Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“CIRI BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH”


Departemen Akuntansi S.1
Dosen Pengampu : Dr. Abd Azis, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
RYAN HIDAYATULLAH (200901502002)
MUH ASFAR
HERMAWATI
PIRSYA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nyalah
makalah yang berjudul “Ciri Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah” ini dapat disusun dan
diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai syarat tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang terkait atau pihak yang membantu dalam pembuatan tugas makalah ini.
Tidak lupa juga dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada bapak dosen
pengampu bapak Dr. Abd. Azis, M.Pd. yang memberikan kami tugas makalah ini.
Penulis menyadari benar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan agar makalah ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan kembali di kemudian hari.

Makassar , 23  September 2020

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................1

BAB 1 PEMBAHASAN..............................................................................2

A. Pengertian Dan Karakteristik Bahasa indonesia Ragam Ilmiah.................3

1. Cendekia........................................................................................4

2. Lugas Dan Jelas...............................................................................5

3. Menghindari Kalimat Fragmentaris....................................................6

4. Formal..........................................................................................7

5. Objektif..........................................................................................8

6. Ringkas Dan Padat...........................................................................9


A. Pengertian dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa


Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah.
Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori,
atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi
media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara
lisan. Selanjutnya, bahasa Indonesia ragam ilmiah memiliki
karakteristik cendikia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris,
bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.

1. Cendekia
     
 Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat Cendekia. Artinya, bahasa ilmiah
itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis.
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama
sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh
pembaca. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang
objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika. Karena
itu, apabila sebuah kalimat digunakan untuk mengungkapkan dua buah gagasan
yang memiliki hubungan kausalitas, dua gagasan beserta hubungannya itu harus
tampak secara jelas dalam kalimat yang mewadahinya.

        Perhatikan  contoh kalimat cendekia di bawah ini!

 Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi


pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya
barat yang masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai
dengan  nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.

 Pada era globalisasi informasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran


nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama karena pengaruh budaya barat
yang masuk ke Indonesia.

 Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.


Menurut para ahli psikologi bahwa korteks adalah pusat otak yang paling
rumit.

 Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung. Menurut


para ahli psikologi korteks adalah pusat otak yang paling rumit.

 Meskipun sudah diuraikan, namun paparannya belum jelas. Meskipun


sudah diuraikan, papararnya belum  jelas. Paparannya sudah diuraikan,
namun belum  jelas.
 Mulai sejak penentuan masalah penelitian  itu tidak jelas arahnya. Mulai
penentuan  masalah, penelitian  itu tidak jelas  arahnya. Sejak penentuan 
masalah, penelitian itu tidak jelas  arahnya.

 Peneliti  terdiri orang-orang yang mewakili lembaga. Hubungan rumusan


masalah dengan simpulan tidak cocok. Peneliti  terdiri atas orang·orang
yang mewakili lembaga.

2. Lugas dan Jelas

Sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu


menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan
diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna
lugas. Pemaparan bahasa Indonesia yang lugas akan menghindari
kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat. Penulisan yang bernada
sastra pun perlu dihindari. Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan
dalam bahasa yang jelas dan hubungan antara gagasan yang satu dengan yang
lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas umumnya akan muncul pada kalimat
yang sangat panjang.

       Perhatikan  contoh kalimat lugas di bawah ini!

 Para pendidik  yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh  ulah
sebagian, anak-anak mempunyai  tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.

 Para pendidik  yang kadang-kadang atau bahkan sering  terkena  akibat ulah
sebagian anak-anak mempunyai  tugas yang berat.

Perhatikan  contoh kalimat jelas berikut!

 Penanaman  moral di sekolah  sebenarnya  merupakan kelanjutan dari


penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran
Pendidikan Moral Paneasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis
karena langsung menyangkut tentang moral Paneasila, juga diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan
Kesenian.

 Penanaman moral di sekolah sebenarnya  merupakan kelanjutan dari


penanaman  moral di rumah. Penanaman  moral di Sekolah  dilaksanakan
melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Paneasila yang merupakan mata
pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral
Paneasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan
ke dalam mata pelajararan-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan
Kesenian.

 Pendidikan teknologi perlu  dimulai dan digalakkan untuk segenap lapisan


masyarakat. Sehingga masyarakat tidak buta teknologi, termasuk di
dalamnya teknologi mutakhir.
 Pendidikan teknologi perlu  dimulai dan digalakkan untuk seganap lapisan
masyarakat sehingga masyarakat tidak buta teknologi,  termasuk di
dalamnya teknologi mutakhir.

3. Menghindari Kalimat Fragmentaris

     Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat


fragmentaris. Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat
terjadi antara lain karena adannya keinginan penulis menggunakan gagasan
dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.

Perhatikan  contoh kalimat fragmentaris di bawah ini!

 Harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Fragmentaris)

 Tugas tersebut harap dilaksanakan sebaik-baiknya (Kalimat Lengkap)

4. Formal

Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat


keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada kosa kata, bentukan
kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang
lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa
Indonesia. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan
unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata
tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.

Perhatikan  contoh di bawah ini!

1)      Kata Formal                                      2) Kata Informal


             Berkata                                                  Bilang
Membuat                                               Bikin
Hanya                                                    Cuma
  Memberi                                                Kasi
 Bagi                                                       Buat

5. Objektif

      Bahasa ilmiah barsifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh
adalah menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan
menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan
secara objektif. Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan  hanya
menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan
dalam panggunaan kata. Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak
digunakan.

Perhatikan contoh kalimat objektif berikut ini !


 Contoh-Contoh itu telah memberikan bukti betapa besarnya peranan
orang tua dalam pembentukan kepribadian anak. Dari paparan
tersebut kiranya dapat disimpulkan sebagai berikut.

 Contoh-Contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan oraug


tua dalam pembentukan kepribadian anak.

 Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti


diawali adanya masalah.

 Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraph. Penelitian diawali


adanya masalah.

6. Ringkas dan Padat

 Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur


bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang
hemat. Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan
unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai
dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah
terpenuhi. Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga
ditandai dengan tidak adanya kalimat atau paragraf yang berlebihan dalam
tulisan ilmiah.

Perhatikan contoh kalimat ringkas dan padat berikut ini !

 Nilai etis di atas menjadi pedoman bagi setiap  warga negara Indonesia.

 Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan
dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warg/a negara Indonesia.

 Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan


Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan
sesuai dengan  aturan yang berlaku. Jadi, tidak ada pelaksanaan proyek yang
menyalahi aturan.Artinya, pelaksanaan proyek itu sudah benar.Isu negatif
yang selama ini berkembang tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai