Anda di halaman 1dari 7

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal.

53 - 59 ISSN : 2301- 4970

Identifikasi Sebaran Batuan Beku Di Bukit Koci Desa Sempalai


Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Dengan Menggunakan
Metode Geolistrik Resistivitas
Mimin Setiadia), Apriansyahb), Joko Sampurnoa)*

aJurusan Fisika, bJurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
*Email : jokosampurno@physics.untan.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi sebaran batuan beku dibukit Koci Desa Sempalai Kabupaten
Sambas Kalimantan Barat dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai resistivitas batuan dan mengetahui pola sebaran serta jenis batuan yang ada di lokasi
penelitian. Penelitian dilakukan dengan membuat 6 buah lintasan geolistrik yang dimana 5 lintasan berada di
puncak bukit dan 1 lintasan di lembah bukit. Berdasarkan hasil pengolahan data dari keenam lintasan
menunjukkan bahwa jenis batuan yang mendominasi pada daerah penelitian adalah pasir, batu pasir, dan
batuan beku andesit. Batuan beku andesit tersebar pada puncak bukit dengan lintasan 1,2,3,4, dan 6.

Kata kunci : Bukit Koci, Batuan Beku, Geolistrik Resistivitas

1. Latar Belakang Batuan dapat diketahui dengan mengetahui


Sejalan dengan pesatnya perkembangan nilai tahanan jenisnya terlebih dahulu. Dalam hal
dan dimulainya era perbaikan disegala bidang ini, dapat diaplikasikan metode geofisika. Salah
baik industri, perdagangan maupun pariwisata satu metode geofisika yang dapat digunakan
tentunya akan disertai dengan pembangunan dalam identifikasi batuan bawah permukaan
infrastruktur seperti jalan, jembatan, perkantoran adalah metode geolistrik resistivitas. Metode
dan sebagainya. Pembangunan sarana akses geolistrik adalah metode geofisika yang dapat
transportasi yang menghubungkan kabupaten menggambarkan keberadaan batuan atau mineral
sambas dengan daerah lainnya merupakan suatu di bawah permukaan berdasarkan sifat kelistrikan
usaha untuk memberikan akses informasi, dari batuan atau mineralnya. Resistivitas batuan
ekonomi, sosial dan budaya yang lancar, cepat dan bawah permukaan dapat dihitung dengan
aman. mengetahui besar arus yang dipancarkan melalui
Untuk menunjang pembangunan tersebut, elektroda dan besar potensial yang dihasilkan.
diperlukan berbagai data dan informasi, salah Untuk mengetahui struktur bawah permukaan
satunya adalah data tentang jenis batuan. yang lebih dalam, maka jarak masing-masing
Informasi jenis batuan lebih spesifiknya elektroda arus dan elektroda potensial ditambah
mempelajari kualitas batuan yang akan secara bertahap. Semakin besar spasi/jarak
menentukan tata guna wilayah yang hendak elektroda arus maka efek penembusan arus ke
dilakukan rekayasa pembangunan, dalam hal ini bawah makin dalam, sehingga batuan yang lebih
dapat membantu perancang kontruksi dalam dalam akan dapat diketahui sifat-sifat fisisnya [2].
penggunaan wilayah serta material yang akan Pada penelitian ini, akan menggunakan metode
digunakan sebagai bahan bangunan [1]. geofisika untuk mengidentifikasi sebaran batuan
Dari jenis batuan yang ada, Kabupaten beku yang yang ada di Bukit Koci Desa Sempalai
Sambas terbentuk oleh endapan Alluvium, Litoral, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
dan endapan limpah banjir dan pada daerah yang
lebih tinggi dibentuk oleh pelapukan satuan 2. Metodologi
batuan formasi Seminis. Batuan endapan alluvium 2.1 Metode Geolistrik Tahanan Jenis
tersusun dari sedimen klastik dan alluvium dan (Resistivitas)
merupakan hasil dari endapan terrestrial Metode geolistrik merupakan salah satu
alluvium. Sedangkan batuan endapan litoral metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
tersusun dari sedimen klastik dan fine dan listrik di dalam bumi dan bagaimana cara
merupakan hasil dari endapan litoral dan estuary. mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini

53
POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal. 53 - 59 ISSN : 2301- 4970

meliputi pengukuran potensial dan pengukuran A (2)


arus yang terjadi baik secara alamiah maupun
R
L
akibat injeksi arus kedalam bumi. Oleh karena itu Dari persamaan (1) dan persamaan (2) jika
metode geolistrik mempunyai banyak macam, disubstitusi persamaanya akan menjadi:
salah satunya adalah metode geolistrik tahanan V A
 (3)
jenis (resistivitas) [3]. I L
Tujuan dari survei geolistrik adalah untuk Dimana :
menentukan distribusi resistivitas dibawah V = Beda potensial (volt)
permukaan dengan membuat pengukuran di I = Kuat arus yang melalui bahan (Ampere)
permukaan tanah. Pengukuran resistivitas secara R = Resistansi (Ω)
normal dibuat dengan cara menginjeksikan arus  = Resistivitas (Ωm)
ke dalam tanah melalui dua elektroda arus, dan
mengukur Beda tegangan yang dihasilkan pada L = Panjang medium (meter)
2
dua elektroda potensial. Dari pengukuran ini A = Luas medium (meter )
resistivitas yang sebenarnya dari bawah
permukaan dapat diperkirakan. Resistivitas tanah 2.2 Resistivitas Batuan
berkaitan dengan berbagai parameter geologi Resistivitas batuan bervariasi menurut jenis
seperti mineral dan konten cairan, porositas, batuan, porositas dan kandungan fluida (minyak,
derajat patahan, persentase dari patahan diisi air, gas). Kebanyakan mineral membentuk batuan
dengan air tanah dan derajat dari saturasi air di penghantar listrik yang tidak baik walaupun
batuan [4]. beberapa logam asli dan grafik menghantarkan
Berdasarkan hukum Ohm diketahui bahwa listtrik resistivitas yang terukur. Pada material
besar tegangan V (volt) suatu material bergantung bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-
pada kuat arus I (ampere) dan hambatan listrik R ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah
(ohm) yang dirumuskan sebagai berikut: secara umum berisi campuran terlarut yang dapat
menambah kemampuan untuk menghantar listrik,
V=IR (1) meskipun air tanah bukan konduktor listrik yang
baik variasi resistivitas material [6].
Studi hambatan listrik dari geofisika dapat
dipahami dalam konteks dari aliran arus melalui 2.3 Konfigurasi Wenner-Schlumberger
medium di bawah permukaan yang terdiri dari Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah
lapisan bahan dengan resistivitas yang berbeda. konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang
Untuk sederhananya, semua lapisan diasumsikan konstan dengan catatan faktor “n” untuk
horisontal. Resistivitas ρ dari bahan adalah konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara
pengukuran seberapa baik bahan menghambat elektroda A-M (atau B-N) adalah 2𝑛𝑎 + 𝑎. Proses
aliran arus listrik [5]. penentuan resistivitas menggunakan 4 buah
elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis
lurus [7].

Gambar 1. Arus yang dialirkan pada material


konduktif berbentuk silinder [5].
𝐾 = 𝝅𝒏(𝒏 + 𝟏)𝒂
Suatu material konduktif berbentuk silinder Gambar 2. Elektroda konfigurasi Wenner
yang homogen memiliki panjang sebesar L serta Schlumberger [7]
luas penampang A maka resistivitasnya sebesar:

54
POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal. 53 - 59 ISSN : 2301- 4970

Nilai resistivitas untuk metode Wenner- wenner-schlumberger sebanyak 6 lintasan.


Schlumberger dapat dihitung dengan factor Lintasan penelitian 2,3,4 dan 6 masing-masing
geometri. sepanjang 160 meter dan lintasan 1 dan 5 masing-
masing sepanjang 120 meter.
V (5) Pada penelitian ini penulis menggunakan
 k
I alat geolistrik laboratorium fisika dasar Fmipa
UNTAN yaitu berupa resistivity meter merk ARES
dengan k   n(n  1)a (6) Resistivity. ARES ini berfungsi sebagai transmitter
(pemberi sinyal arus) dan sebagai receiver
(penerima sinyal tegangan) serta memberikan
informasi tentang arus yang diberikan, beda
potensial yang terukur, hingga nilai resistivitas
semu dari hasil pengukuran. Pada proses akuisisi
data menggunakan resistivity meter ini, nilai
faktor rasio otomatis ditentukan oleh alat sesuai
dengan design pengukuran yang dibuat.
Hasil nilai resistivitas semu bahan yang
didapat pada lokasi penelitian diolah dengan
Gambar 3. Stacking Chart konfigurasi Wenner
menggunakan perangkat lunak Res2Dinv 3.54 dan
Schlumberger [7].
akan didapatkan gambaran berupa penampang
nilai resistivitas dari setiap lintasan pengukuran
Faktor geometri K merupakan besaran yang
yang digunakan untuk interprestasi jenis dan
berubah terhadap jarak spasi elektroda dan
sebaran batuan beku. Untuk mengetahui jenis-
tergantug pada konfigurasi elektroda. Faktor
jenis material pada lokasi penelitian akan
geometri untuk masing-masing konfigurasi
didapatkan dari penampang resistivitas hasil dari
mempunyai nilai yang berbeda.
pengolahan Res2Dinv 3.54 dan tabel nilai
resistivitas.
2.4 Lokasi dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental yang
Tabel 1. Nilai Resistivitas Fluida Dan Batuan [9]
berupa pemodelan fisis batuan yang langsung
Resistivitas Bumi
dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan Material Bumi
Ohm-m
skala model. Penelitian ini dilakukan di Bukit Koci
Batuan sedimen
Desa Sempalai Kabupaten Sambas Kalimantan
Barat. Batu lempung 10 − 103
Batu Pasir 1 − 108
U Batu Gamping 50 − 107
Dolomite 100 − 104
Sedimen Lepas
Pasir 1 − 103
Lempung 1 − 102
Batuan kristalin
Granit 102 − 106
Diorite 104 − 105
Gabbro 103 − 106
Gambar 4. Lokasi Penelitian [8] Andesit 102 − 104
Basalt 10 − 107
Metode yang digunakan untuk Penelitian
tentang identifikasi batuan ini menggunakan Sekis 10 − 104
metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Gneiss 104 − 106

55
POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal. 53 - 59 ISSN : 2301- 4970

3 Hasil dan pembahasan diasumsikan sebagai batupasir (sandstone).


Penelitian tentang identifikasi sebaran Jenis batuan yang ketiga, dengan rentang
batuan ini dilakukan pada Bukit Koci Desa nilai resistivitas berkisar 3115 Ωm – 6554 Ωm
Sempalai Kabupaten Sambas, dengan daerah dapat diasumsikan sebagai batuan andesit. Batuan
penelitian sendiri merupakan bukit bebatuan, hal beku andesit pada lintasan ini terdapat pada
itu dapat dibuktikan dengan banyaknya singkapan sepanjang lintasan dari rentang 15 m – 100 m,
batuan yang terdapat pada lokasi penelitian. dan berada pada kedalaman 1,25 m – 15,9 m dari
Untuk jenis-jenis batuan yang didapatkan permukaan tanah.
dari lokasi penelitian antara lain tanah lempung
atau biasa disebut tanah liat merupakan tanah 3.2 Hasil Penampang Resistivitas Pada
dengan kadar mineral lempung yang tinggi, Tanah Lintasan 2
jenis ini memiliki leburan silica yang sangat halus. Hasil dari pengukuran lintasan kedua
Lempung terbentuk dari proses pelapukan silica berupa gambaran nilai resistivitas yang diolah
oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan oleh menggunakan perangkat lunak Res2Dinv 3.54
aktivitas panas bumi, dengan nilai resistivitas dapat dilihat pada Gambar 6. Lintasan kedua
pada tabel nilai resistivitas adalah 1 Ωm - 100 Ωm. berada pada koordinat 49N 297542 E 138799 N
Batuan yang kedua yaitu pasir. Pasir dengan lintasan sepanjang 160 m dan elektroda
merupakan batuan sedimen yang mempunyai sebanyak 32 buah dengan jarak masing-masing
bentuk berupa butiran-butiran kecil dengan nilai elektroda 5 m.
resistivitas pada tabel nilai resistivitas adalah Berdasarkan hasil yang didapat Gambar 6
1 Ωm – 1000 Ωm. dengan panjang lintasan 160 m dan hasil
Untuk batuan yang ketiga yaitu batupasir pengukuran mencapai kedalaman 28.7 m.
(sandstone). Batupasir merupakan batuan Didapatkan rentang nilai resistivitas yang
sedimen yang berasal dari pasir yang telah berbeda-beda dari yang terkecil dengan nilai
mengalami kompaksi dan memiliki tekstur resistivitas 184 Ωm sampai yang terbesar
permukaan yang kasar. Pada tabel nilai mencapai 9578 Ωm. Jenis batuan pertama dengan
resistivitas batupasir memiliki rentang nilai yang resistivitas rendah yaitu memiliki rentangan nilai
berkisar 200 Ωm – 8000 Ωm. resistivitas berkisar 184 Ωm – 324 Ωm, nilai ini
Untuk batuan yang keempat adalah batuan diinterprestasikan sebagai pasir (sand).
beku andesit. Batuan ini merupakan jenis batuan Jenis batuan kedua, dengan rentang nilai
beku vulkanik yang terbentuk dari pembekuan resistivitas berkisar 570 Ωm – 1762 Ωm dapat
lava yang keluar ke permukaan bumi saat letusan diasumsikan sebagai batupasir (sandstone).
gunung berapi. Batuan andesit memiliki tekstur Jenis batuan yang ketiga, dengan rentang
porfiritik dengan fenokris yang euhedral dan juga nilai resistivitas berkisar 3098 Ωm – 9578 Ωm
memiliki kekerasan yang sangat kuat, dengan dapat diasumsikan sebagai batuan andesit. Batuan
rentang nilai pada tabel resistivitas 100 Ωm – beku andesit terdapat dua bagian sepanjang
10000 Ωm. lintasan 2, bagian pertama terdapat pada rentang
10 m – 60 m dan berada pada kedalaman 1,25 m –
3.1 Hasil Penampang Resistivitas Pada 24 m. bagian kedua terdapat pada rentang 85 m –
Lintasan 1 125 m dan berada pada kedalaman 1,25 m – 28,7
Lintasan pertama berada pada koordinat m.
49N 297588 E 138799 N dengan lintasan
sepanjang 120 m dan elektroda sebanyak 24 buah 3.3 Hasil Penampang Resistivitas Pada
dengan jarak masing - masing elektroda 5 m. Hasil Lintasan 3
dari pegukuran berupa gambaran nilai resistivitas Gambar 7 merupakan Hasil dari
yang diolah menggunakan perangkat lunak pengukuran lintasan ketiga yang berupa
Res2Dinv 3.54 dapat dilihat pada Gambar 5. gambaran penampang nilai resistivitas dan diolah
Berdasarkan hasil yang didapat pada menggunakan perangkat lunak Res2Dinv 3.54.
Gambar 5 dengan panjang lintasan 120 m dan Lintasan ketiga berada pada koordinat 49N
hasil pengukuran mencapai kedalaman 19,8 m. 297544 E 138828 N dengan lintasan sepanjang
Jenis batuan pertama dengan rentangan nilai 160 m dan elektroda sebanyak 32 buah dengan
resistivitas berkisar 35,9 Ωm – 159 Ωm, nilai ini jarak masing–masing elektroda 5 m.
diinterprestasikan sebagai pasir (sand). Berdasarkan hasil yang didapat pada
Jenis batuan kedua dengan rentang nilai lintasan 3 dengan panjang 160 m dan hasil
resistivitas dari kisaran 334 Ωm – 1480 Ωm dapat pengukuran mencapai kedalaman 28.7 m.

56
POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal. 53 - 59 ISSN : 2301- 4970

Didapatkan rentang nilai resistivitas yang diasumsikan sebagai batupasir (sandstone).


berbeda-beda dari yang terkecil dengan nilai Jenis batuan yang ketiga, dengan rentang
resistivitas 30.2 Ωm sampai yang terbesar nilai resistivitas berkisar 1588 Ωm – 3073 Ωm
mencapai 3073 Ωm. Jenis batuan pertama dengan dapat diasumsikan sebagai batuan andesit. Pada
resistivitas rendah yaitu memiliki rentangan nilai lintasan ini memperlihatkan bahwa batuan beku
resistivitas berkisar 30.2 Ωm – 113 Ωm, nilai ini andesit tersebar hampir sepanjang lintasan 3 dari
diinterprestasikan sebagai pasir (sand). rentang 30 m – 150 m dan berada pada
Jenis batuan kedua, dengan rentang nilai kedalaman 1,25 m – 28,7 m.
resistivitas dengan kisaran 219 Ωm – 821 Ωm

Andesit

Gambar 5. Penampang resistivitas pada lintasan 1

Andesit
Andesit

Gambar 6. Penampang resistivitas pada lintasan 2

Andesit

Gambar 7. Penampang resistivitas pada lintasan 3

3.4 Hasil Penampang Resistivitas Pada sebanyak 32 buah dengan jarak masing-masing
Lintasan 4 elektroda 5 m.
Hasil dari pengukuran lintasan keempat Berdasarkan hasil yang didapat Gambar 8
berupa gambaran nilai resistivitas yang diolah pada lintasan 4 dengan panjang 160 m dan hasil
menggunakan perangkat lunak Res2Dinv 3.54 pengukuran mencapai kedalaman 28.7 m. Jenis
dapat dilihat pada Gambar 8. Lintasan keempat batuan pertama dengan resistivitas rendah yaitu
berada pada koordinat 49N 297528 E 138900 N memiliki rentangan nilai resistivitas berkisar
dengan lintasan sepanjang 160 m dan elektroda

57
POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal. 53 - 59 ISSN : 2301- 4970

74,6 Ωm – 276 Ωm, nilai ini diinterprestasikan 3.6 Hasil Penampang Resistivitas Pada
sebagai pasir (sand). Lintasan 6
Jenis batuan kedua, dengan rentang nilai Lintasan keenam berada pada koordinat 49
resistivitas berkisar 531 Ωm - 1021 Ωm dapat N297607 E 138880 N dengan lintasan sepanjang
diasumsikan sebagai batupasir (sandstone). 160 m dan elektroda sebanyak 32 buah dengan
Jenis batuan yang ketiga, dengan rentang jarak masing-masing elektroda 5 m. Hasil dari
nilai resistivitas berkisar 1953 Ωm – 7260 Ωm pengukuran berupa gambaran nilai resistivitas
dapat diasumsikan sebagai batuan andesit. Batuan yang diolah menggunakan perangkat lunak
ini terdapat dua bagian sepanjang lintasan 4, Res2Dinv 3.54 dapat dilihat pada Gambar 10.
bagian pertama terdapat pada rentang 10 m – 85 Berdasarkan hasil yang didapat Gambar 10
m dan berada pada kedalaman 1,25 m – 15,9 m. pada lintasan 6 dengan panjang 160 m dan hasil
Bagian kedua terdapat pada rentang 95 m – 150 m pengukuran mencapai kedalaman 28,7 m.
dan berada pada kedalaman 1,25 m – 15,9 m. didapatkan rentang nilai resistivitas yang
berbeda-beda dari yang terkecil dengan nilai
3.5 Hasil Penampang Resistivitas Pada resistivitas 42,1 Ωm sampai yang terbesar
Lintasan 5 mencapai 2348 Ωm. Jenis batuan pertama dengan
Gambar 9 merupakan Hasil dari resistivitas rendah yaitu memiliki rentangan nilai
pengukuran lintasan kelima yang berupa resistivitas berkisar 42,1 Ωm – 113 Ωm, nilai ini
gambaran penampang nilai resistivitas dan diolah diinterprestasikan sebagai pasir (sand).
menggunakan perangkat lunak Res2Dinv 3.54. Jenis batuan kedua, dengan rentang nilai
Lintasan kelima berada pada koordinat 49N resistivitas berkisar 236 Ωm – 744 Ωm dapat
297493 E 138906 N dengan lintasan sepanjang diasumsikan sebagai batupasir (sandstone).
120 m dan elektroda sebanyak 24 buah dengan Jenis batuan yang ketiga, dengan rentang
jarak masing-masing elektroda 5 m. Lintasan ini nilai resistivitas berkisar 1322 Ωm – 2348 Ωm
berada dikaki bukit tempat pengukuran dengan dapat diasumsikan sebagai batuan andesit.
posisi mengarah ke utara dan berjarak 40 m dari Lintasan 6 adalah lintasan yang mengarah ke
lintasan 1,2,3 dan 4. utara dan memotong lintasan 1,2,3, dan 4 serta
Berdasarkan hasil yang didapat pada memiliki permukaan topografi yang relatif datar
Gambar 9 dengan panjang lintasan 120 m dan terhadap permukaan tanah. Batuan beku yang
hasil pengukuran mencapai kedalaman 19,8 m. didapatkan dari hasil pengukuran nilai resistivitas
Jenis pertama dengan resistivitas rendah yaitu pada lintasan ini adalah batuan beku jenis andesit
memiliki rentangan nilai resistivitas berkisar dengan rentang nilai resistivitas berkisar
26,8Ωm – 52,5Ωm, nilai ini diinterprestasikan 1322 Ωm – 2348 Ωm, dengan rentang nilai pada
sebagai tanah lempung (clay). tabel resistivitas 100 Ωm – 10000 Ωm. Batuan ini
Jenis batuan kedua, dengan rentang nilai terdapat pada rentang 10 m – 150 m dari
resistivitas berkisar 103 Ωm - 396 Ωm dapat kedalaman 1,25 m – 12,4 m dan pada rentang
diasumsikan sebagai pasir (sand). 80 m – 100 m di kedalaman 6,38 m - 28,7 m
Jenis batuan ketiga, dengan rentang nilai dibawah permukaan tanah.
resistivitas berkisar 776 Ωm – 2984 Ωm dapat
diasumsikan sebagai batupasir (sandstone).

Andesit
Andesit

Gambar 8. Penampang resistivitas pada lintasan 4

58
POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal. 53 - 59 ISSN : 2301- 4970

Gambar 9. Penampang resistivitas pada lintasan 5

Andesit Andesit

Gambar 10. Penampang resistivitas pada lintasan 6

4. Kesimpulan
[4] Singh KB, Lokhande RD, Prakash A.
Berdasarkan hasil analisis data geolistrik
Multielctroda Resistivity Imaging Tecnique
dan hasil interpretasi, maka dapat disimpulkan
For The Study of Coal Seam. Jounal of
bahwa jenis material di lokasi penelitian di Bukit
Scientific and Industrial Research. 2004;
Koci Desa Sempalai Kabupaten Sambas
LXIII: p. 927-930.
Kalimantan Barat yang didapatkan adalah
lempung, pasir, batu pasir, dan batu andesit. [5] Herman R. An Introduction to Electrical
Resistivity in Geophysics. Journal of America
Daftar Pustaka Association of Physics Teachers. 2001; LXIII:
[1] Novia E, Akmam , Mufit F. Identifikasi jenis p. 943-952.
batuan menggunakan metode geolistrik [6] Telford WM, Geldart LP, Sheriiff RE, Keys DA.
tahanan jenis konfigurasi wenner di Applied Geophysics London: Cambridge
universitas negeri Padang kampus Air Tawar. University Press; 1990.
Pillar of Physics. 2013; 2: p. 01-08. [7] Sakka. Metode Geolistrik Tahanan Jenis
[2] Ulien N, Khuamedi , Supriyadi. Pemodelan Makassar: Fakultas Matematika dan Ilmu
Fisis Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin;
Identifikasi Fosfat Dalam Batuan Gamping. 2001.
Unnes Physics Journal. ; II: p. 83. [8] Sempalai. 1°14'50.06"N and 109°10'1.90"E.
[3] Hendrajaya L, Arif I. Metode Geolistrik Google Earth. May 5, 2015 19, 2016.
Tahanan Jenis Bandung: Laboratorium Fisika [9] Waluyo. Buku Panduan Workshop Geofisika
Bumi Jurusan Fisika FMIPA ITB; 1990. Yogyakarta: Laboratorium Geofisika Program
Studi Geofisika UGM; 2005.

59

Anda mungkin juga menyukai