Anda di halaman 1dari 3

FLUKTUASI IMAN

1. Iman dan Fluktuasinya


Iman adalah sesuatu yang sangat fundamental bagi agama Islam. Iman dikenal
sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang diakui dan dibenarkan dalam hati
(tashdiq), diucapkan dengan lisan (iqrar), dan di manifestasikan melalui perbuatan
(;amal).
Fluktuasi digambarkan sebagai kondisi naik turunnya suatu objek. Fluktuasi jika
disandingkan dengan kata “Iman”, maka menjadi “Kondisi naik turunnya tingkat
keimanan seseorang.”Naik turunnya sesuatu tentu bukan tanpa sebab. Namun, sebelum
mempelajarinya lebih lanjut, perlu diketahui para bahwa terkait permasalahan “Fluktuasi
Iman”, banyak sekali terjadi perbedaan pendapat terkait apakah iman dapat mengalami
fluktuasi atau tidak.
Salah satu yang turut menyumbangkan pendapat terkait permasalahan ini adalah
kelompok Khawarij. Mereka memandang keimanan dari sisi lahiriyah secara ekstrim,
sehingga mereka tidak meyakini akan adanya Fluktuasi Iman. Menurut mereka, pelaku
dosa besar, seperti tidak berhukum dengan hukum Allah, tidak salat, dan tidak
mengeluarkan zakat, adalah kafir, sebab mereka telah mencederai keimanan.
Berbeda dengan kelompok Khawarij, Abdul Jamil memberi pendapat bahwa
menurut Ahmad Rifa’I, iman itu ialah pembenaran dalam hati yang ditindaklanjuti
dengan sikap pasrah dan taat pada aturan agama.
2. Hadits yang berkaitan dengan Fluktuasi Iman
Memang terdapat beberapa pendapat akan Fluktuasi Iman ini, namun terdapat
hadits yang kurang lebih memberikan makna dan petunjuk bahwa pada hakikatnya Iman
suatu saat dapat menginjak fase Fluktuasi.

ْ ِ‫ « ا ِإلميَا ُن ب‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬


‫ض ٌع َو َسْبعُو َن بَابًا‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْيَر َة ق‬
َ َ‫ال ق‬

ُ‫اها إِ َماطَةُ األَ َذى َع ِن الطَِّر ِيق َوأ َْر َفعُ َها َق ْو ُل الَ إِلَهَ إِالَّ اللَّه‬
َ َ‫فَأ َْدن‬
Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah
dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah
kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim, no. 35 dan Tirmidzi, no. 2614)
Dari hadits yang dipaparkan di atas tampak bahwa Iman itu memiliki fluktuasi.
Hal ini ditandai dengan adanya tingkatan iman yang terendah dan yang tertinggi. Secara
otomatis, dapat diketahui bahwa seseorang akan mencapai Iman terendah karena telah
mengalami penurunan keimanan. Begitu pula sebaliknya, seseorang akan mencapai Iman
tertinggi karena telah mengalami peningkatan keimanan. Penurunan dan peningkatan
inilah yang akhirnya disebut sebagai fluktuasi iman.

ِ َ ‫َن رس‬
‫ال « يَ ا‬
َ َ‫َّاس َف َو َعظَ ُه ْم مُثَّ ق‬ َ َ‫ َخط‬-‫ص لى اهلل علي ه وس لم‬- ‫ول اللَّه‬
َ ‫ب الن‬ ُ َ َّ ‫َع ْن أَىِب ُهَر ْي َر َة أ‬
َ ‫ت ْام َرأَةٌ ِمْن ُه َّن َومِلَ َذ َاك يَا َر ُس‬
‫ول اللَّ ِه قَ َال‬ ِ َ‫ َف َق ال‬.» ‫مع َشر النِّس ِاء تَص َّدقْن فَِإنَّ ُك َّن أَ ْكَث ر أَه ِل النَّا ِر‬
ْ ُ َ َ َ َ َْ
ِ ِ ِ‫ قَ َال « وم ا رأَيت ِمن نَاق‬.‫ يعىِن و ُك ْف ر ُك َّن الْع ِش ري‬.» ‫« لِ َك ْث ر ِة لَعنِ ُك َّن‬
َ َ‫ص ات َع ْق ٍل َودي ٍن أَ ْغل‬
‫ب‬ َ ْ ُ ْ َ ََ َ َ َ َ َْ ْ َ

َ َ‫ص ا ُن ِدينِ َه ا َو َع ْقلِ َه ا ق‬


« ‫ال‬ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫ قَ الَت ْام َرأَةٌ مْن ُه َّن َو َم ا نُ ْق‬.» ‫ل َذ ِوى األَلْبَ اب َو َذ ِوى ال َّرأْى مْن ُك َّن‬
ِِ ِ ِ
َ َ‫ث إِ ْح َدا ُك َّن الثَّال‬
َ‫ث َواأل َْربَ َع ال‬ ُ ‫ضةُ مَتْ ُك‬ َ ‫َش َه َادةُ ْامَرأََتنْي ِ مْن ُك َّن بِ َش َه َادة َر ُج ٍل َونُ ْق‬
َ ‫صا ُن دين ُك َّن احْلَْي‬

» ‫صلِّى‬
َ ُ‫ت‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam pernah berkhutbah di tengah-tengah para sahabat lantas beliau menasihati
mereka, kemudian beliau berkata, “Wahai para wanita, bersedekahlah karena kalian itu
banyak jadi penduduk neraka.” Ada wanita yang bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa
bisa demikian?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak melaknat.” Yaitu kalian kufur
(tidak mau bersyukur) pada pemberian suami. Beliau bersabda lagi, “Aku tidaklah
pernah melihat orang yang kurang akal dan kurang agamanya yang bisa mengalahkan
orang yang cerdas dan punya pemikiran brilian selain dari kalian (para wanita).”Ada
wanita yang bertanya, “Apa yang dimaksud kurang agama dan kurang akal?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “(Tanda kurang akal yaitu) persaksian
dua orang wanita dari kalian sama nilainya dengan persaksian seorang pria. Sedangkan
tanda kurang agama, salah seorang di antara kalian biasa mengalami haidh tiga atau
empat hari sehingga tidak shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2613.)
Disebutkan dalam hadits bahwa wanita itu kurang agama, berarti iman itu bisa
berkurang. Dengan adanya kata kurang agama adalah karena pada masa haidh, terdapat
amalan dan ibadah yang tidak dapat dilakukan oleh wanita yang haidh.

Anda mungkin juga menyukai