DISUSUN OLEH :
Karya ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada
tanggal 4 sampai 11 September 2019 di Laboratorium Kimia SMA
Negeri 1 Ladongi, dengan maksud memberikan pengalaman belajar
pada penulis secara khusus dan memberikan informasi kepada
masyarakat secara umum.
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
RINGKASAN.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioetanol...............................................................................................3
2.2 Nanas (Ananas comosus L. Merr).........................................................5
2.2.1 Kandungan Gizi Buah Nanas.......................................................6
2.2.2 Sifat Fisika dan Kimia Buah Nanas.............................................7
2.2.3 Limbah Kulit Nanas....................................................................8
2.3 Ragi/Kapang.....................................................................9
2.4 Solid State Fermentation (SSF)........................................10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian..........................................12
3.2 Variabel Penelitian..........................................................12
3.3 Alat Dan Bahan...............................................................12
3.4 Prosedur Kerja................................................................13
3.4.1 Tahap Sakarifikasi..................................................13
3.4.2 Tahap Fermentasi...................................................13
3.5 Analisis Penelitian..........................................................13
3.6 Desain Penelitian............................................................14
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis..........................................................................15
4.2 Sintesis..........................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................18
5.2 Saran.............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................19
LAMPIRAN..................................................................................23
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
RINGKASAN
Persediaan bahan bakar fosil dimasa datang akan semakin berkurang dan
harganya semakin mahal karena sifatnya yang unreneweble, untuk itu diperlukan
usaha mencari dan membuat bahan bakar alternatif non fosil. Salah satu yang
dapat dilakukan adalah membuat bioetanol dari limbah kulit nanas dengan tekhnik
fermentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui metode dalam pembuatan
bioetanol dari limbah kulit nanas. (2) Mengetahui komposisi yang tepat antara
kulit nanas, ragi, lama fermentasi yang menghasilkan etanol.
Fermentasi bioetanol dari limbah kulit nanas dilakukan dengan membuat
lebih dahulu bubur dari kulit nanas. Kulit nanas 500 gr ditambah aquades 1 ltr
dengan blender lalu dipanaskan menjadi bubur yang kemudian diberi ragi. Tujuan
pemberian ragi dalam bubur kulit nanas adalah untuk mempercepat proses
fermentasi dengan mengurai gula kompleks menjadi gula yang lebih sederhana.
Dengan perlakuan bubur kulit nanas itu dibagi ke dalam tiga bagian untuk
selanjutnya ditambahkan ragi tape sebanyak 0,5% gr (2,5gr), ragi tempe 0,5 %
(2,5 gr) dan ragi roti 0,5 % (2,5 gr). Setelah itu, tutup rapat masing-masing bubur
kulit nanas selama 3 hari, tujuan dari ditutupnya gelas beaker adalah untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dan proses berjalan anaerob. Dalam penelitian
ini, dapat diamati perubahan-perubahan yang tampak pada ketiga perlakuan bubur
kulit nanas yang selanjutnya dilakukan pengujian untuk menunjukkan terbentuk
tidaknya bioetanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah kulit nanas berpotensi dibuat
menjadi bioetanol dengan metode fermentasi yang tergolong mudah dan
sederhana. Untuk komposisi fermentasi bioetanol bahan baku yang lebih baik
adalah limbah kulit nanas 500 gr, aquades 1 ltr dengan ragi tiap-tiap gelas beaker
pada tiga perlakuan 0,5 % (2,5 gr). Bioetanol yang diperoleh dalam penelitian ini
khususnya pada gelas beaker tiga sebesar 7,695675%.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
selalu dikaitkan dengan teknologi dan pengolahan yang relatif mahal, akan
tetapi hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar dengan adanya teknologi
sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa membutuhkan biaya
yang mahal. Teknologi tersebut menggunakan metode Solid State
Fermentation (SSF), yaitu terjadinya fermentasi berlangsung dalam substrat
tidak terlarut namun mengandung cukup air sekalipun tidak mengalir.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian terhadap limbah
kulit nanas yang diolah untuk menghasilkan bioetanol dengan judul
“PENGOLAHAN LIMBAH KULIT NANAS (Ananas Comosus L. Merr)
MENJADI BIOETANOL DENGAN METODE SOLID STATE
FERMENTATION (SSF)”.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioetanol
Bioetanol adalah etanol alkohol yang paling dikenal masyarakat
yang dibuat dengan f e r m e n t a s i y a n g m e m b u t u h k a n f a k t o r b i o l o g i s
u n t u k p r o s e s n y a . A n t o i n e Lovoisier menggambarkan bahwa bioetanol
adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, h i d r o g e n d a n o k s i g e n .
Bioetanol sering ditulis dengan rumus EtOH, bioetanol
merupakan bagian dari kelompok metal (CH3-) yang terangkai pada
kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-
OH). Secara umum akronim dari Bioetanol adalah EtOH (Ethyl(-OH)).
Bioetanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memiliki bau yang khas.
Bahan ini dapat memabukkan jika diminum , karena sifatnya yang tidak
beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi
dan industri makanan dan minuman (www.indobiofuel.com).
Pengenalan bioetanol merupakan upaya untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Kebutuhan BBM di
Indonesia saat ini mencapai 215 juta liter/hari. Sedangkan yang diproduksi di
dalam negeri hanya 178 juta liter/hari. Karena itu, kekurangannya 40 juta
liter/hari harus diimpor. Indonesia yang d i k e n a l s e b a g a i a n g g o t a
Organisasi dan negara-negara pengekspor minyak (OPEC)
sekarang telah menjadi net-importir minyak bumi. Impor BBM tampaknya belum
dapat diatasi karena lebih dari 50% kebutuhan energi dalam negeri masih
bertumpu pada minyak bumi. Padahal, sebenarnya Indonesia kaya sumber energi
fosil non-BBM seperti gas alam, batu bara dan minyak bumi, serta energi
terbarukan di antaranya panas bumi, biomassa, tenaga hidro, dan panas matahari
(www.indobiofuel.com).
Dalam kondisi harga BBM yang cenderung terus naik, saat ini
berbagai jenis e n e r g i t e r b a r u k a n m u l a i k o m p e t i t i f t e r h a d a p b a h a n
b a k a r t a n p a s u b s i d i . B i o e t a n o l , menurut Kepala Balai Besar Teknologi
Pati Badan pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT) Dr Agus Eko Cahyono,
3
merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang biaya produksinya sama atau
bahkan cenderung lebih murah dibandingkan dengan bensin tanpa subsidi.
(www.indobiofuel.com).
Saat ini bioetanol dipakai secara luas di Brazil dan
A m e r i k a S e r i k a t . S e m u a kendaraan bermotor di Brazil, saat ini
menggunakan bahan bakar yang mengandung paling sedikit kadar ethanol
sebesar 20%. Pertengahan 1980, lebih dari 90 derajat dari mobil baru, dirancang
untuk memakai bioetanol murni. Di Amerika Serikat, lebih dari 1 trilyun mil telah
ditempuh oleh kendaraan bermotor yang menggunakan BBM dengan kandungan
bioetanol sebesar 10% dan kendaraan FFV (Flexible Fuel Vehicle)
yang menggunakan BBM dengan kandungan 85% bioetanol. Penggunaan
bioetanol sebagai bahan bakar, sebenarnya telah lama dikenal, Seperti telah
disebutkan diatas bahwa pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil
Quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat
menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya . Namun penggunaan
bioetanol sebagai bahan bakar nabati kurang ditanggapi pada waktu tersebut,
karena keberadaan bahan bakar minyak yang murah dan melimpah . Saat
ini pasokan bahan bakar minyak semakin menyusut ditambah lagi dengan harga
minyak dunia yang melambung membuat bioetanol semakin diperhitungkan.
