Anda di halaman 1dari 7

Islam,ic

Golden

Age

SILVIA SITI RACHMAWATY

XI KIMIA TEKSTIL 1
Islamic Golden Age

Zaman Keemasan Islam ituadalah sebuah periode ketika Dunia Arab secara politis.
bersatu di bawal kekhalifahan.
> Pada era ini, khususnya di bawah pemerintaban Harun Al Rasyid dan Al Ma'mun, dunia Islam mengalami
kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan budaya yang luar biasa pesat. Secara tradisional, periode ini punya
rentang antara abad 8 Masehi - 13 Masehi.
> Banyak ahli sejarah yang punya pendapat bahwa perlode ini juga ditandain sama waktu berdirinya Bayt al
Hikmah (750 – 1258) yang merupakan pusat studi, perpustakaan, sekaligus universitas terbesar di dunia pada
saat itu. Pada periode yang aukup panjang ini (sekitar 500 tahun), bisa dikatakan tidak ada peradaban lain di
muka bumi yang bisa menandingi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dari mulai Eropa,
Cina, India, semuanya salut dengan kegigihan kekhalifahan yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
melebihi peradaban manapun pada masa itu. (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Bermula Secara Terpisah dari
Yunani, India, dan Persia.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Bermula

Secara Terpisah dari Yunani, India, dan Persia


Era Filsafat Klasik Yunani

 Dimulai abad 6 sebelum Masehi, yang menjadi titik fondasi filsafat dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Pada era inilah, konsep awal sebuah negara dibuat, hukum-hukum logika, deduksi,
induksi silogisme digagas.
 Pada era inilah juga klasifikasi ilmu yang kita ketahui sekarang dirangkai, dari mulai biologi,
matematika, astronomi, ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya.
India dan Persia

 Peradaban kuno di sana udah bikin penghitungan sampe 10 yang ditulis pada ab d (1200 SM). Pada
800 SM. seorang filsuf bermama Baudhyana. telah memikirkan konsep Pythagoras.
 Dalam dunia astronomi, kitab Vedanga Jyotisa (abad 6-4 SM), udah ngebicarain masalah perhitungan
kalender, pengukuran astronomis, dan penetapan aturan-aturan dasar observasi benda langit.
Kemudian angka yg kita pake sekarang nih (0-9) awalnya dikembangin oleh matematikawan India di
jaman dinasti Maurya.
 Sementara itu, konsep angka 0 (nol) sendiri juga pertama kali dikembangin oleh Arvabhata (kira- kira
500 M) yang kemudian dikembangkan lebih laniut oleh Al Khawanzmi (780-850 M) dan Al Kindi
(801-873 M), Jadi banyak yang sekarang salah sangka bahwa angka ini disebutnya "angka Arab,
harusnya yang bener itu "angka Hindu-Arab".

Oke, jadi siapa aja sih tokoh-tokoh dalam Islamic Golden Age?
Terus ilmu pengetahuan dan budaya
apa saja yang berkembang pesat di masa itu?

