Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan dan disetujui “Laporan Pendahuluan Tonsilitis pada An. M di Ruang
Instalasi Bedah Sentral RSUD Saras Husada Purworejo”, untuk memenuhi tugas
Mahasiswa,
TONSILITIS
A. DEFENISI
Tonsilitis adalah massa jaringan limfoid yang terletak di rongga faring. Tonsil
ukuran tonsil bervariasi, anak-anak umumnya memiliki tonsil yang lebih besar
daripada remaja atau orang dewasa. Perbedaan ini dianggap sebagai mekanisme
perlindungan karena anak kecil rentan terutama terhadap ISPA. (Wong, 2008 :
940).
(Harnawatiaj , 2006).
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
berikut:
1. Tonsillitis akut
2. Tonsilitis falikularis
bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini
permukaan tonsil.
5. Tonsilitis kronik
Radang kronik pada pada tonsil. Tonsillitis kronik biasanya sering terjadi
pada anak-anak terbanyak pada usia kira-kira 5 tahun dan puncak berikutnya
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tonsillitis yaitu oleh adanya infeksi bakteri dan virus,
(Mansjoer, 2003):
2. Streptokokus Pyogenesis
yang baik a-hemolitik, menghasilkan warna hijau pekat agar darah. Viridans
rusak.
4. Virus Influenza
Virus influenza adalah virus RNA dari famili Orthomyxo viridae (virus
influenza). Virus ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin pada
manusia gejala umum yang terjadi yaitu demam, sakit tenggorokan, sakit
kepala, hidung tersumbat. Dalam kasus yang buruk influenza juga dapat
C. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Megantara, Imam 2006, manifestasi klinik dari tonsillitis yaitu Nyeri
melewati garis tengah. Kelenjar sub mandibula membengkak dan nyeri tekan,
3. Tonsila biasanya nampak bercak – bercak dan kadang diliputi oleh eksudat.
Eksudat ini mungkin keabu – abuan atau kekuningan. Eksudat ini dapat
mengumpul dan membentuk membran dan pada kasus dapat terjadi nekrosis
jaringan lokal, nyeri tenggorokan, sulit menelan, demam, mual dan kelenjar
limfa pada leher membengkak, malaise (perasaan tidak menentu pada tubuh
5. Nyeri saat menelan (nelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga
menjadi malas makan Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.
6. Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot. Dapat disertai
batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran
belakang antara tenggorokan dan rongga hidung). Tentu tidak semua keluhan
dan tanda di atas diborong oleh satu orang penderita. Hal ini karena keluhan
bersifat individual dan kebanyakan para orang tua atau penderita akan ke
8. Nyeri tenggorokan atau nyeri telan ringan bersifat kronik, menghebat bila
13. Pada rinoskopi anterior, fenomena palatum mole negative, kadang tertutup
sekret mukopurulen.
Tentu tidak semua keluhan dan tanda di atas diborong oleh satu orang
penderita. Hal ini karena keluhan bersifat individual dan kebanyakan para orang
tua atau penderita akan ke dokter ketika mengalami keluhan demam dan nyeri
telan.
D. PATOFISIOLOGI
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas, akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil
tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang
menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan
proses radang berulang ,maka epitel mukosa dan jaringan limpoid terkikis,
(kriptus) yang akan diisi oleh detritus. Proses ini meluas hingga menembus
kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.
PATHWAY
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada
dalam tubuh pasien merupkan akteri gruP A, karena grup ini disertai dengan
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan lekosit pada
status nutrisinya. Jika perbesaran tonsil menutupi jalan nafas, maka perlu
Jika pasien memuntahkan banyak darah dengan warna yang berubah atau
berwarna merah terang pada interval yang sering, atau bila frekuensi nadi dan
pernafasan meningkat dan pasien gelisah, segera beritahu dokter bedah. Perawat
harus mempunyai alat yang disiapkan untuk memeriksa temapt operasi terhadap
pembuang. Jika perlu dilakukan tugas, maka pasien dibawa ke ruang operasi,
terjadi perdarahan berlanjut beri pasien air dan sesapan es. Pasien diinstruksikan
untuk menghindari banyak bicara dan bentuk karena hal ini akan menyebabkan
nyeri tengkorak.
