Jurnal Malpraktik - pdf2
Jurnal Malpraktik - pdf2
(Jurnal)
Oleh
Vera Polina Br Ginting
1312011336
Oleh
Abstrak
Kesehatan merupakan salah satu hal penting dan mutlak dibutuhkan oleh siapa saja,
tanpa melihat status maupun derajat seseorang. Upaya peningkatan kualitas hidup
manusia di bidang kesehatan merupakan suatu usaha yang sangat luas dan
menyeluruh. Keberadaan hukum kesehatan membawa pengaruh yang sangat besar
terhadap pembangunan, khususnya di bidang kesehatan. Sorotan masyarakat yang
cukup tajam atas jasa pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan, khususnya dengan
terjadinya berbagai kasus yang menyebabkan ketidakpuasan masyarakat
memunculkan isu adanya dugaan malpraktek medis. Adapun permasalahan yang
diteliti adalah bagaimanakah penanggulangan malpraktek yang dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan dan apakah faktor penghambat penanggulangan yang dilakukan
oleh Tenaga Kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian, penanggulangan malpraktek
dilakukan melalui 2 upaya yaitu upaya penal, dilakukan secara represif (penegakan
hukum) yang diawali dengan pemberitahuan melalui broadcast adanya dugaan
malpraktek. Sedangkan MKEK mengupayakan mediasi setelah menerima pengaduan
dan mendapat klarifikasi dalam penanganan malpraktek dan upaya non penal yang
dilakukan oleh MKEK yang bekerjasama dengan IDI adalah dengan cara melakukan
pemberian pembekalan baik secara etik maupun disiplin kepada setiap tenaga
kesehatan. Terdapat faktor penghambat dalam penanggulangan malpraktek diataranya
faktor perundang-undangan, faktor penegak hukum, dan faktor masyarakat.
By
Vera Polina Br Ginting, Sunarto, Tri Andrisman
(vera96ginting@gmail.com)
Abstract
Health is one of the most important and essential thing needed by everyone,
regardless the social status or the degree of a person. The efforts to improve the
quality of health sector is a very extensive and thorough bussiness. The existence of
health lawsuit has brought an enormous influence on nation's development,
particularly in health sector. The society who has put a serious concern on health
service issues committed by health personnel, particularly with the various cases that
cause public discontent, has raised the issue of the alleged medical malpractice. The
problems in this research are formulated as follows: how is the prevention of
malpractice committed by health personnel and what are the inhibiting factors in the
prevention of malpractice committed by health personnel? The result of the research
showed that the prevention of medical practice has been carried out in two measures;
first, the penal measure which was carried out through repressive effort (law
enforcement), that was the notifications via broadcast regarding the alleged
malpractice. While the Medical Ethics Council (MKEK) provided a mediation after
receiving complaints and to obtain clarification in the handling of malpractice;
second, the non-penal efforts was undertaken by Medical Etics Council in
cooperation with Indonesian Doctors Association (IDI) to outreach the health
personnel regarding the ethics and discipline of the profession. There were several
inhibitung factors in the prevention of malpractice lawsuit, included: constitution
factor, law enforcers, and community factors.
1
Satjipto Raharjo,1991, Ilmu Hukum,
Bandung, PT. Citra Aditya Bhakti, hlm.16
2
Ratna Suprapti Samil, Etika Kedokteran
Indonesia, Jakarta, Tridasa Printer, 2001,hlm.5
2
Usaha dan kebijakan untuk membuat kesehatan yang untuk jenis tertentu
peraturan hukum pidana yang baik, memerlukan kewenangan untuk
pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan melakukan upaya kesehatan”
dari tujuan penanggulangan kejahatan.
