MENJADI WIRAUSAHA
NIM : 200901500007
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Menjadi Wirausaha” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada bidang studi Kewirausahaan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kewirausahaan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Hajerah Hasyim, M.Si. selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
3. Berpikir simpel. 6
F. Tipe-tipe Wirausaha 9
2
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi wirausaha yang menciptakan suatu produk tidak hanya orang yang harus berpendidikan tinggi, tetapi orang
yang mempunyai tekat dan kesungguhan. Yang perlu diketahui menjadi wirausaha bisa berasal dari bangku sekolah,
pengalaman kerja, atau cuma berawal dari sekedar hobi yang mungkin dari pelatihan diikuti dan ditekuni. Tidak ada
bisnis besar tanpa usaha yang dapat bertahan sampai sekarang, yang tidak dimulai dari usaha kecil. Pengertian
wirausaha adalah kemampuan dan kemauan nyata seorang individu dalam maupun luar organisasi yang ada untuk
menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru.
Selain itu, wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan
cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan serta mengatur permodalan operasinya.
Dalam dunia usaha untuk menciptakan kualitas yang baik tidaklah mudah, banyak pengusaha yang memang
menggunakan strategi yang baik untuk kualitas produknya, terkadang banyak pula yang menggunakan strategi yang
merugikan banyak orang.
Pada dasarnya wirausaha adalah orang yang berani berusaha secara mandiri dengan cara-caranya sendiri untuk
mengambil resiko dan menentukan nasibnya sendiri atas segala keputusan yang diambil dengan memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya. Pada dasarnya setiap orang adalah wirausaha, karena setiap orang memiliki peluang
yang sama untuk melakukan kegiatan wirausaha. Setiap pelaku usaha atau bisnis juga memiliki resiko yang sama,
resiko untuk rugi maupun resiko yang sama untuk sukses di masa depan, semuanya kembali pada tanggung jawabnya
masing-masing dalam mengelola bisnis yang dijalankan karena kegiatan wirausaha adalah kegiatan yang mandiri.
Disini para pelaku usaha dituntut untuk selalu bertanggung jawab akan kehidupan bisnisnya dan yang ada
didalamnya. Kita bisa melihat kondisi saat ini begitu susahnya para masyrakat yang sulit untuk mencari lapangan
pekerjaan. Mengingat sulitnya lapangan perkerjaan di masa sekarang ini, banyak orang yang menganggur. Jika terus
menunggu pekerjaan, maka akan membuang waktu saja. Diharapkan akan timbul minat untuk berwirausaha agar
mereka yang menagggur dapat lebih produktif dan juga mandiri sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain.
Dengan adanya minat yang mendorong untuk berwirausaha serta mengenali resiko yang harus ditempuh, akan
semakin mendorong seseorang untuk lebih dari sekedar berminat, yaitu melakukan bisnisnya sendiri. Menjadi
wirausaha bukan berarti perkara mudah, karena menjadi wirausaha dituntut untuk berani mengambil resiko, pandai
beradaptasi dengan perubahan, dan juga harus tangguh menghadapi berbagai situasi. Sehubung dengan penjelasan
diatas maka penulis akan menjelaskan dan menerangkan materi tentang “Menjadi Wirausaha”.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disajikan beberapa masalah pokok
sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti ( Kasmir, 2007). Berdasarkan K
emdiknas (2010), wirausaha adalah seseorang
yang memiliki karakter selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapai dan terampil memanfaatkan peluang dalam
mengembangkan usahanya, dengan tujuanuntuk meningkatkan kehidupannya. Konsep tentang wirausaha kemudian
didefinisikan kembali ketika prinsip-prinsip dan istilah dari sebuah bisnis, manajerial, dan perspektif pribadi mengalami
perubahan. Secara etimologi pengertian wirausaha berasal dari dua kata yakni wira dan usaha.
