Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan mempunyai perna penting dalam meningkatkan mutu dan daya
saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
melalui aktivitas fisik dan atau olah raga. Dalam rencana pembangunan
kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, program kesehatan olah raga
merupakan salah satu program dari pokok program perilaku hidup sehat dan
pemberdayaan masyarakat. Kesehatan olah raga telah ditetapkan sebagai
salah satu indikator keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Aktivitas fisik dan atau olah raga dapat memberikan dampak positif bila
dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan
tidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan
kesehatan atau cedera yang mungkin akan berakibat fatal. Saat ini di
Indonesia sebagian besar masyarakat di perkotaan maupun pedesaan sudah
melakukan kegiatan aktivitas fisik dan atau olah raga, baik olah raga
kelompok atau perorangan. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah
pengunjung yang memanfaatkan sarana olah raga terutama pada hari libur.
Selain itu terlihat minat masyarakat dalam memanfaatkan berbagai peralatan
sederhana maupun modern untuk menunjang kegiatan olah raga baik di
pusat kebugaran jasmani (fitness center) maupun di rumah tangga, namun
proses dan hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.
Di sisi lain peningkatan penyakit tidak menular sangat erat kaitannya
dengan perubahan perilaku dan gaya hidup, seperti pola makan tidak
seimbang, kurang melakukan aktivitas fisik dan merokok yang merupakan
salah satu dampak negatif dari perkembangan IPTEK di berbagai bidang.

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


1
Data SKRT Tahun 2001 menunjukkan 61% penduduk Indonesia
tidak aktif dalam melakukan aktivitas fisik di mana persentase perempuan
yang tidak aktif (73%) lebih tinggi dari pada laki-laki (63%), baik di setiap
kelompok umur ataupun di perkotaan. Hasil survei Departemen Kesehatan
Tahun 2002 pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kantor Dinas Kesehatan dan
Pemerintah Daerah Provinsi di Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat
dan Bali pada komponen daya tahan jantung-paru (Cardio Respiratory
Endurance/CRE) menunjukkan 73% dengan tingat kebugaran jasmani yang
kurang dan kurang sekali. Selain itu pada Susenas 2003, dilaporkan bahwa
74% penduduk usia 10 tahun ke atas kurang gerak dalam perjalanan, 81%
kurang gerak dalam waktu senggang dan 14% kurang gerak dalam
pekerjaan. Hasil penelitian Dede Kusmana Tahun 2002 memperlihatkan
bahwa orang yang mempunyai gaya hidup seperti tidak merokok, berolah
raga secara teratur dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali
lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang bergaya
hidup sebaliknya.
Dari data-data di atas, upaya kesehatan olah raga mempunyai peran
penting dalam mencegah dan menanggulangi keadaan tersebut. Upaya
kesehatan olah raga dapat dilaksanakan di berbagai institusi pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, Balai Kesehatan Olah raga Masyarakat
(BKOM), Rumah Sakit dan Institusi Kesehatan lain baik pemerintah maupun
swasta. Pada tahun 1995 telah diterbitkan Petunjuk Pelaksanaan Upaya
Kesehatan Olah Raga untuk digunakan sebagai bahan rujukan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan olah raga di puskesmas. Terjadinya
perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan perubahan
kebijakan-kebijakan termasuk di Departemen Kesehatan, yaitu reformasi di
bidang kesehatan. Sejalan dengan itu disusun Kebijakan Dasar Puskesmas,
dimana visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
2010.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas
tersebut, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat serta merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan Puskesmas

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


2
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.
Puskesmas memiliki beberapa program pokok dan adapula program
tambahan. Salah satu program tambahan tersebut adalah Upaya Kesehatan
Olahraga (UKO). Upaya Kesehatan Olahraga sendiri merupakan suatu
upaya yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga
merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena
dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
olahraga di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Sehingga masyarakat
terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatkan
derajat kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup,
melalui latihan fisik dan untuk untuk menunjang terwujudnya kecamatan
sehat

