OLEH:
Nim : 8176174005
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya serta
kelapangan berpikir dan waktu, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan
judul “BIOTEKNOLOGI PERTANIAN DAN BIOTEKNOLOGI KEHUTANAN”. Makalah
ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh guru pembimbing matapelajaran "Bioteknologi".
Kemudian saya juga menyadari bahwa materi dan teknik yangsaya sampaikan dalam makalah ini
masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya saya mengucapkan
terimakasih.
Akhir kata pengantar saya mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca makalah ini.
Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.
KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara definisi, istilah bioteknologi mempunyai pengertian: penerapan prinsip-prinsip
biologi , biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia
jasad hidup dan komponen-komponenya untuk menghasilkan barang dan jasa.
Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi tanaman,
hewan, dan produk makanan. Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang masih
sederhana ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional. Penerapan bioteknologi
konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-produk makanan. Seiring
dengan perkembangan dan penemuan dibidang molekuler maka teknologi yang digunakan
dalam bioteknologi pada saat ini semakin canggih.bioteknologi yang menggunakan teknologi
canggih ini disebut bioteknologi modern. Salah satu nya adalah bioteknologi dalam bidang
pertanian dan bioteknologi kehutanan. Maka makalah ini akan di bahas secara khusus
tentang prinsip-prinsip ilmiah( biologi molekuler) dan perekayasaan (rekayasa genetik) yang
diterapkan didalam usaha pertanian dan bioteknologi dibidang kehutanan.
1. Hidroponik
Hidroponik (hydroponics) berasal dari bahasa yunani yang memiliki dua kata, yaitu
hydro yang berarti air dan ponos yang memiki makna daya atau kerja. Jadi, dapat kita pahami
bahwa hidroponik berarti becocok tanam dengan memanfaatkan air. Seiring perkembangan
zaman, jika semula hidroponik hanya diartikan sebagai sistem budidaya tanaman yang
mengandalkan air, saat ini hidroponik berkembang menjadi soilles culture (bercocok tanam
tanpa tanah)
droponik-sederhana.html
Cara kerja metode ini adalah dengan mengalirkan air dan nutrisi secara terus menerus
dan air yang telah mengalir akan kembali dan melewati jalur yang sama. Hal ini membuat
sistem hidroponik NFT sangat hemat air dan ramah lingkungan. Secara ringkasnya metode
ini menggunakan suatu wadah atau penampung air yang dicampur nutrisi kemudian air
dialirkan ke Gully atau tempat tumbuhnya tanaman dengan menggunakan pompa tanaman.
Air yang sudah mengalir dan melewati tanaman akan kembali dialirkan ke wadah
penampungan melalui pipa atau selang dan selanjutnya proses tersebut terjadi berulang-
ulang. Sirkulasi adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan sistem hidroponik NFT.
Beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam metode NFT antara lain:
pompa yang digunakan untuk mengalirkan air dan nutrisi
wadah atau reservoir penampung air dan nutrisi
selang untuk mengalirkan air dan nutrisi dari wadah melalui pompa dan mengalirkan air
tempat tumbuh tanaman yang dapat dibuat dari paralon, pipa atau lainnya yang biasa
disebut dengan gully.
Dudukan gully atau meja yang digunakan untuk menyangga tanaman sehingga dapat
dialiri air dan nutrisi.
Adapun beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh sistem atau metode hidroponik NFT antara
lain :
a) Sistem ini bersifat fleksibel dan dapat ditanam di area outdoor maupun indoor ( butuh
growlight ). Instalasi peralatan dapat disesuaikan dengan ruang dan lingkungan
penanaman.
b) Dapat digunakan untuk menanam beberapa jenis tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan yang berakar serabut.
c) Tingkat keberhasilan panen tinggi dan tanaman yang tumbuh dengan metode ini memiliki
kualitas yang baik.
kekurangan sistem ini antara lain modal yang cukup tinggi untuk membangun
peralatan dan sistem, tanaman rawan mengalami gagal tumbuh karena air dan nutrisi harus
dialirkan terus menerus dan dibutuhkan aliran listrik . Sistem ini tidak cocok digunakan di
daerah yang kurang baik pasokan listriknya dan sering mengalami pemadaman. Selain itu
sistem NFT memiliki tingkat perawatan dan pengontrolan tanaman yang cukup tinggi.
