Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSERVASI GIGI

DOSEN PENGAMPU LINASARI,S.Si.T, M.Kes

DISUSUN OLEH :
CHELSADILA PUTRI RISWANDA
1912402049

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Konservasi gigi dari mata kuliah
Konservasi. Yang mana makalah ini saya buat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu Linasari, S.Si.T, M.Kes

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
isi maupun susunan bahasanya, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
sebagai koreksi dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat, akhir
kata saya mengucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 14 Febuari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………... i


DAFTAR ISI …………………………………………………...…… ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 4
1.1. LatarBelakang ............................................................... 4
1.2. Tujuan ........................................................................... 4

BAB II ISI …………….................................................................. 5


2.1. Prosedur Diagnosis dalam Bidang Konservasi Gigi….. 5
2.2. Alat-alat Penambalan. …….……................................. 7
2.3. Bahan-bahan penambalan ……..……………………... 13
2.4. Cara Penambalan Gigi…………………………..… 16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 17


3.1.Kesimpulan .................................................................... 17
3.2. Saran .............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 18


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

lmu konservasi gigi adalah ilmu tertua di bidang kedokteran gigi yangberkembang
sejak abad ke-18 sebagai sebuah solusi bagi masyarakat yang mengalamikerusakan gigi dan
mempertahankan gigi mereka selama mungkin di dalam mulut.Ilmu konservasi gigi
merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajaritentang cara menanggulangi
kelainan (penyakit) jaringan keras gigi, pulpa danperiapikal untuk mempertahankan gigi
didalam mulut melalui restorasi dan perawatanendodontic, baik secara konvensional maupun
bedah. Ilmu ini bertujuan untuk

melakukan perawatan gigi serta mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut
agar estetik dan fungsi kunyah kembali normal (J.D. Eccles dan R.M.Green, 1994).
Perkembangan konservasi gigi diarahkan ketiga bidang kekhususan, yaitu: kariologi,
endodontologi, dan teknologi restorasi.
Sebelum merencanakan perawatan konservasi gigi, kita harus terlebih dahulu
menentukan diagnosis. Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diderita pasien.
Diagnosis merupakan kesimpulan dari pemeriksaan, baik itu pemeriksaan
subyektif,pemeriksaan obyektif, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Dalam
penegakan diagnosis perlu dilakukan prosedur penegakan diagnosis secara sistematis.
Pemeriksaan yang cermat perlu dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kesalahan dalam mendiagnosis menyebabkan perawatan yang tidak tepat, yang dapat
merugikan pasien dan dokter gigi sendiri.

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui dan membahas defenisi, pengertian dan
pengaplikasian penambalan gigi yang baik dan benar dalam bidang kesehatan dan
penerapannya dalam dunia kesehatan masyarakat khususnya kesehatan gigi.
BAB II

ISI

konservasi gigi ialah usaha untuk merawat & mempertahankan gigi sebisa


mungkin supaya kembali normal, baik dari sisi fungsi maupun bentuknya. Prakteknya seperti
perawatan dan pencegahan gigi berlubang, penambalan gigi berlubang, perawatan saraf gigi
yang mati, dan lain sebagainya. 

Restorasi atau penambalan gigi biasanya dibutuhkan untuk memperbaiki


struktur gigi yang rusak baik karena bakteri maupun karena adanya defek atau kelainan pada
gigi tersebut. Tujuan dari restorasi adalah membantu mengembalikan bentuk, fungsi dan
estetik gigi. Berdasarkan teknik pembuatannya, restorasi dibagi dua: restorasi langsung dan
restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah suatu restorasi atau rekonstruksi gigi yang
ditempatkan dan dibentuk pada gigi yang telah di preparasi dengan menggunakan emas,
amalgam, resin maupun glass ionomer. Restorasi langsung lebih sering dilakuakan karena
hanya memerlukan satu kali kunjungan.

