Ahmad Salabi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin Kalimantan Selatan
e-mail: salabiahmad11@gmail.com
ABSTRACT
The success of student learning in the classroom, in addition to the factors affecting learning,
influenced by factors of class management. Management classes include child discipline
management, socio-emotional climate of the classroom, classroom social climate, and the
physical condition of class. Classroom management aims to create a classroom climate
conducive to ease the child's learning. For that, they need the skills of teachers in classroom
management is good. Many of the problems challenging classes derived from the class itself.
Therefore required a format appropriate solutions, systematic and well-planned.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Manajemen kelas dan manajemen
pendidikan memiliki hubungan yang bersifat
MANAJEMEN MANAJEMEN
substantif. Manajemen kelas merupakan PENDIDIKAN PEMEBELAJARAN
substansi dari manajemen kurikulum,
sedangkan manajemen kurikulum
merupakan substansi manajemen
pendidikan. Oleh karena itu, manajemen FUNGSI MANAJEMEN
kelas juga merupakan substansi dari KELAS
manajemen pendidikan. Untuk kejelasan
hubungan antara manajemen kelas dan
manajemen pendidikan dapat dicermati pada SUBSTANSI
diagram berikut. MNJ. KURIKULUM
MNJ. KESISWAAN
MNJ. KURIKULUM
Dst.
hubungan interpersonal yang terjadi di
Gambar 1. Diagram Hubungan Substantif kelas. Iklim sosio-emosional yang positif
Manajemen Kelas dan Manajemen Pendidikan
dapat memperlancar proses belajar siswa.
A. Konsep Manajemen Kelas
Oleh karena itu, tugas guru di bidang
Ada beberapa definisi manajemen
manajemen kelas adalah mengembangkan
kelas yang bertolak dari sudut pandang
can mempertahankan iklim sosio-emosional
tertentu (Cooper, 1982). Pertama,
kelas yang positif, yang dicerminkan oleh
manajemen kelas dipandang sebagai proses
adanya keterbukaan hubungan antar siswa,
untuk mengontrol tingkah laku siswa agar
dan siswa dengan guru, suasana kelas yang
tidak melanggar tata tertib belajar di kelas.
hangat, dan tidak ada hambatan-hambatan
Tugas guru di bidang manajemen adalah
emosional-psikologis. Bertolak dari
menciptakan dan memelihara ketertiban ke-
pandangan itu, manajemen kelas adalah
las. Sehubungan dengan pandangan tersebut,
seperangkat kegiatan guru untuk
manajemen kelas adalah pandangan
mengembangkan dan mempertahankan
tersebut, manajemen kelas adalah
hubungan interpersonal dan sosio-emosional
seperangkat kegiatan guru untuk
kelas yang positif.
menciptakan dan mempertahankan
Kelima, manajemen tindakan kelas bertolak
ketertiban tingkah laku siswa di kelas.
dari pandangan bahwa kelas merupakan
Kedua, manajemen kelas
sistem sosial. Sebagai sistem sosial,
didasarkan atas pandangan yang bersifat
keutuhan kelas sebagai kelompok
permisif. Tugas guru di bidang manajemen
berpengaruh terhadap kesuksesan belajar
kelas adalah memaksimalkan perwujudan
anggota kelas tersebut. Sebaliknya, kelas
kebebasan siswa dalam belajar. Memberikan
yang terpecah belah tidak ada kekompakan,
ketentuan-ketentuan yang mengikat siswa
saling intimidasi, atau kelas yang tidak stabil
dalam belajarnya berarti menghalangi
dapat menghambat pencapaian hasil belajar
kebebasan siswa, yang berarti juga
anggota kelas tersebut. Tugas guru di bidang
menghambat perkembangan mereka. Setiap
manajemen kelas adalah menciptakan dan
siswa memiliki cara-.cara yang terbaik bagi
mempertahankan keutuhan organisasi kelas,
dirinya untuk melakukan aktivitas belajar,
mengendalikan unsur-unsur yang dapat
sehingga guru tidak berwenang mendiktekan
memecah belah keutuhan kelas. Oleh karena
cara-cara belajar yang dikehendakinya untuk
itu, manajemen kelas adalah seperangkat
dilakukan siswa. Sehubungan dengan itu,
kegiatan guru untuk menumbuhkembangkan
manajemen kelas adalah seperangkat.kegiat-
dan mempertahankan organisasi kelas yang
an guru untuk memaksimalkan belajar
kondusif untuk kelangsungan dan
siswa.
kelancaran aktivitas belajar siswa.
Ketiga, manajemen kelas
Bertolak dari pengertian
didasarkan atas prinsip-prinsip pengubahan
manajemen kelas di atas, pada dasarnya
tingkah laku. Tugas guru di bidang mana-
manajemen kelas adalah seperangkat
jemen kelas adalah mengembangkan tingkah
kegiatan guru yang bermakna: menciptakan,
laku siswa di kelas sesuai dengan tingkah
mengembangkan, mempertahankan,
laku yang relevan untuk kelancaran belajar
mengendalikan dan juga menyembuhkan
atau tingkah laku yang diinginkan guru. Di
iklim kelas agar kondusif untuk kegiatan
samping itu adalah meniadakan pola
pembelajaran.
perilaku anak di kelas yang tidak diinginkan
atau tingkah laku yang tidak relevan dengan
B. Ruang Lingkup Kegiatan Manajemen
tingkah laku yang diinginkan.