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengembangkankan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui
latihan fisik.
2. Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang mempunyai
pengaruh langsung terhadap produktifitas kerja.
3. Membantu peningkatan upaya olahraga produktifitas, olahraga prestasi,
olahraga masyarakat dan olahraga tradisional.
4. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan olah raga.
5. Meningkatnya kemitraan melalui kerja sama lintas program, lintas sektor,
dunia usaha/swasta, LSM, organisasi profesi dan media massa.
6. Meningkatnya jangkauan, cakupan dan mutu pelayanan kesehatan olah
raga di Puskesmas.
7. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan olah
raga.

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


3
1.3 SASARAN
Masyarakat pada umumnya, serta kelompok-kelompok olahraga
yang ada di wilayah kerja. Serta kelompok olahraga berdasarkan kondisi
khusus dan kelompok/ individu latihan fisik untuk kelompok khusus.

1.4 KEBIJAKAN
a. Peningkatan (Promotif)
Upaya kesehatan olahraga merupakan salah satu cara memadukan
latihan gizi yang baik, perhatian terhadap aspek faal, psikologis dan lain-
lain yang dapat memastikan keberhasilan peningkatan kesegaran
jasmani. Dengan latihan yang benar, didapat peningkatan derajat
kesehatan tubuh perorangan, maupun kesmas

b. Pencegahan (Preventif)
Seperti kita ketahui struktur dan kapasitas organ tubuh tergantung pada
besarnya rangsangan yang diterima. Proses penuaan ditandai dengan
perubahan fisik secara organik maupun fungsional tubuh. Latihan fisik
dapat menghambat kemunduran-kemunduran yang diakibatkan
bertambahnya umur. Hal ini berarti bahwa umur harapan hidup dapat
lebih tinggi bila upaya kesehatan olahraga juga mencakup golongan usia
dewasa. Kehamilan, persalinan dan nifas suatu prroses normal yang
terjadi dalam siklus kehidupan wanita. Latihan fisik secara teratur sejak
sebelum hamil, dalam masa kehamilan akan memperbaiki sistem
pernafasan, peningkatan kinerja jantung, otot-otot menjadi lebih kuat dan
persendian menjadi lebih stabil. Latihan fisik dalam masa kehamilan
memperbaiki pul kesehatan janin karena oksigenasi dalam tubuh ibu
lancar. Latihan fisik setelah kehamilan akan bermanfaat karena
mengurangi jaringan lemak, memperbaiki kelemahan otot panggul, dan
dinding perut, menghilangkan kerutan-kerutan kulit dan menurunkan
berat badan. Latihan-latihan ini harus disertai gizi yang baik, dengan
demikian upaya kesehatan olahraga bagi golongan wanita hamil akan
mengurangi angka kematian ibu dalam masa kehamilan dan massa nifas
serta menurunkan angka kematian bayi. Berarti derajat kesehatan
masyarakat dapat ditingkatkan melalui upaya kesehatan olahrag. Atas
dasar inilah kesehatan olahraga dapat berperan sebagai pencegahan.

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


4
c. Pengobatan (Kuratif)
Penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan atau dikurangi dengan
olahraga adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah, infusisensi koroner,
keadaan setelah infark jantung, dan kelainan pembuluh darah tepi, DM,
phlebitis, thrombophlebitis dan osteoporosis.

d. Rehabilitatif (Pemulihan)
Untuk membantu para penderita cacat tubuh dengan memberikan latihan
fisik (fisioterapi) yang biasanya berbentuk latihan penguatan otot dan
memperkuat organ-organ lain. Disini penting sekali peranan para ahli
fisioterapi karena pengobatan berlangsung lama dan tidak boleh
dilupakan peranan alat-alat bantu, misalnya: tongkat, penyangga, dll

e. Menunjang peningkatan prestasi keolahragaan


Tiap kegiatan fisik akan memberikan perubahan fisiologis sesuai dengan
beban yang diberikan pada tubuh, teerutama perubahan pada sistem
kardiovaskuler-respirasi. Latihan fisik yang dilakukan sedini mungkin
akan merangsang koordinasi gerak motorik bagi anak, sehingga pada
usia remaja koordinasi anggota gerak tubuh lebih baik. Pada masa
pertumbuhan terjadi penambahn besar dan masa dari pada jaringan
tubuh dan pertumbuhan akan berjalan terus sampai 20 tahun.
Kemampuan tubuh untuk meningkatkan kesegaran jasmani dengan
latihan olahraga dimulai usia 5-20 tahun dan akan menurun setelah usia
20 tahun. Upaya meningkatkan kesehatan jasmani bagi golongan usia
prasekolah sampai pubertas sangat tepat bila dilakukan sedini mungkin
sehingga pada masa produktif telah dicapai tingkat kesegaran jasmani
yang lebih tinggi.

1.5 STRATEGI
Strategi pelaksanaan Kesehatan Kerja dan Olahraga, mencakup:
a. Penguatan kebijakan mengenai kesehatan kerja dan olahraga;
b. Penguatan fasilitas pelayanan Kesehatan dasar (Puskesmas dan
jaringannya termasuk Pos UKK, Klinik Perusahaan);
c. Peningkatan pemberdayaan masyarakat;
d. Peningkatan Kemitraan Lintas Program/Lintas Sektor/Perusahaan dan
praktisi;

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


5
e. Penguatan kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga di
daerah;

BAB II
GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS TANJUNGWANGI

2.1 KONDISI GEOGRAFI


Puskesmas Tanjungwangi terletak di Kecamatan Cijambe Kabupaten
Subang, dan mempunyai luas wilayah ± 917,065 km, sebagian besar adalah sawah,
kebun rakyat, kehutanan, dan perumahan penduduk yang merata, wilayah kerja
terdiri dari lima desa, dengan jumlah 18 dusun 46 RW dan 139 RT.

Wilayah kerja Puskesmas Tanjungwangi terdiri dari :


1. Desa Tanjungwangi
2. Desa Gunungtua
3. Desa Cijambe
4. Desa Bantarsari
5. Desa Sukahurip

Dengan batas-batas wilayah kerja sebagai berikut:


1. Utara : Wilayah UPTD PKM Cikalapa Kec. Subang
2. Selatan : Wilayah UPTD PKM Jalancagak Kec. Jalancagak
3. Barat : Wilayah UPTD PKM Sagalaherang Kec. Sagalaherang
4. Timur : Wilayah UPTD PKM Cirangkong Kec. Cirangkong

Jarak tempuh desa terjauh kurang lebih 60 menit, dengan kendaraan


bermotor Peta wilayah kerja Puskesmas Tanjungwangi :

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


6
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjungwangi
Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang

2.2 LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI


A. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanjungwangi adalah
26.493 jiwa terdiri dari laki-laki 13.077 dan perempuan 13.416 Jiwa.

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


7
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk perdesa di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020
N0 DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 TANJUNGWANGI 4008 4541 6549
2 GUNUNGTUA 3185 3609 6794
3 CIJAMBE 2819 3194 6013
4 BANTARSARI 1750 1989 3733
5 SUKAHURIP 1250 1417 2667
JUMLAH 13012 14744 27.756
Sumber: Data diambil dari Data Riil Laporan Penduduk masing –masing desa
Kecamatan Cijambe Berdasarkan Registrasi Penduduk (Lahir, Mati, Pindah,
Datang) tahun 2020
Tabel 2.2 Jumlah Estimasi Penduduk
Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020
Kelompok
Desa Desa Desa Desa
Umur laki- Desa
Tanjung Gunungt Bantars Sukahur Jumlah
laki dan Cijambe
wangi ua ari ip
Perempuan
0-4 724 575 509 316 226 2350