normal salin hangat sangat berguna dalam mengatasi lender yang kental yang
mungkin ada. Diet cairan atau semi cair diberikan selama beberapa hari serbet
dan gelatin adalah makanan yang dapat diberikan. Makanan pedas, panas, dingin,
asam atau mentah harus dihindari. Susu dan produk lunak (es krim) mungkin
terbentuk.
kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan
tenggorok 3x negatif.
d) Pemberian antipiretik.
3. Perawatan Paska-bedah
c) Menelan berulang
Diet
d) Menawarkan makanan
f) Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati
g) Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau banyak bumbu
selama 1 minggu.
g) Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang tertelan.
h) Tenggorokan tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke-4 dan
G. KOMPLIKASI
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini
terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh
streptococcus group A.
2. Otitis media akut
dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-
sel mastoid.
4. Laringitis
5. Sinusitis
6. Rhinitis
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas klien
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Agama
4) Pendidikan
5) Alamat
b) Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik
a) Nadi
b) Suhu
Bila terjadi infeksi tonsillitis suhu akan naik (hipertermi, > 37,5oC)
c) Pernapasan
d) B1 (breathing)
Inspeksi
Palpasi
ada
Perkusi
penanjakan hati mengecil, batas paru dan hati lebih rendah, pekak
jantung berkurang.
e) B2 (Blood)
Pada pasien dengan tonsilitis terlihat peningkatan tekanan darah dan nadi,
serta terjadi pula peningkatan suhu karena infeksi pada tonsil sehingga
f) B3 (brain)
g) B4 (Bladder)
h) B5 (Bowel)
Mual/muntah (anoreksia)
tonsil
i) B6 (Bone)
4. Nutrisi
Pada anak yang memiliki gejala tonsillitis akan memiliki keluhan susah untuk
kadang anoreksia. Hal itu ditandai dengan keadaan mulut kering. Biasanya
dengan keluhan ini berat badan anak menurun yang disebabkan oleh
kurangnya nutrisi dari makanan yang bisa masuk ke dalam tubuh akibat dari
tonsillitis
Pasien yang menderita tonsillitis akan mengalami gangguan tidur. Hal ini
tonsil. Kesulitan tidur ini akan menghambat pertumbuhan dan daya tahan
b) Hygiene Personal
c) Eliminasi
Haluaran urine pada anak yang menderita tonsillitis menurun. Hal itu
disebabkan oleh ketidak mampuan anak untuk menelan air, sehingga anak
tidak mau meminum air akibat rasa sakit yang dirasakan ketika menelan.
5. Diagnosa keperawatan
Pre Operasi
daerah tonsil
Post operasi
Intervensi
Pre operasi
Kriteria hasil:
dirumah sakit.
menggunakan gravitasi
g. Oksigenasi
jalan nafas.
Kriteria hasil:
Peningkatan BB
a. Tentukan kalori harian
R/: Nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan
menelan.
Kriteria hasil:
klien
R/: Pakaian tipis membantu proses radiasi pada tubuh secara tidak
langsung.
antipiretik
daerah tonsil
Kriteria hasil:
R/: posisi tidur yang baik dapat menjamin kenyamanan saat tidur
terganggu.
Kriteria hasil:
Klien dan keluarga tidak bertanya lagi tentang penyakit yang diderita
a. Kaji tingkat kecemasan klien dengan mendengarkan keluhan klien dan
keluarganya
Esa maka yakinlah bahwa kecemasan dan penyakit klien pasti bisa
dan nyaman.
Post operasi
Kriteria hasil:
aktifitas hiburan
trauma baru
makanan
obat
Kriteria hasil:
menekan perdarahan
mungkin
Kriteria hasil:
mempengaruhi intervensI.
komplikasi.
Kriteria hasil:
b. Observasi TTV.
Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta ; EGC
Tenggorokan. Jakarta:Gramedia.