Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelas : XI MIPA 7
BAB 1
1. Sikap Berapresiasi
Lukisan 1
Lukisan 2
Lukisan 3
Lukisan 4
Affandi adalah seorang pelukis ekspresionis yang terkenal melalui teknik khas
menumpahkaan cat dari tube-nya langsung pada kanvas, kemudian menyapukan
sebagian cat dengan jari-jarinya. Affandi menyebut dirinya sendiri sebagai
“Pelukis Kerbau” yang tak mau baca teori. Namun dalam perjalanan karirnya ia
tetap mampu memahami dan menggeluti bidang seni rupa. Ia lebih senang
mempelajari sesuatu dengan cara langsung terjun ke lapangan.
Affandi lahir di Cirebon, Hindia Belanda pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema yang
berprofesi sebagai mantri ukur di pabrik gula Ciledug. Affandi lahir pada saat Indonesia masih
dibawah kekuasaan Belanda, sehingga sulit bagi keturunan pribumi biasa untuk mendapatkan
pendidikan yang tinggi. Affandi hanya menyelesaikan pendidikannya hingga AMS (Algemene
Middelbare School) setara dengan SMA.
Affandi telah gemar menggambar dari semasa kecilnya. Affandi juga telah memperlihatkan
bakat seni-nya dari semenjak sekolah dasar. Namun ia baru benar-benar menggeluti dunia seni
lukis di sekitar 1940-an. Sulit bagi Affandi untuk memperoleh pekerjaan seni di masanya, masa
dimana Indonesia masih dikuasai oleh Belanda.
Awal karir Affandi diawali dengan menjadi seorang guru dan juru sobek karcis. Karena lebih
tertarik pada bidang seni lukis ia juga sempat menjadi penggambar reklame bioskop di salah
satu bioskop di Bandung. Namun pekerjaan tersebut tidak lama digelutinya.
Selain tidak mendapatkan pendidikan formal, Affandi juga bukan tipikal orang yang gemar
membaca. Ia lebih senang mempelajari berbagai hal dengan terjun langsung mengpraktikannya.
Hal ini dapat dilihat dengan aktifnya seniman yang satu ini dalam berbagai kegiatan organisasi
selama masa hidupnya.
Karya Affandi yang ditinggalkan sangatlah banyak. Affandi adalah seniman yang sangat produktif dan
telah menghasilkan lebih dari 2000 lukisan semasa hidupnya. Ia dikategorikan menganut aliran
ekspresionisme oleh banyak kritikus. Meskipun begitu, awal karirnya dimulai dengan lukisan yang
mencirikan aliran realisme yang masih sedikit dipengaruhi oleh romantisisme.
3. Pengetahuan Apresiasi
∵ FEELING
∵ VALUING
∵ EMPHATIZING
Pengetahuan Metakognitif
Barong (1982), Lukisan Lukisan ini terlihat unik dan Dapat meningkatkan dan
ini dibuat karena beda dengan karya Affandi memupuk kecintaan
kecintaanya terhadap yang lainnya. Ini terlihat dari terhadap karya seni. Sebagai
budaya Indonesia goresan warna yang begitu sarana unruk melakukan
yaitu tokoh Barong tinggi, kombinasi warna dan
penilaian, penikmatan,
dalam cerita rakyat ukuran lukisan dibuat lebih
empati, hinuran dan juga
Bali. Pencapaian yang besar oleh Affandi.
sempurna dengan edukasi.
karya seni tinggi
membuat lukisan ini
tak ternilai harganya
bagi para kolektor
lukisan.
Ibuku (1941), Lukisan Sapuan kuasnya yang tampak Dapat meningkatkan dan
berjudul “Ibuku” sangat berani dan memupuk kecintaan
belum menggunakan menunjukkan bahwa affandi terhadap karya seni. Sebagai
ciri khas Affandi yang sudah terbiasa untuk melukis sarana unruk melakukan
membuatnya terkenal. lukisan yang tampak natural penilaian, penikmatan,
Namun lukisan ini dan mirip aslinya.
empati, hinuran dan juga
menjadi catatan yang
edukasi.
penting, bahwa
meskipun Affandi
mengabaikan teknik
pada karya
ekspresionisnya, ia
dapat melakukan
teknik lukis realistik
(naturalis tepatnya).
Sosok ibunya sendiri
yang sudah tua
digambarkan
mengenakan pakaian
sehari-harinya. Namun
ibunya berpose
anggun seperti pada
lukisan-luksan era
renaisans –
romantisisme.
4. Penilaian Diri
NO Deskripsi pernyataan
Ya Tidak
1. Apakah kamu telah membedakan lukisan yg ya
indah dengan lukisan yang tidak indah?