Anda di halaman 1dari 14

MENGINTEGRASI PEMBELAJARAN ABAD 21

DALAM KURIKULUM 2013

Disusun Oleh:
Riyanti 1815152128

Tugas Ini Ditulis untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah
Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah

Dosen : Dr. Fahrurrozi, M.Pd

KELAS E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
“ MENGINTEGRASI PEMBELAJARAN ABAD 21
DALAM KURIKUKUM 2013 “
A. Pembelajaran Abad 21

Pada abad 21 pendidikan telah mengalami pergeseran atau


perubahan dalam paradigma pendidikan.Hal ini dikarenakan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat sehingga
menuntut tiap manusia untuk menguasai bidang dan profesi apapun untuk
mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dalam pendidikan abad
21, Jennifer Nichols mengemukakan 4 prinsip yang harus diterapkan
dalam proses pembelajaran, yaitu :

a. Instruction should be student-centered

Peserta didik dijadikan sebagai subjek pembelajaran yang aktif


sehingga mampu mengembangkna minat dan bakat sesuai karakteristrik
peserta didik masing-masing. Hal ini, peserta didik tidak hanya bertugas
mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru, namun hareus mampu
mengkrontuksi pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan
kapasitas dan tingkat berfikirnya peserta didik.Pada prinsip ini, peran guru
tetap dibutuhkan sebagai fasilitator dalam menghubungkan pengetahuan
awal yang dimiliki peserta didik dengan mengautkan informasi baru yang
akan dipelajari.

b. Education should be colllaborative

Peserta didik dalam mencari dan mengembangkan sebuah


informasi dan membangun makna, peserta didik perlu didorong untuk
melakuakan sebuah kolaborasi dengan teman-temannya yang berbeda
latar sosial-budayanya. Hal ini perlu dilakukan, karena mengingat kita
sebagi manusia yaitu makhlus sosial yang tak dapat hidup dari bantuan
orang lain. Yang pada akhirnya pserta didik dapat menghargai kekuatan
dan talenta tiap orang serta mampu mengambil peran dan menyesuaikan
diri secara tepat dengan mereka. Hal ini, dapat digunakan kembali bagi
peserta didk yang akan terjun di masyarakat nanti alam menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi dalam lingkungannya.

c.Learning should have context

Pembelajaran akan bermakna jika peserta didik dapat menerapkan


materi yang telah diajarkan di sekolahnya dalam menyelsaikan berbagai
macam permasalahan di lingkungan masyarakatnya. Tugas guru ialah
mampu menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran
agar peserta didik dapat menghubungkan antara yang telah dipelajari
dengan berbagai macam persoalan yang ada di masyarakat.

d. Schools should be integrated with Society

Sekolah harus mampu memfasilitasi peserta didik dengan


keterlibatan dalam lingkungan sosialnya. Peserta didik dapat dilibatkan
dalam program pengembangan yang ada di masyarakat sehingga suatu
saat nanti, peserta didik tidak merasa malu dan enggan dalam terjun ke
lingkungan sosialnya. Bahkan, dengan pembelajaran abad 21 ini yang
memiliki ciri mudah mengakses segala informasi yang ada di dunia
dengan internet, maka peserta didik pun mampu menjangkau lapisan
masyarakat yang tidak hanya dari dalam negeri tetapi luar negeri pun
bisa.

B. Kurikulum 2013

Dari keempat prinsip pembelajaran abad 21 tersebut, maka erat


kaitannya dengan tujuan kurikulum 2013, yang secara khusus dapat
diuraikan sebagain berikut :

1. Meningkatkan mutu pendidikan dnegan menyeimbangkan soft skill dan


hard skills melaluin kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang. 2.
2. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,
kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara
Indonesia.
3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaokan materi dan
menyampaikan administrasi mengajar.

4. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga


masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan
kulitas dalam pelaksaanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

5. Meningkatkan persaingan sehat antar satuan pendidik tentang kualitas


pendidikan yang akan dicapai.1

Dalam orientasi pembelajaran pun sudah berubah, yaitu : dari


belajar terminal ke belajar sepanjang hayat, dari belajar terfokus
penguasaan pengetahuan ke belajar holistik, dari citra hubungan guru
siswa yang konfrotatif ke citra hubungan kemitraan, dari pengajar yang
menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan
keseimbangan fokus pendidikan nilai, dari kampanye melawan buta
aksara ke kampanye melawan buat teknologi, budaya, dan komputer, dari
penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja,dan dari
konsentrasi ekslusif pada orientasi kerja sama.

