Anda di halaman 1dari 14

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

56/DIKTI/Kep/2005

Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan

Ida Nuraini

ABSTRACT

Education technology is as important as the education itself. Education technology speaks


more than just supporting devices for learning. It is actually a systematic way of designing,
implementing, and evaluating the total process of learning and teaching in terms of specific
objective. Based on research in human learning and communication, education technology
employs a combination of human and nonhuman resources to bring about more effective
instruction. The main issues of education technology lie on technology capability to deliver
education messages. Some factors need to be addressed: communication obstacles,
kinds of media, new media research for education purposes, institutional support
as well as public policy support.

Kata kunci: teknologi pendidikan, pesan, proses pembelajaran, media, lembaga

1. Pendahuluan terakhir telah terjadi perubahan dan pergeseran-


pergeseran penting dalam teknologi pendidikan/
Salah satu bidang pengetahuan terapan yang pembelajaran. Suparman dalam beberapa artikel
diharapkan semakin banyak memberikan pentingnya (1999a; 1999b), misalnya
konstribusinya terhadap perkembangan mengungkapkan sejumlah perkembangan dalam
pendidikan di tanah air kita ialah bidang Teknologi teknologi pendidikan, yang mencakup adopsi
pendidikan. Kemampuan untuk memanfaatkan berbagai sistem, teknik, dan alat meningkatkan
teknologi modern dalam upaya pengembangan kualitas, efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
pendidikan, tentu saja, sangat tergantung pada Salah satu penekanan pokok dalam konsep
jumlah dan kemampuan para ahli dalam bidang teknologi pendidikan adalah adopsi berbagai
teknologi pendidikan. perangkat teknologi transmisi, mulai dari bentuk
Teknologi baru akan mempunyai implikasi sederhana audio visual, hingga sampai kepada
yang radikal terhadap proses belajar mengajar media pembelajaran multimedia yang sangat
konvensional. Dalam merekonfigurasi bagaimana canggih dewasa ini. Perkembangan-perkembangan
pengajar dan siswa mendapatkan akses ke mutakhir yang menghasilkan “revolusi internet”,
pengetahuan dan informasi, teknologi baru “telepon seluler” dan sebagainya, jelas
menantang konsepsi konvensional mengena mengimplikasikan bahwa pembelajaran kini telah
bahan-bahan belajar mengajar, dan metode serta menembus batas-batas ruang dan waktu. Dengan
pendekatan belajar mengajar (Unesco, 2002). demikian, proses pembelajaran semakin mengalami
Dalam konteks pergeseran paradigma “demokratisasi” dan equity; kini setiap peserta
pembelajaran, sesungguhnya dalam dasawarsa

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 277


didik dan orang tahu tentang “learn how to learn” Teknologi pendidikan secara mendasar
dapat mengakses berbagai sumber informasi dan merupakan aplikasi dari pendekatan sistematik atau
pengetahuan nyaris tanpa batas. Teknologi sistematic approach. Pendekatan tersebut tampak
pendidikan yang benar-benar fungsional haruslah pada tiga aspek utama, yaitu: (1) spesifikasi tujuan-
beyond teknologi pendidikan, suatu formulasi tujuan pendidikan dalam suatu pembelajaran; (2)
substansial yang memuat hal-hal yang lebih makro penentuan metode-netode mengajar/belajar yang
daripada sekadar hal-hal teknis mengenai desain digunakan; (3) penilaian materi pelajaran
instruksional. sehubungan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dampak globalisasi akan memengaruhi segala Pendekatan sistematik pendidikan menerima
aspek dalam kehidupan manusia, termasuk juga siswa sebagai proses belajar dan berkenaan
dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses dengan berbagai metode yang dapat digunakan,
pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan perubahan misalnya pengajaran individual. Dengan
paradigma dalam proses pembelajaran terutama perkembangan teknologi informasi, metode-
tentang konsep bagaimana cara orang belajar dan metode belajar mengajar masa depan akan
bagaimana cara materi ajar itu diberikan. Menyikapi dipengaruhi oleh teknologi baru dan
dampak globalisasi ini perlu adanya pergeseran perkembangan dalam elektronik mikro (Hills,
tentang peran guru yang selama ini dianggap 1982:45).
sebagai sau-satunya sumber belajar, atau orang Ada beberapa definisi dari teknologi
yang paling tahu di sekolah berubah menjadi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli. Salah
hanya sebagai salah satu sumber belajar. Sejalan satunya adalah Fredpercival dan Henry
dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan Ellington(1984) yang mengemukakan definisi
teknologi, khususnya teknologi informasi/ teknologi pendidikan sebagai berikut:
pendidikan/pembelajaran, guru harus lebih (a) The development, application, and evaluation
berperan sebagai fasilitator dengan of system, techniques, and aids to improve the pro-
mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber cess of human learning;(b) The application of sci-
belajar lain, misalnya media pendidikan. entific knowledge about learning, and the condi-
tions of learning, to improve the effectiveness and
2. Pembahasan efficiency of teaching and training….(c) A system-
atic way of designing, implementing, and evaluat-
2.1 Teknologi Pendidikan ing of the total process of learning and teaching in
terms of specific objective, based on research in
Istilah teknologi pendidikan adalah sesuatu human learning and communication, and employ-
yang menunjuk dan berkenaan dengan mekanisme ing a combination of human and non-human re-
pendidikan. Pada November 1964, Skinner sources to bring about more effective instruction.
memberikan ceramah pada Royal Society dengan
judul “The Technology of Teaching” (Skinner: 2.2 Teknologi dalam Pendidikan
1968). Hal ini barangkali merupakan awal mula
daripada teknologi pendidikan (Hamalik, 2000: 16). Teknologi dalam pendidikan mencakup semua
Skinner menggunakannya bukan dalam artian alat yang dapat digunakan untuk menyajikan
mekanistik, melainkan lebih mengacu pada informasi, khususnya yang berkenaan dengan
pemunculan prinsip-prinsip pendidikan belajar pendidikan dan penilaian, seperti: televisi,
berprograma. Prinsip-prinsip tersebut mendasari laboratorium bahasa, dan berbagai media yang
pentingnya siswa sebagai pusat proses belajar diproyeksikan serta komputer. Dapat dikatakan,
mengajar, yang merupakan perubahan proses yang bahwa semua yang tercakup sebagai audiovisual
berorientasi pada guru. Tanggung jawab kemajuan aids dapat digolongkan sebagai teknologi dalam
belajar terletak pada siswa sendiri. Perubahan pendidikan (technology in education) (Hamalik,
inilah yang menitikberatkan munculnya disiplin 2000:18).
ilmu teknologi pendidikan. Bidang alat-alat audio-visual itu sendiri

278 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

merupakan perpaduan antara dua hal yang berbeda yang popular disebut media pembelajaran.
tetapi saling berkaitan, yang disebut dengan Media pada dasarnya adalah suatu
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak pesan.Implikasinya adalah Sangat penting untuk
(software). Perangkat keras berkenaan dengan memahami media apa yang terbaik untuk
peralatan/perlengkapan seperti OHP, proyektor menyampaikan pesan. Individu pada dasarnya
slide, tape recorder, video cassette, monitor memanfaatkan/menggunakan media untuk
televisi, mikro komputer. Perangkat lunak berkaitan memuaskan kebutuhan dan mencapai suatu
dengan berbagai macam hal yang digunakan dalam tujuan. Lundberg & Hulten(1995) menyebutnya
hubungannya dengan peralatan tadi, seperti: sebagai suaru “uses and gratification model”
transparansi, slide, audiotape, rekaman video, dan (model penggunaan dan kepuasan terhadap suatu
program komputer. media), di mana ada lima elemen pada model
Teknologi dalam pendidikan merupakan suatu tersebut, yakni:
aspek yang sangat penting dari teknologi (1) Audiens dianggap berperilaku aktif. Mereka
pendidikan, terutama berkenaan dengan menggunakan media berdasarkan tujuan
penggunaan unit-unit audiovisual aids. Dengan tertentu.
mempergunakan perangkata keras sesuai dengan (2) Dalam proses komunikasi massa, sebagian
perangkat lunak, maka efisiensi dan efektivitas, besar inisiatif dalam mengaitkan pemuasan
serta kualitas pembelajaran dapat diperbaiki atau kebutuhan, pencapaian tujuan, dan pemilihan
ditingkatkan. Hal inilah yang mendasari media yang digunakan, tergantung pada
perkembangan teknologi dalam pendidikan dewasa audiens. Schramm, Lyle & Parker(1995)
ini. Perangkat keras mengandung konotasi menyatakan suatu terminologi “efek” yang
penggunaan teknik engineering seperti optik dan cenderung disalahartikan, karena
elektronik, dan selanjutnya dikembangkan menganggap televisi “melakukan sesuatu”
perangkat lunak berupa materi belajar yang serasi terhadap anak-anak, padalah faktanya adalah
dan berlandaskan pada psikologi dan teori-teori bahwa anak-anaklah yang lebih aktif dalam
belajar, yang pada gilirannya menimbulkan hubungan antara mereka dengan televisi.
pemikian mengenai perlunya desain belajar Anak-anaklah yang menggunakan televisi dan
mengajar, dan pada akhirnya muncul penafsiran bukan sebaliknya.
baru yang disebut dengan teknologi pendidikan. (3) Pada dasarnya, media yang bersaing dengan
hal-hal lain yang dapat dijadikan sarana
2.3 Hakikat Media Pendidikan/
pemuas kebutuhan para audiens. Kebutuhan
Pembelajaran dasar yang dapat di penuhi oleh media
Media pembelajaran pada prinsipnya adalah hanyalah sebagian dari kebutuhan dasar
sebuah proses komunikasi, yakni proses manusia yang lebih luas, dan tingkat kepuasan
penyampaian pesan yang diciptakan melalui suatu yang didapat dengan mengkonsumsi media
kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan juga bervariasi (tidak sama antara seorang
atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. individu dengan lainnya).
Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, (4) Secara metodologis, banyak tujuan dari
keahlian, ide, pengalaman dan sebagainya. penggunaan media yang didapatkan dari
Melalui proses komunikasi, pesan, atau sesama audiens secara individual.
informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. (5) Beberapa studi menunjukkan bahwa kepuasan
Supaya tidak terjadi miss dalam proses komunikasi audiens didapatkan sedikitnya dari tiga
perlu digunakan sarana yang dapat membantu sumber yang berbeda dari suatu media, yakni:
proses komunikasi yang disebut media. Dalam isi media, eksposure yang ditampilkan media,
proses belajar mengajar, media digunakan untuk dan konteks sosial yang menggambarkan
memperlancar arus komunikasi belajar mengajar situasi dari eksposure terhadap media lain yang

