Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PERTEMUAN KE 14

Implementasi dan Evaluasi dalam Proses keperawatan

Nama : Disi Nurul Amalia


Tingkat : 1C ( Regular )

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


AKADEMI KEPERAWATAN PERSAHABATAN
TAHUN AKADEMIK 2014 – 2015
A. Tipe implementasi

Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori
dari  implementasi keperawatan, antara lain:
1.Cognitive implementations
meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat  pengetahuan klien
dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi
komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi
penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan,
dan lain lain.

2.Interpersonal implementations
 meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan
komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan
lain lain.

3.Technical implementations
 meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon
klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan
rujukan, dan lain-lain.

      Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat


melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi
keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan, antara lain:

1.Independent implementations
adalah  implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu
klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu
dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur
posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan
motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang
dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.

2.Interdependen/ Collaborative implementations,


adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan
atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian
obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.
Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi,
jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar
obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis
pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan
tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.

3.Dependent implementations,
adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli
gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian
nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik
(mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

B. Proses implementasi

Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam


pelaksanaan implementasi keperawatan adalah:
       1. Pada tahap persiapan.
a.       Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri.
b.      Memahami rencana keperawatan secara baik.
c.       Menguasai keterampilan teknis keperawatan.
d.      Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
e.       Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
f.       Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
keperawatan.
g.      Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.
h.      Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
i.        enampilan perawat harus menyakinkan.
2. Pada tahap pelaksanaan.
a.       Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan
keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
b.      Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap
penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c.       Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan
kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang
diberikan oleh perawat.
d.      Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi
klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien,
respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
      
 3. Pada tahap terminasi.
   a.Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah   diberikan.
   b.Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
   c. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
   d. Lakukan pendokumentasian.

     d.   PendekatanTindakan
     Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan,
antara lain:
1)      Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi  keperawatan yang akan dilakukan.
2)      Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya,
hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan
intervensi.
3)      Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4)      Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta
upaya peningkatan kesehatan.
5)      Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
6)      Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada
klien.
C. Metodeimplementasi

1. MembantuDalamAktivitasKehidupanSehari-Hari

AktivitasKehidupanSehari-Hari(AKS) adalahaktivitas yang


biasanyadilakukansepanjanghari/

normal, aktivitastersebutmencakup: ambulasi, makan, berpakaian,


mandi,menyikatgigi,danberhias.Kondisi

yangmengakibatkankebutuhan AKS dapatbersifatakut, kronis, temporer, permanen,


Sebagaicontoh,

klienpascaoperatif yang
tidakmampuuntuksecaramandirimenyelesaikansemuaAKS,Sementaraterus

beralihmelewatiperiodepascaoperatif,kliensecarabertahapkurangbergantungpadaper
awatuntuk

menyelesaikan AKS.
2.Konseling

Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien


menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani stres
dan yang memudahkan hubungan interpersonal diantara klien,keluarganya,dan tim
perawatan kesehatan.klien dengan diagnosa psikiatris membutuhkan terapi oleh
perawat yang mempunyai keahlian dalam keperawatan psikiatris oleh pekerja
sosial,psikiater dan psikolog

3.Penyuluhan
Digunakan menyajikan prinsip,prosedur dan teknik yang tepat tentang
perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang ststus
kesehatannya.

4. Memberikan asuhan keperawatan langsung


Untuk mencapai tujuan terapeutik klien,perawat melakukan intervensi untuk
mengurangi reaksi yang merugikan dengan menggunakan tindakan pencegahan
dan preventive dalam memberikan asuhan.
D. Klarifikasi implementasi

Tipe Implementasi berdasarkan tujuan dokumentasi adalah sebagai berikut :

1. Impementasi Terapiutik

Dokumentasi ini di tujukan untuk mengurangi atau meringankan masalah klien,


mencegah komplikasi, dan mempertahankan kesehatan dan tingkat paling tinggi
yang mungkin dapat dicapai setiap individu. Terdiri atas 2 jenis : (1) tindakan
keperawatan dan (2) tindakan kolaborasi

2. Implementasi

Proses yang membutuhkan ketajaman perawat untuk mengobservasi dan


mengukur, sehingga evaluasi yang akurat dari perkembangan status klien dapat di
nilai.