4
dengan harga minyak mentah mendekati 60 dollar AS per barrel, biaya pokok
produksi BBM meningkat mendekati Rp.4000 per liter (www.wikipedia.com).
Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah
yang terdapat di Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain
dikonsumsi sebagai buah segar, nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku
industri pertanian. Dari berbagai macam pengolahana nanas seperti selai, manisan,
sirup, dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup banyak sebagai hasil
sampingan.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Bromeliales
Familia : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus L. Merr
5
Rasa buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai
masyarakat luas. Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan
lengkap. Buah nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk
melunakkan daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi
keluarga berencana (Anonim, 2008).
Selama ini masyarakat Indonesia memanfaatkan nanas terbatas pada
daging buahnya saja atau sebatas tanaman konsumsi saja, sementara kulit dibuang
tidak dimanfaatkan atau diolah lebih lanjut karena struktur fisik kulitnya yang
kasar dan keras. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kulit nanas
mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 %
protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula
yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol melalui proses
fermentasi.
Di samping itu buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan
lengkap. Permintaan nanas sebagai bahan baku industri pengolahan buah-buahan
juga semakin meningkat misal untuk sirup, keripik, dan berbagai produk olahan
nanas seperti nata (Rukmana, 1996). Untuk pemanfaatan nanas hanya terbatas
pada daging buahnya saja, sementara kulit dan bonggolnya dibuang. Padahal kulit
dan bonggol nanas tersebut masih memiliki manfaat.
6
2.2.2 Sifat Fisika dan Kimia Buah Nanas
Sifat Fisika
Sifat fisika buah nanas antara lain rasanya enak, manis, daging buah
berwarna kuning apabila telah masak dan kuning pucat keputih–putihan untuk
buah yang muda, kandungan air 90%, bijinya kecil dan pengembangbiakan
dengan mahkota, tunas batang, atau tunas ketiak daunnya.
Sifat Kimia
Berdasarkan sifat kimianya buah nanas mengandung beberapa senyawa antara
lain Vitamin A,C, B12,E, Ethanol, Kalsium, Fosfor,Magnesium, Kalium, Natrium,
Dekstrosa ,Sukrosa (gula tebu), Enzim bromelin, Zat phitochemical, Sulfur,
Khlor,Asam, Selulose ,Senyawa sterosapon.
1. Sifat kimia dihasilkan dari fermentasi glukosa
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Etanol Karbondioksida
2. Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat, ada dua tipe yaitu tipe
pertama mengubah karbohidratnya menjadi glukosa kemudian menjadi etanol,
tipe yang lain menghasilkan cuka (asam asetat).
3. Pembentukan etanol
ENZIM
7
dengan upaya penanganan dan pengolahan limbah yang baik, karena selalu
dikaitkan dengan teknologi dan pengolahan yang relatif mahal. Menurut Nigam,
(1999) saat ini banyak industri yang memanfaatkan limbah untuk pembuatan
produk baru yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya seperti kulit buah nanas
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol, dimana dengan
memanfaatkan kulit buah nanas dapat mengurangi pencemaran terhadap
lingkungan.
Pembuatan etanol diperlukan bahan baku dengan kadar gula yang cukup
tinggi. Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Menurut Wijana et
al., (1991) dalam Attayaya (2008) kandungan gizi kulit buah nanas.
8
Serat basah 1,66
Karbohidrat 10,54
(Sumber: Sidharta, 1989 dalam Attayaya, 2008)
Menurut analisa diatas komponen terbesar dalam kulit nanas adalah air
(86,7%) dan karbohidrat (10,54%). Karbohidrat terbagi menjadi tiga yaitu :
monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa)
dan polisakarida (amilum, glikogen dan selulosa). Menurut Hasnely dan Dewi
(1997) kandungan gula reduksi pada filtrat kulit nanas sebesar 11,40 %.
Mengingat kandungan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
melalui proses fermentasi.
Ethanol dapat dibuat dari tiga jenis bahan baku, yaitu: Sakarin (Saccharine),
Saripati (Starch), Selulosa.