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 279


berbeda. yang tadinya berupa visual saja menjadi yang lebih
bersifat interaktif.
Setiap media menawarkan suatu kombinasi
Kalau kita membahas masalah media tentu
yang unik seperti: (a) karakteristik isinya; (b) sifat-
ruang lingkupnya sangat luas. Oleh karena itu, di
sifat khasnya; dan (c) situasi khusus khasnya.
sini masalah media kita batasi ke arah yang relevan
Pemahaman akan kesetaraan media dengan dunia
dengan masalah pembelajaran. Assosiation of Edu-
nyata, menjadi suatu pemahaman yang dapat
cation and Communication Technology (AECT),
dijadikan dasar dalam membuat atau mendesain
yakni sebuah asosiasi yang bergerak di bidang
media untuk keperluan pembelajaran. Kesetaraan
teknologi dan komunikasi di Amerika, membatasi
media itu sendiri harus dilihat dari banyak sudut,
media sebagai segala bentuk dan saluran yang
diantaranya adalah bagaimana suatu gambar
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/
direpresentasikan sebagai simbol dari suatu
Informasi. Sedangkan Briggs (1970) berpendapat
keadaan yang nyata.
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
memahami kesetaraan media ini, yaitu belajar. Contoh konkretnya adalah: buku, film, dan
menggunakan sifat-sifat (attributes) media sebagai kaset. Sementara, menurut Asosiasi Pendidikan
langkah awal studi dengan asumsi bahwa media- Nasional (National Education Assosiation), me-
media yang memiliki kesamaan atribut akan dia adalah bentuk-bentuk komunikasi tercetak
memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang sama, dan maupun audiovisual serta peralatannya. Media
begitu juga sebaliknya, media yang berbeda atribut hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
akan memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dan dibaca. Apapun batasannya, masalah media
berbeda pula; atau, menggunakan struktur dari ini mempunyai persamaan bahwa media adalah
audiens sebagai langkah awal studi, dengan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
anggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang menyalurkan pesan dari komunikator ke komunikan,
berkaitan secara psikologis atau kebutuhan- sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kebutuhan yang mirip secara konseptual akan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa,
dapat dipuaskan oleh media-media yang memiliki sehingga proses belajar terjadi.
kesamaan/kemiripan atribut. Media pembelajaran yang baik akan
Teknologi pendidikan mengimplikasikan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan
penggunaan alat-alat teknologi yang digunakan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong yang
sebagai alat bantu mengajar seperti, televisi, ra- dididik untuk melakukan praktek-praktek yang
dio, maupun film (Wijaya, dkk. 1992). Seringkali benar. Ada beberapa kriteria untuk menilai
peralatan berbasis teknologi dibuat bukan untuk keefektifan sebuah media, dan menurut Hubbard
tujuan pendidikan. Tetapi, guru dapat (1983) ada 9 (sembilan) kriteria, yakni:
memanfaatkan peralatan tersebut untuk membantu (1) Biaya
kegiatan pembelajaran, sehingga guru (2) Fasilitas pendukung
memasukkan alat-alat berbasis teknologi tersebut (3) Kecocokan dengan ukuran kelas
sebagai bagian dari prosedur pengajaran di kelas. (4) Keringkasan
Seels and Richey (1994) menegaskan bahwa (5) Kemampuan untuk diubah
sejalan dengan perkembangan waktu, sekarang ini (6) Waktu dan tenaga penyiapan
banyak muncul desainer media pembelajaran (7) Pengaruh yang ditimbulkan
berbasis teknologi. Mereka menyarankan bahwa (8) Kerumitan
desain untuk membuat media yang mampu (9) Kegunaan
memenuhi kebutuhan terhadap individu, kelompok,
Kriteria di atas untuk media konvensional,
maupun lingkungan. Media bantu pembelajaran
sedangkan untuk media multimedia, menurut
berbasis teknologi telah mengalami perubahan dari

280 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Thorn (1995), ada 6 (enam) kriteria, yakni: komunikasi yang memengaruhi penggunaan alat
(1) Kemudahan navigasi bantu audiovisual, sehingga selain sebagai alat
(2) Kandungan kognisi bantu media juga berfungsi sebagai penyalur
(3) Pengetahuan pesan dan informasi belajar. Kemudian, behavior-
(4) Presentasi Informasi ism theory pada 1960-1965, yang diajarkan BF. Skin-
(5) Integrasi media ner ikut memengaruhi pengguaan media
(6) Fungsi pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk
lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar
Sedangkan media pembelajaran yang
mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah
berkembang pada era milenium ini ada dua, yaitu:
mengubah tingkah laku siswa.
(1) Komputer
Pengaruh-pengaruh terus berkembang, yakni
Pemanfaatan jaringan komputer untuk
pada 1965 – 1970, giliran pendekatan sistem (sys-
pembelajaran interaktif, media ini sangat
tem approach) mulai menampakkan pengaruhnya.
berguna untuk sistem pendidikan jarak jauh
Pendekatan system ini mendorong digunakannya
yang dikenal dengan computer conferencing
media sebagai bagian integral dalam program
system (CCS).
pembelajaran. Program pembelajaran direncanakan
(2) Internet
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa
Internet sangat berguna untuk media
serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku
pembelajaran, terutama di negara-negara maju,
siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
fakta berbicara bahwa media ini sangat efektif
Guru-guru mulai saat itu merumuskan tujuan
dalam proses belajar mengajar baik untuk jarak
pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Dari
dekat maupun jarak jauh. Hal itu karena sifat
sini lahirlah konsep penggunaan multimedia dalam
dan karakteristik internet yang sangat khas,
kegiatan pembelajaran.
sehingga bisa digunakan sebagai media
Ada beberapa faktor yang menjadi
pembelajaran sebagaimana media lain yang
penghambat/penghalang proses komunikasi di
telah digunakan sebelumnya seperti radio, tv,
kelas, yakni:
CD-ROM, dan lain-lain.
(1) Hambatan psikologis, yakni minat, sikap,
2.4 Media Pembelajaran pendapat, kepercayaan, intelegensi,
sebagai Pembawa Pesan pengetahuan. Siswa yang senang terhadap
mata pelajaran, topik serta gurunya tentu lain
Pada dasarnya media hanya sebagai alat bantu
hasil belajarnya dibandingkan dengan yang
mengajar para guru (teaching aids), alat bantu
tidak respek.
yang dipakai adalah alat bantu visual seperti
(2) Hambatan fisik, yakni seperti kelelahan, sakit,
gambar, model, objek, dan sebagainya, yang dapat
keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh.
memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar
Oleh karena itu, kita jangan terlalu banyak
serta mempertinggi retensi belajar siswa. Dengan
mengharap dari siswa yang sedang sakit,
masuknya pengaruh teknologi di abad ke-20, alat
karena pesan-pesan yang diberikan akan
visual dilengkapi dengan digunakannya alat au-
terhambat, atau siswa sehat sekalipun untuk
dio yakni audiovisual aids (AVA). Adapun
mengamati kehidupan binatang satu sel
peralatannya sangat beragam yang dapat
dengan mata telanjang.
digunakan guru menyampaikan pesan ajaran
(3) Hambatan kultur, yakni seperti perbedaan
kepada siswa melalui penglihatan dan
adat istiadat, norma-norma sosial,
pendengaran untuk menghindari verbalisme yang
kepercayaan, dan nilai-nilai panutan.
masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat
Perbedaan adat istiadat, norma sosial dan
bantu visualnya saja.
kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi
Pada akhir 1950, ada pergeseran teori dalam
sumber salah paham.
proses belajar mengajar, yakni pengaruh teori

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 281


(4) Hambatan lingkungan, yakni hambatan yang dengan model, diagram dan lain-lain.
ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan (3) Dengan menggunakan media pembelajaran
sekitar. Proses belajar mengajar di tempat yang secara tepat dan bervariasi maka sikap pasif
tenang, sejuk, dan nyaman, tentu akan lain peserta didik dapat diatasi. Dalam hal ini me-
dengan proses yang dilakukan di kelas yang dia pembelajaran berguna untuk:
bising, panas, dan berjubel. (a) Menimbulkan kegairahan belajar
(b) Memungkinkan interaksi yang lebih
Oleh karena adanya berbagai jenis hambatan
langsung antara siswa dengan
tersebut, baik dari dalam diri guru maupun siswa,
lingkungan dan kenyataan.
baik sewaktu meng-encode (proses penuangan
(c) Memungkinkan siswa belajar sendiri-
pesan kedalam simbol-simbol komunikasi) pesan
sendiri menurut kemampuan dan
maupun men-decode-nya (proses penafsiran
minatnya.
simbol-simbol komunikasi yang mengandung
(4) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa,
pesan-pesan), proses komunikasi belajar mengajar
ditambah lagi dengan lingkungan yang
sering berlangsung tidak efektif dan efisien. Oleh
berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
karenanya, melalui media pembelajaran dapat
pendidikan ditentukan sama untuk setiap
menjadi salah satu sumber belajar yang dapat
siswa, maka guru akan banyak mengalami
menyalurkan pesan, sehingga dapat membantu
kesulitan bilamana semuanya harus diatasi
mengatasi hal tersebut.
sendiri. Apalagi latar belakang lingkungan
2.5 Kegunaan Media Pembelajaran guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini
dapat diatasi dengan media pembelajaran
Secara umum, kegunaan media pembelajaran
yaitu:
dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
(a) Memberikan perangsang yang sama
berikut:
(b) Mempersamakan pengalaman
(1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak
(c) Menimbulkan persepsi yang sama
bersifat verbalisme, baik dalam bentuk kata-
Untuk itu dalam proses belajar mengajar agar
kata tertulis atau lisan.
efektif, efisien, dan berkualitas, idealnya perlu
(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
memperhatikan media pembelajaran. Selain itu,
daya indera sebagai:
media pembelajaran juga memiliki nilai praktis dan
(a) Objek yang terlalu besar – bisa digantikan
kegunaan yang amat besar dalam proses belajar
dengan realita, gambar, film bingkai, film
mengajar.
atau model.
(b) Objek yang kecil- dibantu dengan 2.6 Media Audio Visual
proyektor mikro, film bingkai, film atau
Media pendidikan erat kaitannya dengan
gambar
pemberdayaan teknologi dalam pendidikan, dan
(c) Gerak yang terlalu lambat atau cepat,
teknologi pendidikan. Dalam studi teknologi
dapat dibantu dengan timelapse atau
pendidikan, ada perbedaan gradual antara alat au-
highspeed photography)
diovisual (audiovisual aids) dan media audiovi-
(d) Kejadian atau peristiwa yang terdapat di
sual (audiovisual media). Hills (1982) dalam
masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
Hamalik (2002: 18) mengungkapkan sebagai
rekaman fim, video, film bingkai, foto,
berikut:
maupun secara verbal.
Audio Visual Aids (AVA) adalah alat-alat yang
(e) Objek terlalu kompleks (mesin-mesin)
menggunakan penginderaan penglihatan dan
dapat disajikan dengan model, diagram,
pendengaran. Suatu pelatihan yang menggunakan
dan lain-lain.
alat melalui kedua sensoris untuk menerima input
(f) Konsep terlalu luas (gunung berapi,
dapat mencapai tingkat efektivitas yang tinggi.
gempa bumi, iklim dll) dapati disajikan

