Anda di halaman 1dari 9

Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Repeat Purchase Dengan Customer

Satisfaction Sebagai Mediating Variable Di De Mandailing Cafe UC Boulevard


Surabaya.
Anneke Wijaya dan Dr.Hartono Subagio, S.E., M.M.
Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail : m36410073@john.petra.ac.id ; hartono@peter.petra.ac.id

Abstract - The purpose of this research study is melalui tampilan interior, eksterior, suasana dan
to know about influence of experiential marketing faktor intangible lainnya. Pengalaman positif yang
to reapeat purchase directly and experiential dirasakan konsumen serta kebutuhan konsumen
marketing to repeaet purchase mediated by yang terpenuhi, maka tidak menutup kemungkinan
customer satisfaction of De Mandailing Café UC untuk konsumen terus melakukan pembelian ulang.
Boulevard Surabaya. The type of this research is Terjadinya pembelian ulang bergantung pada
causal research. This research samples takes bagaimana cara pemasar membentuk pengalaman
among peoples who have consumed food and konsumen dan mengembangkan konsep sesuai
beverage at De Mandailing Cafe. The sampling dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
technique are using purposive sampling. The
analysis technique is using structural equation Rumusan Masalah
model (SEM). The result of this research shows that a. Apakah komponen / variabel experiential
experiential marketing has a significant effect on marketing mempengaruhi customer satisfactiondi
repeat purchase directl and partially customer De Mandailing café ?
satisfaction mediated experiential marketing on b. Apakah customer satisfaction mempengaruhi
customer loyalty significantly. repeat purchase konsumen De Mandailing café ?
c. Apakah komponen / variabel experiential
Keywords – experiential marketing, customer marketing mempengaruhi repeat purchase
satisfaction and repeat purchase. konsumen De Mandailing café ?

I. PENDAHULUAN Tujuan Penelitian


Setiap tahun jumlah restoran dan kafe terus a. Untuk mengetahui apakah komponen/variabel
meningkat sehingga timbul persaingan yang ketat. experiential marketing mempengaruhi customer
satisfaction di De Mandailing Café.
Jumlah b. Untuk mengetahui apakah customer satisfaction
Tahun Restoran/Rumah Pertumbuhan (%) mempengaruhi repeat purchase konsumen
makan DeMandailing Café.
2007 1.615 c. Untuk mengetahui apakah komponen/variabel
2008 2.235 38,39 experiential marketing mempengaruhi repeat
purchase konsumen DeMandailing Café.
2009 2.704 20,98
2010 2.916 7,84 II. URAIAN PENELITIAN
A. Restoran
Semakin banyak juga tantangan yang harus Restoran berasal dari bahasa Prancis, yaitu
dihadapi untuk menjalankan bisnis tersebut. Saat ini restaurer. Sedangkan, dalam bahasa Inggris kata
cukup banyak pebisnis restoran maupun kafe restoran menjadi restaurant yang artinya adalah
menggunakan strategi experiential marketing, rumah makan atau tempat makan. Menurut Marsum
sehingga berbagai konsep experience terus (2005), restoran adalah tempat atau bangunan yang
berkembang dan mengakibatkan munculnya diorganisasi secara komersial, yaitu
berbagai tantangan dalam menjalankan bisnis menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada
tersebut, seperti bagaimana membuat konsumen semua konsumennya baik berupa makanan atau
merasa lebih tertarik dengan experience yang minuman. Restoran ada yang berada dalam suatu
ditawarkan oleh owner. Seperti yang dirasakan oleh hotel, kantor, pusat perbelanjaan dan berdiri sendiri
owner dari De Mandailing Cafe, maka owner ingin di luar bangunan itu. Suarthana (2006) juga
mengidentifikasi apakah bisnisnya dengan mengemukakan bahwa restoran adalah tempat
experience yang diberikan telah maksimal atau usaha yang komersial yang ruang lingkup
belum maksimal. kegiatannya menyediakan pelayanan makanan dan
Dalam hal bisnis restoran dan kafe, minuman untuk umum di tempat usahanya (p. 23).
pengalaman yang mengesankan dapat diberikan Sedangan menurut Sihite (2000) restoran adalah

1
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 2

suatu tempat dimana seseorang yang datang Sense adalah tipe experience yang merupakan
menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan aspek-aspek berwujud dan dapat dirasakan dari
untuk menikmati makanan, baik pagi, siang, ataupu suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima
malam sesuai dengan jam bukanya dan oleh tamu panca indera manusia, meliputi pandangan, suara,
yang menikmati hidangan itu harus membayar bau, rasa dan sentuhan yang akan muncul melalui
dengan harga yang ditetukan sesuai daftar yang produk atau jasa untuk menciptakan pengalaman.
disediakan di restoran itu (p. 16). Schmittmenyatakan bahwa penggunaan dari ilmu-
ilmu keindahan atau seni untuk menstimulasi indera
B. Experiential Marketing pelanggan dipertimbangkan sebagai strategi yang
Experiential Marketing pertama kali baik untuk menciptakan identitas suatu produk.
dikemukakan oleh Bernd H. Schmitt pada tahun Untuk itu, sangat penting bagi suatu perusahaan
1999 melalui bukunya yang berjudul Experiential untuk menerapkan konsep dari keindahan pada
Marketing: How To Get Customer To Sense, Feel, desain produk mereka, seperti pada kemasan dan
Think, Act and Relate To Your Company and pengiriman pesan mereka. Schmitt juga
Brand. Experiential marketing merupakan mengatakan bahwa sense marketing mampu
merupakan upaya pengembangan konsep membedakan perusahaan dan produk, merangsang
pemasaran dalam menghadapi perubahan yang pengalaman indera pelanggan dan mengirimkan
terjadi dipasar. McCole berpendapat bahwa nilai-nilai kepada pelanggan jika dijalankan dengan
experiential maketing berusaha melibatkan baik. Kunci sukses dari sense experience adalah
pelanggan secara emosional dan psikologikal ketika dengan memastikan konsistensi dan menciptakan
mengkonsumsi produk yang ditawarkan pemasar perbedaan.
(dalam Adhi Hendra Baskara, 2006, p. 35). 2. Feel
Experiential marketing merupakan salah satu Feel adalah suatu perhatian-perhatian kecil yang
bentuk perkembangan pemasaran yang diharapkan ditujukan pada konsumen dengan tujuan untuk
dapat menjembatani antara dunia akademis dan menyentuh emosi pelanggan secara luar biasa
praktek. Inti dari Experiential Marketing adalah (Kartajaya, 2004: p. 164). Schmitt berpendapat
membangun hubungan yang langgeng dengan bahwa Feel marketing ditujukan terhadap perasaan
pelanggan. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi
yang dikemukakan Schmitt (1999) yang pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang
menyatakan bahwa demi mendekati, mendapatkan lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap
dan mempertahankan konsumen loyal, produsen kesenangan dan kebanggaan. Feel marketing timbul
melalui produknya perlu menghadirkan sebagai hasil kontak dan interaksi yang
pengalaman-pengalaman yang unik, positif dan berkembang sepanjang waktu, di mana dapat
mengesankan kepada konsumen.Ini dilakukan melalui perasaan dan emosi yang
Menurut Shaz Smilansky (2009, p. 5), ditimbulkan. Feel marketing merupakan bagian
experiential marketing adalah proses yang sangat penting dalam strategi experiential
mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan marketing, feel dapat dilakukan dengan service dan
pelanggan dan aspirasi yang menguntungkan, layanan yang bagus serta keramahan pelayanan.
melibatkan dengan menggunakan komunikasi dua 3. Think
arah sehingga memberikan kepribadian terhadap Think merupakan tipe experience yang bertujuan
brand tersebut untuk bisa hidup dan menjadi nilai untuk menciptakan kognitif. Perusahaan berusaha
tambah (added value) kepada target pelanggan. untuk menantang konsumen dengan cara
Konsep yang ada dalam experiential marketing memberikan problem solving experiences
sebenarnya sesuai dengan konsep relationship mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara
marketing yang baru-baru ini juga mulai kognitif dan kreatif dengan perusahaan atau produk.
diterapkan. Relationship marketing ini merupakan Ada beberapa prinsip yang terkandung dalam think
implementasi strategi bisnis dan strategi pemasaran. experience yaitu:
Saat ini, tiap perusahaan berusaha membangun a. Surprise, merupakan dasar penting dalam
hubungan dan perhatian yang lebih konstruktif memikat konsumen untuk berpikir kreatif. Di
dengan pelanggan untuk memperluas kesusksesan mana surprise timbul sebagai akibat jika
pemasaran jangka panjang jika dibandingkan konsumen merasa mendapatkan sesuatu
dengan hanya mengejar perhatian masyarakat melebihi dari apa yang diinginkan atau
dalam skala yang lebih luas. Hal tersebut sekaligus diharapkan sehingga timbul satisfaction.
akan menjadi suatu barrier bagi perusahaan lain b. Intrigue, merupakan pemikiran yang
untuk memasuki bisnis tersebut. tergantung tingkat pengetahuan, hal yang
Berikut adalah alat ukur dari Experiential menarik konsumen, atau pengalaman yang
Marketing seperti yang dijabarkan oleh Schmitt sebelumnya pernah dialami oleh masing-
(1999, p.63): masing individu.
1. Sense
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 3

c. Rovocation, sifatnya menciptakan suatu barang atau jasa memberikan tingkat pemenuhan
kontroversi atau kejutan baik yang berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan,
menyenangkan maupun yang kurang berkenan. termasuk tingkat under-fulfillment dan over-
4. Act fulfillment.
Merupakan tipe experince yang bertujuan untuk Adapun menurut Dutka (2007, p.41), atribut-
mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi atribut pembentuk kepuasaan secara universal ialah:
dengan konsumen. Act adalah tindakan yang 1. Attibutes Related to Products:
berhubungan dengan keseluruhan individu (pikiran a. Value Price Relationship : hubungan
dan tubuh) untuk meningkatkan hidup dan gaya antara harga yang ditetapkan oleh badan
hidupnya. Di mana gaya hidup sendiri merupakan usaha yang dibayar oleh pelanggan dengan
pola perilaku individu dalam hidup yang nilai yang diperoleh konsumen apabila
direfleksikan dalam tindakan, minat dan pendapat. nilai yang di peroleh konsumen melebihi
Act experience yang berupa gaya hidup dapat apa yang dibayar, maka suatu dasar yang
diterapkan dengan menggunakan trend yang sedang penting dari kepuasan telah tercipta.
berlangsung atau mendorong terciptanya trend b. Product Quality : merupakan penilaian
budaya baru. Pesan-pesan yang memotivasi, dari mutu produk-produk yang dihasilkan
menginspirasi dan bersifat spontan dapat suatu badan usaha.
menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal c. Product Benefit : merupakan atribut atau
dengan cara yang berbeda dan mencoba dengan keuntungan dari produk-produk yang
cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik. berarti bagi para konsumen.
Act marketing adalah salah satu cara untuk d. Product Features : ciri – ciri tertentu yang
membentuk persepsi konsumen terhadap produk dimiliki oleh produk – produk badan usaha
dan jasa yang bersangkutan. yang membedakannya dengan produk
5. Relate yang ditawarkan oleh para pesaingnya.
Relate Marketing adalah salah satu cara e. Product Design : merupakan proses untuk
membentuk atau menciptakan komunitas pelanggan merancang bentuk dan fungsi utama
dengan komunikasi (Kartajaya, 2004: p. 175). produk.
Relate marketing menggabungkan aspek sense, feel, f. Product Reliability and Consistency :
think dan act dengan maksud untuk mengkaitkan merupakan pengukuran adanya
individu dengan apa yang diluar dirinya dan di kemungkinan suatu produk akan rusak
implementasikan hubungan antara people and other atau tidak berfungsi dalam periode waktu
social group sehingga mereka bisa merasa bangga tertentu.
dan diterima. Inti dari relate marketing adalah g. Range of Product or Service : merupakan
mengajak orang untuk bersosialisasi,berhubungan banyaknya jenis produk atau layanan yang
atau mempunyai ikatan dengan orang lain ditawarkan oleh suatu badan usaha.
ataukelompok sosial lain bahkan dengan 2. Attributes Related to Service :
kebudayaannya secarakeseluruhan melalui media a. Guarantee atau Warranty : Jaminan yang
produk tersebut. Tujuan dari relate experience diberikan oleh suatu badan usaha terhadap
adalah menghubungkan konsumen tersebut dengan produk yang dihasilkan dimana produk
budaya dan lingkungan sosial yang dicerminkan tersebut dapat dikembalikan bila kinerja
oleh merek suatu produk. produk tersebut tidak memuaskan.
b. Delivery : Menunjukkan kecepatan dan
C. Customer Satisfaction ketepatan dari proses pengiriman produk
Definisi kepuasan pelanggan menurut Gerson dan jasa yang diberikan badan usaha
(2004, p. 3) adalah “persepsi pelanggan bahwa kepada konsumennya.
harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. c. Complaint Handling : Merupakan sikap
Definisi lain menurut Kotler dan Keller (2009, p. badan usaha dalam mananggapi keluhan –
164), “Satisfaction is a person’s feelings of keluhan yang disampaikan konsumen.
pleasure or disappointment that result from d. Resolution of Problems : Kemampuan
comparing a product’s perceived performance (or badan usaha untuk membantu
outcome) to their expectations”. Dimana memecahkan masalah yang dihadapi para
menurutnya kepuasan didefinisikan sebagai konsumennya.
perasaan yang puas atau kecewa yang dirasakan 3. Attributes Related to Purchases :
oleh pelanggan yang dihasilkan dari a. Communication : penyampaian informasi
membandingkan performa/kinerja sebuah produk yang dilakukan oleh badan usaha kepada
yang diterima dengan ekspektasi pelanggan. Jika konsumennya.
tidak memenuhi atau bahkan tidak melebihi b. Courtesy : kesopanan, rasa hormat,
ekspektasi, maka pelanggan tidak akan puas. perhatian, dan keramah – tamahan yang
Menurut Oliver (dalam Tjiptono & Chandra, 2005) diberikan oleh badan usaha dalam
kepuasan konsumen adalah penilaian bahwa fitur melayani konsumennya.
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 4