2.3 Ragi/Kapang
Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi.
Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan
media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk
butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Ragi umumnya digunakan dalam
industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti
acar, tempe, tape, roti. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya
terdiri atas berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus,
Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula
anomala, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya. Berbagai jenis ragi yang
digunakan di berbagai negara dan kebudayaan di dunia dibuat menggunakan
media biakan tertentu dan campuran tertentu galur fungi dan bakteri
(http://banabaker#.wordpress.com).
Penggunaan/manfaat ragi di industri makanan dan minuman banyak sekali,
di antaranya adalah Pembuatan acar, pembuatan tempe, pembuatan tape,
pembuatan roti.
9
1. Definisi
SSF merupakan proses yang berlangsung dalam substrat tidak larut,
namun mengandung air yang cukup sekalipun tidak mengalir bebas. SSF
mempunyai kandungan nutrisi hasil per volum dapat lebih besar. Produk
dari fermentasi media padat misalnya oncom, kecap, dan tape.
2. Keuntungan
a. Medium yang di gunakan relatif sederhana.
b. Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif kecil, karena
air yang digunakan sedikit.
c. Inokulum dapat disiapkan secara sederhana.
d. Kondisi medium tempat pertumbuhan mikroba mendekati kondisi
habitat alaminya.
e. Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang diantara tiap
partikel substratnya.
f. Produk yang dihasilkan dapat di panen dengan mudah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kadar air
Kadar optimum tergantung pada substrat, organisme dan tipe produk
akhir. Kisaran kadar air yang optimal adalah 50-75%. Kadar air yang
tinggi akan mengakibatkan penurunan porositas, pertukaran gas, difusi
oksigen, volum gas, tetapi meningkatkan resiko kontaminasi dengan
bakteri.
b. Temperatur
Temperatur berpengaruh terhadap laju reaksi biokimia selama proses
fermentasi.
c. Pertukaran gas
Pertukaran gas antara fase gas dengan substrat padat mempengaruhi
proses fermentasi.
10
2.3
11
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 11
September 2019, bertempat di laboratorium Kimia SMA Negeri
1 Ladongi.
2.2 Variabel penelitian
Variabel yang ada pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
variabel bebas dan terikat.
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan jenis substrat
limbah buah (nanas) dan perlakuan lama fermentasi ( 3 hari ).
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah volume bioetanol setelah
fermentasi.
2.3 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan :
1. Oven = 1 buah 7. Wadah = 1 buah
2. Kompor = 1 buah 8. Timbangan digital = 1 buah
3. Blender = 1 buah 9. Gelas beaker 1 liter = 2 buah
4. Pisau = 1 buah 10.Gelas beaker 500 ml= 1 buah
5. Pengaduk = 1 buah 11. Kertas saring = 3 buah
6. Kertas label= 3 buah 12. Alat Distilasi = 1 set
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
1. Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) = 500 gr
2. Ragi tempe (Rhizopus oligosporus, Rh.) = 2,5 gr
3. Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) = 2,5 gr
4. Ragi tape ( Saccharomyces cerevisiae) = 2,5 gr
5. Aquades = 1 liter
12
2.4 Prosedur Kerja
2.4.1 Tahap Sakarifikasi
1. Kupas nanas, kemudian pisahkan kulit nanas dengan buahnya.
2. Bersihkan kulit nanas lalu potong kecil-kecil kemudian timbang
kulit tersebut dengan wadah 91,9 gr, berat kulit nanas 500 gr, jadi
berat keseluruhan adalah 591,9 gr.
3. Siapkan air 1 liter dan blender, kemudian blender kulit nanas
bersama dengan dicampurkannya air hingga menjadi bubur kulit
nanas.
4. Tuangkan bubur tersebut kedalam gelas beaker ( gelas beaker 1 = 1
liter dan beaker 2= 500 ml) lalu panaskan sambil diaduk beberapa
kali dalam waktu ±0,5 jam sampai bubur kulit nanas mengental.
