Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Mikrobiologi Dasar (20 Maret 2017)

VII. PENGARUH AGEN FISIKA DAN KIMIA BAGI PERTUMBUHAN MIKROBA


PJ: Inka, Fikri; Co-PJ:Upi, Astrid

Catatan:
 Tujuan harap dibuat sendiri tanpa copas tujuan yang telah dicantumkan pada modul
ini. Tujuan pada modul hanya untuk membantu anda/ mengarahkan anda untuk
membuat tujuan yang sesungguhnya.
 Praktikan WAJIB membawa cairan wipol, rivanol, betadin, dan hand sanitizer
merk Dettol. (tidak harus beli baru, bekas pakai juga boleh, dikarenakan
pemakaian tidak akan banyak).
 Praktikan membaca MSDS zat-zat berikut: penicillin, streptomycin, betadine,
rivanol, hand sanitizer, wipol, dan larutan NaCl.

TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari metode dasar penghambatan pertumbuhan mikroba dan


mekanisme kerja anti mikroba
2. Mengamati pengaruh agen fisika pada populasi mikroba yang berbeda
3. Mengamati pengaruh agen kimia pada populasi mikroba yang berbeda

PENDAHULUAN

Pengendalian mikroba sangat penting baik di rumah, industri, maupun di dunia kedokteran
untuk melindungi dan merawat penderita penyakit agar tidak terjadi infeksi. Menghambat
kontaminasi yang mengakibatkan keracunan pada makanan dan berbagai produk yang
dihasilkan oleh industri. Secara umum metode-metode yang digunakan untuk pengendalian
mikroba melibatkan agen fisika dan kimia yang dapat mempengaruhi struktur dan fungsinya
karena mampun bertindak sebagai senyawa yang mempunyai kemampuan menghambat
(mikrobiostatik/bakteriostatik) bahkan membunuh (mikrobiosida/bakteriosida) mikroba.
Kemampuan mikrobiostatik menyebabkan pertumbuhan mikroba terhambat sehingga
jumlahnya tetap, sedangkan kemampuan mikrobiosida menyebabkan mikroba mati.

Metode kimia untuk mengendalikan pertumbuhan menggunakan :

1. Antiseptik
2. Disinfektan
3. Agen kemoteraupetik

Metode fisika

1. PANAS
Untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba menggunakan panas, dapat dilihat pada
bagan di bawah ini :
2. RADIASI
 Sinar x : radiasi ionik
 Sinar gamma : radiasi ionik
 Ultraviolet : dimerisasi timin

3. TEKANAN OSMOSIS
 Hipertonik
 Hipotonik

4. PENGERINGAN : menghilangkan kandungan air pada sel

5. VIBRASI SONIK : gelombang suara frekuensi tinggi

6. PENYARINGAN : memisahkan organisme atau partikel dari larutan yang tidak tahan
panas melalui filter mikroba.

7.1. PENGARUH PANAS LEMBAB

Suhu mempengaruhi sistem enzim dan laju reaksi kimia sel sehingga dapat menyebabkan
pertumbuhan atau kematian mikroba. Sterilisasi adalah proses membebaskan atau
menghilangkan semua bentuk kehidupan pada suatu bahan (mati atau hidup).
PROSEDUR KERJA

Kultur cair Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus, Aspergillus niger, dan


Saccharomyces cerevisiae

- Dimasukkan ke dalam penangas bersuhu 40oC, 60oC, 100oC, dan 25oC (kontrol)
selama 10 menit.
- Diinokulasikan dengan metode gores pada NA (untuk bakteri) dan PDA (untuk
ragi dan jamur) dalam cawan Petri.
- Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam

Hasil Pengamatan

PENGAMATAN DAN HASIL


1. Amati pertumbuhan mikroba pada cawan Petri dengan perlakuan yang
berbeda.
2. Catat hasil yang diperoleh dan beri tanda :
a. 0 bila tidak ada pertumbuhan
b. 1 bila ada sedikit pertumbuhan (tipis)
c. 2 bila ada pertumbuhan yang banyak (tebal)
3. Kompil data hasil pengamatan dalam bentuk tabel seluruh kelompok.

7.2. PENGARUH TEKANAN OSMOTIK LINGKUNGAN

Untuk mempelajari pengaruh tekanan osmotik lingkungan (medium) terhadap


pertumbuhan mikroba. Osmosis adalah pergerakan molekul air (pelarut) dari larutan
konsentrasi tinggi ke larutan konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel.
Macam-macam larutan; isotonis, hipertonis dan larutan hipotonis.

PROSEDUR KERJA

Kultur cair Escherichia coli dan Bacillus cereus


- Diinokulasikan dengan metode gores pada medium NA + NaCl (dengan variasi
konsentrasi NaCl sebesar 0.85%, 0.5%, 5%, dan 10%) dalam cawan Petri.
Sebelumnya cawan Petri dibagi menjadi 2 bagian.
- Diinkubasi pada suhu 25oC selama 24-48 jam.
Hasil Pengamatan

PENGAMATAN DAN HASIL

1. Amati pertumbuhan mikroba pada medium dengan kadar garam yang


berbeda.
2. Catat hasil yang diperoleh, beri tanda 0,1 dan 2 (seperti percobaan sebelumnya).
3. Catat hasil yang diperoleh untuk setiap spesies mikroba kisaran konsentrasi
optimal kadar garam untuk tumbuhnya.
4. Kompil data hasil pengamatan dalam bentuk tabel seluruh kelompok.

7.4. PENGARUH AGEN KIMIA: KEMOTERAPEUTIK, DISINFEKTAN DAN


ANTISEPTIK

Agen kemoterapeutik terdiri atas antibiotika dan obat-obatan sintetik, contoh sulfadazine
dan p-aminobenzoat. Pemilihan obat-obatan untuk merawat penyakit tergantung pada
mekanisme kerja dari senyawa kimia obat/antibiotik, efek samping dan kisaran aktivitas
antimikrobanya.

Antiseptik dan disinfektan merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mencegah
kontaminasi dan infeksi. Efisiensi penggunaan disinfektan dan antiseptik dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, lamanya terdedah, tipe populasi mikroba, kondisi
lingkungan seperti suhu, ph dan tipe/tempat mikroba berada.
Untuk mempelajari aktivitas antimikroba sebagai agen kemoterapeutik tergantung
dengan metode Kirby-bauer. Pertumbuhan mikroba uji yang dihambat oleh
antimikroba dapat dilihat karena terbentuk zona bening di sekitar kertas cakram. Bila
diameter zona hambat dibandingkan dengan diameter zona hambat standar, maka
dapat diketahui apakah mikroba uji resisten atau tidak resisten dan peka terhadap
antimikroba yang diuji.

PROSEDUR KERJA

Kultur cair Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus, Sarcina lutea, dan Escherichia coli
- Diinokulasikan 0,1 mL ke dalam cawan Petri berisi medium NA dengan metode
spread.
- Capet yang telah di spread di tandai menjadi 7 bagian (untuk meletakkan kertas
cakram yang telah direndam kedalam 7 larutan).
Kertas cakram
- Dicelupkan ke dalam larutan antibiotik (penicillin dan streptomycin), antiseptik
(hand sanitizer, betadine, dan rivanol) serta disinfektan wipol dan akuades steril
sebagai kontrol selama beberapa waktu.
- Kertas cakram diambil secara aseptis menggunakan pinset dan ditiriskan hingga
tidak ada lagi tetesan larutan dari kertas cakram.
- Diletakkan di atas NA yang telah di spread secara perlahan dan hati-hati. Pastikan
kertas cakram diletakkan ditempat yang benar sesuai dengan tanda pada cawan
petri.
Kultur bakteri dan kertas cakram dalam cawan Petri

- Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.


Hasil Pengamatan

PENGAMATAN DAN HASIL

a. Amati adanya zona hambat (zona berwarna bening) di sekitar kertas cakram pada
masing-masing kultur dalam cawan petri.
b. Ukurlah diameter zona hambat menggunakan penggaris dan catat.
c. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan diameter zona hambatan kontrol, lalu
tentukan kepekaan mikroba uji terhadap agen kemoterapi yang digunakan.
d. Kompil data hasil pengamatan dalam bentuk tabel seluruh kelompok.

LITERATUR
1. Contoh-contoh agen fisika dan kimia yang umum untuk mengontrol pertumbuhan
mikroba
2. Penjelasan umum pengaruh agen fisika dan kimia bagi pertumbuhan mikroba
3. Penjelasan pengaruh panas lembab bagi pertumbuhan mikroba
4. Penjelasan pengaruh tekanan osmotik bagi pertumbuhan mikroba
5. Penjelasan perbedaan senyawa kemoterapeutik, antiseptik dan disinfektan
6. Penjelasan mode of action dari streptomycin, penicillin, antiseptik (hand sanitizer,
betadine, rivanol) dan disinfektan (wipol).

Catatan :
1. Seluruh hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan di compile seluruh kelompok
(TANPA FOTO).
2. Foto hasil pengamatan hanya di cantumkan hasil pengamatan kelompok masing-
masing.
3. Pembahasan  Hasil compile seluruh kelompok.

Contoh Foto Hasil Pengamatan

Pengaruh Agen Kemoterapeutik : Uji Pengaruh Panas Lembab


Sensitivitas Antimikroba dengan Metode Tanggal Praktikum: 19 Oktober 2015
Kirby-Bauer Tanggal Pengamatan: 20 Oktober 2015
Tanggal Praktikum: 19 Oktober 2015 Kultur: Bacillus subtilis, Pseudomonas
Tanggal Pengamatan: 20 Oktober 2015 aeruginosa, Sarcina lutea
Kultur: Bacillus subtilis, Pseudomonas Medium: NA
aeruginosa, Sarcina lutea Suhu Perlakuan : 50C
Medium: NA + kertas cakram yang Metode: tuang
mengandung antimikroba: 1. Penicillin, 2. Keterangan: Koloni Staphylococcus aureus
Kanamycin, 3. Sulfanilamid, dan 4. pertumbuhannya tebal, koloni Bacillus
Streptomycin. 5. Akuades (sebagai kontrol) subtilis pertumbuhannya tipis.
Metode: tuang
Keterangan: zona hambat terbentuk pada
penambahan antibiotik penicillin.

~SELAMAT BEKERJA~

Anda mungkin juga menyukai