Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY A SISTEM

KARDIOVASKULER DI RUANG BOUGENVIL

RSUD MAKINGPING

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ANNISA SURYANI 182152
IMAS MASITOH NIM 18215259
IRA SUSILAWATI NIM 18155260

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
TANGGERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY A DENGAN SISTEM
KARDIOVASKULER DIRUANG BOUGENVIL RSUD MALINGPING ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah keperawatan Gerontik ,Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan Gerontik dengan system
kardiovaskuler bagi para pembaca juga bagi penulis kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Ibu Ns.Rina Puspita Sari,S.Kep.,M.Kep selaku dosen mata kuliah


Keperawatan Gerontik yang telah memberikan tugas makalah ini dan memberi
pengarahan kepada kami.
2. Teman-teman kelas program studi sarjana Keperawatan non regular Stikes
Yatsi Tangerang yang telah memberikan dorongan untuk menyusun makalah
ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
tersusunnya makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Malingping, Februari 2021


Kelompok 1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II TINJAUN TEORI


2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi CHF
2.1.2 Anatomi Fisiologi
2.1.3 Patofisiologi
2.1.4 Etiologi
2.1.5 Manifestasi Klinik
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
2.1.8 Penatalksanaan Medis
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Intervensi
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi

BAB III TINJAUAN KASUS


2.1 Pengkajian
2.2 Analisa Data
2.3 Diagnosa Keperawatan
2.4 Perencanaan Keperawatan

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Congestive Heart Failure (CHF) adalah syndrome klinis (sekumpulan
tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik ( saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsi jantung. CHF
dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan
pengisian ventrikel (disfungsi distolik) dan atau kontraktilitas miokardial
(disfungsi sistolik) (Sudoyo dkk. 2015)

Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien CHF antara lain
dyspnea, fatigue dan gelisah. Congestive Heart Failure merupakan salah satu
masalah khas utama pada beberapa negara industri maju dan negara
berkembang seperti Indonesia (Austaryani, 2012 dalam Didik Aji Asmoro,
2017).

Dalam profil kesehatan Indonesia pada tahun (2005) CHF merupakan


urutan ke 5 penyebab kematian terbanyak di Rumah Sakit seluruh Indonesia.
Tingkat kematian untuk CHF sekitar 50% dalam waktu lima tahun (Arini,
2015).

Pada pasien Lansia dengan gangguan kardiovaskuler banyak mengalami


perawatan ulang dipuskesmas ataupun dirumah sakit karena kurang
pemantauan dari keluarga dan dari diri pasien sendiri, maka penulis tertarik
untuk memaparkan“Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Kasus Congestive
Heart Failure (CHF) Terhadap Ny A di Ruang Bougenvil RSUD Malinging

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada


kasus CHF Terhadap Ny. A di Ruang Bougenvil RSUD Malingping
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik


pada kasus CHF terhadap Ny A. di Ruang Bougenvil RSUD Malingping

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gerontic


pada kasus CHF meliputi :

a. Pengkajian

b. Diagnosa keperawatan

c. Perencanaan tindakan keperawatan

d. Pelaksanaan perencanaan tindakan keperawatan

e. Evaluasi ketercapaian

1.4 Manfaat Makalah

Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan gerontic pada


system kardiovaskuler khususnya tentang penyakit CHF.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasara Penyakit

2.1.1 Definisi

CHF adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatik ( saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebab kan
oleh kelainan struktur dan fungsi jantung. CHF dapat disebabkan oleh
gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel
(disfungsi distolik) dan atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik).
(Sudoyo Aru,dkk 2009).

2.1.2 Anatomi Fisiologi

Anatomi Jantung Jantung adalah organ berotot dengan empat ruang yang
terletak dirongga dada, dibawah perlindungan tulang iga, sedikit kesebelah
kiri sternum. Jantung terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan
yang disebut pericardium.

1. Bentuk Jantung

Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpil


(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak
runcing yang disebut apeks kordis.

2. Letak

Didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastrium anterior),


sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan

pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kota V dan VI dua jari


dibawah papila mamae pada tempet ini teraba adanya pukulan jantung
disebut iktus kordis.
3. Ukuran

Ukuran jantung + sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira –


kira 250 – 300 gr.