C. Prinsip Pendidikan Abad 21 dalam Kurikulum 2013

Dari perubahan orientasi yang telah dipaparkan, maka terdapat 3


konsep pendidikan abad 21 yang telah diadaptasi oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan
kurikulum baru untuk tiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ketiga
konsep itu ialah Ketrampilan dan Pengetahuan Abad 21, Pendekatan
Saintifik,dan Penilaian Autentik. Tiga konsep ini dikembagnkan untuk
mengatasi masalah pendidikan terutama dalam kawasan Asia yang masih

1
Kosasih,E.Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama
Widya.2014,hlm,67
rendah. Program ini pun untuk mempersiapkan negara kita menjadi
Indonesia Kreatif di tahun 2045. Adaptasi ini dilakukan untuk mencapai
kesesuaian konsep dengan kapasitas peserta didik dan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan. Ketga konsep tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :

1. Keterampilan dan Pengetahuan Abad 21

Dalam skema ini menyajikan pendidikan yang berorientasi terhadap


3 aspek, yaitu keterampilan hidup dan berkarir, keterampilan belajar dan
berinovasi, serta keterampilan teknologi dan media informasi.

a. Keterampilan Hidup dan Berkarir, meliputi :

- Fleksibelitas dan adaptabilitas; Peserta didik memiliki kemampuan


mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan
dalam kelompok.

-Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri; Peserta didik memiliki
kemampuian mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan
menjadi peserta didik yang dapat mengatur diri sendiri.

-Interaksi sosial dan antar –budaya;Peserta didik memiliki kemampuan


berinteraksi dan mampu bekerja sama dengan latar tiap orang yang
beragam.

-Produktivitras dan akuntabilitas; Pesertta didik mampu untuk


menciptakan sebuah produk serta mampu mengelola produk tersebut.

-Kepemimpinan dan Tanggung Jawab; Peserta didik mampu menjadi


pemimpin yang baik serta bertanggung jawab bagi teman-temannya
bahkan kepada masyarakat luas.

b.Keterampilan belajar dan berinovasi, meliputi :

-Berpikir kritis dan mengatasi masalah; Peserta didik mampu


menyelesaikan masalah dalam berbagai metode sehingga mampu
membuat keputusan, serta menelaah kembali pengettahuan yang mereka
dapatkan sehingga mampu berpikir secara induktif dan deduktif untuk
berbagai situasi dan kondisi.

-Komunikasi dan Kolaborasi; Peserta didik dapat menggunakan


penggunaan bahasa yang baik dan benar sehingga mempermudah dalam
proses berkomunikasi antar individu lain dan dapat bekerja sama secara
nyaman.

-Kreativitas dan Inovasi; Peserta didik dapat menciptakan sebuah ide


yang meiliki originalitas tersendiri dan mampu mencitpatak sebuah
perubahan umtuk masyarakat luas ke arah lebih baik.

c. Keterampila Teknologi dan Media, meliputi :

-Literasi informasi;Peserta didik mampu mengakses segala informasi


secara efektif dan efisien lalu dapat mengevaluasi informasi yang akan
digunakan secara kritis dan kompeten, serta mampu mengelola dan
menggunakan sebuah informasi untuk menyelesaikan masalah secara
efektif dan efisien.

-Literasi Media; Peserta didik dapat memilih media yang tepat dalam
menyelesaikanmasalah dengan meninjau media tersebut dari berbagai
aspek.

--Literasi ICT; Peserta didik dapat mengelola dan menciptakan media apa
saja yang dapat digunakan dalam berkomunikasi.

2. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik ini diadaptasi dari konsep Inovator’s DNA


(Dyer.et al.,2009).Pendekatan saintifik ini digunakan dalam pembelajaran
yang dikemas menjadi tahapan : mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
saintifik ini digunakan dalam pendeketan pembelajaran kurikulum 2013.
Hal ini dikarenakan pembelajaran dalam kurikulum 2013 (kurtilas) sangat
mendukung kreativitas dan pendekatan saintifik ini cocok digunakan
dalam kurtilas ini.

Berikut tabel Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran 2

Langkah Kegiatan Belajar Kompetensi yang


Pembelajaran Dikembangkan

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat Melatih kesungguhan,


(dengan atau tanpa alat) ketelituan, mencari
informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi Mengembangkan


yang tidak dipahamidari apa yang diamati kreativitas, rasa ingin
atau pertanyaan untuk mendapatkan tahu, kemampuan
informasi tambahan tentang apa yang merumuskan pertanyaan
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual untuk membentuk pikiran
sampai ke pertanyaan yang bersifat kritis yang perlu utuk
hipotetik). hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.

