KONSEP DASAR
A. Pengertian
atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit
2005).
Mellitus)
Diabetes Mellitus)
1. Anatomi Pankreas
15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya
belakang lambung.
kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan
utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya
1). Fungsi eksorin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
2). Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau langerhans, yang
yaitu :
(Tambayong, 2001).
2. Fisiologi
disimpan sebagai glikogen. Pada saat ini kadar glukosa di vena porta lebih
tinggi daripada vena hepatica, setelah absorsi selesai gliogen hepar dipecah
lagi menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa di vena hepatica lebih tinggi
dari vena porta. Jadi hepar berperan sebagai glukostat. Pada keadaan normal
beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar terganggu akan mudah terjadi
Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang
2). Epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromafin.
C. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1224), penyebab dari diabetes mellitus
adalah:
1. Diabetes Tipe I
a. Faktor genetik.
b. Faktor imunologi.
c. Faktor lingkunngan.
2. Diabetes Tipe II
a. Usia.
b. Obesitas.
c. Riwayat keluarga.
d. Kelompok genetik.
a. Faktor endogen
1) Genetik, metabolik.
2) Angiopati diabetik.
3) Neuropati diabetik.
b. Faktor ekstrogen
1) Trauma.
2) Infeksi.
3) Obat.
hilang atau menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami
trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan
motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga
merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita
akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
D. Patofisiologi
mellitus adalah :
1. Diabetes tipe I
terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
dieksresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan
2. Diabetes tipe II
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada
adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
a. Pain (nyeri).
b. Paleness (kepucatan).
c. Paresthesia (kesemutan).
e. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari
fontaine:
Klasifikasi :
yaitu:
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
F. Komplikasi
1. Hipoglikemia
penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai
2. Hiperglikemia
penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut.
pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts, jari kaki bengkok, kulit kaki
1. Medis
3) Penghambat glukoneogenesis.
b. Insulin
3) Ketoasidosis diabetik.
c. Terapi Kombinasi
glukosa darah.
2. Keperawatanan
mekanik yang dapat merata tekanan tubuh terhadap kaki yang luka
a. Diet
kadar lemak.
b. Latihan
c. Pemantauan
optimal.
malam hari.
e. Pendidikan
infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan
g. Stres Mekanik
roda, sepatu yang tertutup dan sepatu khusus. Semua pasien yang
istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus dilindungi serta
kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini diperlukan karena
kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan
h. Tindakan Bedah
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130
kadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi
gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal
dua jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah
metabolik dan pengaruh fungsi pada organ, data yang perlu dikaji meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
5. Neurosensori
6. Nyeri / kenyamanan
7. Pernafasan
8. Seksualitas
9. Penyuluhan / pembelajaran
hipertensi
pembuluh darah.
ekstrimitas.
8. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
hiperglikemia
Ginjal tak
mampu Intake glukosa sel Angiopati diabetik
memfiltrasi berkurang
glukosa makroangiopati mikroangiopati
glukosuria
ketoasidosis Terganggunya Neuropati Pembentukan
aliran darah ke perifer protein
Diuretik kaki
Pernafasan kusmaul terglikasi
osmotik G3 sensori
Penurunan motorik
poliuria asupan nutrisi Pembuluh
Gangguan dan O2 darah
pola nafas trauma tersumbat
Kekurangan trauma
volume Sel kelaparan Retinopati
cairan Luka sulit
Peningkatan sembuh Pandangan
pemecahan kabur
Merangsang protein dan ulkus
rasa haus lemak
iskemik Resiko tinggi
infeksi cidera
polidipsi polifagi
Polineuropati ganggren
Masukan diabetik
yang nyeri
melebihi Gangguan
aktivitas nyeri
integritas kulit
Gangguan
Perubahan istirahat tidur
nutrisi
kurang dari
kebutuhan (Smeltzer, 2001, Carpenito 2000 & Doengoes,
tubuh 2000)
1. Diagnosa no. 1
darah.
Rencana tindakan :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada
4). Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator,
ulkus/gangren.
2. Diagnosa no. 2
pada ekstrimitas.
Rencana tindakan :
selanjutnya.
2) Rawat luka dengan baik dan benar : Membersihkan luka secara abseptik
3. Diagnosa no. 3
hilang.
mengatasi nyeri.
120/80mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).
Rencana tindakan :
1). Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
pus.
pasien.
4. Diagnosa no. 4
kaki.
optimal.
Rencana tindakan :
1). Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.
sesui kemampuan.
baik.
5). Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter ( pemberian analgesik )
5. Diagnosa no. 5
Rencana Tindakan :
terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
diet ).
5). Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet
diabetik.
6. Diagnosa no. 6
selanjutnya.
2). Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan
Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk
4). Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang
ditetapkan.
penyakitnya.
Rencana Tindakan :
gangren.
3). Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada
4). Jelasakan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan
memungkinkan).
telah diberikan.
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga
cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan
merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah
tercapai:
prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian
pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai