Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE STERILISASI ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


OLEH
KELOMPOK B
IBRAHIM KOROMPOT
IMELDA TUMULO

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIV SANITASI LINGKUNGAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sterilisasi Alat dan Bahan Praktikum” ini dengan baik.
Upaya kami dalam membuat makalah ini bertujuan untuk melengkapi Tugas yang
dibimbing langsung oleh. dosen mata kuliah Mikrobiologi.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung yang membantu kami dalam membuat
makalah ini:
Akhir kata, segala kesempurnaan adalah pada Tuhan yang Maha Esa. Dan
kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,segala saran dan
kritik yang membangunpenyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………… 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi ........................................................................... 3
2.2 Metode Sterilisasi................................................................................. 5

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak.
Penyakit – penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran daripada si
pengidap itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya.
Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling gampang tertular dengan
berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupannya sendiri.
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang
praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan
harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent  atau proses fisik dengan
tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik
fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya sterilisasi.
Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme
yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant  (Pratiwi,2006). Sterilisasi
banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap
proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung

1
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari
kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat
hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan
energy dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi
air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen, serta unsur – unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat
pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida (Lim, 1998).

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa pengertian sterilisasi ?
b) Bagaimana prinsip kerja Autoklaf?
c) Bagaimana metode sterilisasi?
d) Apa saja macam-macam sterilisasi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;
1. Agar pembaca mengetahui apa pengertian dari sterilisasi
2. Agar pembaca mengetahui bagaimana prinsip kerja autoklaf yaitu alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan
3. Agar pembaca mengetahui apa saja metode dalam sterilisasi
4. Agar pembaca mengetahui apa saja macam – macam sterilisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi


Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,
baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada
bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang
bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan
obat – obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme dan di dalam bidang – bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi
b. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal
pelaksanaan  sterilisasi
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.

3
1. Prinsip Kerja Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 121 0C. Suhu dan tekanan
tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan
kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI
= 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah
karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada
suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama,
menggunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 121 0C. Ingat
kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika di laboratorium terletak pada
ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya
autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan
menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk
kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121 0C dan tekanan 15 psi selama
15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf  lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf.
Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau udara
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf  naik. Pada saat tercapai tekanan
dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung
waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh
dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf  bekerja dengan sempurna dapat
digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora
yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial
dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan

4
disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap
bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik. Beberapa media
atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
a. Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
b. Pelarut organik, seperti fenol
c. Buffer dengan kandungan detergen
d. Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan
hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
e. Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat
f. Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa
garam mineral lain
g. Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
h. Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
i. Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya,
sisa ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1 liter yang ditampung pada
erlenmeyer 2 liter maka sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.

2.2 Metode Sterilisasi


a. Sterilisasi secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan
kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara
membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan
mengenai cara membunuh mikroorganisme :
b. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami
dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara
sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan
yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak

5
menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak
mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan
serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan
alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik.
Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam
wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
c. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap
dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :
1. Penguraian gula
2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada
temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi


dan bahan – bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan
terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut

6
untuk bedah, penutup karet dan plastic serta media untuk pekerjaan mikrobiologi.
Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif
mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora
bakteri yang tahan pemanasan.
1. Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak
stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang
digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan 0,2%
klorokresol.
1. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya
dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif
mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
2. Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
3. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung
mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan
untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada
dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x,
sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi
digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap
panas (termolabil).

7
a. Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat
disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu
tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada
suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai
merupakan proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap
selama 1 jam setiap hari selama 3 hari berturut- turut
b. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’
atau 720C selama 15’) untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi
manusia.
1. Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan
antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat
iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat – zat kimia yang dapat di pakai
untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol,
hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen,
logam – logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton
(Volk, 1993)
2. Sterilisasi secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.
Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.
 

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua
mikroba hidup dan spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :
sterilisasi uap (panas lembab), sterilisasi panas kering, sterilisasi dengan
penyaringan (filtrasi), sterilisasi gas, sterilisasi dengan radiasi.

3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini. Saran yang dapat
penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang proses
sterilisasi serta macam – macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya
menjadi lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://makalah selama kuliah.com/2011/11/mikrobiologi-dan-parasitologi.html di


akses pada 13 november 2019

http://noberanagbio.com/2011/11/bab - i - pendahuluan 13. html di akses pada 13


november 2019

http://sumber makalah keperawatan.com/2012/12/pengendalian-infeksi. html di


akses pada 13 november 2019

http://irma nadifa.student.esaunggul.ac.id/2012/11/01/tugas-fisika-online-sterilisasi-
peralatan-secara-fisis/ di akses pada 13 november 2019

http://holisah-mikrobiologi.com/2011/11/sterilisasi. html di akses pada 13


november 2019

http://swasthyca.com/2012/10/16/sterilisasi/ di akses pada 13 november 2019

http://rgmaisyah.com/2009/03/15/metode - sterilisasi/ di akses pada 13 november


2019

http://apryanti live sof nurses. /2011/10/makalah - sterilisasi.html di akses 13


november 2019

10

Anda mungkin juga menyukai