Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal maupun non formal.

Pendidikan secara formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang

telah direncanakan, terstruktur oleh suatu institusi, departemen atau kementrian

suatu Negara. Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan yang

diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman baik yang dialami

atau dipelajari dari orang lain.

Ki Hajar Dewantara mengemukakan, bahwa pendidikan adalah tuntutan

didalam hidup tumbuhnya anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-

tingginya. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku.

Mengutip dari (Ki Hajar Dewantara 2004:1) “Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik

mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan

untuk membuat dirinya berguna dimasyarakat”.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

secara keseluruhan.Untuk hal itu, maka dalam pelaksanaan pendidikan jasmani

harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut.Tujuan pendidikan

jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi
siswa melalui aktivitas jasmani. Media yang digunakan aktivitas jasmani bisa

melalui permainan, olahraga, dan lingkungan.

Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi

dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik

dan menyengkan, sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan

keterampilan olahraga, tetapi pengembangan pribadi anak seutuhnya konsep dasar

pendidikan jasmani dan model pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif

perlu dibagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Model pembelajaran (Rusman, 2012 : 133) suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

pendek), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran

di kelas atau yang lain

Pada artikel kompasiana tentang model pembelajaran “sejak munculnya

gerakan global yang menyerukan model pembelajaran baru untuk abad ke-21,

telah berkembang pendapat bahwa pendidikan harus diubah” sekoah ditantang

menemukan cara dalam rangka memungkinkan siswa sukses dalam pekerjaan dan

kehidupan melalui penguasaan keterampilan berpikir kreatif, pemecah masalah

yang fleksibel, berkolaborasi dan berinovasi”.

Motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

(Sardiman, 2011).Dalam kegiatan motivasi belajar dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau dorongan yang dimiliki oleh

manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar. Hakikat motivasi belajar

adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa

indicator atau unsur yang mendukung.

Menurut hasil observasi yang telah dilakukan pada hari selasa siang,

tanggal 3 maret 2020, kegiatan belajar mengajar di SMK Al-Irsyad Al-Islamiyyah

banyak mengalami kendala dari siswa karna saat kegiatan belajar mengajar penjas

banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung,

minat dan motivasi siswa pun kurang dalam pembelajaran penjas. Menurut

peneliti, dalam pelaksanaan proses pembelajaran, model pembelajaran yang

digunakan belum terlihat maksimal, hal ini kurang dipikirkan dalam perencanaan

dan pelaksanaan dalam proses belajar yang sangat berpengaruh dalam kegiatan

belajar mengajar dan motivasi belajar siswa. Apabila guru memiliki kemampuan

mangajar yang baik, tentunya siswa akan tertarik untuk mengikuti pembelajaran

dikelas. Sebaliknya guru yang memiliki kemampuan mengajar kurang baik akan

kesulitan menghadapi sifat anak yang berbeda-beda.

Beberarapa permasalahan lainnya siswa kurang memiliki perhatian dalam

pembelajaran penjas disekolah, kendala ini terjadi karena banyak siswa yang

kurang peduli terhadap pembelajaran penjas mereka menganggap bahwa

pembelajaran penjas ini susah padahal pembelajaran penjas ini menarik. Dengan

adanya motivasi pada diri sendiri akan membuat siswa merasa memiliki perhatian

yang lebih terhadap pembelajaran penjas. Atas dasar itulah peneliti ingin meneliti
seberapa besar pengetahuan guru penjas tentang model pembelajaran dalam

motivasi siswa SMK Al-Irsyad Al-Islamiyyah dalam pembelajaran penjas

Berdasarkan uraian dan penjelasan dalam latar belakang masalah diatas,

maka hal inilah yang membuat peneliti tertarik mengadakan penelitian yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Guru Penjas Tentang Model Pembelajaran

dengan Motivasi Siswa dalam pembelajaran Penjas Pada Siswa Kelas X SMK Al-

Irsyad Al-Islamiyyah “

B. Identifikasi Masalah

Meskipun pembelajaran penjas adalah pembelajaran yang termasuk mudah,

tetapi fakta dilapangan menunjukan masih banyak siswa yang kurang menguasai

pembelajaran ini.

Pendidikan jasmani (Samsudin, 2008:2) adalah suatu proses pembelajaran

melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan suatu proses

pembelajaran yaitu mengembangkan keterampilan motorik, kebugaran jasmani

pengetahuan dan perilaku untuk akal sehat dan aktif, kecerdasaan emosi dan sikap

sportif.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, masalah-masalah

penelitian yang berkaitan dengan latar belakang masalah dapat di identifikasikan :

1. Kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran penjas.

2. Proses pembelajaran pendidikan jasmani kurang berjalan dengan

maksimal.
3. Motivasi siswa dalam pembelajaran penjas belum tampak.

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas serta

untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka dibuat

batasan permasalahan agar penelitian ini tidak terlalu meluas. Penelitian ini

memfokuskan pada “Pengetahuan Guru Penjas tentang Model Pembelajaran

dengan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Penjas pada Siswa Kelas X

SMK AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH”

2. Rumusan Masalah

Dengan adanya hal yang telah dikemukakan peneliti diatas maka bisa

diambil rumusan masalah yaitu apakah terdapat Hubungan Pengetahuan

Guru Penjas tentang Model Pembelajaran dengan Motivasi Siswa dalam

Pembelajaran Penjas pada Siswa Kelas X SMK AL-IRSYSAD AL-

ISLAMIYYAH?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka peneliti bertujuan

untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Guru Penjas tentang Model

Pembelajaran dengan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Penjas pada Siswa

Kelas X SMK AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH?


E. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dapat dikemukakan hipotesa

penelitian jawaban permasalah yang telah dirumuskan pada bagian pendahuluan

sebagai berikut : Ada Hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Guru Penjas

tentang Model Pembelajaran dengan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Penjas

di SMK AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH.

F. Penjelasan Penelitian

Menurut latipun “Penjelasan penelitian variable bebas maupun variable

terikat akan membantu peneliti untuk mengarahkan dan memberikan batasan bagi

operasionalisasi suatu eksperimen “(Latipun,2002:42).Dalam penelitian ini

terdapat dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Variable bebasnya

yaitu pengetahuan guru penjas dan variable terikatnya yaitu motivasi belajar

penjas

G. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Untuk memberi bahan masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi

siswa dan guru olahraga, khususnya berkenaan dengan model

pembelajaran yang kreatif dan inovatif

b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang

dilakukan dimasa yang akan datang

2. Kegunaan Praktis .

a. Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dan

kesehatan mengenai model pembelajaran kreatif dan inovatif.


b. Memberikan informasi kepada pembaca model pembelajaran

inovatif dan kreatif dapat diterapkan pada pembelajaran penjas.

Anda mungkin juga menyukai