Teknik hidroponik sistem pasang surut (Ebb and Flow System) tahapan prosesnya
tidak jauh berbeda dengan namanya, yakni dengan cara mengaliri sistem akar tanaman
dengan larutan kaya nutrisi, yang dilakukan berdasakan ukuran periode tertentu.
Kemudian mengenai bagaimana sistem pasang surut ini bekerja sebenarnya cukup
sederhana. Bagian utama dari sistem pasang surut adalah menahan dan menyuplai air pada
wadah dari tanaman yang tumbuhkan. menanam satu tanaman saja juga bisa, ataupun lebih
dari satu dengan menempatkan tanaman dan wadahnya didalam bentuk beberapa seri.
Kemudian Sebuah Timer (pengatur waktu) perlu disematkan dan dinyalakan pada pompa air,
dan kemudian larutan nutrisi dipompa melalui selang dari reservoir kebagian atas, bagian
utama sistem dengan menggunakan pompa air akuarium. Larutan nutrisi secara terus menerus
mengaliri sistem ini hingga aliran ini mencapai batasan tertinggi dari kapasitas daya tampung
sistem utama guna merendam bagian akar tanaman hidroponik dengan larutan kaya nutrisi
yang dialirkan tadi.
Kemudian setelah aliran air mencapai batas tinggi atau meluap, air akan disurutkan
kembali ke bagian bawah yakni reservoir, tempat dimana air tersebut beresirkulasi menuju
sistem kembali. Tabung overflow (luap) mengatur tingkat batas tinggi air dari sistem pasang
surut ini, sebagai alat untuk memastikan larutan nutrisi tidak keluar bersamaan dengan air
yang meluap ke bagian atas sistem saat pompa air masih menyala. Ketika pompa dimatikan,
pipa penyedot air kembali mengalirkan air ke reservoir melalui pompa dengan gaya gravitasi
sistem surut.
Alat dan Bahan yang di butuhkan untuk membuat sistem Ebb and Flow:
beberapa meter selang atau tabung penyalur air untuk menyalurkan air dari pompa di
reservoir ke sistem yang akan dialiri.
Sebuah tabung oengukur banjir untuk mengatur ketinggian air yang meluap.
d. Tempat kultivasi
Kultur in-vitro tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam medium
yaitu medium padat atau medium cair. Kultivasi sel atau jaringan secara in-vitro secara
prinsip dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam wadah, mulai dari tabung
reaksi, tabung erlenmeyer, bahkan botol gelas sederhana. Hal ini yang paling penting dalam
pemilihan wadah untuk kultur in-vitro adalah kemudahan untuk menjaga sterilitasnya selama
perbanyakan sel atau jaringan . jika menggunakan kultivasi pada medium cair dan perlu
penggojokan maka sebaiknya digunakan wadah yang memungkinkan untuk ditempatkan
secara mudah dan aman pada alat penggojok. Oleh karena itu tabung erlenmeyer merupakan
wadah yang ideal untuk kultur sel menggunakan medium cair
e. Kultur kalus
Tanaman dapat diperbanyak secara vegetatif menggunakan teknik kultur in-vitro
dengan tenknik kultur kalur atau kultur sel. Jika suatu eksplan ditanam pada medium padat
atau dalam medium cair yang sesuai, dalam waktu 2-4 minggu, tergantung spesies, akan
terbentuk masa kalus yaitu suatu masa amorf.yang tersusun atas sel-sel parenkim berdinding
sel tipis yang berkembang dari hasil proliferasi sel-sel jaringan induk. Kalus dapat di sub-
kultur dengan cara mengambil sebagian kalus dan memidahkannya pada medium baru.
Dengan sistem induksi yang tepat kalus dapat berkembang menjadi tanaman yang utuh
(plantlet)
Kultur kalus dapat dikembangkan dengan menggunakan eksplan yang berasal dari
berbagai sumber, misalnya tunas muda, daun, ujung akar, buah, dan bagian bunga. Kalus
dihasilkan dari bagian luar sel-sel korteks pada eksplan melalui pembelahan sel berulang-
ulang. Kultur kalur tumbuh berkembang lebih lambat dibanding kultur yang berasal dari
suspensi sel. Kalus terbentuk melalui 3 tahapan, yaitu induksi pembelahan sel dan
diferensiasi. Pembetukan kalus ditentukan sumber eksplan, komposisi nutri pada medium dan
faktor lingkungan . eksplan yang berasal dari jaringan meristem berkembang lebih cepat
dibanding jaringan dari sel-sel berdinding tipis dan mengandung lignin. Untuk memilahara
kalus, maka perlu dilakukan sub kultur secara berkala, misalnya setiap 30 hari .