Mengumpulkan Melakukan eksperimen membaca sumber Mengembangkan sikap


informasi/ekspe lain selain buku teks mengamati objek / teliti, jujur , sopan,
rimen kejadian / aktivitas wawancara dengan menghargai pendapat
narasumber. orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara
yang dipelajari,
mengembangkan

2
Abdullah, Ruwiah Buhungo. Implementasi dan Pengembangan Kurikulum
2013 pada Madrasa Aliyah.Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam,2015,3,hlm.105-113.
kebiaaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasik Mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap


an/Mengolah dikumpulkan baik terbatas dari hasil jujur, teliti, disiplin, taat
Informasi kegiatan mengumpulkan aytau eksperimen aturan, kerja keras,
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kemampuan menerapkan
kegiatan mengumpulkan informasi. prosedur dan
Pengolahan informasi yang dikumpulkan kemampuan berpikir
dari yang bersifat menambah keluasan dan induktif serta deduktif
kedalaman sampai kepada pengolahan dalam menyimpulkan.
informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.

Mengkomunika Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap


sikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis jujur, teliti, tolerasi,
secara lisan, tertulis, atau media lainnya. kemampuan berpikir
sistematis,
emngungkapkan
pendapat singkat dan
jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.

3. Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara


signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Penilaian autentik ini digunakan dalam penilaian di
kurikulum 2013.Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian.
Pertama,pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan
di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan
keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses
yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

Ada beragam alat penilaian autentik yang ditujukan untuk


meningkatkan dan membuat belajar menjadi lebih relevan yaitu bermain
peran dan drama, peta konsep, portofolio, jurnal refleksi, memanfaatkan
sumber informasi,kerja kelompok yang tiap anggotanya memberikan
kontribusi desain dan membangun model. Penilaian autentik menyediakan
pengukuran untuk pertumbuhan akademik peserta didik sepanjang waktu
dan dapat menangkap kedalaman dan pemahaman belajar peserta didik
sebenarnya. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran autentik, guru
harus mengetahui cara menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik,
guru harus mampu menjadi seseorang yang kreatif untuk
mengembangkan proses belajar peserta didik dengan mencari
pengetahuan dari luar sekolah, mampu mengasimilasikan pengetahuan
peserta didik, serta mengetahui cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya yang memadai
bagi peserta didik untuk mengakuisisi pengetahuan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penilaian


porotofolio, diantaranya : karya peserta didik yang dinilai ialah benar-
benar hasil karyanya sendiri; saling menaruh pepercayaan antara guru
dan peserta didik; saling memerlukan dan saling membantu sehingga
proses pendidikan berlangsung dengan baik; kerahasiaan hasil informasi
berupa perkembangan peserta didkk dijaga dengan baik dan tidak
disampaikan kepada pihak yang tidak berkepentingan;hasil kerja portofolio
sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan
peserta didik untuk lebih meningkatkan diri serta sesuai dengan
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum; dan penilaian porotofolio
menerapkan prinsip proses dan hasil, menilai proses yang diperoleh dari
catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik dan penilaian ini tidak
dapat dipisahkan dari proses pembelajaran.

Teknik penilaian porotofolio didalam kelas memerlukan langkah-


langkah berikut :Menjelaskan kepada peserta didik bahwa penilaian
autentik bukan saja hanya untuk dinilai oleh guru,melainkan sebagia
kemampuan peserta didik untuk meihat kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Dalam proses penilaian ini katrena membutuhkan waktu yang
lama. Guru dapat merundingkan sampel portofolio bersama peserta
didik;Mengumpulkan hasil karya peserta didik dalam satu folder yang
dapat disimpan di rumah atau disekolah;Memberikan sebuah tanggal atas
pembuatan karya sehingga terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu; Mendiskusikan cara penilaian porotofolio dengan peserta didik
;Minta penilaian kepada peserta didi terhadap karyanya sendiri dan jika
nilainya belum memuaskan, maka guru akan memberikan tambahan
waktu untuk memperbaikinya;Bila perlu ada waktu untuk membahas
portofolio dan mengundang orangtua peserta didik untuk diberikan
penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio, sehingga orang tua
dapat membantu dan memotivasi anaknya.3

Berikut ini jenis-jenis penilaian autentik :

a. Penilaian Kinerja

Penilaian yang melibatkan kinerja dan aktivitas peserta didik,


terutama dalam proses dan aspek-aspek yang dinilai. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penilaian kinerja ialah : Langkah-langkah
kegiatan;kelengkapan dan ketetapan aspek yang dinilai, kemampuan
khusus yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas, kemampuan yang

3
Abdullah, Ridwan Sani. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013.Jakarta : PT. Bumi Aksara.2014,hlm. 67
dinilai tidak terlalu banyak, kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan yang akan diamati.