5. Bagi larutan bubur diatas menjadi 3 bagian kedalam 3 gelas
beaker.
6. Diamkan bubur sampai dingin kemudian tambahkan ragi tempe,
ragi roti dan ragi tape pada masing-masing gelas beaker lalu aduk
kembali larutan tersebut.
2.4.2 Tahap fermentasi
1. Bubur hasil sakarifikasi di masukkan kedalam gelas beaker
kemudian tambahkan ragi tape, roti dan tempe sebanyak 0,5% (2,5
gr) dan berat limbah kulit nanas 500 gram.
2. Tutup rapat gelas beaker untuk mencegah kontaminasi dan proses
berjalan anaerob.
3. Diamkan selama 3 hari atau sampai terbentuk 3 lapisan : lapisan
etanol, air dan endapan protein.
4. Mengambil lapisan etanol kemudian menyaringnya menggunakan
kertas saring dan mencatat volumenya.
2.5 Analisis Penelitian
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji korelasi regresi linear
untuk mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi terhadap kadar etanol.
13
2.6 Desain penelitian
Sterilisasi
Analisis data
14
BAB IV
4.1 Analisis
Pembuatan etanol dengan tekhnik fermentasi melibatkan serangkaian
reaksi kimia yang cukup kompleks. Kulit nanas merupakan salah satu sumber
pati, pati adalah senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum di fermentasi
menjadi etanol (C2H5OH), pati diubah menjadi glukosa (C6H12O6), yaitu bentuk
karbohidrat yang lebih sederhana. Proses ini disebut proses glikolisis, untuk
mengurai pati perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. cendawan itu
menghasilkan enzim alfamilase dan glikoamilase yang berperan mengurai pati
menjadi glukosa. Cendawan Aspergillus sp. dalam penelitian ini diperoleh dari
ragi tempe, ragi roti dan ragi tape. Perubahan yang terjadi pada bubur kulit
nanas pada tahap glikolisis dapat dilihat pada tabel I yang terdapat pada
lampiran.
Pada percobaan yang kami lakukan, tahapan pertama adalah pemanasan
bubur kulit nanas yang bertujuan untuk mempercepat penguraian senyawa
yang kompleks berupa sukrosa (C12H22O11) menjadi senyawa yang lebih
sederhana berupa glukosa (C6H12O6) untuk menghasilkan bioethanol melalui
proses fermentasi. Selanjutnya, pada tabel I menunjukan bahwa terdapat tiga
perlakuan pada bubur kulit nanas dalam pemberian jenis ragi. Perlakuan
pertama adalah bubur kulit nanas yang diberikan ragi tempe (Rhizpus
oligosporus, Rh.), pelakuan kedua adalah bubur kulit nanas yang diberikan ragi
roti (Saccharomyces cerevisiae), perlakuan ketiga adalah bubur kulit nanas
yang diberikan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae). Dalam tabel tersebut
dapat dilihat bahwa bubur kulit nanas pada ketiga perlakuan mengalami proses
fermentasi, namun pada perlakukan ketiga kelajuan proses fermentasi bubur
kulit nanas lebih cepat terjadi dibanding perlakuan pertama dan kedua.
Proses fermentasi yang lebih cepat pada perlakuan ketiga didasarkan pada
komposisi yang digunakan dalam percobaan ini, dimana pada percobaan ini
bubur kulit nanas yang digunakan sebanyak 300 ml yang direaksikan dengan
ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) sebanyak 0.5 % atau 2,5 gram.
15
Fermentasi pada ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) memiliki jalur
metabolisme Embden-Meyerhoff Parnas (EMP). Mikroorganisme tersebut
mengandung siklus homoetanol yang sangat efisien, yang mengubah firuvat
menjadi asetaldehida (C2H4O) dengan menggunakan firuvat dekarboksilase
(PDC), selanjutnya menjadi etanol dengan menggunakan alkohol
dehidrogenase (NADH). Adanya interaksi mikroba asosiasi tersebut dapat
menghasilkan etanol lebih optimal.