Kultur kalus bermanfaat untuk mempelajari beberapa aspek dalam metabolisme
tumbuhan dan diperensiasinya, misalnya(1) mempelajari aspek nutrisi tanaman , (2)
diperensiasi dan morfogenesis sel dan organ tanaman, (3) variasi somaklonal, (4)
transformasi genetik menggunakan teknik biolistik, (5) produksi metabolit sekunder dan
regulasinya.
f. Kultur sel
Kultur sel tanaman dapat ditumbuhkan dengan menggunakan medium cair dalam
erlenmeyer. Sebagai “inokulum” digunakan sebagian kalus yang ditumbuhkan dalam
medium cair dan digojok sehingga sel dapat terpisah. Selain membuat sel menjadi
terpisah (tidak mengelompok) , penggojokan juga berfungsi memberikan air asi pada
kultur. Banyaknya inokulum yang digunakan sering kali mempengaruhi laju pertumbuhan
sel, karena itu dikenal suatu konsep yang disebut kerapatan sel awal kritis (critical
initial cell density) yaitu jumlah inokulum terendah bervolume medium yang
memungkinkan kultur sel dapat tumbuh.
g. Kultur protoplas
Kultur protoplas dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom dari
spesies yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama (inter-spesies), atau
antargenus dari satu famili (inter-genus). Penggunaan fusi protoplas memungkinkan
diperolehnya hibrida-hibrida dengan tingkat heterosigositas yang tinggi walaupun tingkat
keberhasilannya sangat ditentukan oleh genotipenya. Teknologi kultur protoplas juga dapat
dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu seperti sifat ketahanan terhadap hama dan
penyakit serta cekaman abiotik.
f. Pemilihan Lingkungan
Keadaan lingkungan yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat aseptic sebagai prinsip
dari kultur jaringan. Artinya, semua tahapan yang dilakukan dalam proses kultur haruslah
steril. Hal ini bertujuan supaya menghindari kontaminasi kuman maupun bakteri. Sterilisasi
eksplan dan media dapat dilakukan di dalam laminar air flow. Tempat penyimpanan juga
haru sdiperhatikan, yaitu tempat yang suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.
2. Inisiasi Kultur
Tujuan dari inisiasi kultur disini yaitu untuk memenuhi prinsip aseptic dan aksenik.
Aseptic ialah bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik yaitu bebas dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Eksplan yang dikulturkan dapat menginisiasi
pertumbuhan tanaman yang baru, sehingga kita dapat memilih bagian tanamn yang paling
baik untuk proses kultur selanjutnya.
3. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan untuk memenuhi persyaratan bahwa segala sesuatu usaha yang
dilakukan dalam proses kultur jaringan harus terbebas dari kontaminan. Tempat yang steril
yang berada di dalam laminar air flow, alat yang ingin dipakai juga haru sdisterilkan dengan
menggunakan larutan etanol, serta orang atau teknisi yang melakukan kultur juga harus steril.
4. Multiplikasi
Tahap ini dilakukan untuk menggandakan atau memperbanyak bahan tanaman dan
juga memelihara bahan tanaman ini untuk dapat digunakan pada waktu-waktu tertentu.
Perbanyakn dapat dilakukan melalui perangsangan pertumbuhan tunas cabang dan aksiler dan
merangsang terbentuknya tunas pucuk yang adventif, baik secara langsung maupun melalui
perangsangan kalus terlebih dahulu.
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika
pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru. Lingkungan baru yang dimaksud
disini ialah lingkungan yang non aseptic seperti botol dengan media tanah atau pakis,
sehingga planlet dapat terus bertahan menjadi tanaman yang siap untuk diindukkan.
Aklimatisasi merupakan prosedur yang sangat penting dan kritis di dalam keseluruhan
proses kultur jaringan. Keberhasilan kultur jaringan dinyaatakan berhasil jika planlet dapat
diaklimatisasi ke lingkungan eksternal dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Gambar 12 : teknik kultur jaringan
Sumber : https://4.bp.blogspot.com/kultur%2Bjaringan.png
MANFAAT KULTUR
Dapat menciptakan tanaman baru yang bebas dari kontaminan berupa penyakit atau
virus atau bakteri.