Definisi dari w
ira, yaitu m
anusia yang unggul, berwatak yang agung, pahlawan, pejuang, memiliki
budi yang luhur, dan juga gagah berani. Dan, u saha adalah b ekerja dan berbuat sesuatu. Usaha juga
dapat diartikan sebagai perbuatan untuk amal. Adapun menurut K
amus Besar Bahasa Indonesia (2002),
wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengawali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya. Pengertian wirausaha dari berbagai para ahli, di antaranya:
Dalam konteks bisnis menurut S ri Edi Swasono (1978), wirausaha adalah wirausaha, tetapi tidak semua wirausaha
adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan
memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. Adapun wirausaha menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah
seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan didalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
3
5. menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke- dan akhiran -an yang membuat kata benda wirausaha
mempunyai pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha (KBI, 2008). Menurut K
emendiknas
(2010), kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya,
danbersahaja, serta berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
Pengertian lain yang relevan menurut hasil S imposium Nasional Kewirausahaan (1995), kewirausahaan diartikan
sebagai kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan tindakan nyata yang sangat perlu,
tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah kepada pelayanan
terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yangberkepentingan, termasuk masyarakat, bangsa, dan negara. Pengertian
kewirausahaan menurut D
rucker (1996) adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda”. Menurut
Zimmerer dan Scarborough (1996), kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Robbin & Coulter (2002) mengartikan kewirausahaan sebagai proses dimana seseorang atau sekelompok individu
menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk mencari peluang dalam menciptakan nilai serta tumbuh untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan, melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli dengan sumber daya apa pun yang dikendalikan.
Menurut Kasmir (2006), kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan
menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari
yang sudah ada sebelumnya.
Hisrich dan Peters (1995:10) mengemukakan bahwa “Entrepreneurship is the process of creating something different
with value by devoting the necessary time and effort, summing the accompanying reward of monetary and personal satisfaction
and independence”. Artinya, kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan waktu,
kegiatan, modal, risiko, dan menerima balas jasa dan kepuasan, serta kebebasan pribadi.
● Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas. Ketika seseorang melakukan bisnis, tentunya ia
membutuhkan sumber daya manusia yang dapat membantunya meningkatkan kualitas dari usahanya. Dengan
memberdayakan sumber daya manusia, tidak hanya dapat meningkatkan pencapaian usaha, juga dapat melatih
sumber daya manusia tersebut menjadi calon wirausaha yang berkualitas. Ketika seseorang telah mempunyai usaha
4
sendiri, diharapkan menjadi seorang wirausaha yang sukses, sehingga jumlah wirausaha berkualitas semakin
bertambah.
● Memajukan dan menyejahterakan masyarakat. Usaha yang sukses dan semakin besar, tentunya semakin banyak
membutuhkan sumber daya manusia. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar tempat usaha, hal tersebut dapat
memberikan lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi jumlah pengangguran Dan, dengan mempunyai pekerjaan
yang tetap, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
● Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Jika di
masyarakat terdapat wirausaha yang sukses, bukan tidak mungkin hal tersebut akan menggugah semangat
masyarakat di sekitar untuk mencoba bisnis. Tidak hanya semangat, masyarakat juga akan belajar untuk berperilaku
dan bersikap layaknya seorang wirausaha yang sukses jika ingin meraih keberhasilan dalam usahanya. Seorang
wirausaha dapat menularkan rahasia suksesnya kepada orang lain.
Bila tujuan kewirausahaan tersebut dijalankan dengan baik, maka akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut
ini beragam manfaat dari kewirausahaan yang bisa didapatkan oleh wirausaha maupun masyarakat sekitar.
● Membuka lowongan pekerjaan. Seorang wirausaha, tentunya memerlukan sumber daya manusia yang dapat
membantunya meningkatkan hasil usaha. Semakin banyaknya wirausaha, hal tersebut berarti semakin banyak
lowongan pekerjaan dan mampu menambah daya tampung pekerja. Semakin banyaknya lowongan pekerjaan yang
dibuka, hal tersebut akan membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah peng. angguran di masyarakat.
