Anda di halaman 1dari 1

CATATAN PERBANDINGAN RDTR 2011-2018

Jika sebelumnya dalam merencanakan RDTR kita berpedoman pada Peraturan


Menteri PU Nomor 20 Tahun 2011, maka saat ini kita perlu mengacu pada
Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2018.

Permen ATR/BPN No 16 Tahun 2018 ini sejatinya tak banyak berubah dari
aturan lama. Dalam pengamatan saya, pembedanya hanya pada struktur ruang dan
pola ruang. Kalau saya boleh bilang, sistematikanya hampir mirip dengan
penyusunan RTRW. Namun lebih detail dengan cakupan wilayah yang lebih kecil.
Bila pada aturan lama hanya ada bab jaringan sarana prasarana, maka di aturan
penyusunan RDTR baru ini ada Bab Struktur Ruang. Bab Struktur Ruang meliputi
rencana pusat pelayanan, rencana jaringan transportasi dan rencana jaringan
prasarana seperti jaringan air bersih, listrik, telepon, jaringan prasarana lainnya
(sampah, sanitasi, dll).

Lalu pada Rencana Pola Ruang, secara keseluruhan terdapat perbedaan


pengkodean. Misal sempadan pantai biasanya berkode PS-1 pada aturan RDTR
2018 ini berkode SP dan sempadan sungai berkode SS dari yang dulunya berkode
PS-2. Dan banyak kode lainnya yang berubah.

Kemudian yang paling mencolok pada Pola Ruang adalah perubahan perencanaan
sarana prasarana umum (SPU). Pada aturan Permen PU 20/ 2011, SPU
diklasifikasikan berdasarkan kegiatan. Pendidikan misalnya dikodekan SPU-1,
Transportasi dikodekan SPU-2 dan seterusnya. Kini, di aturan pedoman penyusunan
yang baru, SPU-1 adalah kode untuk sarana prasarana umum yang berskala kota.
SPU-2 adalah kode untuk sarana prasarana umum yang berskala kecamatan dan
seterusnya. Ya, pada aturan baru sarana prasarana umum lebih ditekankan pada
skala pelayanan, bukan pada kegiatannya.

Pada Rencana Pola Ruang Zona Budidaya, klasifikasinya juga lebih sedikit. Meliputi
perumahan (R), perkantoran (KT), perdagangan dan jasa (K), industri (I), sarana
prasarana umum (SPU), dan zona lainnya (PL). Zona lainnya ini termasuk di
dalamnya sub zona pertanian.

Anda mungkin juga menyukai