Anda di halaman 1dari 2

LKPD Bahsa Indonesia ‘Artikel’

Nama : Roro Areta Vania E

Kelas : XII MIPA 5

No. : 28

Meski sudah diajarin, diceramahin dengan berbagai "materi" soal bullying-perundungan dan intimidasi,
tetap saja banyak anak tak berkutik ketika berhadapan dengan persoalan bullying. Terutama ketika
pengaduan dari bahaya ancaman yang tak direspon dengan tepat, justru menjadi ancaman baru yang
makin berbahaya, bahkan hingga berakibat fatal pada kematian!

Sehingga dalam banyak kasus, anak-anak yang terkena perundungan atau bullying, memilih untuk diam,
menyimpan rahasia kekerasan fisik dan verbal yang diterimanya karena kuatir akan ada impact atau
pengaruh lainnya jika ia mengadu. Bayangkan jika seorang murid sekolah dasar mengalami kekerasan
dari temannya, kemudian ia mengadu pada gurunya. Lantas gurunya hanya memarahi dan menghukum
si pelaku sekedar sebagai kenakalan biasa.

Pada waktu yang lain, si pelaku justru bertindak lebih represif dan keras pada si korban bahkan disertai
dengan ancaman yang lebih besar jika melakukan pengaduan lagi kepada gurunya. Maka dalam
sebagain besar kasus, si korban menjadi tertekan, ketakutan, terintimidasi bahkan jika ia tak bisa
menangani persoalan dengan tepat dan benar, ia bisa mencelakai dirinya sendiri sebagai solusi yang
dipilih, karena tidak ada pilihan lain yang dianggapnya tepat atau bisa membantu mengatasi
persoalannya.

Sehingga dalam beberapa pemberitaan, korban bullying memilih cara-cara ekstrim sebagai solusinya.
sementara si pelaku karena masih dalam batasan umur, hanya mendapat ganjaran pembinaan saja,
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Banyaknya kasus yang terjadi, bahkan selama 9 tahun, sejak
2011-2019, tercatat 37.381 kasus. Kasus di dunia pendidikan dan medsos mencapai 2.473 laporan.
(nusantara.rmol.id).

Fenomena penindasan atau kerap disebut bullying adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan untuk
menyakiti baik dalam bentuk verbal, psikologis atau emosional serta bisa juga dalam bentuk fisik.
Hampir setiap orang pernah mengalami ini, hanya saja kadarnya yang berbeda dan mentalitas kita juga
berpengaruh pada seberapa besar kita bisa mengatasinya, karena perilaku ini bisa dilakukan perorangan
atau kelompok.

Bentuk kekerasan ini juga beragam, anak-anak seringkali tak bisa membedakannya sehingga
menganggap hanya iseng atau kenakalan biasa. Secara fisik, bentuknya bisa berupa pemukulan,
mendorong, mencubit, atau perilaku iseng seperti menyandung, bahkan termasuk merusak benda atau
properti yang bisa menyebebkan kerusakan atau kecelakaan.

Bahkan tindakan verbal seperti menyebut alias yang buruk, mengejek, ucapan rasis atau homofobia,
gerakan wajah mengancam, lelucon jahat, adalah wujud pelecehan verbal. Anak-anak harus diberi
pemahaman yang baik, agar dapat mengantisipasi masalah sejak dini. Karena kekerasan secara verbal
justru seringkali menyerang "rasa" yang menyebabkan timbulnya rasa rendah diri, terhina dan bisa
berujung fatal pada tindakan bunuh diri.

Kekerasan yang lebih luas secara sosial, seperti kampanye hitam atau menjadikan orang lain sebagai
kambing hitam dan merusak reputasi atau anam baik seseorang.

Bahkan dalamkondisi yang main canggih, bullying juga memeiliki wujud yang canggih, berupa intimidasi
cyber atau perundungan cyber denga menggunakan teknologi digital berupa pengiriman pesan,gambar
dalam media sosial, platform digital, pesan teks. Dampak dan targetnya lebih luas karena kemudahan
teknologi dapat menjangkau ruang private secara cepat, sehingga dapat langsung mengenai sasaran
emskipun tidak berhadap-hadapan. bahkan publik dapat mengetahui perundungan ini karena medsos
dapat diakses secara personal dan massal.

Wujudnya, diantaranya; Doxing (mempublikasikan data personal orang lain), Cyber stalking (yang bisa
sampai pada tahapan aktivitas offline), dan Revenge porn (penyebaran foto/video dengan tujuan balas
dendam dibarengi intimidasi/ pemerasan). Tujuan kekerasan tersebut, antara lain pemerasan,
pembungkaman dan eksploitasi seksual yang berdampak menimbulkan rasa takut yang dapat berpotensi
pada kekerasan fisik secara offline.

Maka semakin cerdas anak-anak dalam memahami bullying atau perundungan atau intimidasi akan
meminimalisir dampak bagi anak-anak kita sendiri dan bagi orang lain. Pemahaman yang baik dan benar,
dapat menentukan solusi yang tepat yang tidak membahayakan anak-anak atau diri kita sendiri. Stop
Bullying, Selamatkan masa depan anak-anak kita dari kekerasan!

Pendapat saya :

Menurut saya bacaan diatas adalah sebuah artikel, karena teks diatas berisi fakta dan pendapat penulis.
Gagasan yang dibahas actual. Bacaan di atas akan memanbah pengetahuan pembaca tentang masalah
bullying yang sampai saat ini masih kerap terdengar di sekitar kita. Dari bacaan di atas kita akan
mendapat referensi cara memecahkan masalah atau mengatasi masalah bullying.

Anda mungkin juga menyukai