Anda di halaman 1dari 40

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PELAJAR

PENGOLAHAN LIMBAH KULIT NANAS (Ananas Comosus L.


Merr) MENJADI BIOETANOL DENGAN METODE SOLID
STATE FERMENTATION (SSF)

TEKNOLOGI DAN ENERGI TERBARUKAN

DISUSUN OLEH :

KHARISMA ANANDA (6462)

INTAN SAFITRI (6565)

TRY BAGUS MULYADI (6823)

SMA NEGERI 1 LADONGI


KOLAKA TIMUR
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “PENGOLAHAN LIMBAH KULIT NANAS (Ananas
Comosus L. Merr) MENJADI BIOETANOL DENGAN METODE SOLID
STATE FERMENTATION (SSF)” ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kepala SMA Negeri 1 Ladongi, guru
pembimbing dan staf Tata Usaha (TU) yang telah mendampingi serta memotivasi
kami selama berjalannya penelitian ini.

Karya ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada
tanggal 4 sampai 11 September 2019 di Laboratorium Kimia SMA
Negeri 1 Ladongi, dengan maksud memberikan pengalaman belajar
pada penulis secara khusus dan memberikan informasi kepada
masyarakat secara umum.

Kami menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan dalam


berbagi hal, untuk itu kami berusaha menyelesaikan karya tulis ini
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka kami
bersedia menerima kritik dan saran sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Dengan terselesaikannya
karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik
dan diambil dari karya ini sekaligus untuk mendukung program
pemerintah dalam mengusung revolusi industri 4.0.

Demikianlah laporan ini kami tulis, semoga dapat menjadi


tambahan referensi pembelajaran dan memberi manfaat bagi kemajuan
pendidikan di tanah air khususnya di SMA Negeri 1 Ladongi dan
sekitarnya.

Kolaka Timur, 7 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
RINGKASAN.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioetanol...............................................................................................3
2.2 Nanas (Ananas comosus L. Merr).........................................................5
2.2.1 Kandungan Gizi Buah Nanas.......................................................6
2.2.2 Sifat Fisika dan Kimia Buah Nanas.............................................7
2.2.3 Limbah Kulit Nanas....................................................................8
2.3 Ragi/Kapang.....................................................................9
2.4 Solid State Fermentation (SSF)........................................10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian..........................................12
3.2 Variabel Penelitian..........................................................12
3.3 Alat Dan Bahan...............................................................12
3.4 Prosedur Kerja................................................................13
3.4.1 Tahap Sakarifikasi..................................................13
3.4.2 Tahap Fermentasi...................................................13
3.5 Analisis Penelitian..........................................................13
3.6 Desain Penelitian............................................................14

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis..........................................................................15
4.2 Sintesis..........................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................18
5.2 Saran.............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................19
LAMPIRAN..................................................................................23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel I Kandungan Gizi Buah Nanas...............................................7

Tabel II Kandungan Gizi Kulit Buah Nanas.....................................9

Tabel III Hasil Analisis Proksimat Kulit Buah Nanas......................10

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar I  Nanas (Ananas comocus L. Merr)......................................................5

