Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan kehidupan di dunia yang
sementara ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang di utus oleh Allah SWT sebagai nabi terakhir yang menjadi
petunjuk bagi semua makhluk.

            Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya


makalah ini dengan judul “Tanggung Jawab Seorang Muslim” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas semester I Mata Kuliah Agama Islam. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ini, penulis juga menyadari akan kekurangan dan kesalahan
dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa
penulis butuhkan untuk mengoreksi kesalahan dalam makalah ini.

Tangerang Selatan, 13 Januari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………...................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..3


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….... 3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanggung Jawab.…………………………………………...... .4


2.2 Macam-macam tanggung jawab
2.2.1 Tanggung Jawab Terhadap Agama……………..…………………..5
2.2.2 Tanggung Jawab pada Diri Pribadi…………………………………6
2.2.3 Tanggung Jawab Kepada Keluarga……………….………………...7
2.2.4 Tanggung Jawab kepada Masyarakat……………………………….8
2.2.5 Tanggung Jawab kepada bangsa dan Negara………………………10
2.2.6 Tanggung Jawab kepada Alam…….……………………………….12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….…......14

3.2 Saran………………………………………………………………………..14

DAFTAR ISI……………………………………………………………….......15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang
mahasiswa kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah
bertanggung jawab terhadap kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab
sering dikaitkan dengan kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajiban kita.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab
yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Agung
Muhamad saw.Sebagai umat islam yang baik kita wajib melaksanakan apa yang
telah diperintahkan oleh Alloh lewat Al-Qur’an dan Rosululloh. Tanggung kawab
disini terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap Alloh, terhadap keluarga,
masyarakat dan negara.
Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai
seorang muslim agar tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan
Al-Qur’an dan hadits. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang mampu
mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di hadapan Allah dan
masyarakat, bangsa dan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Tanggung Jawab?
1.2.2 Apa saja macam-macam tanggung jawab?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan tanggung jawab
1.3.2 Mengetahui macam-macam tanggung jawab

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan


wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya (Shabri Sholeh Anwar, 2014: 13).

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia


bertanggung jawab karena menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya. Ia
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupakan kewajiban atau beban
yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan kita kepada orang
lain, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain kepada kita.

Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian


kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung
jawab, apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang
memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat
dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang memiliki kepentingan
dari pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu
dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain

4
yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara
kemasyarakatan (Shabri Sholeh Anwar, 2014: 14).

2.2 Macam-macam Tanggung Jawab

2.2.1 Tanggung Jawab Terhadap Agama

Tanggung Jawab kepada Allah SWT adalah tanggung jawab tertinggi dari
eksistensi manusia yang beragama. Sebab tujuan utama dari beragama adalah
untuk mengabdi kepada Tuhan. Manusia yang memiliki nilai tanggung jawab
yang kuat kepada Tuhannya akan memberikan efek positif kepada bentuk
tanggung jawab lainnya (kepada makhluk).

Manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini bukanlah untuk
main-main, senda gurau, atau tanpa arah dan tujuan. Namun, manusia yang
merupakan bagian dari alam semesta ini diciptakan untuk suatu tujuan, yaitu
beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya di dalam surat adz
Dzariyat: 56 sebagai berikut: Artinya: ”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.

Perintah untuk beribadah dipertegas kembali oleh Allah SWT di dalam


surat alBaqarah ayat 21, sebagai berikut: Artinya: ”Hai manusia,
beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa.” Dari ayat tersebut dapat
diambil pemahaman bahwa kedudukan manusia dalam sistem penciptaannya
adalah sebagai hamba Allah SWT yang bertugas mengabdi kepada-Nya.
Penyembahan manusia kepada Allah SWT lebih mencerminkan kebutuhan
manusia terhadap terwujudnya sesuatu kehidupan dengan tatanan yang baik
dan adil.

5
2.2.2 Tanggung Jawab Manusia terhadap Diri Pribadi

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki tiga unsur


padanya, yaitu unsur jiwa, unsur akal dan unsur jasmani. Ketiga unsur ini
berjalan seimbang dan saling terkait antara satu unsur dengan unsur yang
lain. Jika jiwa terpisah dari raga, maka sebutan manusia tidak dapat dipakai
dalam arti manusia hidup. Jika manusia berbuat, bukan hanya raganya saja
yang berbuat atau jiwanya saja melainkan keduanya sekaligus.Secara
lahiriyah memang raganya yang berbuat yang tampak melakukan
perbuatan, tetapi perbuatan raga ini didorong dan dikendalikan oleh jiwa.
Jadi unsur yang terdapat dalam diri manusia yaitu jiwa, akal dan badan
harus seimbang, apabila tidak maka manusia akan berjalan pincang.

