Anda di halaman 1dari 20

VOL. 4 NO.

1 MEI 2017

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(JPPPAUD FKIP UNTIRTA)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2017

ISSN: 2355-830X

Terbit dua kali dalam setahun (Mei dan November)


Berisi tulisan ilmiah hasi penelitian dan pengembangan kajian
tentang Pendidikan Anak Usia Dini

 Penanggung Jawab : Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd.


 Redaktur : Atin Fatimah, M.Pd.
 Penyunting : 1. Dr. Cucu Atikah, M.Pd.
2. Ratih Kusumawardani, M.Pd.
3. Laily Rosidah, M.Pd.
4. Kristiana Maryani, M.Pd.
5. Rr. Dina Kusuma Wardhani, M.Pd.
 Desain Grafis : Dr. Luluk Asmawati, M.Pd.
Sekretariat : 1. Dr. Siti Khosiah, M.Pd.
2. Tri Sayekti, M.Pd.
3. Fahmi, M.Pd.
 Mitra bebestari : 1. Yuli Kurniawati Sugiyo Pranoto, S.Psi., M.A., Ph.D.
(Universitas Negeri Semarang)
2. Pupung Puspa Ardini, M.Pd.
(Universitas Negeri Gorontalo)

Alamat Penyunting dan Tata Usaha


Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
FKIP UNTIRTA
Jl. Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang
Telepon (0254)280330 Fax (0254) 281254
Email: jpp.paud@untirta.ac.id

JPP PAUD UNTIRTA


JPP PAUD UNTIRTA

KETENTUAN PENULISAN JPPPAUD FKIP UNTIRTA

1. Naskah belum pernah dimuat atau dipublikasikan di jurnal cetak atau online
manapun.
2. Naskah diketik menggunakan huruf TNR (Times New Roman) ukuran font
12 pt, spasi 1,5, kertas A4 dengan batas tepi 2cm untuk setiap tepi dan naskah
yang dikirim 10 s.d. 15 halaman.
3. Naskah softcopy dikirim melalui email: jpp.paud@untirta.ac.id
dan naskah hardcopy dikirim ke Sekretariat Jurusan PAUD FKIP Untirta.
4. Naskah yang diterima akan melalui proses peninjauan (review) oleh Tim
Reviewer ahli sebidang. Jika diperlukan, naskah akan melalui proses revisi.
Redaksi berwenang untuk menerima, menolak, dan menyarankan kepada
penulis untuk melakukan perbaikan naskah.
5. Naskah yang dikirim meliputi tulisan tentang kebijakan, penelitian, pemikiran,
kajian, analisis, dan review/teori/konsep/metodologi, resensi buku baru dan
informasi lain yang secara substansi berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia
Dini.
6. Setiap tulisan harus disertai: (a) Abstrak, (b) kata kunci, (c) identitas penga-
rang tanpa gelar akademik, (d) pendahuluan: latar belakang, masalah pene-
litian, tujuan penelitian, (e) kajian teoritik, (f) metode penelitian, (g) hasil
penelitian, (h) pembahasan, (i) kesimpulan, (j) saran, dan (k) daftar pustaka.
7. Struktur hasil penelitian dengan sistematika persentase:
a. Judul idealnya tidak melebihi 12 kata yang menggunakan Bahasa Indonesia,
10 kata yang menggunakan Bahasa Inggris.
b. Identitas penulis (baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: Prodi/
Jurusan/Instansi. Baris ketiga: alamat email dan nomor HP.
c. Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ditulis secara
gamblang, utuh, dan lengkap menggambarkan esensi isi keseluruhan tulisan
dan dibuat dalam satu paragraf.
d. Kata kunci dipilih secara cermat sehingga mampu mencerminkan konsep
yang dikandung artikel terkait untuk membantu peningkatan keteraksesan
artikel yang bersangkutan.
e. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian).
f. Kajian teoritik dan penelitian relevan 15% (teori sesuai variabel, dan hasil
penelitian relevan).
g. Metodologi Penelitian 10% (Rancangan Model, Sampel/Subjek Penelitian,
Tempat dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik
Analisis Data).
h. Simpulan dan Saran 15%.
i. Daftar Pustaka 5%.

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

8. Naskah artikel pemikiran, kebijakan, analisis dengan sistematika persentase:


a. Judul, nama penulis tanpa gelar, abstrak, kata kunci, dan isi.
b. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan).
c. Kajian Teoritik dan Pembahasan 60% (teori sesuai variabel, pembahasan).
d. Simpulan dan Saran 20%.
e. Daftar Pustaka 10%.
9. Naskah resensi buku dengan sistematika persentase:
a. Judul, nama penulis tanpa gelar, abstrak, kata kunci, dan isi.
b. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan).
c. Isi dan Pembahasan 70% (Menginformasikan bagian-bagian penting dari
buku yang diresensi, kelebihan dan kelemahan buku, membandingkan
teori/konsep yang ada dalam buku tersebut dengan teori/konsep dari
sumber-sumber lain).
d. Simpulan dan Rekomendasi 10%.
e. Daftar Pustaka 10%.
10. Tabel/gambar/grafik diberi nomor urut sesuai dengan pemunculannya.
11. Isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.
12. Naskah dicetak dalam format warna hitam putih.