v
RINGKASAN

PENGOLAHAN BIOETANOL LIMBAH KULIT NANAS (Ananas Comosus


L. Merr) DENGAN METODE SOLID STATE FERMENTATION (SSF)

Persediaan bahan bakar fosil dimasa datang akan semakin berkurang dan
harganya semakin mahal karena sifatnya yang unreneweble, untuk itu diperlukan
usaha mencari dan membuat bahan bakar alternatif non fosil. Salah satu yang
dapat dilakukan adalah membuat bioetanol dari limbah kulit nanas dengan tekhnik
fermentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui metode dalam pembuatan
bioetanol dari limbah kulit nanas. (2) Mengetahui komposisi yang tepat antara
kulit nanas, ragi, lama fermentasi yang menghasilkan etanol.
Fermentasi bioetanol dari limbah kulit nanas dilakukan dengan membuat
lebih dahulu bubur dari kulit nanas. Kulit nanas 500 gr ditambah aquades 1 ltr
dengan blender lalu dipanaskan menjadi bubur yang kemudian diberi ragi. Tujuan
pemberian ragi dalam bubur kulit nanas adalah untuk mempercepat proses
fermentasi dengan mengurai gula kompleks menjadi gula yang lebih sederhana.
Dengan perlakuan bubur kulit nanas itu dibagi ke dalam tiga bagian untuk
selanjutnya ditambahkan ragi tape sebanyak 0,5% gr (2,5gr), ragi tempe 0,5 %
(2,5 gr) dan ragi roti 0,5 % (2,5 gr). Setelah itu, tutup rapat masing-masing bubur
kulit nanas selama 3 hari, tujuan dari ditutupnya gelas beaker adalah untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dan proses berjalan anaerob. Dalam penelitian
ini, dapat diamati perubahan-perubahan yang tampak pada ketiga perlakuan bubur
kulit nanas yang selanjutnya dilakukan pengujian untuk menunjukkan terbentuk
tidaknya bioetanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah kulit nanas berpotensi dibuat
menjadi bioetanol dengan metode fermentasi yang tergolong mudah dan
sederhana. Untuk komposisi fermentasi bioetanol bahan baku yang lebih baik
adalah limbah kulit nanas 500 gr, aquades 1 ltr dengan ragi tiap-tiap gelas beaker
pada tiga perlakuan 0,5 % (2,5 gr). Bioetanol yang diperoleh dalam penelitian ini
khususnya pada gelas beaker tiga sebesar 7,695675%.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak, gas, dan batubara masih
merupakan sumber energi paling banyak digunakan saat ini. Kemudahan dan
harganya yang masih relatif terjangkau menjadi pertimbangan utama
penggunaannya, tetapi dibalik kemudahan yang dimiliki terdapat kelemahan
utama bahan bakar fosil yaitu menjadi sumber polusi dengan emisi karbonnya
yang sedang gencar diupayakan pengurangannya dan ketersediaannya yang
makin  berkurang. Persediaan bahan bakar minyak di dunia diperkirakan akan
habis dalam kurun 20 tahun mendatang dan persediaan bahan bakar minyak di
Indonesia diperkirakan akan habis dalam kurun 12 tahun mendatang
(www.wikipedia.com). Saat itu harga BBM dipastikan akan melonjak tinggi
sesuai hukum pasar.
Oleh karena sifat BBM yang Unrenewable (tidak dapat diperbaharui) dan
kurang ramah lingkungan, maka diperlukan usaha menemukan
sumber daya alam baru dan penelitian rekayasa untuk memperoleh sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan dan Renewable (dapat diperbaharui).
Terdapat banyak sumber energi alternatif selain bahan bakar fosil, Salah
satunya adalah bioetanol yang sudah digunakan sebagai campuran bensin
dengan nama gasohol. Bioetanol dapat dibuat dari bahan-bahan yang
mengandung karbohidrat tekhnik fermentasi menggunakan bakteri tertentu
(www.wikipedia.com).
Nanas (Ananas comosus L. Merr) adalah salah satu jenis buah yang
terdapat di Indonesia yang pemasarannya cukup merata di Indonesia, di
Sulawesi Tenggara produksi buah nanas pada tahun 2015 adalah 25.121
kg/hari dengan limbah kulit nanas yang dihasilkan dari satu buah nanas
berkisar 21,73 – 24,48%, sehingga limbah kulit nanas yang dihasilkan dapat
mencapai 5.275,41 kg/hari yang terbuang ke lingkungan dan dapat
menimbulkan ketidaknyamanan disekitarnya. Hal tersebut terjadi karena
upaya pengolahan dan penanganan limbah kulit nanas belum optimal karena

1
selalu dikaitkan dengan teknologi dan pengolahan yang relatif mahal, akan
tetapi hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar dengan adanya teknologi
sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa membutuhkan biaya
yang mahal. Teknologi tersebut menggunakan metode Solid State
Fermentation (SSF), yaitu terjadinya fermentasi berlangsung dalam substrat
tidak terlarut namun mengandung cukup air sekalipun tidak mengalir.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian terhadap limbah
kulit nanas yang diolah untuk menghasilkan bioetanol dengan judul
“PENGOLAHAN LIMBAH KULIT NANAS (Ananas Comosus L. Merr)
MENJADI BIOETANOL DENGAN METODE SOLID STATE
FERMENTATION (SSF)”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari uraian latar belakang masalah penelitian di atas dapat
dirumuskan permasalahan yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana metode dalam pembuatan bioetanol dari limbah kulit nanas?
2. Bagaimana komposisi yang tepat antara kulit nanas, ragi, lama fermentasi
yang menghasilkan etanol?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini berdasarkan uraian latar belakang masalah
dan perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui metode dalam pembuatan bioetanol dari kulit nanas.
2. Mencari dan menentukan komposisi yang tepat antara kulit nanas, ragi,
lama fermentasi yang menghasilkan etanol.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang diharapkan dari karya tulis ilmiah ini sebagai berikut:
1. Mengembangkan keilmuan dan keahlian masyarakat secara umum terkait
pemanfaatan limbah kulit nanas menjadi produk bioetanol.
2. Memberikan alternatif solusi dari isu krisis energi dari bahan yang selama
ini hanya menjadi limbah
3. Mengurangi jumlah limbah kulit nanas yang terbuang sia-sia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioetanol
Bioetanol adalah etanol alkohol yang paling dikenal masyarakat
yang dibuat dengan f e r m e n t a s i y a n g m e m b u t u h k a n f a k t o r b i o l o g i s
u n t u k p r o s e s n y a . A n t o i n e Lovoisier menggambarkan bahwa bioetanol
adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, h i d r o g e n d a n o k s i g e n .
Bioetanol sering ditulis dengan rumus EtOH, bioetanol
merupakan bagian dari kelompok metal (CH3-) yang terangkai pada
kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-
OH). Secara umum akronim dari Bioetanol adalah EtOH (Ethyl(-OH)).
Bioetanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memiliki bau yang khas.
Bahan ini dapat memabukkan jika diminum , karena sifatnya yang tidak
beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi
dan industri makanan dan minuman (www.indobiofuel.com).
Pengenalan bioetanol merupakan upaya untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Kebutuhan BBM di
Indonesia saat ini mencapai 215 juta liter/hari. Sedangkan yang diproduksi di
dalam negeri hanya 178 juta liter/hari. Karena itu, kekurangannya 40 juta
liter/hari harus diimpor. Indonesia yang d i k e n a l s e b a g a i a n g g o t a
Organisasi dan negara-negara pengekspor minyak (OPEC)
sekarang telah menjadi net-importir minyak bumi. Impor BBM tampaknya belum
dapat diatasi karena lebih dari 50% kebutuhan energi dalam negeri masih
bertumpu pada minyak bumi. Padahal, sebenarnya Indonesia kaya sumber energi
fosil non-BBM seperti gas alam, batu bara dan minyak bumi, serta energi
terbarukan di antaranya panas bumi, biomassa, tenaga hidro, dan panas matahari
(www.indobiofuel.com).
Dalam kondisi harga BBM yang cenderung terus naik, saat ini
berbagai jenis e n e r g i t e r b a r u k a n m u l a i k o m p e t i t i f t e r h a d a p b a h a n
b a k a r t a n p a s u b s i d i . B i o e t a n o l , menurut Kepala Balai Besar Teknologi
Pati Badan pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT) Dr Agus Eko Cahyono,

3
merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang biaya produksinya sama atau
bahkan cenderung lebih murah dibandingkan dengan bensin tanpa subsidi.
(www.indobiofuel.com).
Saat ini bioetanol dipakai secara luas di Brazil dan
A m e r i k a S e r i k a t . S e m u a kendaraan bermotor di Brazil, saat ini
menggunakan bahan bakar yang mengandung  paling sedikit kadar ethanol
sebesar 20%. Pertengahan 1980, lebih dari 90 derajat dari mobil baru, dirancang
untuk memakai bioetanol murni. Di Amerika Serikat, lebih dari 1 trilyun mil telah
ditempuh oleh kendaraan bermotor yang menggunakan BBM dengan kandungan
bioetanol sebesar 10% dan kendaraan FFV (Flexible Fuel Vehicle)
yang menggunakan BBM dengan kandungan 85% bioetanol. Penggunaan
bioetanol sebagai bahan bakar, sebenarnya telah lama dikenal, Seperti telah
disebutkan diatas bahwa pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil
Quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat
menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya . Namun penggunaan
bioetanol sebagai bahan bakar nabati kurang ditanggapi pada waktu tersebut,
karena keberadaan bahan bakar minyak yang murah dan melimpah . Saat
ini pasokan bahan bakar minyak semakin menyusut ditambah lagi dengan harga
minyak  dunia yang melambung membuat bioetanol semakin diperhitungkan.

Bioetanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah


mekanisme kerja mesin jika dicampur bensin dengan kadar bioetanol lebih dari
99,5%. Perbandingan bioetanol pada umumnya di Indonesia baru penambahan
10% dari total bahan bakar. Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10%
dengan bensin (90%), sering disebut gasohol E-10. Gasohol singkatan dari
gasoline (bensin) dan bioetanol. Bioetanol absolut memiliki angka oktan (ON)
117, sedangkan premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional
memiliki ON 92 atau setara pertamax. Pada komposisi ini bioetanol dikenal
sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di Negara-
negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun
Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE). Pada kapasitas produksi bioetanol
berkapasitas 60 kiloliter/hari, biaya pokok produksinya Rp. 2.400. Sementara itu,

4
dengan harga minyak mentah mendekati 60 dollar AS per barrel, biaya pokok
produksi BBM meningkat mendekati Rp.4000 per liter (www.wikipedia.com).

2.2 Nanas (Ananas Comosus L. Merr)

Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah
yang terdapat di Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain
dikonsumsi sebagai buah segar, nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku
industri pertanian. Dari berbagai macam pengolahana nanas seperti selai, manisan,
sirup, dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup banyak sebagai hasil
sampingan.

   Gambar I  Nanas (Ananas Comocus L. Merr)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis          :    Monocotyledoneae
Ordo             :    Bromeliales
Familia         :    Bromeliaceae
Genus           :    Ananas
Spesies         :   Ananas comosus L. Merr

5
Rasa buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai
masyarakat luas. Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan
lengkap. Buah nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk
melunakkan daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi
keluarga berencana (Anonim, 2008).
Selama ini masyarakat Indonesia memanfaatkan nanas terbatas pada
daging buahnya saja atau sebatas tanaman konsumsi saja, sementara kulit dibuang
tidak dimanfaatkan atau diolah lebih lanjut karena struktur fisik kulitnya yang
kasar dan keras. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kulit nanas
mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 %
protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula
yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol melalui proses
fermentasi.
Di samping itu buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan
lengkap. Permintaan nanas sebagai bahan baku industri pengolahan buah-buahan
juga semakin meningkat misal untuk sirup, keripik, dan berbagai produk olahan
nanas seperti nata (Rukmana, 1996). Untuk pemanfaatan nanas hanya terbatas
pada daging buahnya saja, sementara kulit dan bonggolnya dibuang. Padahal kulit
dan bonggol nanas tersebut masih memiliki manfaat.