Tanggung jawab manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi


kebutuhan jasmani dan rohani secara menyeluruh, agar keutuhan pribadi
tetap terjaga. Jasmani yang memerlukan makan-minum, pakaian, tempat
tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Akal
yang merupakan salah satu segi unsur rohani kita bertabiat suka berpikir.
Tabiat suka berpikir akan dipenuhi dengan berbagai macam ilmu
pengetahuan yang berguna bagi hidup manusia. Jiwa yang juga merupakan
salah satu segi unsur rohani yang selalu merindukan keindahan, kebenaran,
keadilan dan sebagainya itu kita penuhi pula kebutuhannya dengan
berbagai kesenian yang sehat, hidup dengan pedoman yang benar, berlaku
adil dan sebagainya.

Jiwa yang rindu kepada kebaikan diisi dengan nilai-nilai moral,


yang rindu kepada keindahan diisi dengan nilai-nilai seni-budaya, yang
rindu kepada kemuliaan diisi dengan takwa, yang rindu kepada kesucian
diisi dengan usaha-usaha meninggalkan sifat-sifat tercela, seperti dengki,
takabbur, aniaya dan sebagainya. kebutuhan-kebutuhan tersebut seharusnya
dipenuhi dengan sebaik-baiknya (Basyir, 1984: 4-8).

6
Unsur rohani terpenting lainnya bagi manusia adalah kehendak,
oleh karenanya jangan sampai terjangkit penyakit malas yang akan
mematikan unsur kehendak itu. Kematian kehendak berarti kematian
makna hidup bagi manusia. Suka menangguhkan pekerjaan yang
seharusnya dapat dan bisa diselesaikan segera akan mengakibatkan
datangnya kemalasan, yang berarti pula datangnya kematian pada
kehendak.

2.2.3 Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi
seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan
berkenalan telebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan
dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluargalah yang akan
memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti
maupun adat kebiasaan sehari-hari. Keluarga jualah tempat dimana seorang
anak mendapat tempaan pertama kali yang kemudian menentukan baik buruk
kehidupan setelahnya di masyarakat hingga tak salah lagi kalau keluarga
adalah elemen penting dalam menentukan baik buruknya masyarakat.
(Athiyah AlAbrasy,1993: 133).

Menurut Ramayulis keluarga adalah unit pertama dan institusi


pertama di dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat di
dalamnya sebagian besar sifatnya hubungan langsung. Disitulah
perkembangan individu dan disitulah terbentuknya tahap-tahap awal
perkembangan dan mulai interaksi dengannya, ia memperoleh pengetahuan,
keterampilan, minat dan sikap dalam hidup (Ramayulis, 1987: . 10-11). Islam
menganggap pendidikan sebagai salah satu hak anak, yang jika kedua orang
tua melalaikannya berarti mereka telah menzalimi anaknya dan kelak pada

7
hari kiamat mereka dimintai pertanggungjawabannya. Rasulullah SAW
bersabda: ‘Semua kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan Seorang
penguasa adalah pemimpin dan penanggung jawab rakyatnya. Seorang laki-
laki adalah pemimpin dan penanggung jawab keluarganya dan seorang wanita
adalah pemimpin dan penanggung jawab rumah dan anak-anak suaminya
(Ibrahim Amini, 2006: 107-108).

Contoh tanggung jawab terhadap keluarga adalah:

a. Ayah bertanggung jawab untuk memberikan rasa aman kepada seluruh


anggota keluarganya (anak dan Istri) baik secara kebutuhan primer maupun
skunder.
b. Ibu bertanggung jawab mendidik, menjaga, memelihara harta, anakanaknya
baik secara jasmani maupun rohani.
c. Anak bertanggung jawab mematuhi dan berbakti kepada orang tuanya dan
m menjaga nama baik keluarganya.(Shabri Sholeh Anwar, 2014: 16).

2.2.4 Tanggung Jawab kepada Masyarakat

Tanggung jawab manusia terhadap masyarakat ditegakkan atas dasar


bahwa umat manusia merupakan keluarga besar, berasal dari satu keturunan
yakni Adam dan Hawa. Selanjutnya Allah SWT menjadikan mereka
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling interaksi dan mengenal, serta
tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan bertakwa. Inti dari tanggung
jawab di masyarakat adalah menciptakan suasana lingkungan yang kondusif
(aman, damai, dan nyaman).

Antara sesama manusia tidak terdapat perbedaan dalam hal tinggi dan
rendah martabat kemanusiaannya. Perbedaan manusia hanyalah terletak pada
aktivitas amal perbuatannya dan rasa ketakwaan kepada Allah. Firman Allah
SWT dalam surat al-Hujarat: 13, telah menegaskan hal ini:
”Hai manusia, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

8
seorang perempuan, dan telah kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling
mulia di antara kamu di hadirat Allah SWT ialah orang yang paling takwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”

Meskipun pada awalnya manusia itu merupakan makhluk individual


tapi karena adanya dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang
lainnya, maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat (Bimo
Walgito, 1987: 41). Selanjutnya tanggung jawab manusia terhadap
masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia itu sendiri,
yaitu adanya kesedian untuk selalu melakukan interaksi dengan sesamanya.
Ditegaskan dalam al-Qur’an bahwa manusia selalu mengadakan hubungan
dengan Tuhannya dan juga mengadakan hubungan dengan sesama manusia.
Bentuk kesedian untuk memperhatikan kepentingan orang lain, wujudnya
adalah tolong menolong sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat al-
Maidah ayat 2:
”Dan tolong menolong-menolong kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Berikut ini adalah contoh tanggung jawab sebagai warga masyarakat,


diantaranya:

1. Ikut gotong-royong jika ada kegiatan di masyarakat


2. Menjaga keamanan di lingkungan masyarakat dengan mengikuti ronda
bergilir.
3. Tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan
4. Menghadiri undangan dalam rapat RT/ RW/ Desa dan memberikan
masukan untuk kebaikan Bersama
5. Menolong dan memberikan solusi jika ada warga yang bertikai
6. Memberikan bantuan jika ada warga masyarakat yang mengalami musibah

9
7. Mengundang warga lain jika mengadakan acara di rumah yang sifatnya
umum dan tidak memilih-milih.
8. Membayar iuran RT tepat waktu jika ada
9. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan mufakat
10. Tidak memilih dan memihak warga yang salah, hanya karena saudara atau
tetangga baik.

2.2.5 Tanggung Jawab kepada Negara

Negara adalah wilayah yang didiami oleh suatu penduduk secara tetap
dan mempunyai sistem pemerintahan. Negara juga merupakan suatu wilayah
yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di
wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara
adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang
berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari
negara lain. Setiap individu adalah warga negara suatu negara.

Mencintai tanah air adalah sebagian dari tabiat manusia. Karena di


sanalah ia dilahirkan dan dibesarkan, meminum airnya dan menghirup
udaranya, bernaung dan berteduh di bawah kolong langitnya, hidup dari hasil
sawah-ladang dan ternaknya, bergaul dengan penduduknya serta merasakan
sakit senang dalam lingkungan bangsa dan negaranya. Ia merasa bangga
dengan kemuliaan dan kejayaannya, sebaliknya ia merasa sedih dengan
kehinaan dan kemalangannya. Dengan demikian orang dianjurkan supaya
berjuang membela dan menjunjung tinggi nusa dan bangsanya. Sebab dengan
demikian berarti ia mencintai Allah SWT yang telah menciptakan tanah
airnya dan segala keperluan hidupnya.

Sebagai orang yang hidup dalam suatu tanah air, bangsa dan negara,
maka setiap muslim harus menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk mempertahankan dan membangun bangsa dan
negaranya dalam segala bidang, baik yang bersifat fisik-materil maupun

10
bersifat mental-spiritual, sesuai dengan kemampuan dan keahiannya masing-
masing. Dengan demikian golongan politikus dan pejabat Negara bertanggung
jawab mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan dengan baik dan adil,
para ekonom termasuk para sarjana ekonomi mencurahkan tenaga dan
fikirannya untuk membangun dan menyehatkan ekonomi, anggota polisi,
tentara dan juga angkatan bersenjata berdaya upaya melaksanakan
kewajibannya dengan baik, menjamin keamanan dan pertahanan negara, para
saudagar atau pelaku bisnis menjalankan usahanya dengan jujur, para petani
mengolah sawah dan ladangnya dengan giat, para pelajar dan mahasiswa
belajar dan menggali ilmu pengetahuan dengan tekun. Pendeknya semua
lapisan masyarakat, pria dan wanita bertanggung jawab memakmurkan,
mensejahterakan serta meninggikan derajat bangsa dan negaranya, sehingga
terwujud suatu negara yang baik, adil dan makmur, sentosa dan bahagia,
tentram dan damai serta mendapatkan ampunan dan ridha Allah SWT.