282 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Alat-alat yang termasuk pada AVA meliputi: Sound Bahan informasi tersusun dalam satu unit yang
film, Filmstrip, tape/slide, siaran televisi, CCTV, dan dibagi-bagi menjadi perangkat slide yang
rekaman video. Perkembangan terakhir ialah mulai disusun secara sistematis, dan disajikan
dipergunakannya mikroprosessor dalam secara berurutan. Slide satu dengan yang
pembelajaran (multimedia) misalnya pembelajaran lainnya terlepas-lepas dan tidak bersuara.
berbasis komputer (CAI) dan pelatihan berbasis Bentuk komunikasi ini lebih efektif bila disertai
komputer (CBT). dengan pennjelasan lisan atau dibarengi
Media audiovisual pada hakikatnya adalah dengan rekaman yang telah disiapkan untuk
suatu representasi (penyajian kembali) realitas, menunjang sajian melalui slide tersebut.
terutama melalui penginderaan penglihatan dan (3) Filmstrip
pendengaran yang bertujuan untuk Satuan informasi dalam media ini disajikan
mempertunjukkan pengalaman-pengalaman secara berkesinambungan, tidak terlepas-lepas,
pendidikan yang nyata kepada siswa. Cara ini tapi sebagai satu unit bahan yang utuh. Me-
dianggap lebih tepat, cepat, dan mudah dia ini tidak bersuara, dan karenanya perlu
dibandingkan dengan hanya melalui pembicaraan, dibantu dan dilengkapi dengan penjelasan
pemikiran, dan cerita mengenai pengalaman verbal atau dikombinasikan dengan penjelasan
pendidikan. melalui rekaman.
Dengan demikian, media pendidikan (4) Rekaman
berfungsi ganda, yakni sebagai pembawa atau Semua bahan informasi dirancang dan direkam
penyalur pesan/informasi dan sebagai unsur secara lengkap. Audiens mengikuti sajian
penunjang proses pembelajaran (Hamalik, 2000: sebagaimana halnya mengikuti ceramah:
20). mencatat hal-hal yang dianggap perlu, menulis
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
2.7 Jenis-Jenis Media Audio Visual
dengan hal-hal yang belum jelas. Media ini
Teknologi dalam pendidikan pada dasarnya bersifat satu arah dan dapat digunakan untuk
mendayagunakan media audio visual elektronik membantu media lainnya, misalnya siaran ra-
sebagai media komunikasi, untuk menyampaikan dio.
pesan-pesan pendidikan kepada para peserta didik. (5) Siaran Radio
Pendayagunaan media tersebut dapat secara Program siaran radio dapat dipergunakan
sendiri ataupun kombinasi beberapa media. dalam rangka pembelajaran jarak jauh. Siaran
Keterlibatan pendidik dalam komunikasi ini dapat menggunakan rekaman atau
bergantung pada jenis media yang digunakan, jenis komunikator. Si pembicara mengajukan
informasi yang disampaikan; metode komunikasi informasi/pembelajaran dalam siaran langsung.
yang dilaksanakan; pemanfaatan waktu dan tempat Rekaman dan program radio menitikberatkan
secara tepat, serta kemampuan komunikator/ pada pendayagunaan segi pendengaran (au-
pendidikan yang bersangkutan. dio), segi visual diabaikan dan komunikasi
Jenis-jenis media audio visual yang dimaksud berlangsung satu arah.
adalah sebagai berikut: (6) Film
(1) Transparansi Media film mengkombinasikan media audiovi-
Beberapa jenis informasi (bagian-bagian sual dan media audio. Suatu rangkaian cerita
penting) ditulis pada lembaran transparansi yang disajikan dalam bentuk gambar pada layar
tersebut dan disajikan melalui bantuan OHP. putih disertai suara dan gerakan-gerakan dari
Proses komunikasi kepada audiens disertai para pelakunya. Keseluruhan bahan informasi
dengan penjelasan secara lengkap dan disajikan lebih menarik dengan nada dan gaya
menyeluruh. serta tata warna, sehingga sajiannya lebih
(2) Slide merangsang minat dan perhatian penonton

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 283


atau penerima pesan. memungkinkan terjadinya komunikasi
(7) Televisi dua arah antara individu dan komputer.
Program siapan televisi lebih unggul (b) Menyimpan bahan informasi dalam alat
dibandingkan dengan siaran radio dan film, penyimpan pada komputer, yang pada
bahkan kedua media tersebut sekaligus waktu tertentu dapat diungkapkan
digunakan dalam program siaran TV. Wilayah kembali dan dipelajari.
jangkauannya lebih luas, lebih bervariasi dan (c) Belajar bahasa komputer yang memiliki
menarik, dapat dirancang secara khusus atau ciri khas.
melalui siaran langsung. Program siaran (d) Belajar dengan bantuan tutor dalam
memuat banyak informasi karena adanya siaran prosedur belajar komputerisasi.
lainnya. Sistem komunikasi berlangsung satu Bentuk-bentuk komunikasi/pembelajaran
arah, peningkatan efektivitasnya perlu dengan media elektronik tersebut merupakan
diupayakan dengan bantuan komunikasi alternatif yang dapat dilakukan, Namur masing-
langsung. masing media memiliki kelemahannya.
(8) Video tape atau Video cassete
2.8 Internet sebagai Media Pembelajaran
Media ini hampir sama dengan rekaman (re-
cording), yakni meliputi rekaman gambar. Penggunaan Internet untuk keperluan
Rekaman diputar ulang dan tampak gambar film pendidikan yang semakin meluas, terutama di
yang berkombinasi dengan suara. Media ini negara-negara maju, merupakan fakta yang
hampir sama dengan film biasa, lebih menunjukkan bahwa dengan media ini memang
sederhana, dan lebih praktis. Keunggulan dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar
yang dimiliki oleh rekaman, radio, film, dan mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena
televisi juga dimiliki media ini. dengan sifat dan karakteristik internet yang cukup
(9) Laboratorium khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai
Pembelajaran melalui laboratorium juga media pembelajaran sebagaimana media lain telah
menggunakan rekaman, baik rekaman (suara) dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi,
maupun rekaman video cassete dalam suasana CD-ROM interaktif, dan lain-lain.
laboratorio. Antara komunikator dengan Sebagai media yang diharapkan akan menjadi
audiens dapat berkomunikasi dua arah. Model bagian dari suatu proses belajar mengajar di
laboratorio, ahli laboratorium bahasa dan sekolah, internet harus mampu memberikan
laboratorium pengajaran mikro. dukungan bagi terselenggaranya proses
(10) Komputer komunikasi interaktif antara guru dengan siswa
Penggunaan komputer dalam komunikasi sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu
pembelajaran pada prinsipnya sama dengan kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu
computerized instruction atau CAI. didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan
Kemampuannya menerima informasi, dengan strategi pembelajaran yang akan
menyimpan, dan mengolah, serta dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara
memproduksinya dalam jumlah yang banyak sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan
dan dalam jangka waktu yang sama, serta komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa
setiap saat dapat digunakan dan dapat mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa
menggandakan informasi dalam jumlah tak dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan
terbatas, merupakan suatu media yang sangat dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut
canggih. Adapun teknik penggunaannya (Boettcher 1999).
dalam bentuk: Strategi pembelajaran yang meliputi
(a) Belajar mandiri berdasarkan bahan yang pengajaran, diskusi, membaca, penugasan,
telah direkam dalam alat khusus, yang presentasi, dan evaluasi, secara umum

284 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih karakteristik yang khas, yaitu: (1) sebagai media
dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai interpersonal dan juga sebagai media massa yang
berikut (Boettcher 1999): memungkinkan terjadinya komunikasi one to one
(1) Dialog/komunikasi antara guru dengan siswa maupun one to many; (2) memiliki sifat interaktif;
(2) Dialog/komunikasi antara siswa dengan dan (3) memungkinkan terjadinya komunikasi
sumber belajar secara sinkron (syncronous) dan maupun tertunda
(3) Dialog/komunikasi di antara siswa (asyncronous), sehingga memungkinkan
Apabila ketiga aspek tersebut bisa terselenggaranya ketiga jenis dialog/komunikasi
diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, yang merupakan syarat terselenggaranya suatu
maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran proses belajar mengajar.
yang optimal. Para pakar pendidikan menyatakan
2.8.1 Kondisi yang Diperlukan
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari
pembelajaran sangat ditentukan oleh Sebagai dasar untuk memanfaatkan internet
keseimbangan antara ketiga aspek tersebut. sebagai media pembelajaran dalam setting sekolah,
(Pelikan, 1992). Kemudian, dinyatakan pula bahwa ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
perancangan suatu pembelajaran dengan dan penanganan yang serius agar
mengutamakan keseimbangan antara ketiga dia- pennyelenggaraan pemanfaatan internet untuk
log/komunikasi tersebut sangat penting pada pembelajaran bisa berhasil, yaitu:
lingkungan pembelajaran berbasis Web (Bottcher, (1) Faktor lingkungan, yang meliputi institusi
1999). penyelenggara pendidikan dan masyarakat.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, (2) Siswa atau peserta didik meliputi usia, latar
apakah internet mampu memenuhi ketiga belakang, budaya, penguasaan bahasa dan
persyaratan tersebut ? Sebagaimana telah dibahas berbagai gaya belajarnya.
secara sepintas di bagian depan, sesungguhnya (3) Guru atau pendidik meliputi latar belakang,
internet merupakan media yang bersifat multirupa. usia, gaya mengajar, pengalaman, dan
Pada satu sisi, internet bisa digunakan untuk personalitinya.
berkomunikasi secara interpersonal, misalnya (4) Faktor teknologi meliputi komputer, perangkat
dengan menggunakan e-mail dan chat sebagai lunak, jaringan, koneksi ke internet, dan
sarana berkomunikasi antarpribadi (one to one berbagai kemampuan yang dibutuhkan yang
communications); di sisi lain, dengan e-mail, pun berkaitan dengan penerapan internet di
pengguna bisa melakukan komunikasi dengan lingkungan sekolah.
lebih dari satu orang atau sekelompok pengguna 2.8.2 Institusi
yang lain (one to many communications). Bahkan,
sebagaimana telah disinggung di bagian depan, Peranan institusi yang diwujudkan dalam
internet juga memiliki kemampuan memfasilitasi bentuk kebijakan dan komitmen, sangat
kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok menentukan terselenggaranya pemanfaatan
orang. Di samping itu, dengan kemampuannya internet untuk pendidikan dalam lingkungan
untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka sekolah. Institusi yang paling pertama, yang
(teleconference), memungkinkan penngguna dituntut untuk memiliki komitmen dalam
internet bisa berkomunikasi secara audiovisual, pendayagunaan internet untuk pembelajaran tentu
sehingga dimungkinkan terselenggaranya saja adalah sekolah. Hal ini terutama berkaitan
komunikasi verbal maupun nonverbal secara real dengan penggunaan teknologi tinggi yang
time. menyangkut keharusan menyediakan sejumlah
Dengan demikian terlihat bahwa secara nyata dana untuk penyediaan peralatan (komputer dan
internet memang akan bisa digunakan dalam set- kelengkapannya), jaringan, line telepon (koneksi
ting pembelajaran di sekolah, karena memiliki ke ISP), biaya berlangganan ke internet service

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 285


provider (ISP), biaya penggunaan telepon, dan semua anggotanya (orang tua, kakak/adik)
sebagainya. menggunakan internet, dan hanya 5,7% dari
Kesulitan tidak hanya untuk investasi keluarga yang sama sekali tidak menggunakan
peralatan ataupun infrastrukturnya, tetapi juga internet. Kemudian, selain keluarga, lingkungan
pada masalah biaya perawatan dan biaya paling dekat lainnya yang sangat mempengaruhi
operasional, yang harus dikeluarkan agar sistem siswa dalam menggunakan internet ialah teman
terus bisa berfungsi. Belum lagi kesulitan untuk sebaya (peer group).
menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki Pengaruh lingkungan ini bahkan lebih besar
kompetensi untuk mengelola sistem, baik sistem dari lingkungan keluarga, sebagaimana didapatkan
pembelajaran melalui internet maupun sistem dari hasil penelitian Hardjito (2001) yang
pengelolaan fasilitas (perangkat keras, jaringan dan menunjukkan bahwa dari temanlah mereka pertama
sofware management). Peranan institusi lain yang kali belajar internet, mengajari internet secara lebih
tidak kalah pentingnya ialah dalam memberikan mendalam dan mendapatkan dorongan untuk
kesadaran, baik terhadap guru maupun siswa menggunakan internet. Oleh karena itu, lingkungan
tentang teknologi komunikasi dan informasi siswa ini juga dipersiapkan dan disentuh agar
terutama potensi internet sebagai media tercipta suasana yang kondusif, yang mampu
pembelajaran. memberikan dukungan terhadap siswa dalam
Kemudian, dilanjutkan pemberian memanfaatkan internet untuk pendidikan.
pengetahuan mengenai prosedur dan tatacara
2.8.4 Guru
memanfaatkan internet, melalui berbagai kegiatan
dan pelatihan yang terus menerus, sehingga secara Peranan guru tak kalah menentukannya
tidak langsung akan tercipta lingkungan yang akrab terhadap keberhasilan pemanfaatan internet di
teknologi. Dengan demikian, terlihat bahwa hal sekolah. Dari berbagai pengalaman, menunjukkan
yang paling mendasar dalam penerapan internet bahwa inisiatif pemanfaatan internet di sekolah
di sekolah adalah tekad, kesiapan, dan justru banyak yang datang dari guru-guru yang
kesungguhan institusi yang diwujudkan dengan memiliki kesadaran lebih awal tentang potensi
suatu kebijakan yang menyeluruh, meliputi internet guna menunjang proses belajar mengajar.
kebijakan berubahnya metode pengajaran, Keberhasilan pembelajaran berbasis internet ini
kebijakan mengenai manajemen dan prosedur, secara signifikan ditentukan oleh karakteristik guru-
kebijakan mengakses internet dan lain-lain. Karena guru yang akan dilibatkan dalam pemanfaatan
semua itu merupakan kunci utama keberhasilah internet. Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal
pendayagunaan internet untuk pembelajaran di sebagai berikut:
lingkungan sekolah. (1) Guru perlu diberikan pemahaman berbagai
keuntungan, termasuk kelebihan dan
2.8.3 Masyarakat
kelemahan penggunaan internet untuk
Lingkungan yang perlu mendapat perhatian pembelajaran, sehingga mereka memiliki
ialah lingkungan keluarga siswa. Karena dari motivasi dan komitmen yang cukup tinggi.
lingkungan keluargalah diharapkan munculnya (2) Guru, baik nantinya dia akan berperan sebagai
dukungan yang mampu memberikan dorongan pengembang dan pengguna maupun yang
untuk memotivasi siswa dalam memanfaatkan diproyeksikan sebagai pengelola sistem
internet untuk keperluan pendidikan. Hardjito pembelajaran berbasis internet, harus dibekali
(2001) dalam penelitiannya terhadap 210 siswa dengan kesadaran, wawasan, pengetahuan,
SMU dan SMK di DKI Jakarta yang secara rutin dan keterampilan tentang internet.
mengakses internet, menemukan bahwa siswa (3) Guru yang akan dilibatkan dalam
yang rajin mengakses internet sebagian besar pengembangan dan pemanfaatan internet
(55,7%) datang dari lingkungan keluarga yang untuk pembelajaran hendaknya memiliki

286 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

pengalaman dan kemampuan mengajar yang ini sesungguhnya juga bisa diterapkan dalam
cukup. semua bidang kegiatan termasuk dalam bidang
(4) Jumlah guru yang akan dilibatkan dalam pendidikan. Konsep ini mulai berkembang setelah
pengembangan dan pemanfaatan internet Wendell Smith (1956) menjelaskan bahwa
untuk pembelajaran, hendaknya disesuaikan konsumen pada dasarnya berbeda, sehingga
dengan kebutuhan dan dilakukan secara dibutuhkan program-program pemasaran yang
bertahap. berbeda-beda pula untuk menjangkaunya.
(5) Guru harus memiliki komitmen dan keseriusan Pendapat tersebut kemudian diperkuat oleh
dalam menangani pengembangan dan Frederick Winter (1977) yang menyatakan bahwa
pemanfaatan internet untuk pembelajaran. konsep average consumer untuk kepentingan
(6) Tetap menjaga gaya mengajar tiap-tiap guru, praktis – sudah harus dihapuskan dari kamus
karena hal itu akan dicerminkan dalam cara manajemen pemasaran (Kasali, 1999). Segmentasi
pembelajaran mereka kelak di sistem adalah hal yang wajib ditempuh dalam suatu proses
pembelajaran dengan internet. pemasaran baik komersial maupun sosial, karena
dengan demikian kita bisa memberikan pelayanan
2.8.5 Siswa
sebaik-baiknya pada masing-masing segmen dan
Pemahaman tentang audiens bisa didapat memberikan kepuasan orang-orang di dalam
melalui analisis dengan menggunakan data segmen tersebut (Kasali, 1999).
demografi maupun psikografi, antara lain, dengan Hal tersebut juga sejalan dengan teori
menguji perbedaan-perbedaan karakteristik, sikap teknologi pembelajaran di mana keberhasilan
dan perilaku audiens. Pemilahan atau tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh
pengelompokan diperlukan dalam kaitannya untuk mana kita mengenali sasaran ddik kita. Bila pendidik
bisa membuat suatu pendekatan atau strategi menganggap siswa mereka sebagai manusia (hu-
pendayagunaan internet lebih tepat sasaran, man being), dengan segala hak-hak dan
mengingat bahwa sasaran didik tersegmen dalam perbedaan-perbedaan motivasinya, maka ia akan
kelompok sekolah-sekolah yang berbeda. menganggap bahwa murid adalah merupakan
Pemahaman tentang perbedaan-perbedaan motif bagian atau subyek dari suatu proses belajar
penggunaan internet berdasarkan aspek demografi mengajar (Heinich, 1996).
dan psikografi tersebut, menjadi penting agar Segmentasi menjadi sangat penting, karena
pengembangan program pendidikan dengan sebagaimana yang disampaikan oleh Renald Kasali
mendyaagunakan internet bisa lebih menyentuh (1999) dalam bukunya Membidik Pasar Indone-
kondisi riil sasaran. sia, Segmentasi Targeting dan Positioning, lebih
Kalau kita mau jujur, sesungguhnya sasaran dari 60% kegagalan bisnis disebabkan oleh
didik terkelompok dalam segmen-segmen tertentu gagalnya pengusaha mendefinisikan pasar yang
yang menghendaki adanya perlakuan yang dituju dan lebih dari 60% kegagalan kampanye
berbeda pula. Sehingga dalam menerapkan sosial dan politik disebabkan tidak dipahaminya
pendayagunaan internet di sekolah akan lebih baik segmen pasar yang dituju.
apabila melakukan segmentasi secara lebih Dengan mengacu pada hal-hal tersebut, maka
homogen baik ditinjau dari aspek demografi sistem pembelajaran dengan mendayagunakan
maupun psikografi. internet yang akan dikembangkan hendaknya
Walaupun sesungguhnya pendekatan memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan
segmentasi ini lebih dikenal dalam konsep karakteristik dan segmen sasaran didik. Atau
pemasaran yang menghendaki diketahuinya dengan kata lain, perlu dikembangkan suatu sistem
kelompok-kelompok sasaran dengan jelas melalui pembelajaran yang paling sesua dengan segmen-
pendekatan segmentasi pasar, namun pendekatan segmen sasaran didik yang dibidik.

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 287


2.8.6 Teknologi topologi Bus, topologi Ring, dan topologi Star
atau Hub. Sedangkan untuk mengembangkan,
Untuk terselenggaranya karena kegiatan
mengoperasikan dan merawat infrastruktur
pembelajaran dengan dukungan internet, maka
tersebut perlu diperhatikan empat aspek dari
setelah ketiga unsur di depan dipenuhi dengan
faktor teknologi, yaitu client (software dan hard-
kondisi sebagaimana telah diuraikan, maka faktor
ware), server (software dan hardware), mode
teknologi merupakan suatu hal yang juga mutlak
distribusi dan dukungan teknik (McCormack,
harus tersedia dan harus memenuhi standar mini-
1998).
mal yang dipersyaratkan, baik yang berkaitan
dengan peralatan, infrastruktur, pengoperasian
dan perawatannya. 3. Kesimpulan
Idealnya, dalam pemanfaatan internet untuk Seringkali kita memilih teknologi ataupun me-
pembelajaran di sekolah, harus tersedia sejumlah dia audiovisual yang akan dipergunakan untuk
komputer yang bisa mengakses internet. Akan keperluan proses pembelajaran tanpa bertanya
lebih baik lagi kalau komputr-komputer yang kepada diri sendiri, cara terbaik yang manakah
tersambung ke internet tersebut diletakkan di untuk mengomunikasikannya kepada peserta
ruang khusus seperti ruang lab komputer ataupun didik kita. Sebenarnya, variasi media audio visual
di ruangan-ruangan lain yang dianggap strategis. merupakan salah satu pilihan yang kita miliki
Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan untuk mengantisipasi berbagai macam perbedaan
kem udahan bagi guru dan si swa da lam gaya kognitif peserta didik kita. Masing-masing
mengakses internet. cara tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan.
Cara yang paling efektif dan efisien untuk Misalnya, kita ambil sala h sat u cont oh,
menghubungkan sejumlah komputer ke internet pengembangan program pembelajaran dengan
adalah dengan membangun jaringan lokal (Local menggunakan fasilitas internet mempunyai
Area Network/LAN). Dengan adanya jaringan kelebihan biayanya sangat murah dibanding yang
maka hanya diperlukan satu sambungan saja ke lain, namun memiliki kekurangan, yaitu lebih sulit
internet yang bisa dipergunakan secara bersama- mengelolanya karena sifatnya yang tidak
sama oleh komputer yang tergabung dalam terintegrasi. Sedangkan dengan menggunakan
jaringan tersebut. Satu hal yang paling penting Web-Course Tools atau pengembangan secara
dari jaringan dan koneksi ke internet untuk Tailor made biayanya jauh lebih mahal, namun
keperluan pembelajaran, ialah keandalannya agar mem iliki keun tunga n mudah da lam
bisa dipergunakan setiap saat selama 24 jam pengembangan dan pengelolaannya, lebih power
dengan tingkat gangguan ataupun kegagalan full, dan sesuai dengan kebutuhan.
yang sangat minimal. Cara mana yang akan dipilih, tentunya
Jaringan yang umum dipergunakan ialah kembali kepada pertimbangan berdasarkan kajian
model ja rin gan cl ie nt/ serve r. Model i ni terhadap berbagai hal seperti yang telah dibahas
memisahkan secara jelas, komputer mana yang di bagian depan . Namun pada dasar nya
memberikan layanan (server) dan komputer- mendayagunakan berbagai macam media (audio-
komputer mana yang mendapat layanan (client). visual, internet) untuk mendukung peningkatan
Agar server dan client bisa berkomunikasi kualitas pendidikan adalah hal yang sangat
diperlukan server program/software dan client dignifikan untuk segera dilaksanakan secara luas
program/ soft ware . Da ri si si car a di institusi-institusi penyelenggara pendidikan di
menghubungkan server dengan client, ada tiga Indonesia.
pilihan topologi yang bisa digunakan, yaitu

288 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Daftar Pustaka Kasali, Rhenald. 1999. Membidik Pasar Indonesia,


Segmentasi, Targeting dan Positioning.
Boettcher, Judith V. 1999. Faculty Guide for Mov- Cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka
ing Teaching and Learning to the Web. Utama.
USA: League for Innovation in the Commu- McCormack, Colin. 1998. Building a Web-Based
nity College. Education System. Canada: Willey Com-
Hamalik, Oemar. 2000. Teknologi Dalam puter Publishing.
Pendidikan. Bandung: Yayasan Partisipasi Supar man , Atwi, dkk. 1999a. Te knologi
Pembangunan Indonesia. Biro penulisan buku. Pendidikan: Hakikat Desain, Media dan
Hardjito. 2001. “Pola Hubungan Faktor-Faktor yang Strategi Penyampaian. Dalam Pannen,
Mempengaruhi Pemanfaatan Internet: Studi dkk (eds). Cakrawala Pendidikan.
Survai Motif Pemanfaatan Internet Siswa Suparm an, Atwi, dkk. 1999b. Te knologi
SMU dan SMK DKI Jakarta.” Jakarta: Pro- Pendidikan: Difusi & Implementasi,
gram Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. Manajemen, Evaluasi dan Aplikasi di
Heinich, Robert. 1996. Instructional Media and Berbagai Sektor. Dalam Pannen dkk (eds).
Technologies for Learning. New Jersey: Cakrawala Pendidikan.
Prentice Hall, Inc.

Ida Nuraini. Media Pembelajaran sebagai Pembawa Pesan 289


290 M EDIATOR, Vol. 6 No.2 Desember 2005

Anda mungkin juga menyukai