2.2.1 Kandungan Gizi Buah Nanas


Tabel I Kandungan gizi buah nanas dalam 100 gram
Kandunga Gizi Jumlah
Kalori 52 kal
Protein 0,40 g
Lemak 0,20 g
Karbohidrat 16 g
Fosfor 11 mg
Zat Besi 0,30 mg
Vitamin A 130 SI (Sumber: Buletin
Vitamin B1 0.08 mg Teknopro Hortikulutura
Vitamin C 24 mg
Edisis 71nJuli 2004)
Air 85,3 g
Bagian dapat dimakan 53%

6
2.2.2 Sifat Fisika dan Kimia Buah Nanas
Sifat Fisika
Sifat fisika buah nanas antara lain rasanya enak, manis,   daging buah
berwarna kuning apabila telah masak dan kuning pucat keputih–putihan untuk
buah yang muda,    kandungan air 90%, bijinya kecil dan pengembangbiakan
dengan mahkota, tunas batang, atau tunas ketiak daunnya.
Sifat Kimia
Berdasarkan sifat kimianya buah nanas mengandung beberapa senyawa antara
lain Vitamin A,C, B12,E, Ethanol,  Kalsium,  Fosfor,Magnesium, Kalium,  Natrium,
Dekstrosa  ,Sukrosa (gula tebu), Enzim bromelin, Zat phitochemical,   Sulfur,
Khlor,Asam, Selulose ,Senyawa sterosapon.
1. Sifat kimia dihasilkan dari fermentasi glukosa
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Etanol Karbondioksida
2. Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidrat, ada dua tipe yaitu tipe
pertama mengubah karbohidratnya menjadi glukosa kemudian menjadi etanol,
tipe yang lain menghasilkan cuka (asam asetat).
3. Pembentukan etanol
ENZIM

C6H12O6 2CH3CH2OH + 2CO2


Glukosa Etanol Karbondioksida
4. Pembakaran etanol
CH3CH2OH + 3O22CO2 + 3H2O + Energi

2.2.3 Limbah Kulit Nanas


             Limbah merupakan sisa pembuangan dari suatu proses kegiatan manusia
dapat berbentuk padat, cair dan gas, dari segi estetika sangat kotor, tidak enak
dipandang dan juga dari segi bau sangat menggangu. Dengan demikian secara
langsung maupun tidak langsung limbah menimbulkan ketidaknyamanan di
sekitarnya sebab pembuangan limbah ke lingkungan umumnya tidak diikuti

7
dengan upaya penanganan dan pengolahan limbah yang baik, karena selalu
dikaitkan dengan teknologi dan pengolahan yang relatif mahal. Menurut Nigam,
(1999) saat ini banyak industri yang memanfaatkan limbah untuk pembuatan
produk baru yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya seperti kulit buah nanas
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol, dimana dengan
memanfaatkan kulit buah nanas dapat mengurangi pencemaran terhadap
lingkungan.
             Pembuatan etanol diperlukan bahan baku dengan kadar gula yang cukup
tinggi. Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Menurut Wijana et
al., (1991) dalam Attayaya (2008) kandungan gizi kulit buah nanas.

Tabel II Kandungan Gizi Kulit Buah Nanas


Kandungan gizi Jumlah (%)
Karbohidrat 17,53
Protein 4,41
Gula reduksi 13,65
Kadar air 81,72
Serat kasar 20,87

(Sumber: Wijana, et al., 1991 dalam Attayaya, 2008)

Tabel III Hasil Analisis Proksimat Kulit Buah Nanas Berdasarkan


Berat Basah
Komposisi Rata-rata (%bb)
Air 86,70
Protein            0,69
Lemak           0,02
Abu           0,48

8
Serat basah           1,66
Karbohidrat          10,54
(Sumber: Sidharta, 1989 dalam Attayaya, 2008)

Menurut analisa diatas komponen terbesar dalam kulit nanas adalah air
(86,7%) dan karbohidrat (10,54%). Karbohidrat terbagi menjadi tiga yaitu :
monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa, maltosa dan laktosa)
dan polisakarida (amilum, glikogen dan selulosa). Menurut Hasnely dan Dewi
(1997) kandungan gula reduksi pada filtrat kulit nanas sebesar 11,40 %.
Mengingat kandungan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
melalui proses fermentasi.
Ethanol dapat dibuat dari tiga jenis bahan baku, yaitu: Sakarin (Saccharine),
Saripati (Starch), Selulosa.

2.3 Ragi/Kapang
 Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi.
Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan
media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk
butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Ragi umumnya digunakan dalam
industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti
acar, tempe, tape, roti. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya
terdiri atas berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus,
Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula
anomala, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya. Berbagai jenis ragi yang
digunakan di berbagai negara dan kebudayaan di dunia dibuat menggunakan
media biakan tertentu dan campuran tertentu galur fungi dan bakteri
(http://banabaker#.wordpress.com).
Penggunaan/manfaat ragi di industri makanan dan minuman banyak sekali,
di antaranya adalah Pembuatan acar, pembuatan tempe, pembuatan tape,
pembuatan roti.

2.4 Solid State Fermentation (SSF)

9
1. Definisi
SSF merupakan proses yang berlangsung dalam substrat tidak larut,
namun mengandung air yang cukup sekalipun tidak mengalir bebas. SSF
mempunyai kandungan nutrisi hasil per volum dapat lebih besar. Produk
dari fermentasi media padat misalnya oncom, kecap, dan tape.
2. Keuntungan
a. Medium yang di gunakan relatif sederhana.
b. Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif kecil, karena
air yang digunakan sedikit.
c. Inokulum dapat disiapkan secara sederhana.
d. Kondisi medium tempat pertumbuhan mikroba mendekati kondisi
habitat alaminya.
e. Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang diantara tiap
partikel substratnya.
f. Produk yang dihasilkan dapat di panen dengan mudah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Kadar air
Kadar optimum tergantung pada substrat, organisme dan tipe produk
akhir. Kisaran kadar air yang optimal adalah 50-75%. Kadar air yang
tinggi akan mengakibatkan penurunan porositas, pertukaran gas, difusi
oksigen, volum gas, tetapi meningkatkan resiko kontaminasi dengan
bakteri.

b. Temperatur
Temperatur berpengaruh terhadap laju reaksi biokimia selama proses
fermentasi.
c. Pertukaran gas
Pertukaran gas antara fase gas dengan substrat padat mempengaruhi
proses fermentasi.