JPP PAUD UNTIRTA


JPP PAUD UNTIRTA

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(JPPPAUD FKIP UNTIRTA)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2017

ISSN: 2355-830X

Terbit dua kali dalam setahun (Mei dan November)


Berisi tulisan ilmiah hasi penelitian dan pengembangan
kajian tentang Pendidikan Anak Usia Dini

DAFTAR ISI

1 IMPLEMENTASI PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI TK


Cucu Atikah, Laily Rosidah, dan Dina Kusuma Wardhani

11 KONTROVERSI ANAK PAUD MENGIKUTI LES MEMBACA SEBAGAI


PERSIAPAN MASUK SEKOLAH DASAR
Fahmi

23 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI


KEGIATAN MEMBENTUK MENGGUNAKAN MEDIA TANAH LIAT DI
KELOMPOK B TK AR-ROFI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok
B TK Ar-Rofi Bantargebang-Bekasi)
Iin Samsiah Nurfajria

33 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 5-6 TAHUN


MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DI TK KELOMPOK B
Ita Apriliyani

45 MENINGKATKAN KETERAMPILAN SAINS ANAK MELALUI


KEGIATAN EKSPLORASI BAHAN ALAM (Penelitian Tindakan pada
Sentra Bahan Alam Kelompok B di TK Az-zahroh Serang-Banten)
Kusniati, Ratih Kusumawardani, dan Kristiana Maryani

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

59 MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6


TAHUN MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI DI PAUD AL-JIHAD
Mujahidatul Mukarromah

71 MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI


KEGIATAN MENCETAK DARI BAHAN ALAM (Penelitian Tindakan
Kelas di PAUD Negeri Pembina Terpadu Pandeglang-Banten)
Vika Arliati

JPP PAUD UNTIRTA


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK


ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENDEKATAN WHOLE
LANGUAGE DI TK KELOMPOK B

Ita Apriliyani
Unversitas Sultan Ageng Tirtayasa
Itaapriliyani59@yahoo.com

ABSTRACT
The ability to listen to children aged 5-6 years in TK Kemala Bhayangkari 4 Kota Serang
is still low, it is less interesting method used in the learning process in the classroom and
more use of learning books for children. This is evidenced by many children who are less
concerned and concentrate in learning activities in the classroom. The research method used
is the research data, data reduction, presentation data, and conclusions are made as many
as two cycles in the first cycle as many as 8 meetings and cycle II as many as 4 times the
meeting. The purpose of this study is expected to increase children’s ability to listen using
Whole Language method in which there are elements of memory, writing, reading and speaking.
Based on the results of the research, the ability to listen to children aged 5-6 years
through the method of intact language with the results of this study on the initial condition of
23% and then in the first cycle increased to 50%, in the second cycle had a significant
increase reached 78% and experienced success in the indicator which already applies. Based
on the results of data that have been obtained it can be concluded that the research
conducted by appasil by applying Whole Language method can improve the ability to listen to
children aged 5-6 years in TK Kemala Bhayangkari 4 Kota Serang.

Keywords: Listening, Full Language; Child

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017 33


Ita Apriliyani

ABST RAK
Kemampuan menyimak anak usia 5-6 tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Kota Serang
masih rendah, hal ini disebabkan kurang menariknya metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas serta lebih menggunakan buku belajar untuk anak. Hal ini terbukti
dengan banyak anak yang kurang memperhatikan dan berkonsentrasi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan kelas
menggunakan analisis data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan yang dilakukan
sebanyak dua siklus pada siklus I sebanyak 8 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 4 kali
pertemuan. Tujuan dari penelitian ini diharapkan anak meningkat dalam kemampuan menyimak
menggunakan metode Whole Language yang didalamnya terdapat unsur mendengar, menulis,
membaca serta berbicara tercapai oleh anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa kemampuan menyimak anak usia 5-
6 tahun melalui metode Whole language dengan hasil penelitian ini diketahui pada kondisi
awal 23% kemudian di siklus I meningkat menjadi 50%, pada siklus II mengalami peningkatan
yang signifikan mencapai 78% dan mengalami keberhasilan pada indikator yang sudah
ditargetkan. Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian yang dilakukan behasil dengan penerapan metode Whole Language dapat
meningkatkan kemampuan menyimak anak usia 5-6 tahun di TK Kemala Bhayangkari 4 Kota
Serang.

Kata kunci: Menyimak; Whole Language, Anak

A. PENDAHULUAN Nomor 21 tahun 2003 tentang sistem


1. Latar Belakang Pendidikan Nasional (SPN) dijelaskan
Anak usia dini merupakan individu bahwa PAUD adalah suatu upaya
yang berbeda, unik, dan memiliki pembinaan yang ditunjukkan kepada
karakteristik tersendiri sesuai dengan anak sejak lahir sampai dengan usia
tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 enam tahun yang dilakukan melalaui
tahun) merupakan masa keemasan pemberian rangsangan pendidikan
(golden age) dimana stimulasi seluruh untuk membantu pertumbuhan dan
aspek perkembangan berperan perkembangan jasmani dan rohani
penting untuk tugas perkembangan agar anak memiliki kesepian dalam
anak usia dini selanjutnya. Masa awal memasuki pendidikan lanjut.
kehidupan anak merupakan masa ter- Pendidikan anak usia dini ini ber-
penting dalam rentang kehidupan se- tujuan untuk mengembangkan po-
orang anak. Pada masa ini pertumbuh- tensi sejak dini, sehingga anak ber-
an otak sedang mengalami perkem- kembang secara wajar. Pendidikan
bangan yang sangat pesat (ekspolasif). pada dasarnya merupakan suatu
Pendidikan anak usia dini menurut proses pengembangan potensi indi-
Undang-Undang Republik Indonesia vidu. Potensi yang dimiliki setiap indi-

34 JPP PAUD UNTIRTA


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

vidu tentu saja berbeda-beda sama whole language orangtua juga me-
halnya dengan perkembangan bahasa rupakan bagian dari sekolah yang
anak. Setiap anak memiliki perkem- harus mengenal sekolah dan kuri-
bangan bahasa yang terdapat dalam kulumnya. Guru bertugas untuk dapat
dirinya. Oleh karena itu, pendidikan di- melakukan komunikasi yang baik
tuntut mau dan mampu memberikan dengan orangtua anak didik mereka.
berbagai stimulasi sesuai potensi per- Mulai dari awal penerimaan murid
kembangan bahasa anak. Kemampu- dan pertemuan berkala berikutnya,
an bahasa dipelajari dan diperoleh sistem komunikasi yang dilakukan
anak usia ini secara alamiah untuk bukan hanya bertemu dalam acara
beradaptasi dengan lingkungannya. pertemuan rutin sekolah tetapi dapat
Whole language merupakan suatu juga dilakukan dengan kunjungan
metode pengajaran perolehan bahasa guru ke rumah.
yang dipraktekkan di kelas atau TK Kemala Bhayangkari 4 Kota
sekolah secara utuh dan menyenang- Serang kegiatan pembelajarannya
kan. Yang mana dalam implementasi- terutama pada anak kelompok B
nya dalam pembelajaran di lakukan banyak diarahkan pada pembelajaran
pengembangan kemampuan ber- untuk mempersiapkan anak masuk
bahasa secara utuh yakni mendengar, pada jenjang sekolah dasar yang me-
berbicara, membaca dan menulis nuntut anak harus bisa membaca dan
tidak dilaksanakan secara terpisah- berhitung. Adanya pemilihan metode
pisah melainkan dilaksanakan ber- pembelajaran yang lebih banyak
sama secara terpadu pada semua menggunakan metode bercerita/ce-
bidang kemampuan di Taman Kanak- ramah dan metode penugasan kurang
kanak. Prinsip whole language adalah memberikan kesempatan pada anak
mengamati cara belajar anak, dimana untuk berinteraksi antara satu dengan
mereka secara aktif mengejar proses yang lainnya dalam mengembangkan
belajarnya sendiri sehingga pengua- kemampuan menyimak dan cende-
saan konsep menjadi lebih mudah dan rung membuat anak cepat merasa
lebih dekat. Anak belajar secara bosan atau jenuh. Anak pun dalam
langsung, alamiah dan diarahkan pada kegiatan pembelajarannya banyak
kenyataan bahasa yang sebenarnya. yang mengobrol, bermain bahkan
Whole language juga dapat men- keluar kelas ketika dalam proses pem-
jawab permasalahan anak dengan belajaran berlangsung sehingga ke-
para orang tua. Sebagaimana diketa- mampuan menyimak anak pun
hui bahwa banyak orang tua yang rendah terutama dalam hal pembel-
melepaskan begitu saja pendidikan ajaran. Didalam kelas pun anak meng-
pada program pendidikan anak usia gunakan lembar kerja untuk proses
dini. Padahal orangtua juga merupa- pembelajarannya yang dimana meng-
kan awal dari segala permasalahan haruskan anak untuk mengisi soal
yang muncul pada anak atau individu yang terdapat dalam lembar kerja ter-
di kemudian hari. Dalam konsep sebut dan dilakukan setiap hari. Guru

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017 35


Ita Apriliyani

pun kurang kreatif dan hamper 50% 3. Manfaat Penelitian


anak tidak melakuan proses pembel- Manfaat dari penelitian ini, antara
ajaran dengan baik sehingga sangat lain sebagai berikut:
mempengaruhi kemampuan menyi- a. Bagi Anak
mak anak yang bisa dikatakan bahwa Membangkitkan dan meningkat-
anak tidak mengikutin proses pembel- kan minat belajar anak, serta dapat
ajaran di dalam kelas tersebut. Dengan membantu kesulitan pada anak
metode Whole Language diharapkan khususnya kemampuan menyimak
anak usia 5-6 tahun kemampuan me- anak dalam mengetahui proses
nyimaknya dapat lebih baik. Karena pembelajaran dan mampu menye-
dengan metode Whole Language anak butkan apa saja yang telah dipel-
bisa mendapatkan pembelajaran yang ajarinya selama dikelas.
didalamnya terdapat membaca, me- b. Bagi Guru
nulis, mendengar dan berbicara men- Diharapkan dapat meningkatkan
jadi satu kesatuan yang utuh dilakukan keterampilan guru dalam mengajar
dalam setiap pertemuan pembelajar- agar bisa lebih kreatif dan inovatif,
an sehingga meningkatkan kemam- sehingga tercipta suasana belajar
puan menyimak anak usia dini. Pene- yang menyenangkan bagi anak.
litian dilakukan di kelompok B TK 3. Bagi Sekolah
Kemala Bhayangkari 4 Kota Serang a. Mampu meningkatkan kerja
dikarenakan anak masih kurang kon- sama guru dan peserta didik
dusif didalam kelas, belum mmpu men- dalam proses pembelajaran.
jawab pertanyaan guru, belum me- b. Sebagai acuan untuk mening-
ngerti inteuksi yang diberikan guru katkan mutu pendidikan ter-
terhadap anak serta masih senang utama dalam upaya memanfaat-
dengan apa yang anak kerjakan kan sarana dan prasarana yang
(senang dengan dunianya sendiri). ada guna menunjang kegiatan
pembelajaran.
2. Tujuan Penelitian 4. Bagi Peneliti
Adapun tujuan penelitian yang Untuk memberikan wawasan dan
dilaksanakan adalah sebagai berikut: pengalaman pribadi terutama dalam
a. Mengetahui proses pembelajaran meningkatkan kemampuan me-
untuk meningkatkan kemampuan nyimak pada anak usia 5-6 tahun
menyimak pada anak usia 5-6 tahun melalui metode whole language di
melalui metode Whole Language di Taman Kanak-kanak.
Taman Kanak-kanak Kemala Bha-
yangkari 4 Kota Serang. B. KAJIAN TEORITIS
b. Mengetahui metode Whole lan- a. Kemampuan Menyimak
guage dapat meningkatan kemam- 1. Pengertian Kemampuan Menyimak
puan menyimak pada anak usia 5- Kemampuan menyimak sebagai
6 tahun di Taman Kanak-kanak Ke- salah satu kemampuan berbahasa
mala Bhayangkari 4 Kota Serang. awal yang harus dikembangkan me-

36 JPP PAUD UNTIRTA


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

merlukan kemampuan reseptif dan dengan kebutuhan mereka untuk


pengalaman anak dimana anak se- bersosialisasi
bagai penyimak secara aktif mem- 3) Mengubah dan mengontrol peri-
proses dan memahami apa yang di- laku maupun sikap pembicara di
dengar (Nurbiana, 2005:4.4). Menyi- mana cara menyampaikan pesan
mak menurut Anderson (Rahayu, akan berdampak pada isi dan
2013:14) menyimak dibatasi sebagai bentuk pesan yang diterima
proses besar mendengarkan, menge- 4) Membantu perkembangan bahasa
nal, serta menginterprestasikan lam- anak, melalui belajar menerima
bang-lambang lisan. menyimak me- informasi dan mendapatkan pe-
miliki kandungan makna yang lebih ngalaman baru
spesifik bila dibandingkan dengan 5) Memberikan pengalaman pada
mendengar dan mendengarkan. Pe- anak untuk berinteraksi secara
ngertian lain yang dikemukakan oleh langsung dengan orang lain
Pandji (Susilowati, 2012:13). Sabarti
(Dhieni, 2006:4.7) berpendapat bahwa 3. Tujuan Menyimak
menyimak adalah proses mencakup Menurut Sutari, Mulyono, dan
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, Sukandi (1997: 22-26), tujuan menyi-
mengidentifikasi, menginterpretasi, mak dapat dibagi sebagai berikut:
menilai, dan mereaksi atas makna yang a) Mendapatkan fakta
terkandung di dalamnya. b) Menganalisis fakta
c) Mengevaluasi fakta
2. Fungsi Menyimak d) Mendapatkan inspirasi
Menurut Hunt dalam Tarigan e) Mendapatkan hiburan
(1986:55) dalam Nurbian (2005:4.7)
funsi menyimak adalah: 4. Jenis-jenis Menyimak
a) Memperoleh informasi Menyimak ada berbagai macam
b) Membuat hubungan antar pribadi jenis, namun beberapa jenis tersebut
lebih efektif dibedakan berdasarkan kriteria ter-
c) Agar dapat memberikan respon tentu, yakni berdasarkan sumber
yang positif suara, berdasarkan bahan simak dan
d) mengumpulkan data agar dapat berdasarkan pada titik pandang aktivi-
membuat keputusan yang masuk tas menyimak (Retno, 2010), sebagai
akal berikut:
Secara spesifik Bromley (Dhieni, a) Berdasarkan Sumber Suara
2007:3.21) menjelaskan fungsi Berdasarkan sumber suara yang
menyimak bagi anak yaitu: disimak, dikenal dua jenis nama pe-
1) Memberikan kesempatan pada nyimak, yaitu intrapersonal listening
anak untuk mengapresiasi dan me- (menyimak intra pribadi) dan inter-
nikmati lingkungan sekitar mereka personal listening (menyimak antar
2) Membantu anak untuk memahami pribadi). Sumber suara yang disimak
keinginan dan kebutuhan mereka dapat berasal dari diri kita sendiri.

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017 37


Ita Apriliyani

b) Berdasarkan Cara Menyimak 7. Aspek- aspek Menyimak


Berdasarkan cara menyimak, di- Seperti ditegaskan oleh Suyono
bagi menjadi dua ragam, yakni menyi- dan Kamijan (2002: 17-20), bahwa
makintensif dan menyimak ekstensif. aspek-aspek yang perlu diperhatikan
1) Menyimak Intensif dalam keterampilan menyimak, yaitu:
Menyimak intensif adalah kegiatan a) Penyimak
menyimak dengan penuh perhati- Penyimak yang baik ialah penyimak
an, ketentuan dan ketelitian, yang dapat melakukan kegiatan
sehingga penyimak memahami menyimak dengan intensif.
secara mendalam. b) Pembicara
2) Teknik Ektensif Pembicara ialah orang yang me-
Menyimak ekstensif adalah proses nyampaikan pesan yang berupa
menyimak yang dilakukan dalam informasi yang dibutuhkan oleh
kehidupan sehari-hari, seperti: penyimak.
menyimak radio, televisi, percakap- c) Bahan Simakan
an orang di pasar, pengumuman, Bahan simakan merupakan unsur
dan sebagainya. terpenting dalam komunikasi lisan
terutama dalam menyimak.
5. Teknik Menyimak
Menurut Mustakim (2005: 135- 8. faktor-faktor yang mempengaruhi
140) ada beberapa teknik pembel- keberhasilan menyimak
ajaran menyimak. Teknik tersebut di- Menurut M.E. Suhendar dan Pien
uraikan sebagai berikut: S. (1992: 12-13), faktor-faktor yang
a) Simak-ulang ucap harus diperhatikan untuk dapat
b) Bermain tebak-tebakkan menyimak dengan baik, yaitu:
c) Mengidentifikasi kata kunci a) alat dengar penyimak (pendengar)
d) Mengidentifikasi kalimat topik dan alat bicara si pembicara harus
e) Menjawab pertanyaan baik.
f) Menyelesaikan cerita b) situasi dan lingkungan pembicara
g) Bisik berantai itu harus baik, dengan kata lain
h) Merangkum ekologi bahasa harus baik.
i) Memparafrase c) konsentrasi penyimak kepada
pembicaraan, konsentrasi dalam
6. Tahap-tahap menyimak arti pemusatan pikiran ke arah
Dalam proses menyimak terdapat pikiran pembicaraan.
tahap-tahap (Sabarti Akhadiyah, 1993: d) pengenalan tujuan pembicaraan,
149), yaitu: artinya kita akan lebih mudah me-
a) tahap mendengar nyimak itu, seandainya tujuan pem-
b) tahap memahami bicaraan sudah diketahui sebelum-
c) tahap menginterpretasi nya.
d) tahap pengevaluasi e) pengenalan paragraf atau bagian
e) tahap menanggapi pembicaraan dan pengenalan

38 JPP PAUD UNTIRTA


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

kalimat-kalimat inti pembicaraan. pelajari secara alami, yakni dipelajari


f) kesanggupan menarik kesimpulan secara utuh dan bukan tiap-tiap bagi-
dengan tepat. an dipelajari secara terpisah.
g) penyimak mampu berbahasa Goodman menguraikan tentang
dengan baik, bila didukung dengan teori-teori belajar yang menjadi dasar
kemampuan berbahasa yang m- pendekatan whole language, menyata-
emadai, serta mempunyai intele- kan bahwa pembelajaran bahasa
gensi yang cukup baik akan menjadi mudah ketika dilaksana-
h) faktor latihan yang terus menerus. kan secara utuh, nyata, dan relevan,
i) kemampuan menulis dengan cepat, masuk akal (makes sense), fungsional,
kemampuan mengingat apa yang dikaitkan dengan konteks yang dig-
disimak dan kemampuan menyi- unakan dan ketika siswa memilih
mak dengan baik hal-hal yang di- untuk menggunakannya (Goodman,
simak (daya ingatan), pembawaan, 1986:26).
serta kemampuan berbahasa dan
berpidato si pembicara. 2. Element yang terdapat
dalam kelas Whole language
Metode Whole Language Whole Language bukan benda,
1. Pengertian metode bukan juga sebuah materi. Whole Lan-
Whole Language guage adalah bagaimana cara ber-
Weaver (jurnal Aulina, Choirun pikir anak belajar bahasa, bahasa tulis
Nisak. 2013) menjelaskan bahwa (bahasa formal) dan bahasa oral
whole language bukanlah satu kesatuan (bahasa yang digunakan sehari-
yang statis, akan tetapi suatu filosofi hari). Keterkaitan antara menyimak
yang mengembangkan, sensitif ter- dengan metode Whole Lenguage di
hadap ilmu pengetahuan dan pengerti- mana dalam proses pembelajaran
an yang mendalam. Whole language ini guru akan menggunakan metode itu
berdasarkan pada berbagai macam yang didalamnya terdapat menulis,
pandangan dan disiplin ilmu yang membaca, mendengarkan dan ber-
mengembangkan bahasa dan literasi, bicara untuk meningkatkan menyi-
psikolinguistik dan sosiolinguistik, mak anak yang hasilnya akan terlihat
psikologi kognitif dan perkembangan, apakah anak mampu mengikuti dan
antropologi dan pendidikan. bisa melakukukan pembelajaran
Menurut Eisele (1991) Whole Lan- dikelas dengan menggunakan metode
guage merupakan suatu cara berfikir Whole Language. Dalam meningkat-
untuk mengetahui bagaimana anak- kan kemampuan menyimak guru pun
anak belajar berbahasa baik lisan bisa melakukan pembelajaran dengan
maupun bahasa tulis. Kegiatan whole metode tersebut secara kreatif tidak
language ini meliputi semua proses terpaku pada satu kegiatan saja. Ada
belajar bahasa (mendengar, ber- beberapa yang biasa ditemukan di
bicara, membaca, menulis) semua di- kelas Whole Language.

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017 39


Ita Apriliyani

3. Lingkungan Kelas bantu mengembangkan tanggung


Whole language jawab dan kemandirian. rutinitas
a. Kondisi menelanggami anak ke dan aturan yang ditetapkan oleh
dalam berbahasa yang utuh. guru dan kelas bantuan menjaga
Berjalan ke kelas bahasa secara ke- ketertiban.
seluruhan dan Anda akan melihat f. Kondisi perkiraan - siswa meng-
cetak lingkungan ditempelkan ke ambil risiko dan merasa bebas
dinding, pintu dan furniture. anak untuk bereksperimen ketika
membuat label menandai meja, mereka didorong dan bertepuk
lemari dan pusat pembelajaran. tangan untuk usaha mereka.
b. Kondisi siswa mendemonstrasi - Guru memberikan kegiatan belajar
belajar melalui media. pada berbagai tingkatan sehingga
Media guru dan siswa membaca, semua siswa dapat mengalami ke-
menulis, mendengarkan dan ber- suksesan. Sama bahan disediakan
bicara melalui kegiatan kelas se- untuk mengakomodasi semua
hari-hari. gaya belajar.
c. Kondisi harapan. Siswa diharap- g. Kondisi tanggapan/respon-siswa
kan untuk bekerja dan belajar pada menerima umpan balik positif dan
tingkat perkembangan yang spesifik dari guru dan teman sebaya.
sesuai untuk mereka. Beberapa aspek dari kelas bahasa
Untuk memenuhi berbagai ke- memberikan para siswa dengan
butuhan perkembangan ruangan umpan balik. Meja disusun dalam
ini dilengkapi dengan berbagai kelompok untuk mempromosikan
bahan, kegiatan dan buku. diskusi, kolaborasi dan konferensi.
d. Kondisi siswa bidang tanggung
jawab berbagi tanggung jawab C. METODE PENELITIAN
untuk pembelajaran mereka. 1. Jenis penelitian
Peran guru dalam kelas bahasa se- Metode yang digunakan pada pene-
luruhnya menjadi fasilitator maha- litian ini adalah metode penelitian tin-
siswa yang menganggap banyak dakan (PT) dapat disebut juga action
tanggung jawab yang dulu hanya research. Pada penelitian tindakan ini,
untuk guru. peneliti bekerjasama dengan para pen-
e. Kondisi kerja - siswa secara aktif didik yang ada di Taman Kanak-Kanak
terlibat dalam pembelajaran tujuan. Kemala Bhayangkari 4 Kota Serang dan
Siswa terlibat dalam kelompok berupaya untuk memperbaiki dan
kecil dan masing-masing kegiatan. meningkatkan kemampuan menyimak
Guru terlibat dalam konferensi melalui metode Whole Language.
membaca-menulis atau bergerak
tentang ruang mengamati, ber- 2. Tempat dan waktu penelitian
interaksi dan mengambil catatan. Penelitian ini direncanakan pada
Siswa secara aktif terlibat dalam bulan April tahun 2016 akan dilaku-
kegiatan belajar nyata yang mem- kan di TK Kemala Bhayangkari 4 Kota

40 JPP PAUD UNTIRTA


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

Serang, Jalan K.H Amin Jasuta Kaloran Kemampuan Menyimak Melalui


Brimob Kota Serang-Banten dengan Metode Whole Language
jumlah 25 orang anak yang terdiri Indikator Sub Indikator
dari 14 anak laki-laki dan 11 anak Mendengar Mendengar bunyi apa saja
yang ada disekitar anak,
perempuan yang di fokuskan pada 10 membedakan suara dan
anak di kelompok B TK Kemala memperhatikan ucapan yang
diucapkan oleh guru
Bhayangkari 4 Kota Serang-Banten. Mendengarkan secara fokus
dan memahaminya sesuai
dengan kemampuan bahasa
3. Teknik pengumpulan data anak
Adapun teknik yang digunakan Berbicara Menyebutkan dan
dalam menjaring data tentang pe- menjelaskan apa yang anak
dengar serta lihat
mantauan tindakan yaitu notes, yakni Menulis Menuliskan hasil dari
dengan menggunakan pengamatan mendengar serta melihat
pada objek tertentu
atau observasi. Pengamatan ini dilaku- Membaca Membaca hasil dari
kan secara langsung dengan dibantu mendengar serta melihat
anak lalu disampaikan
menggunakan kamera. kepada guru dan teman-
Sementara data hasil penelitian temannya.
dengan melihat indikator keberhasil-
an tindakan sebagaimana hasil kese-
pakatan antara peneliti dan guru kelas 5. Teknik analisis data
adalah adanya peningkatan. Selain itu Data yang di olah adalah kualitatif
data juga dapat dilihat dari lembar dan kuantitatif, teknik analisis data
hasil observasi sebelum dan sesudah untuk kualitatif menggunakan teori
diberikan tindakan. Milles Hubermain.Analisis data me-
Analisis data dilakukan dengan data rupakan proses berkelanjutan yang
pemantauan tindakan dan data hasil membutuhkan refleksi terus menerus
penelitian. Data pemantauan tindakan terhadap data, mengajukan per-
dengan melihat dari catatan lapangan tanyaan-pertanyaan analisis catatan
selama penelitian berlangsung. singkat sepanjang penelitian. Adapun
langkah-langkah yang perlu ditempuh
4. Instrument penelitian dalam analisis data, antara lain:
Adapun kisi-kisi instrument ke- 1. Reduksi Data
mampuan menyimak melalui metode 2. Penyajian Data
Whole Language sebagai berikut: 3. Kesimpulan/Verifikasi

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017 41


Ita Apriliyani

6. Prosedur penelitian kemampuan menyimak anak rendah.


Data hasil observasi pra penelitian
kemampuan menyimak anak pada ke-
lompok B1 di TK Kemala Bhayangkari
4 Kota Serang disajikan dalam bentuk
grafik berikut ini:
Pra Penelitian
100
90
80

Nilai yang diperoleh


70
60
50
40
23 25 25 23 25 25 21 25 23
30 21
20
10
0
AR AQ CC EF HA MF MR RP SR TA
Responden

2. Pembahasan
D. PEMBAHASAN peningkatan kemampuan menyi-
1. Penyajian Data mak anak usia 5-6 tahun melalui
Deskripsi hasil penelitian metode Whole Language pada ke-
(Pra penelitian) lompok B di TK Kemala Bhayangkari
Sebelum melaksanakan siklus I, 4 Kota Serang-Banten. Dari hasil
peneliti melakukan persiapan pra pe- pemberian tindakan pembelajaran
nelitian yaitu mengadakan observasi dalam meningkatkan kemampuan
langsung terhadap anak dengan ke- menyimak anak melalui metode Whole
mampuan menyimak anak yang Language kelompok B di TK Kemala
rendah pada kelompok B1 yang men- Bhayangkari 4 Kota Serang-Banten
jadi subjek penelitian. Peneliti me- yang dilakukan dengan siklus pertama
laksanakan observasi yang dilakukan menggunakan delapan tindakan dan
pada hari Senin tanggal 14 Desember siklus kedua menggunakan empat
2015. Pelaksanaan observasi ini ber- tindakan dengan rincian:
tujuan untuk mengetahui kemampuan Siklus I:
menyimak anak usia 5-6 tahun melalui 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13 April 2016
metode Whole Language di kelompok Siklus II:
B1 TK Kemala Bhayangkari 4 Kota 14, 15, 18, 19 April 2016
Serang, sebelum adanya tindakan Hasil yang diperoleh pada siklus I
siklus yang akan dilaksanakan pada dengan delapan tindakan, dapat disaji-
tanggal 04 April 2016. kan dalam bentuk grafik berikut ini:
Hasil observasi awal menunjukkan Siklus I
100
bahwa kemampuan menyimak anak 90
80
terdiri dari 10 orang anak rendah
Nilai yang diperoleh

70
60 52
52 52 50 52
50
dengan jumlah 23% dan di skala 50
40
50 48 50 48

belum berkembang. Skala ini menun- 30


20
10
jukan bahwa 10 anak di kelompok B1 0
AR AQ CC FF HA MF MR RP SR TA
Responden

42 JPP PAUD UNTIRTA


VOL. 4 NO. 1 MEI 2017

Data yang diperoleh dari 10 orang metode Whole Language dapat me-
anak menunjukan persentase menca- ningkatkan kemampuan menyimak
pai 50% yang menunjukan bahwa anak usia 5-6 tahun di TK Kemala
kemampuan menyimak anak pada Bhayangkari 4 Kota Serang.
kelompok B1 mengalami peningkat-an
dan berada pada skala mulai berkem- 2. Saran
bang.Hasil yang diperoleh pada siklus a. Bagi anak
II dengan menggunakan empat tin- Sebagai fokus penelitian diharap-
dakan, setelah dipresentasekan nilai kan mampu mengikuti pembelajaran
masing-masing anak dapat disajikan dikelas secara tertib serta mampu
dalam bentuk grafik berikut ini: melakukan pembelajaran dengan baik
Siklus II terutuma menggunakan metode
100
90
81 81
Whole Language untuk meningkatkan
80 77 77 79 81 77
75
kemampuan menyimak anak.
77 75
70
Nilai yang diperoleh