Jadi kebijakan atau politik hukum Penanggulangan malpraktek dapat
pidana juga merupakan bagian dari dilakukan melalui 2 upaya yaitu:
politik kriminal. Dengan kata lain,
dilihat dari sudut politik kriminal, 1. Upaya Penal
maka politik hukum pidana identik
dengan pengertian kebijakan Upaya penal merupakan
penanggulangan kejahatan dengan penanggulangan suatu kejahatan
hukum pidana. Di samping itu, usaha dengan menggunakan hukum pidana
penanggulangan kejahatan lewat yang didalamnya terdapat dua masalah
pembuatan undang-undang (hukum) sentral, yaitu perbuatan apa yang
pidana pada hakikatnya juga seharusnya dijadikan tindak pidana
merupakan bagian integral dari usaha dan sanksi apa yang sebaiknya
perlindungan masyarakat (social digunakan atau dikenakan pada
welfare). Oleh karena itu, kebijakan pelanggar.8 Berdsarkan pendapat Devi
atau politik hukum pidana juga Puspa Sari maka diketahui upaya penal
merupakan bagian integral dari yang dilakukan oleh Polda Lampung
kebijakan atau politik sosial (social dalam menanggulangi dugaan
policy). malpraktek dilakukan secara represif
(penegakan hukum) berdasarkan tugas
Perbuatan malpraktek yang dilakukan di bidang penyelidikan dan penyidikan
oleh Tenaga Kesehatan dalam hal ini tindak pidana.
dapat dikategorikan termasuk
kejahatan, karena sudah memiliki Polda Lampung memiliki unit khusus
unsur merugikan, terutama merugikan untuk melakukan upaya ini, yaitu
pasien. Berbicara mengenai Reskrimsus bagian Kasubdit IV yang
malpraktek, menurut M. Fakih yang bertugas melakukan penindakan dan
pada umumnya melakukan malpaktek penyidikan terhadap kasus dugaan
itu ialah dokter dan dokter gigi selaku malpraktek dalam rangka penegakan
tenaga medis. Tenaga medis juga hukum.
termasuk ke dalam kategori tenaga
kesehatan. Berdasarkan wawancara dengan Devi
Puspa Sari menerangkan penyelidikan
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang yang dilakukan terkait kasus dugaan
Nomor 36 Tahun 2014 tentang malpraktek diawali dengan
Tenaga Kesehatan menyatakan pemberitaan melalui broadcast adanya
pegertian tenaga kesehatan yaitu: dugaan malpraktek, karena sebagian
besar dalam kasus dugaan malpraktek berikut ini adalah prosedur yang
tidak adanya laporan dari keluarga dilakukan MKEK:
korban. Seperti yang terjadi dalam
kasus dugaan malpraktek di salah satu 1. Menerima Pengaduan
rumah sakit wilayah lampung yang Melalui IDI Cabang/Wilayah/Pusat
saat ini sudah SP3 (Surat Penghentian atau langsung ke MKEK
Penyidikan Perkara). Alasan mengapa Cabang/Wilayah/Pusat, sesuai tempat
kasus tersebut dijatuhan SP3 yaitu kejadian perkara kasus aduan tersebut.
dikarenakan kurangnya bukti yang Apabila menerima aduan secara
mendukung sehingga penyidik Polda tertulis maka harus memenuhi syarat
Lampung menghentikan proses sebagai berikut:
penyidikan tersebut. Setiap korban a. Identitas pengadu
(keluarga korban) mempunyai hak b. Nama dan alamat tempat praktik
untuk melakukan Praperadilan, karena dokter dan waktu tindakan
dengan dikeluarganya SP3 tidak dilakukan
menutup kemungkinan kasus ini akan c. Alasan sah pengadu
ditindak lanjuti kembali setelah d. Bukti-bukti dan keterangan saksi
dilakukannya Praperadilan. atau petunjuk yang menunjang
dugaan pelanggaran etika tersebut
Apabila penyidik mengetahui adanya
dugaan malpraktek maka pihak Apabila pengaduan tersebut tidak
reskimsus segera melakukan lengkap atau tidak atau berisi
penyelidikan dengan meminta bantuan keterangan yang dipandang tidak dapat
para ahli yang berasal dari IDI, dipertanggungjawabkan untuk
MKEK, dan PUSDOKKES Polri. pembinaan pengabdian profesi, maka
ketua MKEK dapat menolak atau
Upaya penal dalam dugaan malpraktek meminta pengaduan memperbaiki atau
melibatkan banyak pihak yang ikut melengkapinya.
serta dalam pembuktiannya baik dari
pihak kepolisian maupun dari pihak 2. Pemanggilan pengadu dan teradu
kesehatan. Penyelesaian sengketa Pemanggilan ini dapat dilakukan
medik diatur dalam Undang-undang sampai 3 kali berturut-turut dan jika
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun setelah 3 kali pengadu tetap tidak
2004 Tentang Praktik Kedokteran. dating tanpa alasan yang sah, maka
Apabila tindakan dokter bertentangan pengaduan tersebut dinyatakan batal,
dengan etika dan moral serta kode etik dan jika pada pemanggilan ke 3 teradu
kedokteran Indonesia (Kodeki) yang tidak dating dengan alasan yang sah
telah dibuktikan oleh Majelis Kode maka pananganan kasus dilanjutkan
Etik Kedokteran (MKEK), maka bisa tanpa kehadiran teradu dan putusan
dikatakan malpraktik dan dapat yang ditetapkan dinyatakan sah dan
diajukan gugatan hukum. Majelis tidak dapat dilakukan banding.