10
2.3

11
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 11
September 2019, bertempat di laboratorium Kimia SMA Negeri
1 Ladongi.
2.2 Variabel penelitian
Variabel yang ada pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
variabel bebas dan terikat.
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan jenis substrat
limbah buah (nanas) dan perlakuan lama fermentasi ( 3 hari ).
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah volume bioetanol setelah
fermentasi.
2.3 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan :
1. Oven = 1 buah 7. Wadah = 1 buah
2. Kompor = 1 buah 8. Timbangan digital = 1 buah
3. Blender = 1 buah 9. Gelas beaker 1 liter = 2 buah
4. Pisau = 1 buah 10.Gelas beaker 500 ml= 1 buah
5. Pengaduk = 1 buah 11. Kertas saring = 3 buah
6. Kertas label= 3 buah 12. Alat Distilasi = 1 set
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
1. Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) = 500 gr
2. Ragi tempe (Rhizopus oligosporus, Rh.) = 2,5 gr
3. Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) = 2,5 gr
4. Ragi tape ( Saccharomyces cerevisiae) = 2,5 gr
5. Aquades = 1 liter

12
2.4 Prosedur Kerja
2.4.1 Tahap Sakarifikasi
1. Kupas nanas, kemudian pisahkan kulit nanas dengan buahnya.
2. Bersihkan kulit nanas lalu potong kecil-kecil kemudian timbang
kulit tersebut dengan wadah 91,9 gr, berat kulit nanas 500 gr, jadi
berat keseluruhan adalah 591,9 gr.
3. Siapkan air 1 liter dan blender, kemudian blender kulit nanas
bersama dengan dicampurkannya air hingga menjadi bubur kulit
nanas.
4. Tuangkan bubur tersebut kedalam gelas beaker ( gelas beaker 1 = 1
liter dan beaker 2= 500 ml) lalu panaskan sambil diaduk beberapa
kali dalam waktu ±0,5 jam sampai bubur kulit nanas mengental.
5. Bagi larutan bubur diatas menjadi 3 bagian kedalam 3 gelas
beaker.
6. Diamkan bubur sampai dingin kemudian tambahkan ragi tempe,
ragi roti dan ragi tape pada masing-masing gelas beaker lalu aduk
kembali larutan tersebut.
2.4.2 Tahap fermentasi
1. Bubur hasil sakarifikasi di masukkan kedalam gelas beaker
kemudian tambahkan ragi tape, roti dan tempe sebanyak 0,5% (2,5
gr) dan berat limbah kulit nanas 500 gram.
2. Tutup rapat gelas beaker untuk mencegah kontaminasi dan proses
berjalan anaerob.
3. Diamkan selama 3 hari atau sampai terbentuk 3 lapisan : lapisan
etanol, air dan endapan protein.
4. Mengambil lapisan etanol kemudian menyaringnya menggunakan
kertas saring dan mencatat volumenya.
2.5 Analisis Penelitian
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji korelasi regresi linear
untuk mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi terhadap kadar etanol.

13
2.6 Desain penelitian

Sterilisasi

Persiapan bahan baku pembuatan

Pemberian perlakuan jenis substrat limbah kulit nanas


dan lama fermentasi

3 Hari fermentasi limbah


kulit nanas

Distilasi hasil fermentasi

Analisis volume dan kadar bioetanol

Analisis data

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis
Pembuatan etanol dengan tekhnik fermentasi melibatkan serangkaian
reaksi kimia yang cukup kompleks. Kulit nanas merupakan salah satu sumber
pati, pati adalah senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum di fermentasi
menjadi etanol (C2H5OH), pati diubah menjadi glukosa (C6H12O6), yaitu bentuk
karbohidrat yang lebih sederhana. Proses ini disebut proses glikolisis, untuk
mengurai pati perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. cendawan itu
menghasilkan enzim alfamilase dan glikoamilase yang berperan mengurai pati
menjadi glukosa. Cendawan Aspergillus sp. dalam penelitian ini diperoleh dari
ragi tempe, ragi roti dan ragi tape. Perubahan yang terjadi pada bubur kulit
nanas pada tahap glikolisis dapat dilihat pada tabel I yang terdapat pada
lampiran.
Pada percobaan yang kami lakukan, tahapan pertama adalah pemanasan
bubur kulit nanas yang bertujuan untuk mempercepat penguraian senyawa
yang kompleks berupa sukrosa (C12H22O11) menjadi senyawa yang lebih
sederhana berupa glukosa (C6H12O6) untuk menghasilkan bioethanol melalui
proses fermentasi. Selanjutnya, pada tabel I menunjukan bahwa terdapat tiga
perlakuan pada bubur kulit nanas dalam pemberian jenis ragi. Perlakuan
pertama adalah bubur kulit nanas yang diberikan ragi tempe (Rhizpus
oligosporus, Rh.), pelakuan kedua adalah bubur kulit nanas yang diberikan ragi
roti (Saccharomyces cerevisiae), perlakuan ketiga adalah bubur kulit nanas
yang diberikan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae). Dalam tabel tersebut
dapat dilihat bahwa bubur kulit nanas pada ketiga perlakuan mengalami proses
fermentasi, namun pada perlakukan ketiga kelajuan proses fermentasi bubur
kulit nanas lebih cepat terjadi dibanding perlakuan pertama dan kedua.
Proses fermentasi yang lebih cepat pada perlakuan ketiga didasarkan pada
komposisi yang digunakan dalam percobaan ini, dimana pada percobaan ini
bubur kulit nanas yang digunakan sebanyak 300 ml yang direaksikan dengan
ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) sebanyak 0.5 % atau 2,5 gram.