● Memberi contoh ketekunan, kerja keras, dan berkepribadian unggul Seorang pemilik usaha yang sukses akan
memberikan contoh baik untuk lingkungan sekitarnya, yakni menumbuhkan semangat kerja keras, berusaha dengan
tekun, dan mempunyai kepribadian yang unggul. Dengan begitu, masyarakat dapat melatih dirinya menjadi lebih baik
lagi dan berusaha mencontoh apa yang telah dicapai oleh wirausaha tersebut.
● Mendidik karyawan menjadi mandiri, tekun, disiplin, dan jujur dalam bekerja. Seorang wirausaha yang sukses dapat
menularkan semangat kemandirian dan ketekunan dalam bekerja untuk meraih kesuksesan. Tentunya, semangat
tersebut harus dibarengi dengan rasa disiplin dan kejujuran, sekaligus betul-betul memahami pengertian wirausaha
yang sebenarnya.
● Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.
● Memiliki bisnis sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi wirausaha untuk mencapai tujuan hidupnya.
Wirausaha akan mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan bisnisnya
guna untuk mewujudkan cita-citanya.
● Memberi peluang melakukan perubahan. Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat
menangkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa
penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan
sumber daya alam yang terbatas, wirausaha kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka
terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik
5
● Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu usaha
sering kali membosankan, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang
wirausaha, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama
saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausaha merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan
mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreavitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Bagi wirausaha
memiliki usaha atau usaha sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu
mengikuti minat atau hobinya sendiri.
● Memiliki peluang untuk meraih keuntungan.
● Walaupun pada tahap awal keuntungan bukan daya tarik utama bagi wirausaha, keuntungan bisnis merupakan faktor
motivasi yang penting untuk mendirikan bisnis sendiri, kebanyakan wirausaha tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi
kebanyakan di antara mereka yang menang menjadi berkecukupan.
Adapun point penting ada dua darma bakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu:
1. sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya dalam melancarkan proses produksi, distribusi, dan
konsumsiWirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat;
2. sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada
bangsa asing
6
Secara umum, pola pikir adalah sikap yang mantap dan kecenderungan yang dimiliki seseorang dalam menjawab dan
menganalisis suatu keadaan. Jika definisi tersebut dikaitkan dengan kegiatan bisnis, maka tingkah laku atau karakter mental
yang dimaksud adalah bagaimana respons dan interpretasinya terhadap ide dan kegiatan wirausaha yang penuh spekulasi dan
melibatkan risiko untung rugi.
Mindset atau pola berpikir yang dibutuhkan seorang wirausaha sangat bervariasi dan berbeda pendapat oleh sebagian ahli.
Namun perbedaan ini bukanlah pendapat yang salah. Karena intinya mindset entrepreneurship berakar dari kegigihan,
ketekunan dan pantang menyerah. Menurut McGraith & Mac Millan (2000), ada tujuh mindset wirausaha, yaitu:
3. Berpikir simpel.
Melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
7
6. Mengambil peluang yang terbaik, paling potensial dan menjanjikan.
Mereka sangat adaptatif sehingga mampu melakukan perubahan arah mengikuti peluang yang paling potensial dan terus
mencari cara terbaik untuk mewujudkannya.
Adapun cara untuk mengembangkan pola pikir kewirausahaan, harus dimulai dengan berpikir positif , kreatif dan motivasi, serta
menghindari pola pikir negatif. Diuraikan dua cara dalam mengembangkan pola pikir tersebut.
• Mengembangkan Pola Pikir Positif. Seorang wirausaha harus mengembangkan mindset positifnya karena dengan pola pikir
(mindset) yang positif, akan memberikan motivasi hidup yang kuat untuk mencapai sesuatu juga akan membuat pribadi menjadi
tidak mudah menyerah, lebih mensyukuri hidup dan tentu menjadi lebih bahagia. Seorang individu dengan pola pikir positif akan
lebih mampu mengembangkan kemampuan di dalam dirinya, dapat berpikir secara luas dan dalam, serta lebih fokus dalam
melakukan segala kegiatan. Cara berpikir dan sikap seperti ini sangat kondusif bagi datangnya kreativitas, inovasi, dan lebih
mudah membangun semangat serta kegigihan dalam menjalani bisnis. Dunia ini penuh dengan risiko, maka tidaklah mampu
seorang wirausaha dengan pola pikir negatif mampu membaca peluang dan mengambil risiko yang ada.