Kelas
Keempat, manajemen kelas dipan-
Ruang lingkup kegiatan manajemen
dang sebagai proses penciptaan iklimsosio-
kelas meliputi sejumlah kegiatan guru di
emosional yang positif. Kelancaran proses
kelas dalam melaksanakan pembinaan iklim
belajar mengajar bergantung pula pada iklim
kelas dari segi proses, kegiatan perencanaan,
sosial dan iklim emosional kelas, yakni
pelaksanaan, penilaian, dan monitoring.
70
Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan)
Vol. 5 No. 2. Juli – Desember 2016
ketidakmampuan anak memahami akibat pelajaran; (7) menjadi kawan, dengan tetap
tingkah laku yang menyimpang (Jacobsen, menjaga jarak dengan anak; (8) senantiasa
et.al, 1989). Untuk memecahkan masalah, tenang dan menjaga ketenangan anak
guru perlu membantu anak untuk memahami khususnya bila terjadi kondisi yang tidak di-
ciri-ciri masalah. Ini artinya, menurut inginkan; (9) mengantisipasi tingkahlaku
pendekatan sosioemosioanl, jika ada anak; dan (10) mengharapkan tetapi tidak
masalahiklim pembelajaran, maka adalah menerima penyimpangan tingkah laku anak
siswa sendiri yang harus memecahkannya, (Ornteins, 1990).
sementara guru hanya membantu. Hal Menurut Good & Brophy, prosedur
penting dalam memecahkan masalah iklim untuk pemecahan masalah iklim
pembelajaran adalah (1) sikap guru yang pembelajaran dapat mengikuti langkah-
terbuka dan menghindari kepura-puraan, (2) langkah sebagai berikut: (1) menentukan
menerima dan menaruh kepercayaan masalah (jenis dan sifatnya); (2)
terhadap anak, dan (3) memiliki sikap menentukan alternatif (kemungkinan)
empati terhadap anak. pemecahan masalah; (3) mengevaluasi
Pendekatan proses kelompok. Pen- alternatif pemecahan; (4) menetapkan
dekatan ini menekankan interaksi sosial. alternatif pemecahan yang terbaik; (5)
Kelas merupakan sistem sosial. mengaplikasikan teknik pemecahan yang
Penyimpangan tingkah laku akibat adanya terbaik; dan (6) mengevaluasi efektivitas
gangguan interaksi sosial. Untuk pemecahan masalah (Thomas & Brophy,
memecahkan masalah iklim pembelajaran 1991).
dapat dilakukan dengan memperbaiki
interaksi sosial kelas. Keutuhan sosial PENUTUP
adalah kunci sukses iklim pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan
Hubungan baik, kerja sama, dan partisipasi diperlukan adanya manajemen kelas yang
semua anggota kelas adalah dasar peme- baik dan terukur keberhasilanya sebab
cahan masalah-masalah kelas. manajemen kelas yang merupakan substansi
daripada manajemen kurikulum. Sedangkan
I. Teknik Identifikasi Masalah Kelas manajemen kurikulum merupakan sibstansi
Mercer & Mercer menyebutkan lima manajemen pendidikan. Manajemen kelas
kategori teknik untuk menyebutkan merupakan kegiatan guru untuk men-
gangguan-gangguan iklim pembelajaran: (1) ciptakan, mengembangkan, memper-
observasi langsung, (2) instrumen tahankan, mengendalikan, dan juga
komersial, (3) teknik qsort. (4) sosiometri, menyembuhkan iklim kelas agar kondusif
dan (5) teknik laporan diisi sendiri (Mercer untuk kegiatan pembelajaran sehingga
& Mercer, 1989). dibutuhkan seorang guru yang tahu dan
Untuk mengatasi masalah iklim mampu mengendalikan ruang lingkup dan
pembelajaran. Ornstein mengajukan strategi tujuan manajemen kelas.
umum yang didasarkan atas pengalaman Fungsi manajemen kelas meliputi
guru, yang disebutnya sebagai maging fungsi pengembangan, fungsi pengendalian,
problem students. Strategi umum tersebut dan fungsi penyembuhannya. Seorang guru
adalah: (1) menerima siswa sebagaimana seharusnya mampu memecahkan masalah
adanya dengan menekankan kualitas dengan memilih beberapa pendekatan yang
perilaku positif mereka; (2) percaya; (3) lebih bermanfaat, pendekatan tanpa teori,
menyediakan struktur; (4) menjelaskan misalnya: pendekatan larangan dan anjuran,
peranan guru dan secara rutin; (5) pendekatan hukuman dan ancaman,
mengkonsumsikan harapan positif guru pendekatan masa bodoh dan pendekatan
tentang belajar siswa dan kerja kekuasaan, dan pendekatan berdasarkan
akademiknya; (6) mengandalkan motivasi teori, dimana tingkah laku siswa
dan bukan kecakapan guru untuk me- dipengaruhi oleh faktor eksternal sehingga
melihara aturan, minatnya terhadap diperlukan beberapa pendekatan-pendekatan
77
sosio-emosional. Pendekatan proses ke-
lompok dengan kemampuan guru
mengidentifikasi masalah kelasnya maka
akan mudah guru mencapai tujuan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
78
Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan)
Vol. 5 No. 2. Juli – Desember 2016
79