b. Penilaian Performance

Penilaian performance adalah suatu penilaian untuk mengetahui


sikap siswa terhadap proses pembelajaran. Penilaian ini didasarkan pada
kegiatan observasi dan evaluasi terhadap proses dimana suatu
keterampilan, sikap, dan produk ditujukkan oleh siswa. Sikap yang dinilai
ialah : Sikap terhadap materi pelaran, guru atau warga sekolah, proses
pembelajaran,berkaitan dengan nilai norma ynag berhubungan dengan
suatu materi pelajaran dan sikap yang berkaitan dengan kompetensi
afektif lintas kurikyulum yang relevan dengan mata pelajaran.

c. Penilaian Proyek

Penilaian berdasarkan tugas yang harus diselesaikan dalam


periode atau wkatu tertentu. Tugas tersebut berupa perencenaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian produk.
Penilaian yang diperhatikan berupa : kemampuan pengelolaan peserta
didik dalam memilih topik serta pengelolaan waktu mengumpulkan
laporan; kesesuaian dengan mata pelajaran yang mempertimbangkan
tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman;dan keaslian proyek
yang dikumpulkan benar-benar hasil kerja dari peserta didik.

d. Penilaian Portofolio

Merupakan kumpulan hasil belajar peserta didik yang


menunjukkan usaha perkembangan prestasi peserta didik dari waktu ke
waktu. Portofolio ini digunakan untuk mengumpulkan semua dokumen
yang telah dipelajari baik di kelas maupun di luar kelas.

Keuntungan dari Penilaian Portofolio :


1). Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan
intelektual peserta didik dari waktu ke waktu.

2). Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi peserta


didik.

3). Mampu memfokuskan pada kepentingan dan proses kemampuan


belajar-mengajar serta menginformasikan pengajaran praktis tentang
kelebihan dan kekurangan peserta didik

Hal yang paling menarik dalam penilaian portofolio :

1).Adanya kerjasama yang terpadu antara peserta didik dengan peserta


didik lain maupun antara peserta didik dengan guru.

2). Peserta didik dapat memperbaiki dan menyempurnakan evidence


mereka.

3). Peserta didik memiliki kebanggaan dapat mempublikasikan dan


memamerkan evidence mereka.

4).Peserta didik memahami dan menggunakan standar yaitu kompetensi


dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum untuk menilai evidence
mereka baik perorangan maupun kelompok.

e. Evaluasi Diri Sendiri

Merupakan teknik atau metode penilaian dimana peserta didik


diminta untuk menilai dirinya sendiri yang berkaitan dengan staus, proses,
dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang dipelajarinya dari suatu
mata pelajaran tertentu.Penilaian diri terdiri dari penilaian langsung dan
spesifik, penilaian tidak langsung dan holistik,serta penilaian sosio-afektif.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Abdullah, Ruwiah Buhungo.2015. Implementasi dan Pengembangan


Kurikulum 2013 pada Madrasa Aliyah.Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam,3,105-113.

Afandi, Junanto Tulus dan Afriani, Rachmi. 2016. Implementasi Digital-


Age Literacy dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia.Seminar
Nasional Pendidikan SAINS,114-120.

Daryanto dan Karim, Syaiful. 2017.Pembelajaran Abad 21.Yogyakarta


:GavaMedia.

Hamalik, Oemar. 2003. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya.
Hidayah, Ratna, SALIMI, Mohammad.2017. Critical Thinking Skill :
Konsep Dan Indikator Penilaian. Jurnal Taman Cendekia,01,127-
133.

Indriani, Fitri.2015.Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam


Mengelola Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013
Pada Pengajaran Micro Di Pgsd Uas Yogyakarta.Profesi Pendi-
dikan Dasar, 2, 87-94.

Kosasih,E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama


Widya.

Marno dan Idris, Muhammad. 2010.Strategi, Metode, dan Teknik


Mengajar. Jakarta : Ar-Ruzz Media.

Nana Syaodih S.1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.


Bandung : Remaja Rosdakarya.
Prasetya Irawan. 1997. Mengajar di PT, Bagian Tiga PAA. Jakarta : PAU-
Dirjen Dikti Depdikbud.
Richardo,Rino. 2016. Program Guru Pembelajar : Upaya
Meningkatkan Profesionalisme Guru Di Abad 21.Prosiding Semi-
nar Matematika dan Pendidikan Matematika, hal. 777-785.

Sobri, Ahmad Yusuf dan Sulistya, Elwien Ningrum.2015.Implementasi


Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.24,564-71.

Stamboel, Conny Semiawan.1982. Prinsip dan Teknik Pengukuran dan


Penilaian di dalam Dunia Pendidikan. Jakarta : Mutiara.
Sudjana.1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syarif, Mohammad Sumantri.2015. Stretegi Pembelajaran : Teori dan
Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar.Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Yuni,Etiska Wijaya. 2016. Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai


Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era
Global.Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
2016,1,263-278.

Anda mungkin juga menyukai