c. Ease of Convenience Acquisition : III. METODE PENELITIAN


kemudahan atau kenyamanan bagi A. Populasi dan Sampel
konsumen terutama dalam hal biaya dan Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen
layanan – layanan yang berkaitan dengan De Mandailing Café di Universitas Ciputra
hal tersebut. Boulevard Surabaya yang pernah membeli dan
d. Company Reputation : merupakan reputasi mengkonsumsi produk, mendapatkan pelayanan
yang dimiliki badan usaha yang dapat dan merasakan suasana di De Mandailing Café.
mempengaruhi pandangan konsumen Karakteristik populasi yang akan diteliti antara lain
terhadap badan usaha tersebut. : konsumen yang minimal 2 kali menkonsumsi De
e. Company Competence : merupakan Mandailing Café. Dari hasil perhitungan sampel
kemampuan dan pengetahuan dari badan yang diambil minimal 120 responden, namun
usaha untuk mewujudkan keinginan peneliti memutuskan untuk mengambil 200
konsumennya. responden. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling.
D. Repeat Purchase
Pembelian ulang merupakan perilaku yang B. Definisi Operasional Variabel
muncul sebagai respon terhadap obyek yang Definisi operasional dari variabel-variabel
menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :
pembelian ulang. Menurut Suryani (2008, p. 131) 1. Variabel Eksogen (X)
melakukan pembelian secara teratur adalah X.1Sense
pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu Sense digunakan untuk menciptakan pengalaman
produk sebanyak dua kali atau lebih. Pembelian melalui panca indera manusia yang meliputi
yang dilakukan oleh konsumen, menurut Schiffman penglihatan, suara, bau, rasa dan sentuhan. Diukur
Kanuk dalam Suwandi (2007, p. 3) terdiri dari dua dari:
tipe, yaitu pembelian percobaan dan pembelian a. Desain interior dan eksterior kafe
ulang. Pembelian percobaan merupakan tahap b. Pencahayaan dan suara (lagu) di dalam kafe
penyelidikan dari perilaku pembelian dimana c. Rasa dan aroma makanan dan minuman
pelanggan berusaha mengevaluasi produk dengan d. Desain dan kelengkapan peralatan makan
langsung mencoba. Jika suatu produk dibeli dengan X.2Feel
percobaan ternyata memuaskan atau lebih Feel digunakan untuk menciptakan pengalaman
memuaskan dari merek sebelumnya, maka dengan menyentuh emosi pelanggan . Diukur dari:
pelangganberkeinginan untuk membeli ulang. Tipe a. Keramahan karyawan
pembelian semacam ini disebut pembelian ulang. b. Kecepatan dalam penyajian makanan dan
Hal ini diperkuat lagi dengan Ndubisi dan Moi minuman
(2005) mengatakan bahwa pembelian ulang c. Kenyamanan dalam kafe
bervariasi tergantung pada tingkat ketahanan suatu d. Karyawan De Mandailin Café tanggap ketika
produk. saya menanyakan informasi
X.3Think
E. Kerangka Pemikiran Think digunakan untuk menciptakan pengalaman
melalui rangsangan kreatifitas dan secara rasional.
CUSTOMER
Diukur dari:
SATISFACTION(Y1 a. Karyawan menawarkan produk baru atau
)
produk yang paling favourite
b. Kesesuaian harga dengan produk
c. Inovasi produk dan promosi penjualan
X.4Act
EXPERIENTIAL REPEAT
MARKETING (X) PURCHASE (Y2) Act digunakan untuk menciptakan pengalaman
yang berkaitan dengan gaya hidup , image dan
interaksi dengan konsumen. Diukur dari:
a. Reputasi kafe
H1 : Diduga Experiential Marketing(X1) b. Image kafe terhadap prestige
berpengaruh signifikan terhadap Customer c. Pelayanan sesuai kebutuhan
Satisfaction(Y1) di De Mandailing café. d. Adanya pelayanan tambahan
H2 : Diduga Customer Satisfaction(Y1) X.5Relate
berpengaruh signifikan terhadap Repeat Relate Marketing digunakan untuk menciptakan
Purchase(Y2) di De Mandailing café. pengalaman yang berkaitan dengan hubungan
H3 : Diduga Experiential marketing(X1) sosial. Diukur dari:
berpengaruh signifikan terhadap Repeat a. Konsumen mendapat rekomendasi dari
Purchase(Y2) di De Mandailing café. konsumen lain
b. Menceritakan pengalaman/memberi
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 5