• Mengembangkan Pola Pikir Kreatif dan Motivasi. Berpikir di luar kotak (out of the box) adalah salah satu cara wirausaha untuk
berpikir kreatif. Sering kali, saat wirausaha sulit mendapatkan ide kreatif karena wirausaha belum berpikir di luar kotak. Banyak
yang mengatakan untuk mendapatkan ide cemerlang atau gagasan terobosan, wirausaha harus berpikir di luar kotak. Berpikir
kreatif dapat membuat seseorang mewujudkan sesuatu yang unik dan langka, hal ini dapat digunakan untuk mendukung dalam
bisnis, karena dalam bisnis wirausaha harus membuat produk yang berbeda namun tetap berkualitas. Selain itu wirausaha harus
memiliki motivasi. Motivasi adalah kunci yang akan membuka potensi manusia. Tanpa motivasi, sedahsyat apa pun potensi yang
dimiliki tidak mampu untuk mengubah menjadi kemampuan yang luar biasa. Motivasi merupakan salah satu pendorong tumbuh
kembangnya jiwa kewirausahaan seseorang. Kesuksesan seseorang sering kali disertai dengan motivasinya yang kuat dalam
menjalankan setiap bisnis yang dijalaninya. Salah satu motivasi yang paling dibutuhkan pelaku bisnis adalah keinginannya untuk
terus belajar dan menambah keterampilan.
• Selain keberadaan pola pikir positif yang harus diterapkan oleh wirausaha, ada juga pola pikir negatif yang menjadi
penghambat dalam pengembangan pola pikir wirausaha sebagai dasar pengembangan suatu bisnis. Hal yang harus dilakukan
adalah menghindari pola pikir negatif tersebut.Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, wirausaha harus menghindari pola pikir
negatif di antaranya dengan cara Hindarkan pandangan bahwa mencari keuntungan dan kekayaan adalah sifat rakus. Karena
memang pada kenyataannya salah satu tujuan dalam membuat sebuah bisnis adalah meraup profit sebanyak-banyaknya
dengan modal sekecil-kecilnya (prinsip ekonomi). Hal ini menjadi pola pikir negatif karena ada pihak yang menghalalkan segala
8
cara untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya walaupun dengan cara yang tidak jujur dan merugikan pihak lain. Tetapi
hal ini tidak menjadikan bahwa semua keuntungan dan kekayaan adalah sesuatu yang buruk. Dan juga Hindarkan anggapan
bahwa mengambil, mencuri, korupsi dan merampok dari orang kaya adalah wajar. Pola pikir seperti ini tidak akan membawa
kesejahteraan bagi wirausaha sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara, malah akan menciptakan kekacauan sosial.
Serta Jangan pernah menuntut pembayaran sebelum memberi pelayanan atau dari pelayanan yang buruk. Pola pikir seperti ini
tidak akan menciptakan pelanggan yang setia. Wirausaha harus mampu membangun pemikiran positif, sehingga energi yang
wirausaha milik dapat digunakan seutuhnya untuk meraih kesuksesan.
Adapun pendekatan event studies menjelaskan bahwa factor-faktor lingkungan yang menghasilkan wirausaha atau wirausaha
dapat diciptakan. Sifat wirausahawan merupakan bawaan lahir sebagaimana pendapat pakar yang menggunakan pendekatan
klasikal sebenarnya sudah lazim diterima sejak lama. Akan tetapi, saat ini pengakuan tentang kewirausahaan sebagai suatu
disiplin telah mendobrak mitos tersebut dan membenarkan pendapat yang menggunakan pendekatan event studies. Seperti juga
disiplin-disiplin lainnya, kewirausahaan memiliki pola dan proses. Terlepas dari kedua pendapat dengan pendekatan yang
berbeda tersebut, pendapat yang lebih moderat adalah tidak mempertentangkannya.