Abu Ali al Husayn Ibn Abdallah Ibn Al Hasan


Ibn Ali Ibn Sina
Ibn Sina atau Avicenna adalah seorang polymath jenius asal Uzbekistan bener-bener mendalami
hampir semua ilmu pengetahuan, dari mulai filsafat, kedokteran, astronomi, sekaligus ilmuwan. Avicenna ini
ngeluarin mahakarya kedokteran yang judul "Al Qanun fi al Tibb" atau
"The Canon of Medicine" dan judi buku utama para mahasiswa kedokteran
di penjuru Eropa sampe kurang lebih 700 tahun ke depan! abad ke-18, atau
kurang lebih 700 tahun ke depan!
Bisa bayangin aja kalo pada zaman itu, dunia medis masih sangat
kurang pengetahuan, kebanyakan tabib hanya meraba-raba berdasarkan
pengalaman tanpa didasari eksperimen serta pengetahuan yang sahih
tentang bagaimana sistem tubuh manusia bekerja. Nah, pada zaman itu,
Avicenna- lah ynng mengumpulkan seluruh pengetahuan ilmu faal,
anatomi, intervensi medis dari jaman klasik Yunani/Romawi dan
Persia/India sejak jaman Hippokrates dan Galen, sekaligus digabung sama riset medis yang dilakukann sendiri
sama Avicenna. Saking kerennya buku ini, Avicenna disebut sebagat "Bapak Pengobatan Modern".
Pada masanya, Avicenna Ini dikenal sebagai orang yang berpikiran sangat logis dan rasional, jauh
melampaui manusia-manusia pada zamannya. Perkembangan intelektunl Avicenna sanget dipengaruhi dan
ajaran Aristoteles dan Plato sebagal perintis tonggak pertama konsep filsafat logika serta budaya untuk selalu
mempertanyakan segala sesuatu sampal sedalam-dalamnya.
Berdasarkan itu, Avicenna tidak cuma mengembangkan banyak ilmu pengetahuan, tapi juga
mengkritik banyak perkembangan ilmu yang keliru dan masih nyampur-nyampur sama hal-hal mistis dan
supranatural.
Karya-karya
1) Metodologi Penelitian : Selain buku the Canon of Medicine, Avicenna juga membuat "Kitab al shifa" atau
lebih dikenal dengan The Book of Healing. Dalam buku itu, Avicenna meletakkan dasar-dasar dan aturan
dalam menjalankan metode eksperimen dalam mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya
metode saintifik tersebut disempurnakan oleh Galileo yang menjadi Bapak Sains Modern.

2) Astronomi : Avicenna membantah klaim klaim para astrolog yang menyatakan bahwa pergerakan benda
langit memiliki efek kepada nasib manusia itu adalah hal yanig ngaco dan gak masuk akal. (dalam kitab: Ar
Risalah fi Ibtal Ahkam al Nujum)

3) Kimia : Avicenna membantah klaim para alkimiawan (alchemist)yang menyatakan bahwa ada zat yang bisa
mengubah timbal menjadi emas yang waktu itu beken dengan istilah "The Philosopher's Stone".

4) Geologi : Dalam buku "The Boak of Healing", Avicenna juga membuat hipotesis bahwa awal terbentuknya
gunung adalah proses pergerakan permukaan bumi seperti gempa bumi dan pergerakan sungai.

5) Fisika : Dalem bidang mekanika, Avicenna mengelaborasikan teori "motion" atau gerakan. Sedangkan dalam
bidang fisika optik, dia sempat menyatakan bahwn cahaya memilikı kecepatan. Sampal akhirnya
disempurnakan oleh Ole Romer, Maxwell, dan Einstein.

6) Psikologi : Dalam psikologi, Avicenna juga menyatakan bahwa "jiwa" Itu sebetulnya hanya merupakan
bentuk persepst fisiologis kesadaran manusia, dan bukan merupakan hal yang supernatural. Filosofi mengenai
kejlwaan Ini mempengaruhi banyak filsuf Barat jaman Renaissance, terutama Rene Descartes.
Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq
Al Sabbah Al Kindi
Al-Kindi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Yusuf Yakub
bin Ishak al-Kindi, lahir di Kuffah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. Al-Kindi
termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran,
ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama
karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan salah satunya filsuf Islam Arab.
Al Kindi bisa disebut sebagai ilmuwan Muslim terbesar sepanjang masa. Awalnya, Al Kindi dipercaya
sama Khalifah Al Ma'mun buat jadi ketua tim penerjemah naskah-naskah filsafat kuno dari Yunani dan
Romawi di Bayt al Hikmah. Kebayang doong, berarti dia sambil nerjemahin itu juga sambil baca macem-
macem ilmu pengetahuan dari berbagai sumber paling awal peradaban filsafat klasik. Kalo ga ada Al Kindi,
jangan harap deh kita bisa kenal yang namanya Avicenna, Al Farabi, dan Al Ghazali, karena mereka-mereka ini
berhutang besar terhadap buah karya terjemahan dari naskah-naskah kuno hasil jeríh payah Al Kindi. Dengan
pengetahuan yang dia serap itu, dia juga mensintesa hasil pemikirannya sendiri dengan membuat buku Berapa
dia banyak bukunya? Total jumlah buku yang dia tulis tuh lebih dari 260 judul!
Dalam bidang optik, dia menyebutkan bahwa agar mata bisa ngeliat benda, perlu perantara yang
ngarahin tuh benda ke mata kita, dalam hal ini udara. Dalam bidang kimia, dia bisa
dibilang salah satu orang pertama kali menyuling alkohol dan memproduksi alkohol
pabrikan dalam jumlah banyak. Selain itu, dia yang juga menentang para ahli
alkimia yg nyebutin bahwa unsur bisa berubah-ubah. Dalam bidang matematika, Al
Kindi merupakan salah satu orang pertama yang ngadaptasi angka India jadi sistem
bilangan Hindu-Arab (0- 9) yang kita pake sampe saat ini.

