Catatan:
Tujuan harap dibuat sendiri tanpa copas tujuan yang telah dicantumkan pada modul
ini. Tujuan pada modul hanya untuk membantu anda/ mengarahkan anda untuk
membuat tujuan yang sesungguhnya.
Praktikan WAJIB membawa cairan wipol, rivanol, betadin, dan hand sanitizer
merk Dettol. (tidak harus beli baru, bekas pakai juga boleh, dikarenakan
pemakaian tidak akan banyak).
Praktikan membaca MSDS zat-zat berikut: penicillin, streptomycin, betadine,
rivanol, hand sanitizer, wipol, dan larutan NaCl.
TUJUAN PERCOBAAN
PENDAHULUAN
Pengendalian mikroba sangat penting baik di rumah, industri, maupun di dunia kedokteran
untuk melindungi dan merawat penderita penyakit agar tidak terjadi infeksi. Menghambat
kontaminasi yang mengakibatkan keracunan pada makanan dan berbagai produk yang
dihasilkan oleh industri. Secara umum metode-metode yang digunakan untuk pengendalian
mikroba melibatkan agen fisika dan kimia yang dapat mempengaruhi struktur dan fungsinya
karena mampun bertindak sebagai senyawa yang mempunyai kemampuan menghambat
(mikrobiostatik/bakteriostatik) bahkan membunuh (mikrobiosida/bakteriosida) mikroba.
Kemampuan mikrobiostatik menyebabkan pertumbuhan mikroba terhambat sehingga
jumlahnya tetap, sedangkan kemampuan mikrobiosida menyebabkan mikroba mati.
1. Antiseptik
2. Disinfektan
3. Agen kemoteraupetik
Metode fisika
1. PANAS
Untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba menggunakan panas, dapat dilihat pada
bagan di bawah ini :
2. RADIASI
Sinar x : radiasi ionik
Sinar gamma : radiasi ionik
Ultraviolet : dimerisasi timin
3. TEKANAN OSMOSIS
Hipertonik
Hipotonik
6. PENYARINGAN : memisahkan organisme atau partikel dari larutan yang tidak tahan
panas melalui filter mikroba.
Suhu mempengaruhi sistem enzim dan laju reaksi kimia sel sehingga dapat menyebabkan
pertumbuhan atau kematian mikroba. Sterilisasi adalah proses membebaskan atau
menghilangkan semua bentuk kehidupan pada suatu bahan (mati atau hidup).
PROSEDUR KERJA
- Dimasukkan ke dalam penangas bersuhu 40oC, 60oC, 100oC, dan 25oC (kontrol)
selama 10 menit.
- Diinokulasikan dengan metode gores pada NA (untuk bakteri) dan PDA (untuk
ragi dan jamur) dalam cawan Petri.
- Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam
Hasil Pengamatan
PROSEDUR KERJA
Agen kemoterapeutik terdiri atas antibiotika dan obat-obatan sintetik, contoh sulfadazine
dan p-aminobenzoat. Pemilihan obat-obatan untuk merawat penyakit tergantung pada
mekanisme kerja dari senyawa kimia obat/antibiotik, efek samping dan kisaran aktivitas
antimikrobanya.
Antiseptik dan disinfektan merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mencegah
kontaminasi dan infeksi. Efisiensi penggunaan disinfektan dan antiseptik dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, lamanya terdedah, tipe populasi mikroba, kondisi
lingkungan seperti suhu, ph dan tipe/tempat mikroba berada.
Untuk mempelajari aktivitas antimikroba sebagai agen kemoterapeutik tergantung
dengan metode Kirby-bauer. Pertumbuhan mikroba uji yang dihambat oleh
antimikroba dapat dilihat karena terbentuk zona bening di sekitar kertas cakram. Bila
diameter zona hambat dibandingkan dengan diameter zona hambat standar, maka
dapat diketahui apakah mikroba uji resisten atau tidak resisten dan peka terhadap
antimikroba yang diuji.
PROSEDUR KERJA
Kultur cair Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus, Sarcina lutea, dan Escherichia coli
- Diinokulasikan 0,1 mL ke dalam cawan Petri berisi medium NA dengan metode
spread.
- Capet yang telah di spread di tandai menjadi 7 bagian (untuk meletakkan kertas
cakram yang telah direndam kedalam 7 larutan).
Kertas cakram
- Dicelupkan ke dalam larutan antibiotik (penicillin dan streptomycin), antiseptik
(hand sanitizer, betadine, dan rivanol) serta disinfektan wipol dan akuades steril
sebagai kontrol selama beberapa waktu.
- Kertas cakram diambil secara aseptis menggunakan pinset dan ditiriskan hingga
tidak ada lagi tetesan larutan dari kertas cakram.
- Diletakkan di atas NA yang telah di spread secara perlahan dan hati-hati. Pastikan
kertas cakram diletakkan ditempat yang benar sesuai dengan tanda pada cawan
petri.
Kultur bakteri dan kertas cakram dalam cawan Petri
a. Amati adanya zona hambat (zona berwarna bening) di sekitar kertas cakram pada
masing-masing kultur dalam cawan petri.
b. Ukurlah diameter zona hambat menggunakan penggaris dan catat.
c. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan diameter zona hambatan kontrol, lalu
tentukan kepekaan mikroba uji terhadap agen kemoterapi yang digunakan.
d. Kompil data hasil pengamatan dalam bentuk tabel seluruh kelompok.
LITERATUR
1. Contoh-contoh agen fisika dan kimia yang umum untuk mengontrol pertumbuhan
mikroba
2. Penjelasan umum pengaruh agen fisika dan kimia bagi pertumbuhan mikroba
3. Penjelasan pengaruh panas lembab bagi pertumbuhan mikroba
4. Penjelasan pengaruh tekanan osmotik bagi pertumbuhan mikroba
5. Penjelasan perbedaan senyawa kemoterapeutik, antiseptik dan disinfektan
6. Penjelasan mode of action dari streptomycin, penicillin, antiseptik (hand sanitizer,
betadine, rivanol) dan disinfektan (wipol).
Catatan :
1. Seluruh hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan di compile seluruh kelompok
(TANPA FOTO).
2. Foto hasil pengamatan hanya di cantumkan hasil pengamatan kelompok masing-
masing.
3. Pembahasan Hasil compile seluruh kelompok.
~SELAMAT BEKERJA~