Menjadi wirausahawan sebenarnya tidak hanya karena bakat (dilahirkan) ataupun hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang
akan berhasil adalah wirausahawan yang memiliki bakat kemudian dibentuk melalui pendidikan, pelatihan, atau bergaul dalam
komunitas dunia usaha- Tidak semua orang yang memiliki bakat berwirausaha mampu menjadi wirausahawan, tanpa adanya
tempaan melalui suatu pendidikan/ pelatihan.
Perdebatan antara apakah wirausaha itu dilahirkan (is borned) yang menyebabkan seseorang mempunyai bakat lahiriah untuk
menjadi wirausaha, atau sebaliknya wirausaha itu dibentuk atau dicetak (is made) masih berlangsung hingga saat ini. Sebagian
pakar berpendapat bahwa wirausaha itu dilahirkan dan sebagian mengatakan bahwa wirausaha dapat dibentuk dengan
berbagai contoh dan argumentasi.
Misalnya Mr. X tidak mengenyam pendidikan tinggi, tetapi dia menjadi pengusaha besar nasional. Di lain pihak, banyak
pemimpin/pemilik perusahaan yang berpendidikan tinggi tetapi reputasinya belum melebihi Mr. X tersebut. Berwirausaha bukan
hanya bakat bawaan sejak lahir, namun dapat dipelajari dan diajarkan melalui proses pendidikan formal atau informal.
Contohnya, setelah Perang Dunia ke-2 beberapa veteran perang di Amerika belajar berwirausaha, melalui suatu pendidikan atau
9
pelatihan, baik pendidikan/pelatihan singkat maupun pendidikan/pelatihan yang berjenjang. Mereka berwirausaha dengan
modal pengetahuan dan fasilitas lainnya. Contoh, Samuel Whalton pendiri Walmart yang kini menjadi retailer
terbesar dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47 tahun.
Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden Amerika dari partai independen
juga seorang veteran yang berhasil dibentuk menjadi wirausaha. Ada yang mengatakan bahwa Technopreneurship Proses
penciptaan suatu bisnis dengan menggunakan media teknologi seseorang menjadi wirausaha itu karena lingkungan. Misalnya,
banyak orang WNI keturunan menjadi wirausaha yang sukses karena mereka hidup di lingkungan para wirausaha atau pelaku
usaha. Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausaha itu dilahirkan, dibentuk atau
karena lingkungan.
Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi wirausaha tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena
dibentuk. Wirausaha yang akan berhasil adalah wirausaha yang memiliki bakat yang selanjutnya dibentuk melalui suatu
pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia binis. Seseorang yang meskipun berbakat
tetapi tidak dibentuk dalam suatu pendidikan/pelatihan, tidak akan mudah untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan dunia usaha
pada era global menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan era sebelumnya.
Sebaliknya, orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam jika ia memiliki minat dengan motivasi yang
kuat akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi wirausaha. Untuk mempelajari kewirausahan, tidak cukup hanya berpedoman
pada berbakat atau tidak, tetapi juga harus ditunjang dengan minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha
F. Tipe-tipe Wirausaha
Tipe-tipe wirausaha terdiri dari 3 yaitu W
irausaha sosial (socialpreneur), Intrapreneur,
Technopreneurship. Adapun penjelasannya yakni sebagai berikut:
• Wirausaha sosial (socialpreneur) adalah seorang yang berusaha dalam aktivitas kewirausahaan
dengan memiliki tujuan utama untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan lingkungan hidup dengan
memberdayakan komunitas melalui kegiatan yang bernilai ekonomi.