Dapat melestarikan tanaman dengan sifat yang sama dengan induknya.
Dapat memproduksi tanaman baru dengan waktu yang singkat.
Pelaksanaannya tidak bergantung musim.
Untuk menciptakan varietas baru berdasarkan rekayasa genetik.
Dampak Negatif :
Memerlukan proses aklimatisasi, Karena penyesuaian tempat hidup tanaman
Memerlukan biaya awal yang relative mahal
Hanya mampu dilakukan oleh orang dengan keahlian khusus
Dalam kultur sel hewan, hasil kultur tidak dapat menghasilkan individu baru selain
kultur embrio
Tidak dapat mengubah sifat tanaman yang dihasilkan
Gambar 13: skema prosedur dasar teknik kultur jaringan tanaman eksplan
Sumber : (yuwono, 2006: 168)
Gambar 14: contoh tanaman yang berhasil dikulturkan secara in-vitro
Sumber : (yuwono, 2006: 180)
1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih
sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrim sehingga lebih mudah
dikembangkan dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa agar terasa lebih lezat dan menyehatkan.
1) Dengan menggunakan strip aliran – lateral ( semacam tongkat ukur ). Benih tanaman
yang akan diuji dihancurkan terlebih dahulu kemudian strip tersebut dicelupkan
kedalamnya. Apabila dalam waktu 5 – 10 menit muncul dua garis pada strip maka sempel
tersebut positif merupakan tanaman transgenik.
Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah
sebagai berikut.
1) Padi Golden Rice
Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi
prioritas utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak
mendapat sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi
sebenarnya telah lama dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang
dikenalkan pada tahun 2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang
mengalami kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A
sangat penting untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang,
reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning
menyerupai emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode
yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma
nutfah padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.
3) Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura.
Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah
matangnya tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain,
di mana buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna
dalam pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.
Dalam bidang pertanian bioteknologi dapat di aplikasikan. Sekarang ini para ilmuan
berhasil meningkatkan tampilan buah dan sayur, memperpanjang waktu makanan untuk di
simpan, meningkatkan kandungan nutrisi tanaman dan membuat tanaman tahan terhadap
penyakit dan hama.
Pada masa yang akan datang, para ahli pertanian mengharapkan bioteknologi mampu
menghasilkan tanaman yang tahan lama terhadap segala kondisi iklim, seperti iklim kering,
iklim panas, atau dingin. Oleh karena itu, bioteknologi menjadikan petani mampu
memanfaatkan tanah yang sebelumnya jarang diusahakan. Dengan mmanfaatkan
bioteknologi ini dapat menghasilkan tanaman yang identik dalam waktu singkat. Selain itu
modifikasi tanaman hias membuka jalan untuk menghasilkan warna-warna yang tidak biasa
sehingga mampu meningkatkan nilai varietas dan nilai ekonominya.
(https://fitrimarwaningsih.wordpress.com/2012/12/12/bioteknologi-dalam-bdang-pertanian)
b. Dampak Positif
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor
maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan,
hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang
dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis
bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi
tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang
berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Kegiatan tersebut disebut sebagai
bioprespecting.
Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan
bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati,
( Convetion on Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang
ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia
telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika
Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di sepakati Pula Cartegena Protocol on
Biosafety ( Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut menyinggung
tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang
timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan kesehatan
manusia.
2.2 BIOTEKNOLOGI KEHUTANAN
2.2.1 Pengertian Bioteknologi Kehutanan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Fungsi hutan yang memiliki nilai lebih sebagai
pemukiman penduduk: hutan Sebagai Penyerap Karbondioksida, sebagai sumber kehidupan,
pencegah banjir, sumber air cadangan, dan sebagai pengatur iklim
Embrio somatik dapat terbentuk melalui dua jalur, yaitu secara langsung maupun
tidak langsung (melewati fase kalus). Embriogenesis somatik langsung adalah proses
perkembangan embrio secara langsung pada potongan eksplan tanpa melalui fusi gamet, dan
terjadi pada eksplan yang masih muda (George dan Sherrington, 1984). Sedangkan
embryogenesis somatik tidak langsung yaitu proses perkembangan embrio melalui
pembentukan kalus yang berasal dari akar, tangkai daun, tangkai bunga, daun, batang, atau
embrio zigot yang mampu membentuk kalus embrigionik.