E. Keputusan implementasi

.      Memberikan penyuluhan tentang reproduksi dan seksualitas.


a.       Beri klien atau pasangannya informasi spesifik tentang struktur dan fungsi sistem
reproduksi
b.      Sarankan cara-cara untuk meringankan rasa tidak nyaman pada sistem
reproduksi dan cara mencegah penyakit reproduksi
c.       Diskusikan resiko dan kemungkinan efek aktivitas seksual
2.      Meningkatkan fungsi seksual yang optimal
a.       Rencanakan intervensi untuk menguatkan identitas gender atau perilaku peran
b.      Rancang perawatan yang menunjukkan penerimaan terhadap seluruh pilihan gaya
hidup yang sama.
c.       Beri informasi tentang cara-cara alternatif ekspresi seksual
d.      Diskusikan persepsi dan harapan tentang fungsi seksual
F. Penilaianimplementasi

a.       Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian


tujuan

b.      Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu,
tanaga dan bahan/peralatan yang diperlukan

c.       Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk


memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional

d.      Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan


dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan

G. Dokumentasi

PELAKSANAANTINDAKANKEPERAWATANHARUSDIIKUTIOLEHPENCATATAN YANG

LENGKAPDANAKURATTERHADAPSUATUKEJADIANDALAM PROSES KEPERAWATAN. ADA


3 TIPESISTEMPENCATATAN YANG DIGUNAKANPADADOKUMENTASI : 1) SOURCES-
ORIENTED RECORDS, 2) PROBLEM-ORIENTED RECORDS , 3) C OMPUTER-ASSISSTED
RECORDS .

EVALUASI KEPERAWATAN DALAM PROSES KEPERAWATAN DAN BERPIKIR


KRITIS

A. Tujuan evaluasi

Tujuan umum :

1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal


2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
     Tujuan khusus :

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan


2. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
4. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum
tercapai

B. Tipe evaluasi

a)         Evaluasi formatif

           Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada
saat / setelah dilakukan tindakan keperawatan

           Ditulis pada catatan perawatan

           Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama


30 menit tanpa pusing

b)        Evaluasi Sumatif  SOAPIER

           Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan


sesuai waktu pada tujuan

           Ditulis pada catatan perkembangan

C. Metoda evaluasi

Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain:

a.       Observasi langsung adalah mengamati secara langsung perubahan yang terjadi


dalam keluarga.

b.      Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah


menjalankan anjuran yang diberikan perawat.

c.       Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana Asuhan Keperawatan yang dibuat
dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.

d.      Latihan stimulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan


melaksanakan Asuhan Keperawatan.
D. Proses evaluasi

  Mengidentifikasi criteria hasil  standard untuk mengukur keberhasilan

           Mengumpulkan data sehubungan dengan kriteria hasil yang telah


ditetapkan. Contoh : dalam waktu 1 mg BB naik ½ kg

           Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan membandingkan data yang


dikumpulkan dengan kriteria. Contoh: setelah 1 mg perawat menimbang BB naik ¼
kg

           Modifikasi rencana keperawatan

E. Menilai pencapaian hasil tujuan

1.      Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna

2.      Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

3.      Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan

4.      Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

F. Memodifikasi rencana

1. Evaluasi sruktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling
tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengarui dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik ,ratio perawat client, dukungan administrasi,
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang di
inginkan.

2. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawt dan apakah perawat dalan
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok,tanpa tekanan,dan sesuai
wewenang. Area yang menjdi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis
informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik,falidasi dari
perumusan diagnose keperawatan dan kemampuan teknikal perawat.

3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respond dan fungsi client. Respon perilaku client
merupakan pengaruh dari interfensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian
tujuan dan kriteria hasil.

G. Hubungan tujuan dan respon pasien

Area konflik antara klien dan penyedia pelayanan kesehatan dapat terjadi
karena adanya perbedaan pengetahuan, perbedaan budaya, perbedaan
perkembangan dan kesenangan pribadi yang berbeda-beda.Sebagai contoh adalah
dalam kasus keluarga yang neneknya baru saja meninggal, orang tua mungkin lebih
suka kalau anak bungsunya yang masih kecil tidak hadir dalam pemakaman. Hal ini
terjadi karena keyakinan orang tua yang beranggapan bahwa anak-anak tidak
mengerti tentang kematian dan mungkin sangat susah bagi mereka kalau kematian
adalah hal yang traumatic. Selain itu, orang tua juga ingin untuk melindungi atau
menjaga perasaan anak-anaknya dari perasaan sedih.