rekomendasi kepada orang lain D. Pengukuran Structural Equation Modeling


(SEM)
2. Mediating Variable(Y1) Uji kecocokan dalam SEM dilakukan
Y1.1 Attributes Related to Product yaitu apa saja untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau
yang baik yang berwujud maupun yang tidak Goodness of Fit (GOF) antara data dan model.
berwujud yang didalamnya sudah termasuk Langkah uji kecocokan ini merupakan langkah
pelayanan yang diberikan yang dapat digunakan yang Structural Equation Modeling (SEM),
atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan merupakan suatu teknik modeling yang banyak
keinginan dan kebutuhan. Diukur dari: mengundang perdebatan dan kontraversi.
a. Jenis makanan dan minuman yang Evaluasi terhadap GOF dilakukan melalui
ditawarkan De Mandailing Café beragam beberapa tingkatan, yaitu: kecocokan
b. Makanan dan minuman di De Mandailing keseluruhan model, kecocokan model
Café rasanya enak pengukuran, dan kecocokan model struktural.
Y1.2 Attributes Related to Service, yaitu atribut Ukuran GOF serta tingkat penerimaan
kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan kecocokan yang berhasil dikompilasi dari
pemberian pelayanan pasca pembelian. Ini beberapa penulis, seperti berikut:
dikarenakan konsumen akan melakukan evaluasi 1. Statistik Chi-square (x2) makin kecil makin
setelah membeli dan mengkonsumsi. Diukur dari: baik (p > 0,05) artinya model makin baik,
a. Pelayanan yang memuaskan alat ini merupakan alat uji yang paling
b. Pihak café ramah dan sopan terhadap fundamental untuk mengukur overall fit, dan
konsumen sangat sensitif terhadap jumlah Statistik Chi-
Y1.3 Attributes Related to Purchase, yaitu atribut Square (x2) makin kecil makin baik (p >
pemuasan konsumen yang berkaitan dengan 0,05) artinya model makin baik: alat ini
pemberian pelayanan pada saat pembelian dan merupakan alat uji yang paling fundamental
sebelum pembelian. Diukur dari: untuk mengukur overall fit, dan sangat
a. Informasi yang sesuai antara menu yang sensitif terhadap jumlah sampel, sehingga
dipesan dengan bill penggunaan chi-square (x2) hanya sesuai
b. Kemudahan transaksi pembayaran yang jika sampel berukuran 100 sampai dengan
diberikan 200.
2. RMSEA (The Root Mean Square Error of
3. Variabel Variabel Endogen (Y2) Approximation), adalah sebuah indeks yang
Variabel endogen dalam penelitian ini adalah dapat digunakan untuk mengkonpensasi
repeat purchase yangmerupakan feedback dari statistik chi-square (x2), nilai makin kecil
responden yang diukur melalui keinginan untuk makin baik (≤ 0,08) merupakan indeks untuk
membeli dan mengkonsumsi produk De Mandailing dapat diterimanya model yang menunjukkan
Café. sebagai sebuah close fit dari model
berdasarkan derajat kebebasan.
C. Teknik Analisis Data 3. GFI (Goodness of Fit Index), merupakan
1. Analisis Structural Equation Model (SEM) indeks kesesuaian yang akan menghitung
Teknik analisis yang digunakan adalah proporsi tertimbang dari varians dalam
analisis Structural Equation Model (SEM) matriks kovarian sampel yang dijelaskan
dengan uji validitas dan reliabilitas sebagai oleh matriks kovarian populasi yang
berikut : terestimasikan. Nilai GFI berada antara 0,00
a. Confirmatory Factor Analysis (CFA) – 1,00; dengan nilai ≥ 0,90 merupakan
Alat analisis ini digunakan untuk menguji model yang baik (better fit).
sebuah measurement model. Tujuan dari 4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit), analog
analisis faktor konfirmatori ini adalah untuk dengan koefisien determinasi (R2) pada
mengetahui apakah indikator – indikator yang analisis regresi berganda. Indeks ini dapat
tersedia benar – benar dapat menjelaskan disesuaikan terhadap derajat bebas yang
sebuah variabel laten (kontruk). tersedia untuk menguji diterimanya model.
Tingkat penerimaan yang direkomendasi
b. Multiple Regression Analysis adalah bila AGFI ≥ 0,90.
Berbeda dengan CFA, alat analisis ini 5. CMIN/DF (The Minimum Sample
digunakan untuk menguji sebuah structural Discrepancy Function), umumnya
model. Tujuan dari analisis ini adaah untuk dilaporkan oleh peneliti sebagai salah satu
mengetahui apakah terdapat hubungan yang indikator mengukur tingkat fitnya sebuah
signifikan diantara variabel – variabel eksogen model. CMIN/DF tidak lain adalah statistik
dengan variabel endogen, dan kekuatan χ2 dibagi dengan df sehingga disebut χ2
hubungan. relatif. Nilai χ2 relatif ≤ 2,0 bahkan ≤ 3,0
adalah indikasi dari model fit dengan data.
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 6

6. TLI (Tucker Lewis Index), merupakan Standardized Regression Weight


Contruct
incremental index yang Indikator
Ketera Reliability
Keterangan
Estimate GFI
membandingkansebuah model yang diuji ngan

terhadap sebuah baseline model, dimana Related


sebuah model ≥0,95 dan nilai yang To 0.610 Valid
Purchase
mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
7. CFI (Comparative Fit Index), dimana bila Related
To 0.701 Valid 1.000 0.666 Reliabel
mendekati 1, mengindikasi tingkat fit yang Service
paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan
adalah CFI ≥ 0,95. Related
0.582
To Valid
(Santoso, 2012) Product