Mutasi merupakan salah satu teknik sebagai upaya untuk meningkatkan keragaman
genetik tanaman untuk mendapatkan sifat baru sebagai sarana untuk perbaikan genetik
tanaman, terutama pada tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetatif.Beberapa tanaman
hasil mutasi kombinasi yang telah dilepas antara lain pada mawar Rosmarum,Yulikara dan
Rosanda oleh Balithi.
Studi Kasus : Perbanyakan Massal Tanaman Sagu ( Metroxylon sagu Rottb. ) Melalui
Embriogenesis Somatik
Sumber : https://spark.adobe.com/page/YMEJ2/
Aplikasi bioteknologi dalam bidang kehutanan seperti yang telah diuraikan di atas,
bukanlah hanya sekedar teori. Usaha-usaha melalui uji coba dari skala laboratorium hingga
penerapannya di lapangan, bahkan perhitungan secara ekonomi untuk skala hutan indistri
telah dilakukan di beberapa negara seperti Canada dan New Zealand.
Dengan melihat laju deforestrasi di negara yang saat ini masih terus berlangsung,
aplikasi bioteknologi akan sangat bermanfaat dalam menciptakan hutan industri yang cukup
berkualitas, dimana kebutuhan akan kayu baik untuk bahan kontruksi maupun untuk bahan
baku kertas dan pulp ataupun sebagai sumber energi tidak lagi tergantung pada hutan-hutan
alami yang ada.
Secara tidak langsung terciptanya hutan sebagai produk bioteknologi juga dapat
menjaga lestarinya keanekaragaman hayati yang ada. Disamping itu, sumber daya hutan akan
mampu secara berkelanjutan menunjang kehidupan manusia dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Dari segi kepentingan komersial, hutan merupakan sumber kayu untuk konstruksi
atau bahan bangunan, sumber bahan mentah untuk produksi kertas dan pulp, serta sebagai
sumber energi. Secara teoritis pemenuhan kepentingan akan kayu yang bersumber dari hutan
diharapkan tidak mengurangi luasnya hutan yang ada, serta tidak merusak dan mengurangi
jenis-jenis makhluk hidup yang ada di dalamnya, sehingga hutan akan tetap mampu
menyangga kehidupan manusia di masa yang akan datang serta mampu mempertahankan
keseimbangan ekosistem. Konsep pengelolaan hutan seperti ini sesuai dengan apa yang
diinginkan dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Namun demikian, dalam
kenyataannya eksploitasi hutan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu telah menyebabkan
berbagai kerusakan hutan hingga hilangnya sebagian luas hutan. Ketidakseimbangan antara
laju penebangan dan penanaman kembali merupakan penyebab utama hilangnya sebagaian
luas hutan.
Untuk mencegah laju penyusutan luas hutan atau deforestrasi yang semakin besar
diperlukan adanya usaha global untuk memasukan tumbuhan-tumbuhan hutan penghasil kayu
ke dalam era modern pemuliaan tanaman (plant breeding). Optimasi produktivitas hutan
dengan memperhatikan jenis tumbuhan yang menjadi sumber utama penghasil kayu di masa
yang akan datang melalui program-program peningkatan kualitas yang terakselerasi dengan
memadukan teknik-teknik konvensional dan modern merupakan kunci keberhasilan
reforestrasi (penghutanan kembali) dan managemen hutan komersial di masa yang akan
datang. (http://fdib.tripod.com/makalah/adi.html)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan adanya bioteknologi pertanian maka perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan
dengan teknik modifikasi genetik melalui rekayasa genetika untuk memperoleh
varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan
Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu
pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri
bahwa perbaikan genetis melalui pemuliaan tanaman konvensional telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
DAFTAR PUSTAKA
https://hidroponikalami.blogspot.co.id/2016/10/teknik-hidroponik-sistem-pasang-surut.html
(14/03/2018) 12:45
http://www.atobasahona.com/2016/08/peranan-bioteknologi-ekonomi-kehutanan.html
Yuwono, Triwibowo. 2006. Bioteknologi Pertanian. Penerbit: Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.