Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yogi Apriliani

Kelas : TIFRP 16B


NPM : 16 111 148

Syariat Kurban dalam Islam


Kurban yang sering kita lihat barawal dari kata “qaruba” yang bermakna
menghampiri atau mendekati. Namun kurban yang dimaksud dalam ajaran Islam itu binatang
ternak yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah, pelaksanaannya tidak lain pada
tanggal 10 Dzulhijjah dan hari-hari tasyrik (11,12, dan 13 Dzulhijjah).
Ajaran kurban tersebut telah jelas dikemukakan langsung oleh Al Quran dengan firman-Nya:

ْ‫صلِّ لِ َربِّكَ َوٱ ْن َحر‬


َ َ‫ف‬

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”


Ayat yang menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus diniatkan hanya untuk
Allah. Begitupun dalam melaksanakan kurban harus murni karena Allah. Begitu pula dengan
QS Al-An’am ayat 162 yang menyatakan bahwa segala ibadah sepanjang hidup hingga mati
adalah karena Allah. Lebih spesifik lagi, Ibnu Qutaibah Az Zajaj mengatakan bahwa
makna an nusuk adalah segala sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah ‘azza wa
jalla, namun umumnya digunakan untuk sembelihan.
Tafsir yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas mengungkapkan makna
kurban dari ayat tersebut adalah menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha, karena
itu disebut juga dengan “al ‘udhhiyah” sesuai dengan pelaksanaannya yang mendekatkan diri
pada Allah di hari raya Idul Adha.
Ketahuilah, yang ingin dicapai dari ibadah kurban adalah keikhlasan dan ketakwaan, dan
bukan hanya daging atau darahnya. Termaktub dalam QS Al-Hajj sebagai berikut:

‫َال هَّللا َ لُحُو ُمهَا َواَل ِد َما ُؤهَا َولَ ِك ْن يَنَالُهُ التَّ ْق َوى ِم ْن ُك ْم‬
َ ‫لَ ْن يَن‬

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” 
Dari ayat di atas jelas sudah bahwa maksud dari bukanlah yang dimaksudkan hanyalah
menyembelih saja dan yang Allah harap bukanlah daging dan darah qurban tersebut karena
Allah tidaklah butuh pada segala sesuatu dan dialah yang pantas diagung-agungkan. Yang
Allah harapkan dari kurban tersebut adalah keikhlasan, ihtisab (selalu mengharap-harap
pahala dari-Nya) dan niat yang sholih.
Nama : Yogi Apriliani
Kelas : TIFRP 16B
NPM : 16 111 148

Oleh karena itu, Allah katakan (yang artinya), “ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapai
ridha-Nya.” Inilah yang seharusnya menjadi motivasi ketika seseorang berkurban yaitu
ikhlas, bukan riya’ atau berbangga dengan harta yang dimiliki, dan bukan pula
menjalankannya karena sudah jadi rutinitas tahunan.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa menyembelih kurban adalah sunnah mu’akkad.
Pendapat ini dianut oleh ulama Syafi’iyyah, ulama Hambali, pendapat yang paling kuat dari
Imam Malik, dan salah satu pendapat dari Abu Yusuf (murid Abu Hanifah). Di antara dalil
mayoritas ulama adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ْ َ‫ْر ِه َوأ‬
ِ َ‫ظف‬
‫ار ِه‬ ِ ‫ض ِّح َى فَ ْليُ ْم ِس ْك ع َْن َشع‬
َ ُ‫إِ َذا َرأَ ْيتُ ْم ِهالَ َل ِذى ْال ِح َّج ِة َوأَ َرا َد أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن ي‬

“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih kurban,
maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.”

Untuk memilih hewan qurban, terdapat beberapa syarat sahnya hewan yang digunakan seperti
berikut:
1. Domba yang digunakan untuk berqurban harus berumur lebih atau sama dengan usia
satu tahun sempurna dan memasuki tahun yang kedua. 
2. Kambing dinyatakan sah apabila sudah berumur dua tahun sempurna dan memasuki
tahun yang ketiga.
3. Sapi untuk berqurban sah ketika sudah berumur dua tahun sempurna dan memasuki
tahun yang ketiga.
Selain itu, beberapa hal harus diperhatikan sebelum memilih hewan qurban. Berikut adalah hal
yang menyebabkan hewan qurban tidak sah, antara lain:
1. Hewan yang salah satu matanya buta atau cacat
2. Binatang pincang pada salah satu kaki
3. Hewan yang sakit dan sangat kurus
4. Binatang yang terputus sebagian atau seluruh telinganya, serta sebagian atau seluruh
ekorrnya.
 
Siapa yang Berhak Menerima Daging Qurban?
Daging hewan qurban tidak hanya dibagikan atau dimakan oleh orang yang berqurban dan
keluarganya, tetapi juga diperintahkan untuk diberikan kepada orang lain.
Nama : Yogi Apriliani
Kelas : TIFRP 16B
NPM : 16 111 148

1. Orang yang Berqurban dan Keluarganya


Mereka yang melaksanakan qurban beserta keluarganya dianjurkan memakan sebagian
daging qurban. Tersebut dalam hadits riwayat Imam Al Baihaqi yang menjelaskan
bahwa Rasulullah SAW tidak makan apapun ketika Idul Adha, hingga kembali ke
rumah. Saat di rumah, beliau memakan hati dari hewan qurbannya.
2. Kerabat
Teman dan tetangga sekitar berhak menerima daging hewan qurban. Sebagian daging
hewan qurban diperbolehkan untuk diberikan kepada mereka meskipun mereka kaya.
3. Fakir dan Miskin
Memberikan daging hewan qurban kepada orang fakir dan miskin adalah wajib. Allah
SWT memerintahkan umat-Nya untuk memberikan makanan kepada saudara-saudara
kita yang membutuhkan, termasuk sebagian daging hewan qurban.
 
Keutamaan Ibadah Qurban dalam Islam

Penting bagi umat Islam untuk mengetahui makna serta keutamaan dari ibadah qurban.
Ibadah yang dapat dilakukan setiap Hari Raya Idul Adha ini tentunya memiliki keutamaan
tersendiri yang tidak dimiliki oleh ibadah lainnya. Berikut adalah beberapa keistimewaan dari
ibadah qurban, antara lain:
1. Meneladani Nabi Ibrahim dan Ismail
2. Mendapatkan pahala dan ridho dari Allah SWT
3. Sebagai ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT
4. Ibadah qurban adalah salah satu ibadah yang disukai oleh Allah SWT
5. Dapat menyebarkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain
6. Merupakan amalan paling utama di Idul Adha

Anda mungkin juga menyukai