4. Lapisan

a. Endometrtium

b. Miokardium

Otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu

1. Bundalan otot artaria

2. Bundalan otot ventikuler

3. Bundalan atriovettikuler

c. Pericardium

5. Pergerakan Jantung

antung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup disebabkan


karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan syaraf otonom.
Rangsangan ini diterima oleh jantung

Dalam bekerja jantung mempunyai 3 periode

a. Periode konrtiksi(periode distol)

b. Periode dilatasi (periode diastole)

c. Periode istirahat

5. Siklus Jantung

Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :

a. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari


ventrikel dekstra menuju keparu – paru
b. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah
dari paru – paru masuk ke jantung bagian atrium sinistra.

6. Bunyi Jantung

Bunyi jantung terdengar dua macam suara yaitu bunyi ritma disebabkan
menutupnya katup atrio ventrikel dan bunyi kedua karena menutupnya
katup aorta dan arteri pulmonar setelah kontraksi dari ventrikel.

7. Daya Pompa Jantung

Dalam keadaan istirahat jantung beredar 70 kali/menit. Pada waktu


banyak pergerakan, kecepatan jantung dicapai 150 kali/menit dengan
daya pompa 20 – 25 liter/menit.

8. Katup – katup Pada Jantung

Didalam jantung terdapat katup yang sangat penting artinya dalam


susunan peredaran darah dan pergerakan jantung manusia

2.1.3 Patofisiologi

Bila reservasi jantung normal untuk berespons terhadap stress tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk
melakukan tugasnya sebagai pompa, dan akibatnya terjadi gagal jantung. Jika
reservasi jantung normal mengalami kepayahan dan kegagalan, respons
fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua
respons ini menunjukan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ
vital tetap normal. Terdapat empat mekanisme respons primer terhadap gagal
jantung meliputi:

a. Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis

b. Meningkatnya beban awal akibat aktivitas neurohormone

c. Hipertropi ventrikel
d. Volume cairan berlebih

Keempat respons ini adalah upaya untuk mempertahankan curah jantung.

Mekanisme-mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah


jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini dan
pada keadaan istirahat. Tetapi, kelainan pada kerja ventrikel dan
menurunnya curah jantung biasanya tampak pada saat beraktivitas.

2.1.4 Etiologi

Faktor-faktor yang mengganggu pengisian vertikel seperti stenosis katup


atrioventrikularis dapat menyebabkan gagal jantung. Keadaan-keadaan
seperti pericarditis konstritif dan temponade jantung mengakibatkan gagal
jantung melalui gabungan efek seperti gangguan pada pengisian vertikel dan
ejeksi ventrikel

2.1.5 manifestasi klinik

1. Kriteria major

a) Proksimal nocturnal dyspnea

b) Distensia vena

c) Ronki paru

d) Kardiomegali

e)Edema paru akut

f) Gallop s3

g) Peninggian vena

h) Refluks hepatojugular
2. Kriteria minor

a) Edema ekstermitas

b) Batuk malam hari

c) Dipnea d’effort

d) Hepatomegali

e) Efusi pleura

f) Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal g) Takikardia (>120/menit)

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi akut gagal jantung meliputi :

.1 Edema paru

2. Gagal ginjal akut

3. Aritmia

Komplikasi kronis meliputi :

1. Intoleransi terhadap aktivitas

2. Gangguan ginjal

3. Kakeksia jantung

4. Kerusakan metabolik dan Tromboembolis

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. ekokardiografi

2. Rontgen Toraks
3. elektrokardiografi

2.1.8 Penataaksanaan Medis

1. Terapi Oksigen

Pemberian oksigen ditujukkan pada klien gagal jantung disertai dengan


edema paru.

2. Terapi nitrat dan vasodilator

Pengunaan nitrat, baik secara akut maupun kronis, sangat dianjurkan


dalam penatalaksanaan gagal jantung.

3. Terapi Diuretik

Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu pembatasan garam
dan air serta diuretik baik oral atau parenteral.

4. Digitalis

Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas.

5. Inotropik positif

Dopamin bisa juga digunakan untuk meningkatkan denyut jantung pada


keadaan bradikardi di saat tropin tidak menghasilkan kerja yang efektif
pada dosis 5-20 mg/kg/menit.