Segala kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaklah


menuruti pola dan peraturan-peraturan yang telah digariskan oleh pemerintah.
Maka setiap muslim harus menjadi warga negara yang baik. Di samping ia
wajib mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, ia berkewajiban pula mentaati
perintah peraturan dan undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah
yang sah dan adil di negaranya. Sebab semua peraturan dan undang-undang
yang ditetapkan pemerintah itu bertujuan untuk mengatur tata tertib kehidupan
warga negara agar selalu dalam ketentraman dan kebahagiaan, serta
melindungi rakyat dari segala macam kekejaman dan kesengsaraan. Firman
Allah SWT :
‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم‬

“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan
ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu". (QS. An-Nisa: 59).

11
2.2.6 Tanggung Jawab kepada Alam

Tanggung jawab manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia


memanfaatkan potensi alam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Banyak
ayat al-Qur’an yang menegaskan bahwa segala sesuatu baik di langit maupun di
bumi, ditundukkan Allah SWT bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka (Q.S. al-Jasiyah: 13). Laut, sungai, matahari, bulan, siang dan malam
dijadikan sebagai sarana kemakmuran hidup manusia (Q.S. Ibrahim: 32-34),
binatang ternak diciptakan Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia (Q.S. an-Nah}l: 5), laut ditundukkan kepada manusia sebagai sarana
komunikasi dan untuk digali serta dimanfaatkan kekayaannya (Q.S. Fatir: 12
dan an-Nahl: 14).

Manusia berkewajiban mengolah dan menjaga potensi alam untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengolah potensi alam yang diberikan Allah
SWT kepada manusia merupakan fardhu kifayah, karena tidak semua manusia
mempunyai kemampuan untuk menggali potensi alam yang diberikan tersebut.
Untuk itu apabila manusia menyia-nyiakan potensi alam artinya tidak
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia berarti mengabaikan
fungsi manusia terhadap alamnya.

Dalam memenuhi tanggung jawab manusia terhadap alam, hendaknya


selalu diusahakan agar keselamatan manusia tidak terganggu. Tidak
memanfaatkan potensi alam secara berlebih-lebihan, agar generasi mendatang
masih dapat menikmatinya, karena potensi alam terbatas (Basyir, 1984: 16).
Apabila berlebihan, tamak dan rakus dalam memanfaatkan potensi alam akan
berakibat kerusakan pada manusia itu sendiri.

Dalam hubungan ini, Allah SWT memperingatkan manusia bahwa,


“Kerusakan di darat dan laut terjadi akibat perbuatan tangan manusia sendiri;
Allah SWT merasakan kepada mereka sebagai (akibat) perbuatan mereka,
supaya mereka kembali ke jalan yang benar” (Q.S. Rum: 41) Berdasarkan ayat

12
ini, maka pemanfaatan potensi alam untuk kepentingan manusia sekarang,
harus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, dengan berusaha
menjaga dan melestarikan potensi alam tersebut.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau


perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap
manusia memiliki tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap Alloh SWT,
tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat dan
tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.

Tanggung jawab dalam islam juga tidak jauh pengertiannya dengan


pengertian tanggung jawb secara umum. Tanggung jawab dalam islam terkait
dengan tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan
Alloh. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan balasan akan semua perbuatan
manusia di dunia ini yaitu berupa dosa dan pahala. Semua perbuatan manusia akan
dipertanggung jawabkan dihadapan Alloh SWT.

3.2 Saran
Sebagai seorang muslim yang baik, kita harus sadar secara penuh akan
tanggung jawab kita dan menjalankan tanggung jawab sebaik mungkin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ma’mun, Sukron. 2018. Pendidikan Agama Islam : Projek Penyelarasan Materi Ajar
Kepribadian Mahasiswa 2018. Tangerang Selatan : Unit Penerbitan PKN STAN

http://umilaila-laiila.blogspot.com/2014/04/hak-dan-tanggung-jawab-sesama
muslim.html
http://gaulmanis.blogspot.com/2013/09/tanggung-jawab-muslim-terhadap-
bangsa.html
https://www.penuliscilik.com/tanggung-jawab-sebagai-warga-masyarakat/

15

Anda mungkin juga menyukai