2.1. Prosedur Diagnosis dalam Bidang Konservasi Gigi

2.1.1 Pemeriksaan Subyektif

Pemeriksaan subyektif dilakukan dengan anamnesis, yaitu mengajukan beberapa


pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan yang diajukan antara lain identitas pasien (nama,
pekerjaan, alamat, umur); keluhan pasien; riwayat alergi; penyakit sistemik yang diderita;
dan juga gejala-gejala yang dirasakan pasien; seperti rasa sakit yang timbul saat makan
dingin atau panas, jenis sakit yang dirasakan (tajam, linu, cekot- cekot, berulang), dan
riwayat munculnya penyakit (spontan atau dirangsang).

2.1.2 Pemeriksaan Obyektif

Pemeriksaan obyektif meliputi:


1. Pemeriksaan ekstra oral
Terdiri dari pemeriksaan asimetri wajah dan pembengkakan kelenjar limfe, baik itu
submandibular maupun submental.
Cara melakukan pemeriksaan ini yaitu dengan melakukan palpasi pada bagian leher pasien.
Apabila pembengkakak teraba, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0.
2. Pemeriksaan intra oral
Terdiri dari:
 Pemeriksa Fraktur
 Pemeriksaan fraktur (gigi yang patah), abrasi (ausnya gigi akibat gesekan), dan atrisi
(ausnya gigi akibat pengunyahan).
Bila ada gigi fraktur, abrasi, atau atrisi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi
tanda 0.
Meliputi jenis karies dan etiologi karies.
 Pemeriksaan Perkusi
 Pemeriksaan perkusi
Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periondontal.
Dilakukan dengan mengetuk permukaan gigi menggunakan handle instrumen tangan.
Bila gigi terasa sakit saat diketuk, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda
0.
 Pemeriksaan Tekanan
 Pemeriksaan tekanan
Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periodontal. Dilakukan
dengan menekan gigi menggunakan handle instrumen tangan.
Bila gigi terasa sakit saat ditekan, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda
0
 Pemeriksaan Palpasi
Dengan meraba pada gingiva dimulai dari tepi ke tepi menggunakan ujung jari
telunjuk dan jari tengah. Bila terdapat fluktuasi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak
diberi tanda 0.

 Pemeriksaan Kegoyangan Gigi


Dilakukan dengan menggerakkan gigi kearah bukolingual dan mesiodistal. Dari
pemeriksaan diperoleh hasil derajat kegoyangan gigi.

2.2. Alat-alat Penambalan

Adapun alat-alat penambalan yang akan kita gunakan dalam


konservasiperawatan gigi adalah sebagai berikut:
1. Bur

 Ciri-Ciri:
 Terbuat dari:
 Baja
 Diamond
 Terdiri dari:

a. Bur round
Ciri:
Menurut besar kecilnya ada ukuran nomor0-6.
Bentuknya bundar.

Kegunaan:
Untuk membuat tempat masuk waktupreparasi kavitet.Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan.
Disimpan pada tempat bur.
Resiko alat: Kritis

b. Bur fissure
Ciri:
Menurut besar kecilnya ada ukuran nomor 0–6.
Bentuknya ada yang sama besar dari atas kebawah yang mengecil kebawah.

Kegunaan:
Untuk melebarkan dinding kavita waktumebuat preparasi.Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan.
Disimpan pada tempat bur.
Resiko alat: Kritis

c. Bur inverted cone
Ciri:
Menurut besar kecilnya ada ukuran 0 – 6.
Bentuknya ada yang sama besar dari ataskebawah, ada yang makin keujung makinbesar.
Kegunaan:
Untuk meratakan dasar kavita.
Untuk membuat potensi berupa undercutpada kavita.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Disimpan pada tempat bur.
Resiko alat: Kritis

2. Spatel
Terdiri dari:
a. Cement Spatel
Ciri:
Terbuat dari stainless stell.
Bentuk dan ukurannya berbeda-beda.
Kegunaan:
Untuk mengaduk cement atau fletcherdiatas mixing slab
Pemelihraan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Resiko alat: Tidak Kritis

b. Agate Spatel
Ciri:
Ujungnya pipih
Terbuat dari plastik atau tulang
Kegunaan:
Untuk mengaduk bahan tambalan silikat /gelas ionome / composite.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Resiko alat: Tidak Kritis
3. Mixing Slab
Ciri:
Terbuat dari kaca
Bentuk dan ukurannya berbeda-beda
Kegunaan:
Tempat mengaduk fletcher, semen phosfat,silikat.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Resiko alat:Tidak kritis