6. Terapi Sedatif

Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedative untuk mengurangi


kegelisahan dapat diberikan.

7. Diet Rasional

dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot
jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan selera dan
pola makan klien dan pembatasan natrium.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Berikut ini pengkajian berdasarkan Padila, (2012: 370) adalah

a. Aktivitas/istirahat

Gejala yang muncul yaitu keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas,
gelisah, dispnea saat istirahat atau aktivitas, perubahan status mental, tanda vital
berubah saat beraktivitas.

b. Sirkulasi

Riwayat HT, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi,
frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3,nadi perifer
berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan
punggung, sianosis, bunyi nafas ronchi.

c.Pernafasan

Gejala yang muncul yaitu dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot
pernafasan, oksigen, dll

d.Integritas ego

Gejala yang muncul berupa ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung.

c.Emilinasi

Gejala yang timbul yaitu penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih
pada malam hari, diare/konstipasi.

f. Makanan/Cairan

Gejala yang muncul berupa kehilangan nafsu makan, mual, muntah,


penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit
tinggi garam penggunaan diuretic distensi abdomen, edema umum, dll.

g. Hygiene Gejala

yang muncul berupa keletihan selama aktivitas perawatan diri, penampilan


kurang.
h. Neurosensori

Gejala yang muncul berupa kelemahan, pusing, letargi, perubahan


perilaku, dan mudah tersinggung.

i. Nyeri/kenyamanan

Gejala yang muncul berupa nyeri dada akut-kronik, nyeri abdomen, sakit
pada otot, gelisah.

j. Interaksi social

Gejala yang muncul berupa penurunan aktivitas yang biasa dilakukan.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien


terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa
berdasarkan SDKI adalah :

a. Ganguan pertukran gas

Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi


karbondioksida pada membran alveolus kapiler

Penyebab : Perubahan membran alveolus-kapiler

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Dispnea

2) Objektif :PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH arteri


meningkat/menurun, bunyi nafas tambahan

Kriteria minor :

1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur


2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping hidung, pola nafas
abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun.

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)

Definisi : inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan ventilasi


adekuat Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektf : Dipsnea

2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi


memanjang, pola nafas abnormal

Kriteria minor :

1) Subjektif : Ortopnea

2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung, diameter


thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun,
kapasitas vital menurun, tekanan ekpirasi dan inspirasi menurun,
ekskrusi dada berubah.

c. Penurunan curah jantung (D.0008)

Definisi : ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi


kebutuhan metabolisme tubuh

Penyebab : perubahan preload, perubahan afterload dan/atau perubahan


kontraktilitas

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Lelah
2) Objektif : Edema, distensi vena jugularis, central venous pressure (CVP)
meningkat/,menurun

Kriteria minor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Murmur jantung, berat badan bertambah, pulmonary artery


wedge pressure (PAWP) menurun

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

c. Nyeri akut (D.0077)

Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambatberintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.

Penyebab : agen pencedera fisiologis (mis: iskemia)

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Sujektif : Mengeluh nyeri

2) Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi


meningkat, sulit tidur

Kriteria minor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan


berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus
pada diri sendiri, diaforesis. Kondisi klinis terkait : Cedera
Traumatik

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif


d. Hipervolemia (D.0022)

Definisi : peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisiel, dan/atau


intraseluler. Penyebab : ganguan mekanisme regulasi

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Ortopnea, dispnea, paroxymal nocturnal dyspnea (PND)

2) Objektif : Edema anasarka dan/atau edema perifer, berat badan


meningkat dalam waktu singkat, JVP dan/atau CVP
meningkat , refleks hepatojugular (+)

Kriteria minor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Distensi vena jugularis, suara nafas tambahan,


hepatomegali, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih
banyak dari output, kongesti paru. Kondisi klinis terkait :
Gagal Jantung Kongestif

f. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)

Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat


menggangu metabolisme tubuh

Penyebab : penurunan aliran arteri dan/atau vena

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak
teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor kulit
menurun.
Kriteria minor :

1) Subjektif : Parastesia, nyeri ektremitas (klaudikasi intermiten)

2) Objektif : Edema, penyembuhan luka lambat, indeks ankle- brakial

g. Intoleransi aktivitas (D.0056)

Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Penyebab : kelemahan

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Mengeluh Lelah

2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat

Kriteria minor :

1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa tidak nyaman setelah


beraktifitas, merasa lemah

2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,


gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah

aktifitas, gambaran EKG menunjukkan iskemia,sianosis

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

h. Ansietas (D.0080)

Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap


objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.