60
50
40
30
20
b. Bagi guru
10
0
Hendaknya dapat memberikan ke-
AR AQ CC EF HA MF
Responden
MR RP SR TA
giatan pembelajaran yang aktif dengan
suasana yang menyenangkan bagi
Berdasarkan analisis data dengan anak, kegiatan pembelajaran anak
persentase kenaikan secara kese- lebih bermakna terutama dalam me-
luruhan diperoleh Pra penelitian se- ningkatkan kemampuan menyimak
besar 23% dengan hasil 50% pada menggunakan metode Whole Language.
akhir siklus I, kenaikan 27% dengan
hasil 78% pada siklus II kenaikan c. Bagi Sekolah
sebesar 51% pada siklus I dan siklus Sebagai bahan masukan dalam
II. mengembangkan proses belajar-
mengajar dengan kegiatan yang
E. SIMPULAN bervariasi khususnya dalam mene-
1. Simpulan rapkan metode Whole language di
Dari uraian diatas, maka dapat di- dalam proses pembelajarannya agar
simpulkan bahwa anak mendapatkan mendengar, berbicara, membaca dan
tindakan dari peneliti pada proses menulis dijadikan satu
pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan menyimak anak melalui d. Bagi peneliti
metode Whole Language yang dilaku- Dapat mengambil pengalaman dan
kan pada tindakan siklus I dan siklus pengetahuan baru dalam menerap-
II dapat dikatakan berkembang kan kegiatan pembelajaran yang me-
sangat baik dengan skor 78% pada nyenangkan melalui metode Whole Lan-
setiap tindakan yang terdapat pada guage dalam meningkatkan kemam-
siklus I dan II pembelajaran melalui puan menyimak anak selanjutnnya.

VOL. 4 NO. 1 MEI 2017 43


Ita Apriliyani

DAFTAR PUSTAKA Sumber Jurnal:


Aulina, Choirun Nisak. (2013). “Pene- Hidayat, Nurul. (2014). “Pendekatan
rapan Metode Whole Language Pembelajaran Bahasa whole lan-
dalam Meningkatkan Kemampuan guage” Jurnal Ilmiah PG-PAUD Raden
Membaca Permulaan Anak TK Intan Lampung, Vol 3, Nomor 3
Kelompok B” PP PAUD Khoirriyah. (2012) “Upaya Peningkat-
Baharudin. (2009). Pendidikan dan an Kemampuan Berbahasa Pada
Psikologi Perkembangan. Yogya- Anak Melalui Pendekatan whole lan-
karta: Ar-ruzz Media guage” Jurnal Ilmiah PG-PAUD
Jamaris, Martin. (2003). “Perkem- Sedap Malam 41 pakusari Jember,
bangan dan Pengembangan Anak Vol 2, Nomor 1
Usia TK, Pedoman bagi Orang tua Meha, Nehru dan Roshonah Adiyati
dan Guru”. Program PAUD, PPS Uni- Fathu. (2014) “Implementasi whole
versitas Negeri Jakarta. language approach sebagai Pe-
Goodman, Ken. (1986). What’s Whole ngembangan Model Pembelajaran
in Whole Language? Porstmouth, Berbahasa Awal Anak usia 5-6
NH: Heinemann Educational Books tahun dl PAUD non formal” Jurnal
Inc., Pendidikan, Volume 15, Nomor 2
Kunandar. (2008). Penelitian Tindak- Mulyati. (2010). “Peningkatan ke-
an Kelas. Jakarta: Pt Raja Grafindo mampuan menyimak anak melalui
Persada permainan pesan berantai di TK
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statis- Taufiq Perguruan Islam Bayur”.
tika. Bandung: Alfabeta Jurnal Pesona Paud Vol.1 No.1
Santoso, Soegeng. (2009). Dasar- Sri, Muryanti. (2013) “ Upaya mening-
dasar Pendidikan TK. Jakarta: Uni- katkan kemampuan menyimak
versitas Terbuka melalui metode bercerita dengan
Sujiono, Yuliani N. (2009). Konsep media gambar pada anak”. IKIP
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Veteran Semarang. Vol. 2 No. 2
Jakarta: PT. Indeks. Upheksa, Ellen. (2014) “Peningkatan
Suyadi. (2014). Teori Pembelajaran Menyimak anak melalui Metode
Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Whole Language pada anak ke-
Rosdakarya. lompok TK Islam Darul Muttaqin
Trianto. (2011). Panduan Lengkap Kecamatan Purworejo Kabupaten
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Purworejo” Jurnal Pendidikan,
Prima Volume 15, Nomor 2

44 JPP PAUD UNTIRTA

Anda mungkin juga menyukai