Kerakteristik bioetanol yang dihasilkan dari percobaan ini adalah mudah
menguap, mudah terbakar, larut dalam air, tidak karsinogenik, dan tidak
berdampak negatif bagi lingkungan. Pada percobaan pertama, setelah 24 jam
etanol yang dihasilkan sebanyak 0,6 ml, kemudian setelah 48 jam menjadi 2
ml. Sedangkan setelah 72 jam etanol yang dihasilkan sebanyak 2,8 ml. Pada
percobaan kedua, etanol yang dihasilkan sebanyak 0,48 ml dalam 24 jam dan
menjadi 1,5 ml setelah 48 jam. Etanol yang dihasilkan setelah 72 jam sebanyak
2,1 ml. Sedangkan pada percobaan ketiga, etanol yang dapat dihasilkan
sebanyak 2,7 ml dalam 24 jam dan menjadi 6 ml setelah 48 jam. Kemudian,
setelah 72 jam etanol yang dapat dihasilkan sebanyak 7,8 ml.
4.2 Sintesis
Dalam proses fermentasi, kecepatan pembentukan bioetanol ditentukan
oleh beberapa faktor. Pertama, derajat keasaman (pH) yang paling ideal
berkisar antara 4-5 kerena diangka itulah mikroorganisme akan tumbuh
dengan baik. Kedua, suhu mempengaruhi reaksi enzimatik mikroba seiring
meningkatnya suhu. Hal ini karena substrat akan bertumbukan dengan tempat
aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak lebih aktif. Ketiga, waktu
terbaik berkembangnya mikroorganisme pada penelitian ini adalah hari kedua
percobaan. Dimana saat itu dimungkinkan mikroorganisme berkembang
dengan lebih banyak. Sedangkan dihari ketiga jumlahnya sudah berkurang
yang dibuktikan dengan menurunnya massa bioetanol yang dihasilkan.
Dalam penelitian dihasilkan larutan etanol sebanyak 80 ml, yang
selanjutnya melalui tahapan destilasi selama 3 jam sehingga diperoleh etanol
16
murni sebanyak 7,8 ml. Untuk mengetahui persentase rendemen etanol yang
dihasilkan, peneliti menggunakan rumus :
Etanol Murni
×100 %
Larutan Etanol
Dik.
Rendemen Etanol = 7,8 ml = 6,15654 gr
Larutan Etanol =80 ml = 80 gr
6,15654 gr
×100 % = 7,695675 %
80 gr
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut :
1. Fermentasi etanol dari limbah kulit nanas melalui tahap sakarifikasi dan
fermentasi dengan menggunakan ragi tape, ragi tempe, dan ragi roti.
2. Faktor yang sangat mempengaruhi kadar kualitas bioetanol yang dihasilkan
antara lain jenis dan jumlah mikroba, substrat, suhu dan pH.
3. Rendaman etanol yang dihasilkan = 6,15654 gr dengan persentase
sebanyak 7,695675%
5.2 Saran
Penelitian untuk menghasilkan bioetanol dari limbah kulit nanas ini masih
sederhana karena minimnya sarana yang tersedia, olehnya itu perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui karakteristik bioetanol
yang dihasilkan sehingga ramah lingkungan.
18
DAFTAR PUSAKA
Abdullah Bin Arif, Wahyu Diyono, Agus Budiyanto, Nur Richana 2016
“ANALISIS RANCANGAN FAKTORIAL TIGA FAKTOR UNTUK
OPTIMALISASI PRODUKSI BIOETANOL DARI MOLASES TEBU”
https://media.neliti.com/media.neliti.com/media/publications/70038-ID-none.pdf
diakses pada 10 September 2019.
19
KADAR BIOETANOL” http://etheses.uin-malang.ac.id/10692/1/13620007.pdf
diakses pada tanggal 4 September 2019.
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Kharisma Ananda
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Kelas : XI MIPA 2
4. NIS : 6462
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Putemata, 02 Mei 2003
6. E-mail : Kharismaananda83@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 085272485309
B. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu pernyataan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia Universitas Halu Oleo dalam agenda Competition Of Chemistry
SAINS (COMIC SAINS) 2019 HMJ Kimia FMIPA UHO.
20
(Kharisma Ananda)
C. Identitas Diri
8. Nama Lengkap : Intan Safitri
9. Jenis Kelamin : Perempuan
10. Kelas : XI MIPA 5
11. NIS : 6565
12. Tempat dan Tanggal Lahir : Ladongi, 25 November 2003
13. E-mail : Syafitriintan20@gmail.com
14. Nomor Telepon/HP : 085342638363
D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu pernyataan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia Universitas Halu Oleo dalam agenda Competition Of Chemistry
SAINS (COMIC SAINS) 2019 HMJ Kimia FMIPA UHO.
21
(Intan Safitri)
E. Identitas Diri
15. Nama Lengkap : Try Bagus Mulyadi
16. Jenis Kelamin : Laki-Laki
17. Kelas :X MIPA 4
18. NIS :6823
19. Tempat dan Tanggal Lahir : Welala, 08 Mei 2004
20. E-mail : trybagusmulyadi854@gmail.com
21. Nomor Telepon/HP : 082290065293
F. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu pernyataan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia Universitas Halu Oleo dalam agenda Competition Of Chemistry
SAINS (COMIC SAINS) 2019 HMJ Kimia FMIPA UHO.
22
(Try Bagus Mulyadi)
12Konawe Kepulauan - - - - - -
13Muna Barat - - - - - -
14Buton Tengah - - - - - -
15Buton Selatan - - - - - -
Kota
Sulawesi Tenggara 257 755 288 804 77 560 61 594 25 121 115 862
23
Percobaan Pada Gelas Label I (Ragi Tempe)
24.00 0,0 ml
05.00 0,01 ml
10.00 0,9 ml
15.00 0,19 ml
20.00 0,3 ml
24.00 0,4 ml
05.00 0,5 ml
10.00 0,66 ml
24
15.00 0,86 ml
20.00 1,15 ml
24.00 1,5 ml
05.00 1,8 ml
10.00 1,95 ml
15.00 2,05 ml
20.00 2,08 ml
24.00 2,1 ml
24.00 0,0 ml
05.00 0,1 ml
10.00 0,5 ml
15.00 0,9 ml
20.00 1,8 ml
24.00 2,7 ml
05.00 3,6 ml
10.00 5,4 ml
20.00 5,8 ml
24.00 6,0 ml
05.00 6,7 ml
10.00 7,2 ml
15.00 7,5 ml
20.00 7,69 ml
24.00 7,8 ml
Media I
25
3
2.5
1.5
0.5
0
24 Jam 48 Jam 72 Jam
Ket.
2.5
1.5
0.5
0
24 Jam 48 Jam 72 Jam
Ket.
26
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
24 jam 48 jam 72 jam Series
3
Ket.
27
Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian
Alat-alat Penelitian
Gelas Beaker
28
Alat Distilasi Pisau
Bahan-bahan Penelitian
Proses Penelitian
29
Pengupasan Kulit Buah Nanas
Hasil Kulit Nanas Yang Telah Dihaluskan Pemanasaan Bubur Kulit Nanas
30
Penimbangan Ragi Tempe Penimbangan Ragi Roti Penimbangan Ragi
Tape
31
Label III (Ragi Tape Bubur Kulit Nanas Yang
Difermentasi
Pemisahan Etanol dari Bubur Kulit Nanas Penyaringan Hasil Fermentasi Kulit
Proses Pemasangan Kondensor dan Pipa T Pemasangan Selang Dan Sumber Air
32
Pemasangan Termometer Ke Sumbat I Labu Distilasi Yang Telah Terisi
Larutan Etanol
33