15
Fermentasi pada ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) memiliki jalur
metabolisme Embden-Meyerhoff Parnas (EMP). Mikroorganisme tersebut
mengandung siklus homoetanol yang sangat efisien, yang mengubah firuvat
menjadi asetaldehida (C2H4O) dengan menggunakan firuvat dekarboksilase
(PDC), selanjutnya menjadi etanol dengan menggunakan alkohol
dehidrogenase (NADH). Adanya interaksi mikroba asosiasi tersebut dapat
menghasilkan etanol lebih optimal.
Kerakteristik bioetanol yang dihasilkan dari percobaan ini adalah mudah
menguap, mudah terbakar, larut dalam air, tidak karsinogenik, dan tidak
berdampak negatif bagi lingkungan. Pada percobaan pertama, setelah 24 jam
etanol yang dihasilkan sebanyak 0,6 ml, kemudian setelah 48 jam menjadi 2
ml. Sedangkan setelah 72 jam etanol yang dihasilkan sebanyak 2,8 ml. Pada
percobaan kedua, etanol yang dihasilkan sebanyak 0,48 ml dalam 24 jam dan
menjadi 1,5 ml setelah 48 jam. Etanol yang dihasilkan setelah 72 jam sebanyak
2,1 ml. Sedangkan pada percobaan ketiga, etanol yang dapat dihasilkan
sebanyak 2,7 ml dalam 24 jam dan menjadi 6 ml setelah 48 jam. Kemudian,
setelah 72 jam etanol yang dapat dihasilkan sebanyak 7,8 ml.

4.2 Sintesis
Dalam proses fermentasi, kecepatan pembentukan bioetanol ditentukan
oleh beberapa faktor. Pertama, derajat keasaman (pH) yang paling ideal
berkisar antara 4-5 kerena diangka itulah mikroorganisme akan tumbuh
dengan baik. Kedua, suhu mempengaruhi reaksi enzimatik mikroba seiring
meningkatnya suhu. Hal ini karena substrat akan bertumbukan dengan tempat
aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak lebih aktif. Ketiga, waktu
terbaik berkembangnya mikroorganisme pada penelitian ini adalah hari kedua
percobaan. Dimana saat itu dimungkinkan mikroorganisme berkembang
dengan lebih banyak. Sedangkan dihari ketiga jumlahnya sudah berkurang
yang dibuktikan dengan menurunnya massa bioetanol yang dihasilkan.
Dalam penelitian dihasilkan larutan etanol sebanyak 80 ml, yang
selanjutnya melalui tahapan destilasi selama 3 jam sehingga diperoleh etanol

16
murni sebanyak 7,8 ml. Untuk mengetahui persentase rendemen etanol yang
dihasilkan, peneliti menggunakan rumus :
Etanol Murni
×100 %
Larutan Etanol
Dik.
Rendemen Etanol = 7,8 ml = 6,15654 gr
Larutan Etanol =80 ml = 80 gr

6,15654 gr
×100 % = 7,695675 %
80 gr

Nilai persen etanol yang diperoleh yaitu 7,695675% disebabkan oleh


beberapa faktor secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
proses fermentasi antara lain jenis dan jumlah mikroba, lama fermentasi, media
tumbuh mikroba, substrat, suhu dan pH. Semakin tinggi substrat semakin
meningkat tekanan osmotik yang dapat mengganggu metabolisme sel dan
efisiensi proses fermentasi. Dalam fermentasi alkohol umumnya digunakan
khamir karena efektif mengkonversi gula menjadi alkohol secara optimal, dalam
penelitian ini digunakan ragi tape, ragi tempe dan ragi roti yang mengandung S.
cerevisiae dan termasuk jenis khamir. Semakin tinggi penambahan S. cerevisiae
semakin meningkat rendemen alkohol yang dihasilkan dari kulit nanas. Lama
fermentasi juga merupakan faktor penting dalam produksi bioetanol, hal ini
karena S. cerevisiae membutuhkan waktu yang cukup untuk dapat menghidrolisis
gula menjadi etanol. S. cerevisiae memerlukan media dan lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhannya, unsur utama yang dibutuhkan adalah nitrogen, fosfor,
karbon, hidrogen, dan magnesium. S. cerevisiae menggunakan garam amonium,
asam aminum dan sejumlah peptida sebagai sumber nitrogen. Derajat keasaman
(pH) mempengaruhi proses pada fermentasi etanol, pH optimum untuk proses
fermentasi adalah 4-5. Pada pH dibawah 3, proses fermentasi akan berkurang
kecepatannya. Suhu berpengaruh terhadap panjang glombang glukosa, suhu harus
dijaga tetap konstan karena hal ini berpengaruh pada laju reaksi larutan karena
kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel preaksi, akibatnya
jumlah dan energi tabrakan bertambah besar.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut :
1. Fermentasi etanol dari limbah kulit nanas melalui tahap sakarifikasi dan
fermentasi dengan menggunakan ragi tape, ragi tempe, dan ragi roti.
2. Faktor yang sangat mempengaruhi kadar kualitas bioetanol yang dihasilkan
antara lain jenis dan jumlah mikroba, substrat, suhu dan pH.
3. Rendaman etanol yang dihasilkan = 6,15654 gr dengan persentase
sebanyak 7,695675%
5.2 Saran
Penelitian untuk menghasilkan bioetanol dari limbah kulit nanas ini masih
sederhana karena minimnya sarana yang tersedia, olehnya itu perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui karakteristik bioetanol
yang dihasilkan sehingga ramah lingkungan.