Penyebab : kurang terpapar informasi

Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :

1) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari


kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi

2) Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur

Kriteria minor :

1) Subjektif : Mengeluh pusing, anorexia, palpitasi, merasa tidak


berdaya

2) Objektif : Frekuensi napas dan nadi meningkat, tekanan darah


meningkat, diaforesis, tremor, muka tampak pucat,
suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih,
berorientasi pada masa lalu
2.2.3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang dikerjakan


oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :

Dx. keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Gangguan Tujuan : Setelah (Pemantauan Respirasi
pertukaran b.d dilakukan tindakan I.01014)
perubahan keperawatan
1. Monitor frekuensi
membrane diharapkan pertukaran
irama, kedalaman
alveolus kapiler gas meningkat.
upaya nafas
Kriterian hasil :
2. Monitor pola nafas
(Pertukaran gas
L.01003) 3. Monitor kemampuan
batuk efektif
1. Dispone
menurun 4. Monitor nilai AGD

2. Bunyi nafas 5. Monitor saturasi

tambahan oksigen

menurun 6. Auskultasi bunyi

3. Pola nafas nafas

membaik 7. Dokumentasikan

4. Pco2 dan o2 hasil pemantauan

5. membaik 8. Jelaskan tujuan dan


prosedur pemantauan

9. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu

10. Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktifitas
dan/atau tidur

2. .Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas


efektif b.d I.01011)
Setelah dilakukan
hambatan upaya
tindakan keperawatan 1. Monitor pola nafas
nafas (mis: nyeri
diharapkan pola nafas (frekuensi,
saat bernafas)
membaik. kedalaman, usaha
nafas)
Kriteria hasil :
2. Monitor bunyi nafas
Kriteria hasil :
tambahan (mis:
1. Freku gagling, mengi,
2. ensi nafas Wheezing, ronkhi)
dalam rentang 3. Monitor sputum
normal (jumlah, warna,
3. Tidak ada aroma
pengguanaan 4. Posisikan semi
otot bantu fowler atau fowler
pernafasan
5. Ajarkan teknik batuk
4. Pasien tidak efektif
menunjukkan
6. Kolaborasi
tanda dipsnea
pemberian
bronkodilato,
ekspetoran,
mukolitik, jika perlu.

3. Penurunan curah Tujuan : Perawatan jantung I.02075)


jantung b.d
setelah dilakukan 1. Identifikasi
perubahan
tindakan keperawatan tanda/gejala primer
preload /
diharapkan curah penurunan curah
perubahan
jantung meningkat jantung
afterload /
perubahan Kriteria hasil : 2. Identifikasi

kontraktilitas tanda/gejala
(curah
sekunder penurunan
jantungL.02008)
curah jantung
1. .Tanda vital
3. Monitor intake dan
dalam rentang
output cairan
normal
4. Monitor keluhan
2. Kekuatan nadi
nyeri dada
perifer
meningka 5. Berikan terapi terapi
relaksasi untuk
Tidak ada
mengurangi strees,
edema
jika perlu

6. Anjurkan beraktifitas
fisik sesuai tolerans

7. Anjurkan
berakitifitas fisik
secara bertahap

8. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika perlu
4. Nyeri akut b.d Tujuan : Manajemen nyeri I.08238)
gen penedera
setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis (Mis:
tindakan keperawatan karakteristik nyeri,
Iskemia)
diharapkan tingkat durasi, frekuensi,
nyeri menurun. intensitas nyeri

Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala


nyeri
Tingkat nyeri
(L.08066) 3. Identifikasi faktor
yang memperberat
1. Pasien
dan memperingan
mengatakan
nyeri
nyeri berkurang
dari skala 7 4. Berikan terapi non
menjadi 2 farmakologis untuk
mengurangi rasa
2. .Pasien
nyeri
menunjukkan
ekspresi wajah 5. Kontrol lingkungan
tenang yang memperberat
rasa nyeri (mis: suhu
3. Pasien dapat
ruangan,
beristirahat
pencahayaan,kebisin
dengan nyaman
gan)
2.
6. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

7. Ajarkan teknik non


farmakologis untuk
mengurangi nyeri
8. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
5. Hipervolemia b.d Tujuan : (Manajemen hipervolemia
gangguan I.03114)
setelah dilakukan
mekanisme
tindakan keperawatan 1. Periksa tanda dan
regulasi
diharapkan gejala hipervolemia
keseimbangan cairan (mis:
meningkat. ortopnes,dipsnea,ede

Kriterian hasil : ma, JVP/CVP

(keseimbangan ciran meningkat,suara

L. 03020) nafas tambahan

1. .Tererbebas 2. Monitor intake dan


dari edema output cairan

2. Haluaran urin 3. 3 Monitor efek


meningkat samping diuretik

3. . Mampu (mis : hipotensi

mengontrol ortortostatik,

asupan cairan hipovolemia,


hipokalemia,
4.
hiponatremia)

4. 4 Batasi asupan
cairan dan garam

5. Anjurkan melapor
haluaran urin

6. Ajarkan cara
membatasi cairan
7. Kolaborasi
pemberian diuretic
6. .Perfusi perifer Tujuan : (Perawatan sirkulasi
tidak efektif b.d I.02079)
setelah dilakukan
penurunan aliran
tindakan keperawatan 1. Periksa sirkulasi
arteri dan/atau
diharapkan perfusi perifer(mis:nadi
vena
perifer meningkat. perifer,edema,pengi
1. .Nadi perifer sian kapiler,
teraba kuat warna,suhu)

2. Akral teraba 2. Identifikasi faktor


hanga resiko gangguan
sirkulasi
3. Warna kulit
tidak pucat 3. Lakukan hidrasi

4. Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun
kolestrol, jika perlu

5. Anjurkan minum
obat pengo

Informasikan tanda dan


gejala darurat yanng harus
dilaporka
7. .Intoleransi Tujuan : (Manajemen energi
aktifitas b.d I.050178)
setelah dilakukan
kelemahan tindakan keperawatan 1. Monitor kelelahan
diharapkan toleransi fisik dan emosional
aktifitas meningkat.
2. Monitor pola dan
Kriteria hasil : jam tidur

Toleransi aktivitas 3. Sediakan lingkungan


(L.0504 yang nyaman dan
rendah stimulus
1. . kemampuan
(mis: cahaya, suara,
melakukan
kunjungan
aktifitas sehari-
hari meningkat 4. 4 Berikan aktifitas

distraksi yang
2. Pasien Mampu
menenangkan
berpindah
dengan atau 5. 4 Berikan aktifitas
tanpa bantuan distraksi yang
menenangkan
3. .Pasien
mangatakan 6. Anjurkan melakukan

dipsnea saat aktifitas secara


dan/atau bertahap
setelah
7. Kolaborasi dengan
aktifitas
ahli gizi tentang cara
menurun
meningkatkan
asupan makanan
8. Ansietas b.d Tujuan : (Terapi reduksi I.09314)
kurang terpapar
setelah dilakukan 1. Identifikasi saat
informasi
tindakan keperawatan tingkat ansietas
diharapkan tingkat berubah
ansietas menurun. 2. Pahami situasi yang
membuat ansietas
Kriterian hasil :
(Tingkat ansietas 3. Dengarkan dengan
L.09093) penuh perhatian

1. Pasien 4. Gunakan
mengatakan pendekatan yang
telah teang dan
memahami meyakinkan
penyakitnya
5. Informasikan secara
2. .Pasien tampak faktual mengenai
tenang diagnosis,
pengobatan, dan
3. Pasien dapat
prognosis
beristirahat
dengan 6. Anjurkan keluarga
nyaman untuk tetap
menemani pasien,
jika perlu

7. Anjurkan

mengungkapkan
perasaan dan
persepsi

Anda mungkin juga menyukai