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Confirmatory Factor Analysis Berdasarkan table 2 di atas, dapat diketahui
bahwa ketiga indikator pada variabel Customer
Tabel 1 Satisfaction memiliki nilai standardized regression
Hasil CFA Experiental Marketing weight yang lebih besar dari 0.5 serta nilai
construct reliability sebesar 0.666. Meskipun nilai
Standardized Regression Weight
Contruct
construct reliability yang dihasilkan masih di
Indikator Keterangan
Estimate Keterangan GFI
Reliability bawah 0.7, namun nilai ini sudah cukup untuk
menjustifikasi sebuah hasil penelitian, karena sudah
Think 0.695 valid mendekati nilai batas reliabilitas yang diharapkan
(Ferdinand, 2005). Secara umum dapat dikatakan
Feel 0.672 valid bahwa indikator-indikator penyusun variabel
Customer Satisfaction dapat dikatakan telah
Act 0.665 valid 0.964 0.761 Reliabel
menunjukkan validitas dan reliabilitas yang cukup
baik.
Sense 0.562 valid

Relate 0.516 Valid


B. Full ModelStructural Modifications
Gambar 1
Struktural Model
Berdasarkan table 1 di atas, dapat diketahui Hasil uji goodness of fit pada structural model
bahwa indikator-indikator variabel Experiential modifikasi
Marketing memiliki nilai standardized regression
weight yang lebih besar dari 0.5 serta nilai
Goodness of fit index Cut-off value Hasil model Keterangan

Chi-Square 32.670 29.425 Baik

RMSEA  0.08 0.045 Baik

GFI  0.90 0.968 Baik

AGFI  0.90 0.932 Baik

Cmin/DF  2.00 1.401 Baik


Tabel 3
CFI  0.95 0.980 Baik
Pengujian Goodness of FitFull Model Structural
TLI  0.95 0.965 Baik
Modification

construct reliability sebesar 0.761 dengan kategori


reliabel, demikian pula dengan nilai GFI sebesar C. Uji Hipotesis
0.964. Hal ini menunjukkan bahwa indikator- Berikut merupakan hasil uji hipotesis yang
indikator penyusun variabel Experiential Marketing dihasilkan structural model modifikasi :
telah menunjukkan validitas dan reliabilitas yang Tabel 4
diharapkan. Uji Hipotesis

Tabel 2
Hasil CFA Customer Satisfaction
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 7

Hipotesis Estimate S.E. C.R. Signifikansi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
ketiga dapat diterima.
Exp. Cust.
H1  0.669 0.107 4.196 ***
Marketing Satisfaction

Cust. Repeat
H2
Satisfaction

Purchase
0.407 0.491 2.999 .003 V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
H3
Exp.
Marketing