18
DAFTAR PUSAKA

Abdullah Bin Arif, Wahyu Diyono, Agus Budiyanto, Nur Richana 2016
“ANALISIS RANCANGAN FAKTORIAL TIGA FAKTOR UNTUK
OPTIMALISASI PRODUKSI BIOETANOL DARI MOLASES TEBU”
https://media.neliti.com/media.neliti.com/media/publications/70038-ID-none.pdf
diakses pada 10 September 2019.

Fatimah, Bilqis 2012 “ PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SINGKONG


UNTUK BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL”
https://www.academia.edu/10997846/karya_ilmiah_kimia_SMA , diakses pada
tanggal 1 September 2019.

Harahap, Khairani, Emma 2014 “MAKALAH PEMANFAATAN KULIT


NANAS JADI BIOETANOL”
http://emmakhairaniharahap.blogspot.com/2014/06/makalah-pemanfaatan-kulit-nanas-jadi.htm?
diakses pada tanggal 1 September 2019.

Raihan, raudhatul 2018 “MEDIA FERMENTASI”


http://myteknikkimiablogaddress.blogspot.com/2018/01/media-fermentasi.html?
m=1 diakses pada tanggal 15 September 2019.

Sensus Data “DATA DAERAH PENGHASIL NANAS DI SULTRA”


https://sultra.bps.go.id/statictable/2018/01/29/368/produksi-buah-buahan-menurut-
kabupaten-kota-dan-jenis-sayuran-di-provinsi-sulawesi-tenggara-kuintal-2015.html
diakses pada tanggal 20 september 2019.

Statiskian 2017 “PENJELASAN LENGKAP ANOVA SEBAGAI ANALISIS


STATISTIK” https://www-statistikian-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.statistikian.com/2017/06/anova-sebagai-analisis-
statistik.html/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15711705587255&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.statistikian.com%2F2017%2F06%2Fanova-sebagai-analisis-statistik.html
diakses pada tanggal 16 September 2019.

Suherman, Eman 2017 “ PENGARUH BERBAGAI JENIS SUBSTRAT


LIMBAH BUAH DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP VOLUME DAN

19
KADAR BIOETANOL” http://etheses.uin-malang.ac.id/10692/1/13620007.pdf
diakses pada tanggal 4 September 2019.

Format Daftar Riwayat Hidup Peserta

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Kharisma Ananda
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Kelas : XI MIPA 2
4. NIS : 6462
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Putemata, 02 Mei 2003
6. E-mail : Kharismaananda83@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP : 085272485309
B. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)

N Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


O Penghargaan
1 Tiga Besar UNBK SMP Negeri 1 Ladongi 2018
2 Juara Olimpiade SAINS SMA Negeri 1 Ladongi 2019
Sekolah (Ekonomi)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu pernyataan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia Universitas Halu Oleo dalam agenda Competition Of Chemistry
SAINS (COMIC SAINS) 2019 HMJ Kimia FMIPA UHO.

Kolaka Timur, 7 Oktober 2019


Pengusul,

20
(Kharisma Ananda)

Format Daftar Riwayat Hidup Peserta

C. Identitas Diri
8. Nama Lengkap : Intan Safitri
9. Jenis Kelamin : Perempuan
10. Kelas : XI MIPA 5
11. NIS : 6565
12. Tempat dan Tanggal Lahir : Ladongi, 25 November 2003
13. E-mail : Syafitriintan20@gmail.com
14. Nomor Telepon/HP : 085342638363
D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)

N Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


O Penghargaan
1 Empat Besar UNBK SMP Negeri 1 Ladongi 2018
2 Juara Puisi Generasi Kreatif Koltim 2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu pernyataan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia Universitas Halu Oleo dalam agenda Competition Of Chemistry
SAINS (COMIC SAINS) 2019 HMJ Kimia FMIPA UHO.

Kolaka Timur, 7 Oktober 2019


Pengusul,

21
(Intan Safitri)

Format Daftar Riwayat Hidup Peserta

E. Identitas Diri
15. Nama Lengkap : Try Bagus Mulyadi
16. Jenis Kelamin : Laki-Laki
17. Kelas :X MIPA 4
18. NIS :6823
19. Tempat dan Tanggal Lahir : Welala, 08 Mei 2004
20. E-mail : trybagusmulyadi854@gmail.com
21. Nomor Telepon/HP : 082290065293
F. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)

N Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


O Penghargaan
1 Lomba tingkat 4 Kendari 2017
2 Solo Kendari 2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila
dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu pernyataan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Pelajar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia Universitas Halu Oleo dalam agenda Competition Of Chemistry
SAINS (COMIC SAINS) 2019 HMJ Kimia FMIPA UHO.