5-6 319 254 224 139 100 1036

SD Kelas 1 157 125 110 68 49 509

SD Kelas 6 156 124 110 68 49 507

Anak SD 934 742 657 408 291 3031

Remaja 1370 1089 963 598 427 4447

Pra Usia 1352 1074 951 590 422 4388


Lanjut
Usia Lanjut 685 544 482 299 214 2223

JUMLAH 5697 4527 4006 2486 1778 18491


Sumber data : BPS Kabupaten Subang
Dari data tersebut jumlah balita, anak dan remaja sebesar 24,04% dari
seluruh total penduduk dan jumlah usia lanjut sebesar 12.02% dari seluruh total
penduduk. Berdasarkan data ini dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk usia
produktif lebih besar dibandingkan usia non produktif (anak-anak dan usia remaja).
Indikator penting yang terkait dengan distribusi penduduk menurut umur
yang sering digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk adalah ratio beban
ketergantungan atau dependency ratio. Ratio beban ketergantungan adalah angka
yang menyatakan perbandingan Antara banyaknya orang yang tidak produktif
(Umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dengan banyaknya umur productif
15-64 tahun

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


8
Tabel 2.3 Jumlah KK Miskin di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020

NO DESA JUMLAH

1 TANJUNGWANGI 2795 KK
2 GUNUNGTUA 2548 KK
3 CIJAMBE 1935 KK
4 BANTARSARI 1087 KK
5 SUKAHURIP 818 KK
JUMLAH 9183 KK
Sumber: laporan kependudukan desa wilayah kerja Puskesmas Tanjungwangi

B. Sosial Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di wilayah kerja Puskesmas Tanjungwangi sebagian
besar pertanian, dan ada beberapa peternakan ayam.

2.3 SUMBER DAYA KESEHATAN


2.3.1 Ketenagaan
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Tanjungwangi dalam
Program Kesorga, adalah :
1. Petugas Kesehatan Olahraga : 1 orang
2. Bidan Desa : 5 orang
3. Kader : 200 orang

2.3.2 Sarana dan Prasarana


Sarana Prasarana Program Kesehatan Olahraga di Puskesmas
Tanjungwangi, adalah :
1. Kesorga KIT
2. Buku KMS
3. Alat ukur TB
4. Alat Ukur BB
5. Poster lembar balik

2.4 KEUANGAN
Dukungan Anggaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat di UPTD
Puskesmas Tanjungwangi, adalah :
1. APBD
2. APBN
3. BOK

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


9
BAB III
ANALISA SITUASI DAN HASIL KEGIATAN

3.1 ANALISA SITUASI


Pada Kegiatan Jumlah Kelompok yang dibina Program Kesorga
tahun 2020 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjungwangi terdapat 5
kelompok binaan, dari hasil pencapaian jumlah kelompok yang dibina masih
ditemukannya kesenjangan yaitu sebesar 60% (3 kelompok) dari target
100% (5 Kelompok) yang dibina.

3.2 HASIL KEGIATAN


Grafik 3.1
Pencapaian Kegiatan Jumlah Kelompok Olahraga yang dibina
UPTD Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020

Kelompok olahraga

0
TANJUNGWANGI GUNUNGTUA CIJAMBE BANTARSARI SUKAHURIP

Pada grafik 3.1 diatas menggambarkan pencapaian Kegiatan Jumlah


Kelompok yang dibina pada Program Kesorga tahun 2020 yaitu sebesar 45%
(16 kelompok) dari target 100% (38 Kelompok) dari jumlah kelompok yang
dibina.

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


10
Grafik 3.2
Pencapaian Kegiatan Tes Kebugaran Jemaah Haji
UPTD Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020

Jemaah Haji

0
Target Capaian

Pada grafik 3.2 diatas menggambarkan pencapaian Kegiatan Tes kebugaran


Jemaah Haji pada Program Kesorga tahun 2020 telah mencapai target yaitu
sebesar 100% (8 Orang) dari target 100% (8 Orang).

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


11
Grafik 3.3
Pencapaian Kegiatan Presentasi Puskesmas Melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Olahraga
UPTD Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020

0
Target Capaian

Pada grafik 3.3 diatas menggambarkan pencapaian Kegiatan Tes kebugaran


Jemaah Haji pada Program Kesorga tahun 2020 telah mencapai target yaitu
sebesar 100% (4 Kali) dari target 100% (4 kali).

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


12
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH UPAYA KESEHATAN

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH


Tabel 4.1
Identifikasi Masalah Program Kesorga Tahun 2020
UPTD Puskesmas Tanjungwangi

TAR CAP KESENJ


NO UPAYA MASALAH
GET AIAN ANGAN
1. Jumlah 38 16 56% Adanya kesenjangan
kelompok capaian kelompok
olahraga yang olahraga yang dibina
di bina 56% dari target 100%
(38 Kelompok)

4.2 PRIORITAS MASALAH


Tabel 4.2
Prioritas Masalah Program Kesorga Tahun 2020
UPTD Puskesmas Tanjungwangi

NO MASALAH U S G TOTAL
1. Adanya kesenjangan capaian kelompok 5 4 4 13
olahraga yang dibina 40% dari target
100% (5 kelompok)

LAPORAN TAHUNAN KESORGA


13
4.3 AKAR PENYEBAB MASALAH
Tabel 4.3
Akar Penyebab Masalah Program Kesorga
UPTD Puskesmas Tanjungwangi

PENYEBAB MASALAH
NO MASALAH
Lingkungan Manusia Sarana Metode Dana
1 Adanya kesenjangan  Terdapat dua desa  Kinerja petugas  Tidak  Pendataan  Tidak ada
capaian kelompok yang jauh kurang tersedianya alat belum optimal transport untuk
olahraga yang dibina pemeriksaan petugas
56% dari target 100%  Pengetahuan
(38 Kelompok) masyarakat tentang
kelompok olahraga
kurang
 Kesadaran
masyarakat tentang
pemeriksaan
kebugaran masih
kurang
4.4 PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ALTERNATIF TERPILIH

1. Adanya kesenjangan Kinerja Petugas kurang - Melaksanakan pembinaan bagi Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
capaian kelompok petugas Dinkes
olahraga yang dibina20% - Mengikuti pelatihan yang diadakan
dari target 100% (5 oleh Dinkes
kelompok) Pengetahuan masyarakat tentang - Melaksanakan penyuluhan ttg ke Melaksanakan penyuluhan tentang
pentingnya olahraga kurang olahraga kelompok olahraga
- Kolaborasi lintas sector

Masih adanya anggota kelompok yang - Melaksanakan pemeriksaan kebugaran Melaksanakan pemeriksaan kebugaran
belum mengetahui kebugaran pada kelompok olahraga pada kelompok olahraga
tubuhnya - Penyuluhan

Terdapat dua desa yang jauh sehingga - Membuat kelompok binaan yang ada Pembinaan kelompok olahraga sesuai
sulit dilakukan pembinaan di dua desa tsb kelompok binaan
- Pembinaan kelompok olahraga sesuai
kelompok binaan didua desa
Tidak tersedianya alat pemeriksaan - Mengajukan alat pemeriksaan melalui Mengajukan alat pemeriksaan melalui
BOK JKN
- Mengajukan alat pemeriksaan melalui
JKN
Pendataan belum optimal - Melaksanakan pendataan kelompok Melaksanakan pendataan kelompok
olahraga olahraga
- Meningkatkan peran aktif kader
Tidak ada transport untuk petugas - Mengajukan transport pet melalui BOK Mengajukan transport petugas melalui
- Mengajukan transport pet melalui JKN BOK
BAB V
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

