Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WIRANG
Jl. Ahmad Yani Desa Wirang RT.002 Kecamatan Haruai Kode Pos 71572
email : pkm.wirang@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WIRANG


KECAMATAN HARUAI

NOMOR 445/ /Kes-PKM-WR/2019

TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka


perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik;
b. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di Puskesmas
diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan obat yang
menjamin ketersediaan obat yang dibutuhkan di Puskesmas
Wirang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Wirang tentang
Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009,


tentang Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Permenkes No.74 Tahun 2016 tentang “Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas”
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 128/
Men.Kes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 Tahun 2008 tentang
Obat dan Perbekalan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1691/
MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Keputusan Kepala Puskesmas Wirang tentang Penyediaan Obat
yang Menjamin Ketersediaan Obat;
KEDUA : Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Wirang
pada tanggal : 02 Mei 2019

Kepala Puskesmas Wirang

dr. Alfa Adistia Afandy


NIP. 19810910 201101 2 010

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WIRANG


Nomor : 445/ / Kes-PKM-WR/2019.
Tanggal : 02 Mei 2019
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam


kegiatan pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas
dan seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
- Stok optimum
- Stok pengaman/penyangga (buffer stock)
3. Menentukan waktu tunggu.

Pengendalian obat terdiri dari:


1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan
untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya
ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat
dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:

Q = SK + SP (WT x D) – SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan

Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok.
2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Tabalong apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana.
3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih
mempunyai persediaan banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui


kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.

2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata – rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.

3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat
saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat
penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok.
Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan
catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala
Puskesmas.

Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus


dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang
untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut
kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tabalong disertai Berita Acara Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada
Kartu Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan,
maka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada
Dinas Kesehatan Kota Tabalong dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada
Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/ kadaluwarsa.

Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah


yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada
Kartu Stok oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada
Kepala Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Tabalong.

Kepala Puskesmas Wirang

dr. Alfa Adistia Afandy


NIP. 19810910 201101 2 010

Anda mungkin juga menyukai