PENDAHULUAN
Berdasarkan perbedaan anatomi, biomekanika, dan fisiologis, fraktur pada anak memiliki
beberapa gambaran khusus, yang penjabarannya adalah sebagai berikut.
Fraktur Torus
Disebut juga fraktur buckle terjadi pada korteks di daerah metafisis 2−3 cm di atas lempeng
epifisis.2
A. Pengobatan
Pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3 minggu.
Fraktur Komplet
Fraktur total pada radius dan ulna biasanya saling menyamping dan sulit untuk
mempertahankannya sehingga dilakukan reposisi.2
A. Pengobatan
Tetap dilakukan usaha untuk reposisi tertutup dan apabila gagal maka dilakukan reposisi terbuka
dengan fiksasi interna serta diperkuat dengan gips sirkuler selama 4 minggu tergantung umur
penderita. Fraktur terbuka radius atau ulna sering ditemukan dan dapat menyebabkan salah satu
tulang proksimal menonjol. Pada keadaan ini fraktur harus dirawat seperti suatu fraktur terbuka
dan disertai dengan debridemen yang baik dan dipertahankan dengan fiksasi interna.
Fraktur Epifisis
Fraktur epifisis merupakan suatu fraktur tersendiri dan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu (1)
fraktur avulsi akibat tarikan ligamen, (2) fraktur kompresi yang bersifat kominutif, dan (3)
fraktur osteokondral.
C. Fraktur Osteokondral
Fraktur osteokondral sering ditemukan pada femur distal, patela, atau kaput radius. Fraktur
bergeser akan menyebabkan gangguan yang menyerupai benda asing dalam sendi. Fragmen yang
besar sebaiknya dikembalikan dan yang kecil dapat dieksisi.
A. Diagnosis
Secara klinis, kita harus mencurigai adanya fraktur lempeng epifisis pada seorang anak dengan
fraktur pada tulang panjang di daerah ujung tulang pada dislokasi sendi serta robekan ligamen.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan rontgen dengan dua proyeksi dan
membandingkannya dengan anggota gerak yang sehat.
B. Tata Laksana
Setelah reduksi dari fraktur epifisis tipe I, II, dan III akan terjadi osifikasi endokondral pada
daerah metafisis lempeng pertumbuhan dan dalam 2−3 minggu osifikasi endokondral initelah
mengalami penyembuhan. Sementara itu, tipe IV dan tipe V mengalami penyembuhan seperti
pada fraktur daerah tulang kanselosa.
A. Manifestasi Klinis
Biasanya anak menangis setiap digerakkan atau teraba adanya fraktur pada daerah yang
dimaksud. Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk memastikan diagnosis.
B. Tata Laksana
Fraktur pada bayi sembuh dalam waktu 1−3 minggu sehingga hanya diperlukan pemasangan
bidai sementara untuk mengurangi nyeri.
A. Diagnosis
Ditemukan kebiruan pada badan anak. Pada pemeriksaan radiologis ditemukan fraktur multipel
pada iga, anggota gerak, tengkorak serta fraktur di daerah epifisis. Mungkin hanya ditemukan
reaksi periostel di beberapa tempat. Pengobatan diperlukan pencegahan dan pemeriksaan
psikiatri orang tua. Apabila ditemukan adanya fraktur maka pengobatan seperti biasanya pada
fraktur anak-anak.1
Fraktur Patologis
Fraktur patologis adalah fraktur yang disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya (1) kelainan
tulang lokal; kista tulang soliter, fibroma non-ossifying, (2) kelemahan tulang yang umum;
kelainan neuromuskuler, poliomielitis, distrofi muskuler, paralisis otak, spina bifida, dan (3)
kelainan tulang yang menyeluruh; misalnya pada osteogenesis imperfekta.2
Fraktur Stres
Pada anak-anak, fraktur stres terutama pada sepertiga bagian tibia proksimal, setengah bagian
fibula distal, metatarsal, iga, panggul, femur, dan humerus. Fraktur jenis ini biasanya terjadi pada
waktu liburan, di mana anak melakukan aktivitas yang berlebihan. Fraktur stres harus dibedakan
dengan kelainan karena keganasan.2
A. Mekanisme Trauma
Trauma dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung pada posisi lengan terputar atau
tertarik ke luar (outstretched hand), di mana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai
klavikula.2
B. Manifestasi Klinis
Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dari tempat tidur (atau trauma lain) dan
menangis. Kadang kala penderita datang dengan pembengkakan pada daerah klavikula yang
terjadi beberapa hari setelah trauma. Hal ini terjadi setelah pembentukan kalus.2
C. Pemeriksaan Radiologi
Fraktur pada daerah klavikula pada bagian tengah merupakan bagian yang paling sering
mengalami fraktur greenstick atau fraktur total. Mungkin juga terjadi fraktur pada bagian medial
klavikula, yaitu pada daerah epifisis.2
D. Tata Laksana
Pada anak-anak, fraktur klavikula tidak memerlukan tindakan khusus, tetapi cukup dengan
pemasangan mitela selama 2−3 minggu dan akan sembuh secara sempurna.