Abu al Fath ‘Umar Ibn Ibrahim Al Khayyam


Al-Khayyam atau Omar Khayyam adalah seorang matematikawan,
astronom, dan pujangga yang hebat. Ilmuan Persia ini lahir di Nishapur-Iran,
menimba ilmu matematika di Samarkand, lalu kerja sebagai astronom di kota
Bukhara, dua-duanya sekarang terletak di Uzbekistan.
Sumbangan terbesar Khayyam di dunia matematika adalah Segi Empat
Khayyam- Saccheri, yang dia temuin pas lagi pusing mau nerangin ke
masyarakat matematika soal postulat-postulataya Euclid. Selain itu, dia juga
dikenal sebagai orang yang pertama kali secara lengkap ngejabarin konsep
Segitiga Pascal. Sehingga saat ini banyak ahli matematika yang sebenernya
nyebut penjabaran binomial ini sebagai "Segitiga Khayyam-Pascal".
Dalam dunia astronomi, ia bisa membuktikan bahwa Bumi berputar pada sumbunya. Selain itu, dia
juga salah satu anggota tim perumus kalender Iran yang dikenal sebagai Jalali Calendar. Terakhir jangan lupa
sama buku puisinya yang paling terkenal, yaitu Rubaiyat of Omar Khayyam. Rubaiyatini udah diterjemahin ke
puluhan bahasa di dunia.
Dalam dunia astronomi, ia bisa membuktikan bahwa Bumi berputar pada sumbunya. Selain itu, dia
juga salah satu anggota tim perumus kalender Iran yang dikenal sebagai Jalali Calendar. Terakhir jangan lupa
sama buku puisinya yang paling terkenal, yaitu Rubaiyat of Omar Khayyam. Rubaiyat ini udah diterjemahin ke
puluhan bahasa di dunia.

Abu Abdullah Muhammad


Ibn Musa Al Khwarizmi
Al Khwarizmi adalah Ilmuwan asal Khwarezm, Uzbekistan, ini berasal
dari keluarga dengan latar belakang penganut agama Zoroastrianisme (Majusi).
Ilmuwan ini sering banget namanya kita sebut tanpa sadar, Yesbetul, kata
Algoritma berasal dari nama ilmuwan ini Kontribusi terbesarnya ialah
mengembangkan pendekatan khusus untuk memecahkan persamaan linear dan
kuadrat, yang kita kenal dengan nama Aljabar. Konsep aljabar ini, dia tulis dalam
Kitab Al Mukhtasar fi Hisäb al Jabr wa'I-Muqabalah atau "Buku Rangkuman
untuk Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan".
Beliau yang berhasil memetakan pergerakan matahari, bulan, dan kelima
planetyang dia tulis dalam kitab Zij al-Sindhind (Perhitungan Astronomi Pakistan dan India). Al Khwarizmi
juga ditugaskan oleh Khalifah AI Ma'mun untuk membuat peta dunia, sekaligus mengukur keliling bumi
melalui proyeksi terhadap gerakan matahari dan pendekatan matematis. Proyek ini menghasilkan salah satu
kitab terbesarnya juga yaitu Kitab surit al-Ardh (Kitab Citra Permukaan Bumi), yang lebih terkenal di Barat
dengan judul "Geography"

Nasir Al Din Tusi


Ilmuwan Persia abad ke 13 ini merupakan ilmuwan yang lumayan terakhir
nongol di dunia Islam, setelah Baghdad diluluhlantakkan oleh bangsa Mongol dibawah
kepemimpinan Hulagu Khan.
Karena terjadi pergeseran kekuasaan, Tusi mengabdikan dirinya kepada Khan.
Apa sih istimewanya Tusi? Sama seperti ilmuwan yang gua sebut sebelumnya, Tusi juga
seorang polymath yang nguasain banyak banget bidang ilmu kaya matematika,
astronomi, fisika, kimia, biologi, serta sastra. Tapi yang paling bikin ilmuwan ini adalah
teorinya tentang mekanisme Seleksi Alami yang membentuk keanekaragaman hayati di
dunia, yang dia kemukakan 750 tahun sebelum Charles Darwin dan Alfred Wallace,
duet pengungkap rahasia Seleksi Alami.
Tusi menyebutkan bahwa organisme-organisme yang lebih cepat untuk bermutasi dan berubah
bentuk/memiliki perubahan fungsi organ akan lebih bervariasi dibandingkan individu lainnya. Badan
organisme tersebut berubah karena faktor internal dan eksternal. Ini nih, yang merupakan titik awal pemikiran
manusia tentang asal mula spesies terbentuk.
Selain mencetuskan gagasan tentang seleksi alami, Tusi juga merupakan orang yang berjasa dalam
memberikan jalan untuk munculnya era Renaissance di Eropa, karena dialah yang menyelamatkan 400,000
buku ketika Bayt al Hikmah dihancurkan oleh Mongol. Ia membawa kabur naskah-naskah tersebut ke
Observatorium Maragheh, Azerbaijan. Di tempat itu, ia melanjutkan risetnya tentang pergerakan Bumi yang
akhirnya menjadi inspirasi bagi Nicolaus Copernicus tiga abad kemudian sebagai orang pertama yang
membuktikan bahwa bumi mengelilingi matahari, bukan sebaliknya.

“The organisms that can gain the new features faster are more variable. As a result, they gain advantages over
other creatures. […] The bodies are changing as a result of the internal and external interactions.”
– Al Tusi, Kitab Akhlaq-i-Nasri

Abu al Walid Muhammad Ibn Rushd


Ibn Rushd atau lebih dikenal dengan nama Averroes adalah seorang polymath Muslim yang lahir di daerah
Andalusia, Spanyol. Cakupan bidang yang dia pelajari sangat luas dari mulai logika, filsafat, psikologi, geografi,
matematika, sampai kedokteran. Ibn Rushd dikenal sebagai ilmuwan Muslim
terakhir yang dengan gigih memperjuangkan nilai-nilai logika dan metode
sains dalam kebudayaan Islam di tengah gerakan dari lawan pemikirannya
yaitu Al Ghazali yang mengkritik bahwa pencampuran ajaran filsafat Yunani
dari zaman Aristoteles hingga Avicenna dan Al Farabi itu sesat dan tidak
sesuai dengan ajaran Islam.
Gara-gara pembelaannya terhadap filsafat Yunani dan metode sains, dirinya dikucilkan dari komunitas
Islam dan dianggap sesat oleh tiga agama sekaligus, Islam, Kristen, dan Yahudi. Sampai akhir hayatnya, Ibn
Rushd tetap setia sama pandangannya bahwa ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama bisa berjalan beriringan.
Ironisnya, Ibn Rushd dikenang sebagai pejuang terakhir (sayangnya gagal) yang melakukan perlawanan
terakhir para ilmuwan Islam untuk mengedepankan logika dan pendekatan metode saintifik.

Anda mungkin juga menyukai