Ada hal yang perlu ditekankan ketika terjadi suatu konflik yaitu, konflik perlu
diselesaikan bukan untuk terus dibiarkan.Ketika menghadapi konflik nilai yang
terjadi, terdapat dua sikap yang ditunjukkan oleh perawat yaitu sikap negative dan
positif terhadap konflik yang terjadi. Ketika perawat menunjukkan sikap yang
negative, perawat akan lebih merasakan bahwa dirinya terancam sehingga muncul
banyak pertanyaan dalam dirinya. Sebaliknya, jika perawat dapat menunjukkan
sikap yang positif, maka nilai-nilai yang muncul dalam diri perawat adalah rasa
menghormati, care, seimbang dan lain sebagainya.

Salah satu cara untuk mengatasi konflik nilai yang terjadi dalam asuhan
keperawatan adalah dengan adanya resolusi konflik. Oleh karena itu, tujuan yang
paling utama yang diberikan oleh perawat adalah menemani atau membantu klien
untuk menggali dan mendefinisikan masalah yang relevan, perilaku dan keyakinan
mereka. Klarifikasi atau penjelasan ini mungkin adalah suatu resolusi atau mungkin
menjadi tahap pertama dalam proses resolusi ( Craven& Hirnle:2000).

Definisi kedua tentang resolusi adalah resolusi terjadi karena menjawab suatu
pertanyaan.Klien mungkin memiliki banyak pertanyaan yang berhubungan dengan
kasus yang mereka alami. Peran perawat yang mungkin bisa menjadi resolusi dari
konflik nilai yang terjadi adalah dengan menawarkan diri siap membantu klien,
dengan cara bertanya kepada klien apakah klien ada hal yang ingin ditanyakan atau
tidak. Definisi lain resolusi adalah resolusi melibatkan atau menentukan tindakan
selanjutnya. Definisi keempat mengenai resolusi adalah resolusi melibatkan
pemecahan masalah.Mungkin perawat dan klien dapat setuju dengan beberapa
situasi yang memfasilitasi untuk terjadinya penyelesaian konflik nilai di antara
mereka.

H. Teknik validasi data

Menurut Kozier et al. (1995) validasi data adalah kegiatan “Double-Checking”


atau verifikasi data untuk mengkonfirmasi kelengkapan, keakuratan, dan aktualitas
data. Dengan memvalidasi data, membantu perawat untuk memastikan kelengkapan
informasi dari pengkajian, kecocokan data objektif dan subjektif, mendapatkan
tambahan informasi,
menghindari ketidakteraturan dalam mengumpulkan dan memfokuskan data
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan dan identifikasi masalah. Alfaro –
LeFevre (1998), menjelaskan bahwa yang termasuk cara memvalidasi data antara
lain: bandingkan antara data yang didapat dengan fungsi normal, rujuk pada buku,
jurnal, dan hasil penelitian, periksa konsistensi data subjektif dengan dapat objektif
yang didapat, klarifikasi dengan pernyataan-pernyataan klien, dan cari persetujuan
kolega tentang kesimpulan yang dibuat.

I. Dokumentasi

Dokumentasi data adalah bagian terakhir dari penkajian yang


lengkap.Kelengkapan dan ke akuratan diperlukan ketika mencatatkan
data.Kelengkapan dalam dokumentsi penting untuk dua alasan.Pertama, semua
data yang berkaitan dengan status klien dimasukkan.Bahkan informasi yang
tampaknya menunjukkan abnormalitas skalianpun harus dicatat. Informasi tersebut
mungkin akan berkaitan nantinya, dan berfungsi sebagai nilai dasar untuk
perubahan dalam status. Aturan umum yang berlaku adalah, jika hal tersebut dikaji
maka harus dicatat.

Kedua, pengamatan dan pencatatan status klien adalah tanggung jawab legal dan
profesional.Undang-undang praktik perawat disemua negara bagian, dan
mewajibkan pengumpulan data dan pencatatan sebagai fungsi mandiri esensial
untuk peran perawat profesional.Menjadi faktual adalah mudah setelah hal tersebut
menjadi kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian/

http://alfiyyahaee.blogspot.com/p/values-tentang-keyakinan.html

Anda mungkin juga menyukai