Fraktur Humerus
Fraktur humerus dapat terjadi pada epifisis, metafisis, maupun diafisis humerus.
Mekanisme Trauma
Biasanya terjadi pada anak-anak yang jatuh dalam posisi hiper-ekstensi, misalnya jatuh pada saat
mengendarai sepeda atau kuda.2
Pemeriksaan Radiologi
Pada foto rontgen ditemukan adanya pemisahan epifisis dan metafisis, di mana epifisis bersama-
sama dengan sebagian metafisis yang tetap terletak dalam ruang sendi, sedangkan bagian distal
tertarik ke proksimal.2
Tata Laksana
Fraktur yang masih baru, terutama grade I, tidak memerlukan reposisi. Pada grade II reposisi
dapat dilakukan dengan mudah melalui pembiusan umum dan setelah itu dipasang mitela. Pada
fraktur humerus grade III dan IV harus dilakukan reposisi dengan pembiusan umum dan apabila
tidak berhasil dilakukan operasi terbuka dengan fiksasi interna dengan menggunakan pin kecil.
Tata Laksana
Tata laksana fraktur diafisis humerus dilakukan dengan pemasangan gips sirkuler atau gips
berbentuk U yang dipertahankan selama beberapa minggu.
Klasifikasi2
Tipe I: terdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang
berupa garis.
Tipe II: tidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara
humerus dan kondilus lateralis (normalnya adalah 40°).
Tipe III: terdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta
masih ada kontak antara kedua fragmen.
Tipe IV: pergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.
Klasifikasi
Tipe 1: terdapat fraktur epifisis tanpa pemisahan.
Tipe 2: sedikit terdapat pemisahan.
Tipe 3: terdapat pemisahan yang disertai dislokasi atau tanpa dislokasi pada sendi
siku.
Tipe 4: terdapat pemisahan epifisis disertai jebakan dalam sendi tanpa dislokasi.
Tipe 5: terdapat pemisahan epifisis, dislokasi, dan jebakan pada sendi siku.
Diagnosis
Terdapat nyeri pada bagian lateral-distal humerus, pembengkakan, dan kebiruan.
Dengan pemeriksaan rontgen dapat terlihat adanya pusat osifikasi.2
Tata Laksana
Fraktur tanpa pemindahan fragmen cukup dengan istirahat dan pemakaian mitela.
Komplikasi
Komplikasi fraktur kondilus lateralis humeri di antaranya adalah (1) non-union, (2)
kubitus valgus, (3) paralisis nervus ulnaris karena valgus, dan (4) nekrosis avaskuler
kapitulum.
B. Radius
a. Fraktur kaput radius (radius epifisis) dan fraktur leher radius
Mekanisme terjadinya fraktur adalah tangan dalam keadaan outstretched, sendi siku
dalam posisi ekstensi dan lengan bawah dalam posisi supinasi. Fraktur ini dibagi
menjadi tiga, yaitu (1) tipe 1, yaitu pergeseran 0−30°, (2) tipe 2, yaitu pergeseran
30−60°, dan (3) tipe 3, yaitu pergeseran sebesar 61−90°.
Komplikasi
Komplikasi fraktur ini dapat berupa (1) malunion, (2) fusi dini pada epifisis radius,
(3) nekrosis avaskuler, (4) pembentukan tulang baru yang mengganggu pergerakan
sendi siku, dan (5) sinostosis antara radius proksimal dan ulna.
b. Pulled elbow
Pulled elbow adalah suatu kelainan yang paling sering ditemukan pada anak-anak,
terutama anak yang berusia di bawah usia 4 tahun. Kelainan ini lebih sering terjadi
pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Mekanisme Trauma
Fraktur jenis ini biasanya disebabkan oleh traksi longitudinal yang mendadak sewaktu
sendi siku berada dalam posisi ekstensi dan lengan bawah berada dalam keadaan
pronasi.
Diagnosis
Segera setelah terjadi trauma, anak merasa nyeri pada daerah sendi siku. Mungkin
terdengar adanya bunyi klik. Terdapat nyeri tekan pada daerah radius proksimal.
Pemeriksaan radiologis biasanya normal.
Tata Laksana
Biasanya terjadi reduksi spontan. Apabila masih terdapat subluksasi, dapat dilakukan
reposisi dengan atau tanpa pembiusan. Kemudian, dapat dilakukan mobilisasi dengan
mitela selama satu minggu.2
C. Ulna
a. Fraktur sepertiga proksimal ulna (fraktur Monteggia)2
Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dengan dislokasi radius proksimal disebut
sebagai fraktur Monteggia. Fraktur ini lebih sering ditemukan pada anak-anak
daripada orang dewasa dengan perbandingan 2:1. Fraktur dapat bersifat terbuka atau
tertutup. Biasanya ditemukan pada umur termuda 4 tahun. Laki-laki 5 kali lebih
sering daripada perempuan.
Mekanisme Trauma
Fraktur dapat terjadi akibat trauma langsung atau terjadi karena hiperpronasi dengan
tangan dalam keadaan outstretched.
Klasifikasi
Menurut Bado (1962), terdapat beberapa tipe fraktur Monteggia, yaitu:
Tipe 1: dislokasi kaput radius ke depan disertai angulasi ulna ke arah yang sama.
Insidensnya sebanyak 60−65% (tipe ekstensi).
Tipe 2: dislokasi kaput radius ke belakang disertai angulasi ulna ke arah yang
sama, insidensnya sebanyak 15% (tipe fleksi).
Tipe 3: dislokasi ke samping kaput radius disertai angulasi ulna ke arah yang
sama, dengan fraktur ulna tepat di distal prosesus koronoid, insidensnya sebanyak
20%.
Tipe 4: dislokasi kaput radius ke depan disertai angulasi ulna ke arah yang sama
dengan tipe 1, bersama-sama fraktur radius di sebelah distal tuberositas bisipitalis.
Insidens sebanyak 5%.
Manifestasi Klinis
Penderita biasanya mengeluh nyeri dan bengkak pada lengan bawah dan datang
dengan tangan dalam posisi fleksi dan pronasi.
Tata Laksana
Pada fraktur terbuka, sebaiknya segera lakukan tindakan operasi disertai dengan
fiksasi ulna. Pengobatan fraktur tertutup pada anak-anak dicoba dengan reposisi
tertutup karena angka keberhasilannya sebesar 50%.2
Komplikasi
Komplikasi akibat fraktur ini dapat berupa:
1. Lesi saraf perifer; lesi nervus radialis dan nervus ulnaris.
2. Tulang ulna yang non-union
3. Ankilosis radiohumeral.
4. Sinostosis radioulnar.
5. Dislokasi kaput radius yang berulang-ulang
6. Miositosis osifikans
Manifestasi Klinis
Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah olekranon.
Tata Laksana
Pada fraktur yang tidak bergeser cukup dengan pemasangan mitela. Pada fraktur yang
bergeser dilakukan operasi dengan fiksasi interna.
Komplikasi
Komplikasi fraktur ini dapat berupa gangguan ekstensi sendi siku serta gangguan
nervus ulnaris yang bersifat dini atau lanjut.
Klasifikasi
Fraktur dapat bersifat greenstick (tidak total), kompresi (buckle atau torus), atau total.
Manifestasi Klinis
Dapat ditemukan nyeri, pembengkakan, atau adanya krepitasi serta deformitas pada daerah
lengan bawah.
Tata Laksana
Prinsip pengobatannya adalah reposisi tertutup, dengan penjabaran sebagai berikut.
1. Reduksi yang baik dapat dipertahankan lebih lama daripada suatu reduksi yang kurang baik.
2. Aposisi korteks dengan korteks tanpa adanya rotasi.
3. Imobilisasi fraktur sesuai dengan lokalisasi fraktur.
4. Dapat dilakukan rekoreksi sebelum terjadi fraktur secara klinis (3 minggu). Kemungkinan
dapat dilakukan operasi serta fiksasi interna terutama pada anak di atas usia 10 tahun.
5. Keluarga penderita perlu diperingatkan bahwa ada kemungkinan dilakukan remanipulasi.
Komplikasi
1. Refraktur terjadi apabila union belum solid.
2. Gangguan vaskularisasi karena pemasangan gips yang ketat.
3. Trauma saraf, yaitu pada nervus medianus, ulnaris, atau interoseus posterior.
4. Sinostosis.
5. Malunion.
Manifestasi Klinis
Terdapat trauma dengan mekanisme seperti di atas dengan pembengkakan dan nyeri tekan di
sekitar pergelangan tangan.
Pemeriksaan Radiologi
Dengan pemeriksaan radiologi, dapat ditentukan jenis-jenis fraktur, yang dapat berupa fraktur
greenstick, fraktur epifisis, fraktur torus, fraktur total, dan fraktur Galeazzi.
A. Fraktur Greenstick
Fraktur greenstick terjadi apabila ada robekan periosteum dan korteks pada daerah konveks
deformitas. Fraktur dapat mengenai salah satu tulang baik radius atau ulna saja, tetapi
kebanyakan pada kedua tulang.
Mekanisme Trauma
Fraktur greenstick terjadi karena kompresi longitudinal dan torsional. Ada dua jenis fraktur
greenstick, yaitu:
1. Angulasi volar, yang lebih sering ditemukan.
2. Angulasi ke dorsal, yang lebih jarang ditemukan.
Tata Laksana
Tidak semua fraktur greenstick perlu dilakukan reduksi tertutup, terutama bagian distal dekat
sendi. Pada umumnya, angulasi <20° pada usia 10−12 tahun tidak memerlukan reduksi dan
hanya pemasangan gips di atas siku dengan posisi pronasi selama 3−4 minggu karena dapat
terjadi koreksi angulasi secara spontan.
B. Fraktur Epifisis
Fraktur epifisis radius distal paling sering ditemukan, terutama pada anak umur 6−12 tahun. Pada
umumnya adalah tipe I atau II (Salter-Harris) dan sangat jarang ditemukan tipe III maupun tipe
IV (Salter-Harris). Fraktur epifisis ulna jarang ditemukan.
Tata Laksana
Reposisi tertutup sangat mudah dilakukan dan diimobilisasi dengan gips sirkuler di bawah siku
selama 3 minggu. Operasi dilakukan apabila fraktur sudah terjadi beberapa hari dan terdapat
pergeseran yang hebat.
C. Fraktur Torus
Fraktur torus disebut juga fraktur buckle dan fraktur ini terjadi pada korteks di daerah metafisis
2−3 cm di atas lempeng epifisis.
Tata Laksana
Pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3 minggu.
D. Fraktur Total
Fraktur total pada radius dan ulna biasanya saling menyamping dan sulit untuk
mempertahankannya sehingga dilakukan reposisi.
Tata Laksana
Tetap dilakukan usaha untuk reposisi tertutup dan apabila gagal maka dilakukan reposisi terbuka
dengan fiksasi interna serta diperkuat dengan gips sirkuler selama 4 minggu, tergantung umur
penderita. Fraktur terbuka radius atau ulna sering ditemukan dan dapat menyebabkan salah satu
tulang proksimal menonjol. Pada keadaan ini, fraktur harus dirawat seperti suatu fraktur terbuka
dan disertai dengan debridemen yang baik dan dipertahankan dengan fiksasi interna.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
1. Infeksi
2. Kontraktur iskemik Volkmann
3. Lempeng pertumbuhan yang berhenti
4. Malunion
5. Refraktur
E. Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi adalah fraktur radius pada sepertiga distal dan dislokasi sendi radio-ulnar distal.
Fraktur ini lebih jarang ditemukan daripada fraktur Monteggia. Kebanyakan ditemukan pada
orang dewasa dan jarang pada anak-anak.
Manifestasi Klinis
Terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah.
Tata Laksana
Fraktur bersifat tidak stabil dan terdapat dislokasi sehingga sebaiknya dilakukan operasi dengan
fiksasi interna.
Ciri Khas
Lesi Morel-Lavellee.
Etiologi
Kecelakaan kendaraan bermotor.
Manifestasi Klinis
Memar pada daerah panggul, nyeri pada penekanan di daerah panggul, panjang ekstremitas yang
tidak sama, nyeri pada pergerakan sendi panggul.
Diagnosis
Pemeriksaan foto polos sinar X pelvis, jarak antar-simfisis dan taut sakroiliak lebih lebar
dibandingkan dewasa, sering kali menyebabkan salah interpretasi.
CT scan, yang dilakukan apabila terdapat indikasi untuk tindakan pembedahan.
Fraktur Toddler
Prevalens
Sering terjadi pada anak-anak usia 2,5 tahun, angka kejadian pada anak laki-laki lebih sering
daripada anak perempuan.
Ciri Khas
Fraktur spiral tibia tanpa disertai oleh fraktur fibula.
Etiologi
Jatuh dari ketinggian dengan rotasi eksternal kaki dan lutut yang terfiksasi.
Manifestasi Klinis
Nyeri pada kaki, berjalan pincang, atau anak menolak untuk memijak tanah.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik dimulai dari daerah proksimal ke distal, yang dimulai dari panggul, paha,
lutut, pergelangan kaki, dan kaki. Foto polos sinar X tibia dan fibula dengan proyeksi
anteroposterior, lateral, dan internal rotation oblique.
Tata Laksana
Imobilisasi dengan long leg atau short leg cast selama 3−4 minggu.
Fraktur Tibia Proksimal
Prevalensi
Jarang terjadi, angka kejadiannya <5% dari fraktur pada anak. Puncak insidensi terjadi pada usia
3−6 tahun.
Ciri Khas
Biasanya mengenai lempeng epifisis.
Etiologi
Mekanisme utama penyebab terjadinya cedera adalah low energy force pada aspek lateral tibia
pada saat lutut ekstensi.
Manifestasi Klinis
Pasien mengeluh nyeri, bengkak, dan nyeri tekan pada lokasi fraktur. Nyeri pada pergerakan
lutut.
Diagnosis
Pemeriksaan sinar X dengan proyeksi AP dan lateral. Jika curiga adanya fraktur epifisis maka
ditambahkan sinar X dengan rotasi internal dan eksternal.
Tata Laksana
Non-displaced fracture. Imobilisasi dengan long leg cast dengan lutut hampir ekstensi penuh
dan posisi varus.
Tata laksana operatif.
Ciri Khas
Manifestasi Klinis
Nyeri, bengkak, nyeri tekan pada daerah fraktur.
Diagnosis
Foto polos sinar X AP dan lateral pada daerah tungkai.
Tata Laksana
Tata laksana non-operatif
Kasus fraktur tibia dan fibula yang tidak mengalami komplikasi (non-displace atau
minimally displaced) biasanya ditata laksana dengan simple manipulation dan casting.
Fracture displaced ditata laksana dengan closed reduction dan casting dengan anestesi
umum.
Tata laksana operatif
Indikasi operasi adalah:
o Fraktur terbuka
o Fraktur yang gagal bergabung dengan closed reduction
o Terkait dengan cedera vaskuler
o Fraktur dengan sindrom kompartemen
o Fraktur comminuted
o Floating knee
o Fraktur pada palsi serebral, cedera kepala, hemofilia
o Pasien dengan cedera multisistem
Ciri Khas
Etiologi
Langsung: kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian, kekerasan dalam rumah
tangga.
Tidak langsung: rotational injury.
Fraktur patologis: osteogenesis imperfekta, non-ossifying fibroma, kista dan tumor
tulang.
Manifestasi Klinis
Tidak dapat berjalan, nyeri yang sangat hebat, bengkak, deformitas yang tampak.
Diagnosis
Foto polos sinar X femur posisi AP dan lateral.
Foto polos sinar X panggul dan lutut juga diperlukan untuk mengetahui adanya cedera pada
daerah lain.
Tata Laksana
Tata laksana fraktur femur sangat dipengaruhi oleh usia sebagaimana yang ditunjukkan oleh
Tabel xxxx di bawah ini.
Triplane fracture adalah sebuah grup fraktur dengan penampakan fraktur Salter-Harris tipe 3
pada radiografi AP dan fraktur Salter-Harris tipe 2 pada radiografi lateral.
Etiologi
Rotasi eksternal.
Manifestasi Klinis
Nyeri yang sangat hebat dan deformitas yang tampak sangat jelas.
Diagnosis
Foto polos sinar X posisi AP dan lateral.
CT scan diperlukan untuk mengetahui kompleks anatomi pada fraktur yang terjadi.
Tata Laksana
Below knee dan above knee casts digunakan untuk imobilisasi fraktur non-displaced.
Fraktur dengan displacement >2 mm dengan keterlibatan fraktur intra-artikuler dapat
direduksi dengan open atau closed reduction.
Fraktur Metatarsus
Prevalensi
Fraktur yang sangat umum terjadi pada anak-anak. Presentasenya adalah sekitar 60% kasus
fraktur pada kaki anak.
Etiologi
Langsung: trauma pada dorsum pedis, kejatuhan benda berat.
Tidak langsung: axial loading atau torsional force akibat twisted pedis.
Manifestasi Klinis
Gejala yang tampak pada pasien adalah bengkak, nyeri, ekimosis, dan tidak mampu berjalan.
Diagnosis
Foto polos sinar X posisi AP, lateral, dan oblik pada kaki
Tata Laksana
Tata laksana non-operatif
Kebanyakan fraktur metatarsal diobati dengan splinting, kemudian diikuti oleh shortleg
walking cast ketika pembengkakan sudah mulai berkurang. Penggunaan cast selama
kurang lebih 3 sampai 6 minggu hingga tulang bergabung secara radiografis.
Tata laksana operatif
Dilakukan jika ditemukan adanya sindrom kompartemen. Fraktur yang tidak stabil
(unstable) biasanya ditata laksana dengan percutaneous pinning dengan k-wire.
Ciri Khas
Etiologi
Trauma langsung atau kejatuhan benda berat.
Manifestasi Klinis
Nyeri, biasanya luka terbuka
Diagnosis
Foto polos sinar X posisi AP dan lateral.
Tata Laksana
Buddystrapping ke phalang indicis.
Komplikasi
Komplikasi fraktur falang jari kaki pada anak di antaranya adalah:
1. Gangguan pertumbuhan dan deformitas pascatrauma yang disebabkan oleh fraktur
lempeng epifisis.
2. Malunion
3. Non-union
4. Kelemahan otot
5. Panjang ekstremitas yang tidak sama
DAFTAR PUSTAKA