengingatkan bahwa
segala tindakan menentang pemerintah RI Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia: Jaman Jepang dan
akan ditindak tegas. Para pegawai Jepang Jaman Republik Indonesia, karangan Djoened Poeponegoro
dirumahkan. Mereka dilarang masuk kantor dan Nugroho Notosusanto disebut, pada 12 Oktober 1945
dan para pemuda merebut senjata di Jepang memanggil para pemuda. Dalam perundingan itu
gedung-gedung vital. meski telah kalah, Jepang tetap menghendaki keamanan
dan ketertiban menjadi tanggung jawab pemerintah
Perebutan senjata di Surabaya terjadi di Jepang.
gudang mesiu Don Bosco, Pangkalan
Angkatan Laut Ujung dan markas-markas Pemerintah Jepang menuntut setiap kegiatan mendirikan
pasukan Jepang serta pabrik-pabrik yang perkumpulan yang tidak mempunyai izin dihentikan, dan
tersebar di seluruh kota. perkumpulan yang sudah terlanjur didirikan harus
dibubarkan. Para pemuda menolak, tentu saja, dan
Aksi peralihan pemerintahan itu memicu pertemuan berubah menjadi perdebatan. Sejak saat itu
para pemuda Aceh. Mereka memanfaatkan perebutan dan pengambilalihan kantor-kantor pemerintah
kelemahan pasukan Jepang melawan sekutu. dan pengibaran bendera Merah Putih bermunculan di
mana-mana di Aceh. Bentrokan-bentrokan dengan
pasukan Jepang terjadi di Langsa, Lhoknga, Ulee Lheue dan
tempat-tempat lain.

Tepat pada tanggal 8 Oktober 1945, terjadi Setelah melakukan upacara itu, semua pegawai negeri
Sumatra perebutan kekuasaan di Sumatera Selatan. kembali ke kantornya dan mengibarkan sang saka Merah
4 Hal ini memicu Residen Sumatera Selatan, Putih di kantornya masing-masing. Perebutan kekuasaan
Selatan dr. A.K. Gani bersama seluruh pegawai di Sumatra Selatan (Palembang) berjalan tanpa insiden,
Gunseibu untuk melaksanakan upacara karena orang-orang Jepang sudah menghindar ketika
pengibaran bendera Merah Putih. terjadinya demonstrasi.
Pertempuran Lima Hari di Semarang Pada tanggal 19 Oktober 1945, pertempuran sengit dan
5 Semarang merupakan salah satu dari serangkaian intens terus terjadi di seluruh penjuru kota Semarang.
pertempuran maupun perlawanan rakyat Pertempuran yang berlangsung Hingga lima hari ini
Indonesia dalam mempertahankan status memakan korban sebanyak 2.000 jiwa warga Semarang
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik dan sebanyak 850 tentara Jepang.
Indonesia. Pertempuran yang terjadi pada
15 Oktober 1945 dan berakhir pada 20 Adapun guna memperingati juga mengenang semangat
Oktober 1945 ini terjadi antara warga perjuangan para pemuda dan para pejuang kota Semarang
Semarang melawan tentara Jepang. lainnya maka dibangun sebuah Monumen bernama Tugu
Pertempuran ini disebut sebagai Muda. Monumen Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10
Perlawanan Lima Hari di Semarang November 1950 dan diresmikan oleh Presiden RI Ir.
karena lamanya pertempuran selama Sukarno pada tanggal 20 Mei 1953.
lima hari.

Pertempuran Lima Hari di Semarang ini


terjadi ketika amarah para pemuda tersulut
oleh kabar tewasnya dr. Kariadi oleh tentara
Jepang dimana dr. Kariadi pada waktu itu
tengah melakukan perjalanan ke Reservoir
Siranda guna memastikan berita bahwa
Jepang telah meracuni sumber air tersebut.
Pertempuran ini makin memanas ketika
pada tanggal 17 Oktober 1945, tentara
Jepang mengumumkan genjatan senjata,
namun diam-diam juga melaksanakan
serangan ke berbagai kampung.

Tentara Australia yang sudah mendarat atas Rakyat Kalimantan berusaha menegakkan kemerdekaan
nama Sekutu mengeluarkan ultimatum dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih, memakai
melarang semua aktifitas politik seperti lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat, tetapi
6 Kalimantan
demonstrasi dan mengibarkan bendera kegiatan ini dilarang oleh pasukan Sekutu yang sudah ada
Merah Putih, memakai lencana Merah Putih di Kalimantan. Rakyat tidak menghiraukan larangan
dan mengadakan rapat. Sekutu, sehingga pada tanggal 14 November 1945 di
Balikpapan (Depan Markas Sekutu) berkumpul lebih
kurang 8.000 orang dengan membawa bendera Merah
Putih.
Setelah penyebaran berita proklamasi Di Sulawesi Selatan, Raja Bone (Arumpone) La
kemerdekaan sampai dan terdengar Mappanjuki, yang masih tetap ingat akan pertempuran-
diberbagai daerah di Indonesia, berbagai pertempuran melawan Belanda pada awal abad XX
tanggapan dan reaksi dari seluruh lapisan menyatakan dukungannya terhadap negara kesatuan dan
masyarakat pun bermunculan. Tapi pemerintahan Republik Indonesia. Mayoritas raja-raja
kebanyakan merasa terpicu adrenalinnya, suku Makasar dan Bugis mengikuti jejak Raja Bone
terbakar semangatnya sehingga mengakui kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk
memunculkan berbagai tindakan heroik pemerintah sebagai gubernur republik Indonesia di
merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Sulawesi
7 Sulawesi
Pada tanggal 28 Oktober 1945 para pemuda yang
tergabung dalam Barisan Berani Mati bergerak untuk
melakukan pendudukan gedung yang dianggap penting
seperti radio, tangsi militer, dan pos polisi. Gerakan ini
bertujuan untuk menegakkan dan membela proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Gerakan ini terus menjalar ke
daerah Gorontalo dan Minahasa.

Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Tindakan Heroik di Sumbawa Pada Bulan Desember 1945,
disambut dengan penuh suka cita oleh para pemuda berusaha untuk merebut senjata milik
seluruh rakyat di berbagai penjuru daerah. Jepang. Dan terjadi bentrokan dengan tentara Jepang tidak
Peristiwa pembacaan Proklamasi dapat dihindari. Di Gempe, terjadi bentrokan antara
8 Sumbawa
memberikan semangat untuk melakukan Jepang dan pemuda sekitar 200 orang. Peristiwa serupa
perlawanan mengusir penjajah di berbagai terjadi di Sape, yang melibatkan sekitar 400 pemuda
daerah. Hal itulah yang menjadi pemicu
terjadinya usaha untuk menegakkan
kedaulatan.

Anda mungkin juga menyukai