Tabel 5.1
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Kesorga
UPTD Puskesmas Tanjungwangi Tahun 2020

                         
1 Kelompok Mengajukan Untuk Petugas 1 orang Kepala Petugas   Januari   1 orang  
olahraga yang pelatihan meningkatka Kesorga petugas Puskesmas Kesorga petugas
dibina yang n kinerja kesorga , Petugas kesorga
diadakan petugas mendapatkan Kesorga mendapatkan
oleh Dinkes pelatihan pelatihan
    Melaksanaka Untuk Masyaraka 100% Kepala Petugas   Februari,   100%  
n penyuluhan meningkatka t masyarakat Puskesmas Kesorga Mei, Juli masyarakat
tentang n kelompok mengikuti , Petugas mengikuti
kelompok pengetahuan olahraga penyuluhan Kesorga penyuluhan
olahraga masyarakat
tentang
kelompok
olahraga
    Melaksanaka Agar semua Masyaraka 100% Kepala Petugas   Januari - 100% BO
n anggota t masyarakat Puskesmas Kesorga Desembe masyarakat K
pemeriksaan kelompok kelompok olahraga , Petugas r olahraga
kebugaran olahraga olahraga diperiksa Kesorga diperiksa
kelompok mengetahui kebugaranny kebugaranny
olahraga pentingnya a a
kebugaran  
    Melaksanaka Agar tingkat Masyaraka 100% Kepala Petugas   Maret 100% BO
n pembinaan kebugaran t masyarakat Puskesmas Kesorga masyarakat K
kelompok kelompok kelompok kelompok , Petugas kelompok
olahraga olahraga olahraga olahraga Kesorga olahraga
tersebut tetap mendapatkan mendapatkan
terpantau pembinaan pembinaan
 
    Pembinaan Untuk Masyaraka 100% Kepala Petugas   April, 100%  
kelompok memudahkan t masyarakat Puskesmas Kesorga Agustus masyarakat
olahraga petugas kelompok kelompok , Petugas kelompok
sesuai desa melakukan olahraga olahraga Kesorga olahraga
binaan pembinaan di mendapatkan mendapatkan
dua daerah pembinaan pembinaan
yang sulit
dijangkau  
    Mengajukan Untuk Bend JKN Bend jkn Bend Petugas   Januari Bend jkn  
alat memudahkan JKN,kapus Kesorga
pemeriksaan petugas
melalui JKN memeriksa
kelompok
olahraga di
desa  
    Melaksanaka Untuk Masyaraka 100% Petugas Petugas Apara Februari 100% BO
n pendataan mengetahui t masyarakat Kesorga Kesorga t Desa masyarakat K
kelompok jumlah kelompok di data di data
olahraga kelompok olahraga
olahraga di
setiap desa  
    Mengajukan Terpenuhiny Dana 100% dana Kepala Bendahar   Januari 100% dana  
transport a transport diberikan Puskesmas a BOK diberikan
petugas untuk kepada , Petugas kepada
melalui BOK petugas petugas Kesorga petugas
surveilans   surveilans
BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Cakupan Kegiatan Kesorga pada Tahun 2020 masih belum
mencapai target yang ditentukan. Dikarenakan Tenaga dan waktu yang
terbatas dan Luas wilayah yang tidak seimbang dengan petugas kesorga

6.2 SARAN
a. Diperlukan pembinaan kepada petugas secara lebih intensif dan
berkesinambungan serta evaluasi hasil pelaksanaan program secara
periodik.
b. Diperlukan subsidi sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan program Kesorga.

Mengetahui, Tanjungwangi, ....................... 2020


Kepala UPTD Puskesmas Petugas Kes0rga
Tanjungwangi

H. DADANG HERMAWAN, S.Kep.,Ners Rosidah, A.Md.Keb


NIP. 19770403 200701 1 007 NIP. 19720412 199301 2 001

Anda mungkin juga menyukai