Anda di halaman 1dari 3

Sesi 1

Can concrete talk? Developments in self-monitoring concrete

Dr.Benny Suryanto

Dua topik , upaya untuk mengembangkan material yang bisa digunakan untuk mengakses kerusakan dan
mengenai dengan condition monitoring.

Developments materials yang bisa mengakses kerusakan.

Mengapa?

Kita harus menginspeksi struktur beton secara berkala. Terkadang tidak bisa dilakukan dengan mudah.
Untuk monitoring biasanya ditaruhh strain gauges.

Electrical properties of concrete, beton bisa menghantarkan listrik dgnnya kita bisa mengukur kerusakan

Beton mudah retak , jika beton retak listrik tidak bisa mengalir ke beton tersebut. beton khusus ECC dia
punya respon yang berbeda yaitu memiliki banyak retakan sangat kecil atau halus dengan ini bisa
menghantarkan listrik.

Test specimens. Dengan menarik sampel dan mengukur perpanjangan yang terjadi juga melalukan
pengukuran electrical menggunakan LCR.

Crack pertama terjadi saat 3 MPa tapi sangat kecil dan bisa memanjang cukup panjang.

Metode terakhir yang electrical measure, vertikal axis di kanan menunjukkan pengukuran electrical. Ada
garis baru yang naik secara perlahan , kita bisa menggunakan data ini pada struktur asli dan kita bisa
mengukur electrical property dari beton . jadi kita bisa mengukur kerusakan tanpa pergi kesana dengan
melihat electrical properties dan dapat mengetahui kerusakan pada strukturnya. Harapannya dapat
berkontribusi untuk infrastruktur di masa depan semua struktur bisa berbicara dengan engineer secara
otomatis.

Topik kedua , condition monitoring , beton yang bisa berkomunikasi dengan insinyur.

Targetnya di struktur yang berhubungan langsung dengan pantai atau laut.

Bg relevan dengan yang kita alami sekarang, beton juga melakukan hal yang sama , beton di permukaan,
beton sangat penting untuk melindungi tulangan supaya tidak korosi dll.

Sensor stainless-steel , digunakan agar lebih durable, dengan menggunakan ini kita bisa memonitori apa
yang terjadi didalam beton dengan online jadi tidak perlu datang ke lokasi.

Pengujian dua spesimen dengan memberikan air laut selama satu hari beton dengan fiber (ECC)
retaknya lebih kecil.

Sesi 2 januarti jaya ekaputri, bio-innovation of green concrete product containing microbes in waste
materials.
Perbaikan pada crack tak tampak yang bisa mencapai tulangan , supaya bisa sembuh dengan sendirinya,
dengan memasukkan bakteri dan mineral ke dalam beton.

Alih-alih mengurangi semen dengan bio-materials maka mengurangi kekuatan dan performa

Yang harus dilakukan, semen+fly ash=high performance concrete.

Yang apabila semen dicampur air dan pozzoland bisa digunakan untuk menyembuhkan crack.

Juga dengan menggunakan lumpur sidoarjo

Pengamatan crack juga harus dari sisi dalam jg.

Bakteri yang bisa dicampurkan ke dalam beton -tidak membuat sakit – bekerja apabila ada oksigen
-mikrobanya harus tahan terhadap alkali yang tinggi(ph tinggi). -anti pH tinggi.harus kuat terhadap
kondisi basah.

Menggunakan bakteri bacillus akan bergabung dan membentuk calcite dan akan memadatkan beton.

Ada jg yang membentuk aragonite seperti cangkang kerang yang keraas sekali.

Bakteri tidak menyukai banyakk semen, dengan penambahan fly ash akan menurunkan suhunya
sehingga bakteri dapat bekerja dengan baik. Bakteri kontradiktif dengan kuat tekan beton menggunakan
semen.

Pada saat bakteri cocok dengan lingkungan dengan air maka akan menghasilkan anomia dan
berkkolaborasi dengan portland dan membentuk calsium carbonat yang akan menghasilkan calcite atau
aragonite.

Reaksi semen+mikroba+fly ash = high performance concrete.

Dengan mencampurkan bakteri dengan kapur maka akan menghasilkan kuat tekan yang baik. Kita
mendapatkan slump yang lebih banyak yang membuat workcability yang baik.

Penggunaan fly ash dengan concrete yang menyebabkan penurunan MPa tetapi setelah ditambah bio-
material dapat menaikkan MPa.

Self healing tidak terjadi karena bakteri kurang atau tersebar saat dimasukkan. Maka dibuat
agregat+bakteri.

Healing rasio menggunakan pozzolan bagus dengan ditambahkan bakteri. Crack tertutup bisa karena
karbonasi

Sesi 3 andri kusbiantoro sustainable pozzolanic material and alternatice non-destructive-testing method
for concrete structure

Dua topik

Kenapa harus pozzolan


Komposit semen lebih baik dari pada OPC, saat memproduksi OPC akan menghasilkan clinker dengan
high temperature burning , clinkernya akan digunakan untuk membuat semen komposit.

Pozzolan yang harus digunakan , syarat pertama jangan sampai menimbulkan masalah baru maka
diambil dari produk industri(waste), fly ash dll. setiap tahun akan ada reseach baru.

Rice husk ash dan palm oil fuel ash, ini banyak dinegara kita. Material ini harus amorphous tidak blh
yang tidak bisa bereaksi dengan material lain, harus mempunyai silika atau gabungan silika dan alumina

CSH primerly akan bertanggung jawab pada awal” , CSH secondary akan bertanggung jawab pada jangka
waktu yang lebih lama.

Karakteristik natural pozzolan sama disebabkan partikel yang agak besar dan sangat poles

Geopolymer adalah binder yang tidak menggunakan semen untuk concrete. Untuk memproduksi
geopolymer harus mengikuti prosedur.

Harus berhati-hati dalam memilih source materils , kalau tidak ada dua outcome bisa mengeras duluan
atau dapat material yang baik tapi harus bekerja dengan cepat untuk mendapatkannya.

Fly ash + silica fume karena silica fume sangat populer, fly ash+rice husk ash.

Fate of water & calcium in geopolymer , geopolimer tidak membutuhkan air tapi tetap membutuhkan air
untuk work durability dan tidak memiliki kaslium.

Keperluan untuk meneliti rule of calcium , kalau bisa menyelesaikan masalah work ability

Untuk material yang sudah jadi kita harus menggunakan metode core drilling tapi beberapa tidak bisa
menggunakan metodi ini dan bisa menggunakan rebound hammer dll.

Anda mungkin juga menyukai