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)
merupakan salah satu organisasi yang 3. Penelaahan Kasus
turut serta dalam prosedur penanganan Penelaahan kasus dugaan malpraktek
dugaan malpraktek. Menurut Fatah.W. dilakukan dengan cara sebagai berikut:
7
malpraktek agar setiap kasus dugaan MKEK adalah dengan cara melakukan
malpraktek dapat diselesaikan pemberian pembekalan baik secara
sebagaimana mestinya. Karena etik maupun disiplin kepada setiap
terkadang sangat sulit membuktikan anggota (tenaga kesehatan).
kesalahan dokter. Sebagian besar Pembekalan dilakukan dengan cara
kasus malpraktek diselesaikan secara mewajibkan mengikuti setiap kegiatan
damai yang dilakukan di luar jalur ilmiah, seminar, simposium yang
litigasi, karena dokter tidak dalam kegiatan tersebut akan ada
menghendaki reputasinya rusak penetapan SKP (Satuan Kredit
apabila dipublikasikan negatif, Partisipasi) sebagai penilaian dalam
walaupun ada kemungkinan dokter kegiatan seminar atau simposium
yang bersangkutan tidak bersalah. tersebut. Dalam setiap kegiatan ilmiah,
seminar dan simposium yang
1. Upaya Non penal dilakaukan selalu disisipkan
penyampaian tentang pelanggaran etik
Kebijakan penanggulangan kejahatan
dan disiplin dalam tindakan medis
dengan sarana non penal hanya
sebagai cara untuk mengingatkan
meliputi penggunaan sarana sosial
setiap tenaga medis agar bertindak
untuk memperbaiki kondisi-kondisi
hati-hati dalam tugasnya.
sosial tertentu, namun secara tidak
langsung mempengaruhi upaya
Menurut penulis sendiri upaya
pencegahan terjadinya kejahatan.9
penanggulangan malpraktek yang
Upaya non penal dalam
dilakukan merupakan upaya yang
menanggulangi kasus malpraktek
sesuai dengan ketentuan yang terkait.
dapat dilaksanakan dengan cara
Upaya penanggulangan kejahatan non
preventif (pencegahan terjadi tindak
penal lebih bersifat tindakan
pidana), yaitu dengan cara melakukan
pencegahan untuk terjadinya
penyuluhan atau pun sosialisasi kepada
kejahatan, maka sasaran utamanya
tenaga kesehatan. Agar setiap tenaga
adalah menangani faktor-faktor
kesehatan lebih berhati-hati lagi dalam
penyebab terjadinya kejahatan.
melakukan tugasnya sebagai tenaga
Faktor-faktor kondusif itu antara lain,
medis.
berpusat pada masalah-masalah atau
kondisi-kondisi yang secara langsung
Upaya penanggulangan terhadap kasus
atau tidak langsung dapat
dugaan malpraktek sebenarnya yang
menimbulkan atau menumbuh
lebih berwenang adalah Tim dari
suburkan kejahatan. Upaya non penal
kesehatan itu sendiri karena merekalah
yang dilakukan IDI dan MKEK
yang lebih paham terhadap apa yang
dilakukan untuk mencapai
mereka lakukan, apakah sudah sesuai
kesejahteraan dan sekaligus mencakup
dengan ilmu yang mereka pelajari atau
perlindungan kepada masyarakat
tidak. Berdasarkan hasil wawancara
(pasien) untuk itu dalam hal
dengan Fatah.W menyatakan upaya
pencegahan tersebut IDI, MKEK,
nonpenal yang dilakukan oleh IDI dan
kepolisian, harus berkoordinasi dengan
pihak Rumah Sakit dan para tenaga
9
Barda Nawawi Arif. Op.Cit. hlm.158
9
http://www.lenteraswaralampung.com/
DAFTAR PUSTAKA berita-4208-wow-kasus-malpraktek-rs-
mitra-husada-dihentikan.html.
A. Buku