Repeat
Purchase
0.348 0.300 2.806 .005 Berdasarkan analisa dan pembahasan yang
telah diuraikan oleh peneliti pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan akhir yang menjawab rumusan
Pengaruh antar variabel dikatakan bersifat masalah dan hipotesa untuk penelitian ini adalah
signifikan jika nilai probability lebih kecil dari nilai sebagai berikut :
α = 0,05. Sehingga diketahui bahwa berdasarkan 1. Jika dilihat dari hasil kuesioner yang
Tabel 9, terdapat hubungan yang signifikan antara didapatkan, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
variabel experiential marketing terhadap customer pengunjung adalah pelajar/ mahasiswa dengan
satisfaction terhadap repeat purchase, dan range usia 21-30 tahun yang minimal
experiential marketing terhadap repeat purchase. melakukan pembelian sebanyak 2 kali dan
hampir dari seluruh pengunjung tersebut
E. Pembahasan memilih untuk melakukan pembelian ulang
1. Experientiel Marketing Terhadap Customer setelah mendapatkan pengalaman yang berbeda
Satisfaction di De Mandailing Café UC Boulevard Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian dari Tabel 4 2. Nilai probability pengaruh experiential
diketahui bahwa experiential marketing memiliki marketing terhadap customer
hubungan yang signifikan terhadap customer satisfactionsangatlah kecil yaitu mendekati
satisfaction. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian 0.001 dan hasil tersebut kurang dari 0.05
responden terhadap experiential marketing akan (α=5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi tingkat customer satisfaction. experiential marketing berpengaruh signifikan
Experiential Marketing yang dirasakan terhadap customer satisfaction. Berdasarkan
konsumen semakin tinggi atau semakin baik, maka hasil ini hipotesis pertama penelitian (H1) yang
kepuasan pelanggan akan mengalami peningkatan menduga experiential marketing berpengaruh
yang nyata. Hasil penelitian ini menunjukkan signifikan terhadap customer satisfaction, dapat
bahwa hipotesis pertama penelitian dapat diterima. diterima dan terbukti kebenarannya.
3. Nilai probability pengaruh customer satisfaction
2. Customer Satisfaction Terhadap Repeat terhadap repeat purchase sebesar 0.003 yang
Purchase kurang dari 0.05 (α=5%), sehingga dapat
Berdasarkan hasil penelitian dari Tabel 4 disimpulkan bahwa customer satisfaction
diketahui bahwa customer satisfaction memiliki berpengaruh signifikan terhadap repeat
hubungan yang signifikan terhadap repeat purchase. Berdasarkan hasil ini hipotesis kedua
purchase. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian penelitian (H2) yang menduga customer
responden terhadap customer satisfaction akan satisfaction berpengaruh signifikan terhadap
mempengaruhi tingkat repeat purchase. Customer repeat purchase, dapat diterima dan terbukti
Satisfaction yang dirasakan konsumen semakin kebenarannya.
tinggi atau semakin baik, maka tingkat pembelian 4. Nilai probability pengaruh experiential
ulang dari konsumen De Mandailing Cafe akan marketing terhadap repeat purchase sebesar
mengalami peningkatan yang nyata. Hasil 0.009 yang kurang dari 0.05 (α=5%), sehingga
penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa experiential
penelitian dapat diterima. marketing berpengaruh signifikan terhadap
repeat purchase. Berdasarkan hasil ini hipotesis
3. Experientiel Marketing Terhadap Repeat ketiga penelitian (H3) yang menduga
Purchase experiential marketing berpengaruh signifikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Tabel 4 terhadap repeat purchase, dapat diterima dan
diketahui bahwa experientiel marketing memiliki terbukti kebenarannya.
hubungan yang signifikan terhadap repeat 5. Hasil kali nilai standardized regression weight
purchase. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian experiential marketing dan customer
responden terhadap experientiel marketing akan satisfaction adalah sebesar 0.272. Hasil ini
mempengaruhi tingkat repeat purchase. menunjukkan bahwa customer satisfaction
Experiential Marketing yang dirasakan konsumen memediasi pengaruh antara experiential
semakin tinggi atau semakin baik, maka tingkat marketing terhadap repeat purchase secara
pembelian ulang dari konsumen De Mandailing parsial karena tidak melebihi standardized
Cafe akan mengalami peningkatan yang nyata. regression weight experiential marketing
terhadap repeat purchase, yaitu sebesar 0.348.
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 8