4. Plastis instrument
Ciri:
Terbuat dari stanless stell.
Bentuk ujungnya berbeda-beda.
Ujungnya pipih.
Kegunaan:
Untuk mengambil dan membawa bahantambalan sementara, silikat, semen phosfatdari lempeng
kaca kedalam kavita.
Untuk membentuk tambalan diatas padabagian buccal/ lingual/ palatinal/ aproximal.
Pemeliharaan:
Dicuci bersoh dan disterilkan
Resiko alat: Tidak kritis

5. Cement Stopper/ Cement Plugger
Ciri:
Bentuknya hampir sama dengan amalgamstopper.
Ujungnya rata/ licin tidak bergaris-garis.
Kegunaan:
Untuk memasukkan dan meratakan cementlining (basis) kedalam kavita.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan, dan disimpan.
Resiko Alat: Semi kritis.
6. Amalgam Carrier / Amalgam Pistol
Ciri:
Terbuat dari stainless stell.
Bentuknya seperti pistol.
Kegunaan:
Untuk memasukkan amalgam kedalamkavita terutama untuk RA.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan.
Resiko alat: Semi kritis.

7. Amalgam CarverCiri:
Terbuat dari stainless stell.
Bentuknya seperti ketupat / layang-layang.
Kegunaan:
Untuk mengukir / membentuk tumpatan /tambalan amalgam yang disesuaikandengan anatomi
gigi.

Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan, disimpan.
Resiko alat: Semi kritis.

8. Amalgam Flugger / Amalgam Stopper
Ciri:
Terbuat dari stainless stell.
Bentuk ujungnya bermacam-macam bulat /bulat telur.
Pada bagian ujung ada garis-garis, gunanyasupaya amalgam tidak jatuh pada waktu kitapakai.
Kegunaan:
Untuk menekan amalgam di dalam kavitassupaya padat
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan.
Resiko alat: Semi kritis
9. Burnisher
Ciri:
Terbuat dari stainless stell.
Bentuk ujungnya bulat / oval / bulat telur,bentuk lain gabungan burnisher dan plastis
instrument berbentuk huruf „Y‟.
Permukaannya halus.
Kegunaan:
Untuk menmghaluskan tumpatan amalgam.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan, dan disimpan.
Resiko alat: Semi kritis

10. Mortar & Pestle / Mortar & Stamper / Lumpung dan Alu


Ciri:
Terbuat dari gelas
Terdiri dari berbagai macam ukuran
Bentuk seperti lumpung kecil dan alu kecil
Kegunaan:
Untuk mengaduk alloy dan air raksa (Hg)
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, dikeringkan.
Resiko alat: Tidak kritis

11. Celluloid Strip
Ciri:
Terbuat dari plastik tipis, tembus pandang(transparansi)
Kegunaan:
Sebagai dinding sementara pada waktupenambalan silikat.
Pemeliharaan:
Setelah dipakai langsung dibuang, karenatidakcdapat dipakai kembali.
Resiko alat: Semi kritis
12. Alat- Alat Poles
Terdiri dari:
a. Batu Poles
Ciri:
Bagian ujungnya terbuat dari batu sebelahbawah dari baja
Warna: merah (terkeras), biru, hijau, putih(terhalus) (batu arkansas)
Bentuknya bermacam-macam
Kegunaan:
Untuk mengambil tumpatan amalgam yangberlebihan
Pada pembuatan protesa, untuk mengambilbahan-bahan acrilic yang berlebihan
Batu poles yang putih, untuk memolestambalan silikat / gelas ionomer / composite
Pemeliharaan:
Setelah dipakai dibersihkan dari sisa-sisaamalgam, silikat / bahan protesa
Resiko alat: Semi kritis

b. Finier Bur
Ciri:
Terbuat dari baja
Bentuk ujungnya bermacam-macam sesuaikeperluan masing-masing
Permukaan ada yang keras serta yanghalus
Kegunaan:
Untuk memoles tambalan amalgammembentuk dan membuat tumpatansedemikian rupa sehingga
sesuai denganbentuk gigi semula dan membuat tumpatanmengkilap
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan
Resiko alat: Semi kritis

c. Sikat Poles / Bristle Brush
Ciri:
Terbuat dari silikat dengan tangkai baja
Bentuknya ada dua macam:
Seperti roda (wheel)
Seperti mangkok (cup)
Kegunaan:
Untuk membuat tumpatan amalgam menjadibersih dan mengkilat
Untuk membersihkan gigi dari plak
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan
Resiko alat: Semi kritis

d. Rubber Cup
Ciri:
Tangkai terbuat dari logam
Ujungnya dari karet
Bentuknya seperti mangkuk kecil
Kegunaan:
Untuk memoles tumpatan amalgam agarmengkilat
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan.
Resiko alat: Semi kritis

2.3. Bahan-bahan penambalan

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian, bahan dan teknik


penambalan gigi juga berkembang salah satunya bahan yang estetis seperti porselen dan
bahan plastis yang dapat meniru tampilan asli gigi.  Ada beberapa jenis tambalan sewarna
gigi, yaitu:

1) Resin Komposit.
Tambalan resin komposit sering juga disebut dengan tambalan sinar karena prosedurnya
memerlukan penyinaran agar tambalan mengeras. Bahan komposit merupakan campuran dari
resin akrilik dan partikel halus menyerupai kaca sehingga menghasilkan tambalan sewarna
gigi. Tambalan komposit tahan lama dan tidak mudah patah jika diaplikasikan pada (1) area
berukuran kecil hingga sedang dan (2) pada area yang menerima tekanan kunyah sedang
(tidak terlalu berat). Tambalan komposit dapat digunakan untuk gigi depan maupun gigi
belakang.
Warna tambalan komposit akan menyatu dengan gigi asli sehingga tidak terlihat seperti
“tambalan”, biasanya dokter gigi akan menyarankan menggunakan tambalan komposit untuk
gigi depan yang terlihat saat Anda senyum. Tambalan komposit hanya memerlukan 1 kali
kunjungan mulai dari pembersihan gigi karies hingga penambalan. Keuntungan lainnya jika
dibandingkan dengan jenis bahan tambal lain, jaringan gigi Anda yang sehat hanya akan
dibuang sedikit. Namun tambalan komposit juga memiliki kekurangan, walaupun dapat
selesai hanya dalam 1 kunjungan, prosedurnya cukup lama karena setelah gigi dibersihkan
dan siap untuk ditambal, akan ada beberapa lapisan tipis yang akan diaplikasikan ke gigi dan
tiap lapisan tersebut akan disinar agar mengeras. Selain itu, gigi harus benar-benar kering dan
bebas dari air liur. Prosedur tambalan komposit perlu dilakukan dengan lebih hati-hati
dibanding bahan tambal lain. Dengan kelebihan dan tingkat kesulitan penambalannya,
tambalan komposit biasanya relatif lebih mahal dibandingkan beberapa jenis bahan tambal
lain seperti semen ionomer maupun tambalan berbahan logam.
Seperti sudah disebutkan, bahan komposit dan porselen dipilih untuk gigi yang memerlukan
estetik seperti gigi depan. Apabila lubang pada gigi cukup besar atau areanya terkena tekanan
kunyah yang berat, disarankan menggunakan bahan tambal lain.

