Anda di halaman 1dari 5

L=2C..........................................

]
Keterangan :
D=diameter puli besar
d=diameter puli kecil
L= panjang sabuk

Gambar 2.3 diagram pemilihan sabuk(sumber sularso,1997)


Sudut kontak (sularso,1997)

= 180-...............
Tegangan pada sabuk (gupta V,dan khurmi PN,1982)
Keterangan:
F =(T1-T2)
T1=tegangan pada kencang
T2=tegangan pada bagian kendor
Dicari persamaan
µ= koefisien 0,25
...... = sudut kontak dalam radius
2.2.3.Poros

Poros merupakan bagiam terpenting dari setiap mesin. Hampir mesin menggunkan
poros untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Poros untuk meneruskan
daya, diklarifikasikan meurut pembebananya sebagai berikut:
1. Poros transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,roda gigi,pully sabuk atau
sproket,dan lainlain
2.Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek,seperti poros utama mesin perkakas,dimana
beban utamanya berupa puntiran,disebut spindel.

2. Gandar
Poros yang dipasang pada roda kereta barang,dimana tidak mendapatkan beban
puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,disebut gandar. Gandar ini
hanya mendapatkan beban lentur,kecuali jika digerakkan oleh penggerak
muladimana akan mengalami beban puntirjuga. Suatu poros transmisi dapat
mengalami beban puntir,beban lentur ,beban tarik atau tekan. Kelelahan
,tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil
(poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak,harus diperhatikan.
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu mesin. Setiap
mesin menggunakan poros untuk meneruskan tenaga bersama sama dengan
putaran poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk,roda gigi,dan
rantai. Jika daya diberikan dalam daya kuda(ps), maka harus dikalikan dengan
0,735 untuk mendapatkan daya dalam Kw. Momen puntir (disebut juga sebagai
momen rencana) adalah T(kg-mm) maka

Rumus
Keterangan;
Pd=daya rencana
T=momen rencana (kg.mm)
n= putaran(RPM)

poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan
poros akan terjadi tegangan geser t karna momen puntir (T) dan tegangan o
karena momen lentur. Selanjutnya diameter poros ditentukan dengan
menganggap bahwa kedua momen diatas dibebankan pada poros secara terpisah.
Dari kedua hasil perhitungan ini kemudian dipilih harga diameteryang terbesar
namun demikian, pemakaian rumus ASME lebih dianjurkan dari pada metodei ini

maka diameter poros apat ditentukan menggunakan rumus

rumus gaa bisa nulisnya

keterangan
=diameter poros (mm)
=tegangan geser yang diijinkan (kg/mm)
Km= faktor koreksi momen lentur
Kt=faktor koriksi momen puntir
M=momen lentur
T=torsi (kg/mm)

Defleksi puntiran (......) (sularso,1997)


Keterangan ;
G = modulus geser (8,3.103 kg/mm2)
T = momen puntir (kg/mm)
L = panjang poros (mm)
d=diameter poros (mm)

Gambar poros 2.4

Besarnya deformasi yang disebabkan oleh momen puntir pada poros harus
dibatasi untuk poros yang dipasang pada mesin umum dalam kondisi kerja normal,
besarnya puntiran dibatasi 0,250-0,30
Lendutan poros (mitchell,larry d ,1994)

Rumus lagi ga bisa nulis

Keterangan
E= Modulus elastisitas
I= momen inersia
I= gabisa nulisnya de

Perhitungan putaran kritis (nc)(sularso,1997)

Anda mungkin juga menyukai