6. Dalam memberikan pengaruh yang dominan memesan makanan dan minuman. De


dari variabel experiential marketing, dimensi Mandailing Café UC Boulevard Surabaya
feel adalah dimensi yangmemiliki kontribusi sebaiknya juga terus melakukan inovasi
paling besar atau memiliki pengaruh yang produk melalui ide-ide baru dan kreatif dari
dominan terhadap repeat purchase. Dan dari konsumen agar konsumen tidak merasa
variabel customer satisfaction, dimensi bosan dengan menu-menu yang disediakan
attributes related to purchase adalah dimensi oleh De Mandailing Café UC Boulevard
yang memiliki kontribusi paling besar atau Surabaya. Event atau promosi yang
mempengaruhi secara dominan terhadap repeat melibatkan konsumen secara kreatif juga
purchase di De Mandailing Café UC Boulevard dapat meningkatkan dimensi think ini.
Surabaya. Contohnya, membuat program ‘roasting
your own coffee’ yang melibatkan konsumen
B. Saran untuk membuat kopi sendiri secara kreatif.
Dari kesimpulan yang telah dilakukan Hal ini sesuai dengan dimensi think
sebelumnya, maka penulis memberikan experience yang mendorong konsumen
beberapa saran untuk De Mandailing Café UC untuk berpikir kreatif agar tertarik dan
Boulevard di Surabaya agar dapat membeli produk De Mandailing Café UC
mengingkatkan pembelian ulang (repeat Boulevard Surabaya
purchase) di De Mandailing Café UC 4. Karena mayoritas pengunjung De
Boulevard di Surabaya. Saran ini juga Mandailing Café UC Boulevard Surabaya
dikemukakan berdasarkan kekurangan- adalah anak muda dengan range usia 21 – 30
kekurangan yang diamati peneliti di lapangan. tahun, sebaiknya juga dilakukan penyesuaian
Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai terhadap harga produk khususnya untuk
berikut : kantong pelajar, agar konsumen merasa
1. Salah satu kekurangan yang dirasakan worth it antara harga yang dibayarkan
konsumen adalah meja dan tempat duduk dengan produk baik makanan maupun
yang berada di luar ruang dalam café minuman yang diterima oleh konsumen.
(outdoor) yang menyebabkan konsumen 5. Karyawan hendaknya menyampaikan
merasa kepanasan khususnya di siang hari informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan
sehingga konsumen merasa kurang nyaman. dengan jelas, karena walaupun karyawan
Sebaiknya, untuk outdoordisediakan kipas telah memahami informasinya dengan baik,
angin atau air cooler yang memadai agar terkadang mereka masih sering tidak
konsumen merasa sejuk dan nyaman jika menyampaikan kepada pelanggan terutama
memilih di outdoor. informasi tentang promosi-promosi yang
2. Dimensi feel juga perlu diperhatikan, sedang berlaku pada saat itu. Misalnya
meskipun memiliki nilai TTB yang cukup mendapatkan diskon Sehingga terkadang
baik namun tetap harus ditingkatkan pelanggan kecewa dengan promo yang
khususnya dalam kecepatan dalam penyajian seharusnya dapat memberikan benefit yang
makanan dan minuman dengan memberikan lebih kepada mereka, tapi tidak dapat
batas waktu dengan menggunakan jam pasir. digunakan dengan baik karena tidak di
Selain itu, ketanggapan dalam melayani informasikan. Oleh karena itu, pada saat
konsumen karena akan berdampak pada sebelum melakukan pesanan sebaiknya
emosional konsumen secara karyawan memberitahukan promosi apa saja
personal/kelompok juga perlu ditingkatkan yang sedang berlaku pada saat itu.
dengan memberikan peraturan jika tidak 6. De Mandailing Café sebaiknya menciptakan
mendapat tanggapan dari karyawan kafe suatu image didalam benak konsumen untuk
dengan senyuman maka konsumen mendapat menjadi pembeda dibandingkan pesaing
gratis makanan atau minuman. lainnya. Image yang dapat dibentuk
3. Think adalah dimensi dengan nilai TTB disesuaikan dengan kelebihan produk atau
paling rendah diantara keempat dimensi pelayanan dariDe Mandailing Café yaitu
lainnya. Meskipun prosentasenya rendah, memberikan pengalaman melalui pelayanan
namun dimensi ini tetap berpengaruh secara khusus/spesial, seperti memberikan
signifikan terhadap repeat purchase. Oleh sambutan yang dilengkapi dengan nama
karena itu, De Mandailing Café UC konsumen agar konsumen merasa dihargai
Boulevard Surabaya sebaiknya menciptakan dan merasa dilayani di restoran atau kafe
suatuinteraksi secara kognitif antara kelas atas. Proses penanaman image ini juga
konsumen dengan perusahaan atau perlu adanya komunikasi antaraDe
produk/jasa. Seperti halnya dalam Mandailing Café UC Boulevard Surabaya
menawarkan suatu produk baru atau produk dengan konsumennya baik melalui event
favourite kepada konsumen yang akan ataupun promosi. Hal ini sesuai dengan teori
Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-9 9

experiential marketing komponen act [3] Gerson, R.F. (2004). Mengukur kepuasan
experience yang menekankan tren dengan pelanggan. Jakarta: PPM.
adanya pembentukan image tertentu. [4] HendraBhaskara, Adhi. (2006).Tahap yang
7. Selain faktor sense, feel, think, act dan relate dilalui pelanggan dalam Experiential
yang dijadikan variabel independen dalam Marketing. Jurnal Manajemen Prasetya
analisis penelitian ini dan hanya memberikan Mulya, Vol. II No 1, May 2006, pp. 35 – 52.
kontribusi pengaruh masih cukup, [5] Kartajaya, H. (2004). Marketing in venus.
diharapkan kepada peneliti selanjutnya di De Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mandailing Cafe untuk turut [6] Kotler, P. & Keller, K. L.(2009).Marketing
memperhitungkan variabel serta indikator Management (13th ed.). London: Pearson
lain yang belum diperhitungkan dalam [7] Marsum, W.A.(2005). Restoran dan segala
penelitian ini seperti faktor loyalitas. Oleh permasalahannya. Yogyakarta :ANDI.
karena itu, disarankan pada penelitian [8] Santoso, S. (2012). Structural Equation
lanjutan di De Mandailing Cafe mengenai Modeling: Konsep dan Aplikasi dengan AMOS.
pengaruh kepuasan terhadap loyalitas di De Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Mandailing Café UC Boulevard Surabaya. [9] Smilansky, S.(2009) Experiential marketing : a
practical guide to interactive brand
DAFTAR PUSTAKA experiences. London: Koogan Page
[1] Dutka, A. (2005).AMA hand book of customer [10] Suryani, T.(2008). Perilaku konsumen :
satisfaction : a complete guidance to research implikasi pada strategi pemasaran (1st ed.).
planning and implementation. Illinois: NTC Yogyakarta: Graha Ilmu.
Busing Book Education. [11] Suwandi, I.M.Dwi.(2007). Keputusan
[2] Ferdinand, Augusty, 2005. Structural Equation Pembelian, Seri Manajemen Pemasaran.
Modeling. Semarang: BP Undip Retrieved September 20, 2013, from
http://www.oeconomicus.files.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai