Anda di halaman 1dari 3

Sistem Pertanian Terpadu

Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,


peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan,
sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program
pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu. Diharapkan
kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan
tercukupi dengan sistem pertanian ini.

Atau dapat juga di artikan bahwa Sistem pertanian terpadu merupakan satu sistem yang
menggunakan ulang dan mendaur ulang menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra,
menciptakan suatu ekosistem yang meniru cara alam bekerja.Pertanian pada hakekatnya merupakan
pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur
hara) dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas
yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien.

Hubungan Sistem pertanian terpadu dengan Ekologi

Sebagian besar cabang ilmu yang terdapat pada budidaya pertanian berhubungan erat dengan
ilmu lingkungan, fisiologi tanaman dan melihat cakupan yang luas dari bidang ilmu ekologi tanaman,
maka ekologi merupakan ilmu yang memiliki hubungan yang erat dengan bidang ilmu lainnya atau
ilmu yang tidak berdiri sendiri, bukan hanya berhubungan dengan yang terdapat dalam lingkup
budidaya pertanian dalam arti luas tetapi juga dalam bidang sosial kemasyarakatan.

a. Pengertian Ekologi

Batasan pengertian ekologi tanaman cukup luas, namun dari dasar katanya mengandung
pengertian eko dan logi, dimana ekologi dapat ditelusuri dari asal katanya, yakni dari kata “Oikos”
artinya “lingkungan” dan “logos” artinya “ilmu”. Dengan demikian Ekologi Tanaman adalah salah
satu cabang ilmu yang mempelajari tanaman di rumahnya atau berkaitan dengan gejala hidup
tumbuhan dalam lingkungan dimana dia hidup termasuk di dalamnya interaksi antar tanaman dengan
lingkungannya, atau dapat didefinisikan pula bahwa ekologi tanaman adalah sebagai ilmu (logos)
yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dan lingkungan (oikos) atau lebih tepatnya
adalah ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan terhadap tanaman yang telah dibudidayakan
dalam segala aspeknya.

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman
dengan lingkungannya.Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, dan
mempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.
b. Penerapan Ekologi dalam Bidang Pertanian

Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran
petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian akan pentingnya kesehatan dan
keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi bukti bahwa lingkungan
pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organik kemudian dipercaya menjadi salah satu
solusi alternatifnya.

Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar
lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh
tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya
pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.

Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung dan
menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian organik
didasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme itu sendiri
secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai satu – kesatuan
yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam,
termasuk pertanian.

Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian sangat memperhatikan kondisi lingkungan dengan


mengembangkan metode budi daya dan pengolahan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Sistem pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman, hewan, manusia,
mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan keseimbangan dan
keanekaragaman hayati. Sistem ini secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur
ulang alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem).

Pertanian organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa
depan kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan bagi agroekosistem dan
kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa
sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah
pencemaran.

Pemanfaatan bahan-bahan alami lokal di sekitar lokasi pertanian seperti limbah produk
pertanian sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik seperti kompos sangat efektif mereduksi
penggunaan pupuk kimia sintetis yang jelas-jelas tidak ramah lingkungan. Demikian juga dengan
pemanfaatan bahan alami seperti tanaman obat yang ada untuk dibuat racun hama akan mengurangi
penggunaan bahan pencemar bahaya yang diakibatkan pestisida, fungisida, dan insektisida kimia.
Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organik, selain meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk, juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul
akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan. Di samping itu, banyak mikroorganisme di alam yang
memiliki kemampuan mereduksi dan mendegradasi bahan-bahan kimia berbahaya yang diakibatkan
pencemaran dari bahan racun yang digunakan dalam aktivitas pertanian konvensional seperti racun
serangga dan hama.

Dengan kemajuan teknologi, pertanian organik adalah pertanian ramah lingkungan yang
murah dan berteknologi sederhana (tepat guna) dan dapat dijangkau semua petani di Indonesia.
Serangga hama dan musuh alami merupakan bagian keanekaragaman hayati. Serangga hama memiliki
kemampuan berbiak yang tinggi untuk mengimbangi tingkat kematian yang tinggi di alam.
Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alami sering dikacaukan penggunaan
insektisida kimia yang hanya satu macam.

Pertanian ini bukan hanya baik bagi kesehatan, tetapi juga bagi lingkungan bumi. Beberapa
ahli pertanian Amerika Serikat yakin pertanian organik merupakan cara baru mengurangi gas-gas
rumah kaca yang menyumbang pemanasan global. Laurie Drinkwater, ahli manajemen tanah dan
ekologi Rodale Institute di Kutztown, Pennsylvania, AS bersama koleganya membandingkan
pertanian organik dengan metode sebelumnya yang menggunakan pupuk kimia selama 15 tahun.
Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature (Desember 1998) jika pupuk organik digunakan
dalam kawasan pertanian kedelai utama di AS, setiap tahun, karbon dioksida di atmosfer dapat
berkurang 1-2%.

Demikianlah, fakta mengungkapkan bahwa sistem pertanian organik adalah pertanian yang
ramah lingkungan. Artinya, pelaku sistem pertanian organik telah berusaha tidak merusak dan
menganggu keberlanjutan komponen-komponen lingkungan yang terdiri atas tanah, air, udara,
tanaman, binatang, mikroorganisme, dan tentunya manusia.

Anda mungkin juga menyukai