• Intrapreneur adalah karakter wirausaha yang dimiliki oleh pekerja/karyawan dalam sebuah
perusahaan. P
rinchott (1985) m
endefinisikan intrapreneur sebagai seorang yang memfokuskan pada
inovasi dan kreativitas serta mentransformasi suatu mimpi atau gagasan/ide menjadi usaha yang
menguntungkan untuk dioperasikan dalam lingkup perusahaan ( Budiharjo, 2011:152).
• Technopreneurship merupakan gabungan dua kata, yaitu ‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’.
Teknologi adalah sesuatu yang digunakan untuk menuju pada penerapan praktis sains ke dunia bisnis dan
sebagai pencipta alat-alat, untuk mengembangkan kemampuan dan pemanfaatan materi guna
memecahkan permasalahan yang ada. Kata “Enterpreneurship” berasal dari kata entrepreneur yang
10
menanggung risiko dan ketidakpastian untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasikan peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough, 2008).
Dengan menurunnya tingkat pengangguran dapat berdampak positif terhadap kenaikan pendapatan per kapita dan daya beli
masyarakat, dan tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu juga, dengan bertumbuhnya perekonomian per kapita
dapat berdampak turunnya kriminalitas yang biasanya ditimbulkan karena tingginya pengangguran Sebagai contoh, Jumlah
penduduk yang besar, letak yang strategis dengan dukungan kekayaan alam yang melimpah seharusnya menjadikan Indonesia
sebagai negara maju.
Tetapi, hal ini menjadi sangat ironis jika mencermati angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2014 terdapat 28,28 juta penduduk miskin (11,25% dari populasi penduduk) dan
jumlah pengangguran mencapai 7,24 juta orang (5,94 % dari angkatan kerja). Dari jumlah tersebut, sekitar 700.000 penganggur
terdidik (sarjana dan diploma). Menurut McClelland (Kasali, dkk., 2010), salah satu faktor yang menyebabkan sebuah negara
menjadi maju adalah ketika jumlah wirausaha yang terdapat di negara tersebut minimal 2% dari populasi penduduknya.
Saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,56%, bila dibandingkan dengan Amerika Serikat (11,5%) dan Singapura
(7,2%). Dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 250 juta, maka dibutuhkan sekitar lima juta wirausaha. Jika hal ini dibiarkan
tanpa upaya menumbuhkannya, maka sangat lambat untuk memenuhi angka 2% wirausaha. Menjadi wirausaha adalah salah
satu pilihan untuk memajukan bangsa ini. Oleh karena itu, perubahan pola pikir tentang kewirausahan perlu ditumbuhkan
melalui pendidikan formal maupun non formal.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan diartikan sebagai kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan tindakan
nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang
mengarah kepada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, termasuk masyarakat,
bangsa, dan negara. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan waktu, kegiatan,
modal, risiko, dan menerima balas jasa dan kepuasan, serta kebebasan pribadi. Tujuan dan manfaat Kewiraushaan Dalam bisnis,
tentunya terdapat berbagai macam yang ingin dicapai dan termanfaatkan , serta tidak hanya sebatas mencari keuntungan.
Pentingnya minat berwirausaha semakin maju suatu negara dan semakin banyak orang yang terdidik. Hal ini karena
pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan.
B. Saran
Untuk mendapatkan point-point tersebut kita perlu membentuk bakat dengan melalui Pendidikan dan pelatihan. Penulis
tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
Besar harapan penulis kepada para pembaca untuk dapat memahami materi yang saya berikan dengan baik.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam pengetikan.Saya sebagai penulis juga tidak pernah luput dari yang namanya
kesalahan. Karena saya hanyalah manusia biasa. Makadari it, sayasebagai penulis meminta saran dan kritik kepada para
pembaca agar saya dapat memperbaiki penjelasan materisaya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggiani, S. (2018). K ewirausahaan, Pola pikir, Pengetahuan, dan Keterampilan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Subandi, A. (2018). K ewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Tim Penyusun. (2020). Kewirausahaan Edisi Pertama. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
12