Kolaka Timur, 7 Oktober 2019


Pengusul,

22
(Try Bagus Mulyadi)

Lampiran 1 : Data Daerah Penghasil Nanas di Sulawesi Tenggara

Kabupaten/Kota Mangga Pisang Pepaya Nangka Nanas Rambuta


Kabupaten          

1 Buton 16 548 13 473 5 614 13 090 552 1 193

2 Muna 27 521 70 066 22 801 18 905 17 544 24 453

3 Konawe 16 144 42 099 16 246 5 262 466 44 668

4 Kolaka 13 089 22 615 1 292 1 394 128 6 168

5 Konawe Selatan 143 425 32 990 15 067 9 530 2 543 14 116

6 Bombana 6 539 3 595 1 104 1 114 81 759

7 Wakatobi 621 333 384 331 14 2

8 Kolaka Utara 6 037 58 984 2 829 2 027 118 6 276

9 Buton Utara 7 959 4 843 305 388 113 2 681

10Konawe Utara 851 3 222 1 204 737 120 4 879

11Kolaka Timur 11 681 25 004 6 727 3 668 917 3 935

12Konawe Kepulauan - - - - - -

13Muna Barat - - - - - -

14Buton Tengah - - - - - -

15Buton Selatan - - - - - -
           

Kota            

1 Kendari 3 495 5 469 2 121 1 972 2 488 4 556

2 Baubau 3 845 6 111 1 866 3 176 37 2 176

Sulawesi Tenggara 257 755 288 804 77 560 61 594 25 121 115 862

Lampiran 2 : Keterangan Penelitian

23
Percobaan Pada Gelas Label I (Ragi Tempe)

WAKTU MASSA ETANOL


23.00 0,00 ml
04.00 0,02 ml
09.00 0,12 ml
14.00 0,25 ml
19.00 0,40 ml
23.00 0,6 ml
04.00 0,85 ml
09.00 1,11 ml
14.00 1,39 ml
19.00 1,69 ml
23.00 2 ml
04.00 2,32 ml
09.00 2,6 ml
14.00 2,75 ml
19.00 2,78 ml
23.00 2,8 ml

Percobaan Pada Gelas Label II (Ragi Roti)

WAKTU MASSA ETANOL

24.00 0,0 ml
05.00 0,01 ml
10.00 0,9 ml
15.00 0,19 ml
20.00 0,3 ml
24.00 0,4 ml
05.00 0,5 ml
10.00 0,66 ml

24
15.00 0,86 ml
20.00 1,15 ml
24.00 1,5 ml
05.00 1,8 ml
10.00 1,95 ml
15.00 2,05 ml
20.00 2,08 ml
24.00 2,1 ml

Percobaan Pada Gelas Label III (Ragi Tape)

WAKTU MASSA ETANOL

24.00 0,0 ml
05.00 0,1 ml
10.00 0,5 ml
15.00 0,9 ml
20.00 1,8 ml
24.00 2,7 ml
05.00 3,6 ml
10.00 5,4 ml
20.00 5,8 ml
24.00 6,0 ml
05.00 6,7 ml
10.00 7,2 ml
15.00 7,5 ml
20.00 7,69 ml
24.00 7,8 ml

Lampiran 2 : Grafik Hasil Pengamatan Proses Fermentasi Bubur Kulit Nanas

Media I

25
3

2.5

1.5

0.5

0
24 Jam 48 Jam 72 Jam

Ket.

Vertikal : Volume (ml)


Horizontal : Waktu (s)
Media II

2.5

1.5

0.5

0
24 Jam 48 Jam 72 Jam

Ket.

Vertikal : Volume (ml)


Horizontal : Waktu (s)
Media III

26
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
24 jam 48 jam 72 jam Series
3

Ket.

Vertikal : Volume (ml)


Horizontal : Waktu (s)

27
Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian

Alat-alat Penelitian

Kompor Blender Tabung Gas

Gelas Beaker

(500,1000,1000 ml) Oven Timbangan Digital

Kertas Label Kertas Saring Cawan Petri

28
Alat Distilasi Pisau

Bahan-bahan Penelitian

Nanas Limbah Kulit Nanas Ragi Roti

Ragi Tape Ragi Tempe Aquades

Proses Penelitian

29
Pengupasan Kulit Buah Nanas

Penimbangan Limbah Kulit Nanas Penghalusan Limbah Kulit Nanas

Hasil Kulit Nanas Yang Telah Dihaluskan Pemanasaan Bubur Kulit Nanas

30
Penimbangan Ragi Tempe Penimbangan Ragi Roti Penimbangan Ragi
Tape

Bubur Kulit Nanas Yang Telah Dipanaskan Pencampuran Ragi Tempe ke


Bubur Kulit Nanas

Pencampuran Ragi Roti Ke Bubur Pencampuran Ragi Tape Ke Bubur


Kulit Nanas Kulit Nanas

Label I (Ragi Tempe) Label II (Ragi Roti)

31
Label III (Ragi Tape Bubur Kulit Nanas Yang

Difermentasi

Pemisahan Etanol dari Bubur Kulit Nanas Penyaringan Hasil Fermentasi Kulit

Dengan Tabung Reaksi Nanas Menggunakan Kertas Saring

Proses Pemasangan Kondensor dan Pipa T Pemasangan Selang Dan Sumber Air

32
Pemasangan Termometer Ke Sumbat I Labu Distilasi Yang Telah Terisi

Larutan Etanol

33

Anda mungkin juga menyukai