2) Porselen (restorasi indirek)


Bahan tambal sewarna gigi ada pula yang dinamakan tambalan/restorasi indirek yang
memerlukan setidaknya 2 kali kunjungan karena perlu proses pembuatan di laboratorium
baru kemudian dipasang ke area gigi berlubang yang sudah bersih dan sudah dibentuk
sedemikian rupa agar dapat dipasangkan restorasi indirek tersebut. Restorasi indirek bisa
berupa inlay, onlay, dan mahkota jaket. Bahan yang bisa digunakan untuk restorasi indirek
yaitu komposit, porselen, dan logam.
Perbedaan inlay, onlay, mahkota jaket. (Sumber: http://www.besslerkang.com/inlays-onlays)
Restorasi indirek biasanya digunakan pada kasus gigi yang kerusakannya luas, bisa
disebabkan oleh karies, aus/terkikis, atau patah. Sebagai gambaran, inlay dan onlay komposit
biasanya digunakan untuk gigi belakang yang mendapat tekanan kunyah berat namun juga
memerlukan estetik.

3) Semen ionomer. Tambalan ionomer (glass ionomer cement) adalah bahan sewarna gigi
yang terbuat dari campuran bubuk kaca/silica yang mengandung fluoride dan cairan asam
organik yang membentuk tambalan yang solid dan mampu melepaskan fluoride sehingga bisa
mencegah terjadinya karies baru. Tambalan ionomer biasanya digunakan untuk (1) tambalan
di area dekat gusi atau di bawah gusi dan (2) pada anak-anak karena prosedurnya lebih cepat
dan mudah dibanding jenis tambalan lain. Kekurangan bahan ini yaitu lebih rapuh dibanding
bahan lain dan lebih mudah aus/terkikis/pecah.

4) Modifikasi komposit-ionomer
Untuk menggabungkan keunggulan antara bahan komposit dan bahan ionomer, penelitian
dan teknologi sudah menghasilkan bahan tambal jenis lain yang mengombinasikan kedua
bahan tersebut yaitu:

 Kompomer
 Resin modified glass ionomer cement

2.4. Cara Penambalan Gigi Menggunakan Glass Ionomer Cement

1. Blokir area kerja dengan cotton roll semua permukaan, untuk menjaga cavita tetap kering.

2. Sterilisasi cavitas dengan olesan alkohol menggunakan cotton pelet, kemudian dikeringkan
dengan kapas atau dikeringkan dengan chip blower

3. Aduk cement dasar letekkan dalam cavitas, untuk melindungi pulpa terhadap rangsangan
thermis dan khemis dari bahan tumpatan tetap dengan tidak menghilangka retensi cavitas,
ratakan dengan cement stoper yang terlebih dulu dibasahi dengan alkohol, sehingga cement
menutupi dentin setebal kurang lebih 0,5 mm

4. Aplikasikan tumpatan permanen dengan glass ionomer

5. Tekan – tekan tumpatan untuk memadatkan tumpatan dengan cement stopper

6. Ratakan /haluskan tumpatan ,bentuk sesuai dengan anatomi gigi menggunakan burniser

7. Lakukan pengulasan dengan varnish

8. Lakukan pemolesan setelah 24 jam

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebelum merencanakan perawatan konservasi gigi, kita harus terlebih dahulu


menentukan diagnosis. Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang diderita pasien.
Diagnosis merupakan kesimpulan dari pemeriksaan, baik itu pemeriksaan
subyektif,pemeriksaan obyektif, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Dalam
penegakan diagnosis perlu dilakukan prosedur penegakan diagnosis secara sistematis.
Pemeriksaan yang cermat perlu dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kesalahan dalam mendiagnosis menyebabkan perawatan yang tidak tepat.

Tujuan dari pembahasan topic ini adalah untuk mengetahui penambalan gigi sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki struktur gigi yang rusak baik karena bakteri maupun karena
adanya defek atau kelainan pada gigi tersebut. Tujuan dari restorasi adalah membantu
mengembalikan bentuk, fungsi dan estetik gigi.

Ada saran yang bisa disampaikan penulis dalam makalah ini yaitu kesehatan gigi
harus dimasukan kedalam kesehatan yang terpenting dalam menjaga kesehatan tubuh kita
karena gigi dan mulut merupakan salah satu dari bagian tubuh kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.maranatha.edu/24182/3/1490013_Chapter1.pdf

https://dokumen.tips/documents/alat-penambalan.html

https://mhdc.co.id/2020/08/05/mengenal-macam-macam-bahan-tambal-gigi/

Anda mungkin juga menyukai