Anda di halaman 1dari 21

IDEOLOGI

1. Pengertian
Ideologi berasar dari bahasa Yunani yaitu: Idein (melihat) atau idea (konsep, gagasa, ide, cita-cita) dan Logos (ajaran atau pengetahuan)
Secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik ekonomi,
sosial, budaya, dan keagamaan.
2. Fungsi ideologi
- Struktu kognitif : keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian alam
sekitarnya
- Orientasi dasar dengan membuka wawasan dan memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia
- Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak
- Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
- Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan
- Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan
norma-norma yang terkandung didalamnya
3. Unsur-unsur ideologi
- Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis
- Pedoman tentang cara hidup
- Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok
- Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya
4. Ciri-ciri ideologi
- Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
- Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
5. Ciri-ciri ideologi terbuka
- Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
- Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri
- Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat
- Bersifat dinamis dan reformis
6. Ciri-ciri ideologi tertutup
- Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
- Bukan berupa nilai dan cita-cita
- Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku
- Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak

Macam-macam ideologi

1. Liberalisme : pandangan filsafat dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara
umum liberalisme mencita- citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal
ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Konsep liberalisme dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Inti pemikiran : Kebebasan individu
- Perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai
dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara
- Landasan pemikirannya adalah bahwa manusia pada hakikatnya adalah baik
dan berbudi pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat
dan bersifat memaksa terhadapnya
- Sistem pemerintahan (harus) :
demokrasi
2. Konservatisme : adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional.
Istilah ini berasal dari bahasa latin, conserväre, melestarikan, menjaga, memelihara,
mengamalkan. Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-
beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-
beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara
yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status
quo ante. Konsepnya dijabarkan sebagai berikut:
- Inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan,
baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang
pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi
kini dan masa lampai
- Filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena
itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang
struktur sosial politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan
- Landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan
terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. Oleh karena itu perlu pola-pola
pengendalian melalui peraturan yang ketat
- Sistem pemerintahan (boleh) : demokrasi,
otoriter
3. Komunisme : ideologi politik dan struktur sosio ekonomi yang tujuan utamanya
terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan
kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang dan negara.
4. Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara
revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme
sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan
komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu
mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti
Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang
mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang
ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan
kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah
menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil
menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.
Komponen dasar dari ideologi ini
adalah:
- filsafat dialectical and historical
materialis
- sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja
dari
David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
- menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar
konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke
arah komunitas kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika
Hegel.
Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan
perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis
(affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification).
Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi
Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling
berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-
politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu
tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama
dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
5. Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang
lalu.
Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialisme
merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan
kekayaan oleh kelompok.
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah
artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan
untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-
Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan
pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada
masyarakat.
Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa yang disebut
sebagai sosialisme ilmiah. Ini untuk membedakan diri dengan sosialisme yang
berkembang sebelumnya. Marx dan Engels menyebut sosialisme tersebut dengan
sosialisme utopia, artinya sosialisme yang hanya didasari impian belaka tanpa
kerangka rasional untuk menjalankan dan mencapai apa yang disebut sosialisme.
Oleh karena itu Marx dan Engels mengembangkan beberapa tesis untuk
membedakan antara sosialisme dan komunisme. Menurut mereka, sosialisme adalah
tahap yang harus dilalui masyarakat untuk mencapai komunisme. Dengan demikian
komunisme atau masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir sejarah.
Konsekwensinya, tahap sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai
komunisme, seperti halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet
berada dalam tahap sosialisme.
Hal pokok yang terkandung dalam sosialisme
adalah
- inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong
royong)
- filsafatnya : pemerataan dan
kesederajatan
bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan sama dan ada pemerataan
dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan
berusaha,dll)
- landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola
kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia
akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi
yang dilaksakan oleh negara
- system pemerintahan (boleh): demokrasi,
otoriter
6. Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan
memandang rendah bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap
nasionalisme yang berlebihan.
Semboyan fasisme, adalah “Crediere, Obediere, Combattere” (yakinlah, tunduklah,
berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. setelah Benito Musolini
terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir. Demikian pula Nazisme di Jerman.
Namun, sebagai suatu bentuk ideology, fasisme tetap ada.
Fasisme banyak kemiripannya dengan teori pemikiran Machiavelistis dari Niccolo
Machiavelli, yang menegaskan bahwa negara dan pemerintah perelu bertindak keras
agar “ditakuti” oleh rakyat. fasisme di Italis (=Nazisme di Jerman), sebagai system
pemerintahan otoriter dictator memang berhasil menyelamatkan Italia pada masa itu
(1922-1943) dari anarkisme dan dari komunism. Walaupun begitu, kenyataannya
adalah, bahwa fasisme telah menginjak-nginjak demokrasi dan hak asasi.
- Inti pemikiran : negara diperlukan untuk mengatur
masyarakat
- filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut dan
dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang mengatur
segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan oleh
rakyat
- landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang kuat
dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam
hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara
perlu dipergang koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis di
Italia, Nazi di Jerman, Peronista di Argentina) bersama-sama pihak angkatan
bersenjata
- system pemerintahan (harus) :
otoriter
7. Kapitalisme adalah suatu ideologi yang mengagungkan kapital milik perorangan atau
milik sekelompok kecil masyarakat sebagai alat penggerak kesejahteraan manusia.
Kepemilikan kapital perorangan atau kepemilikan kapital oleh sekelompok kecil
masyarakat adalah dewa di atas segala dewa, artinya semua yang ada di dunia ini
harus dijadikan kapital perorangan atau kelompok kecil orang untuk memperoleh
keuntungan melalui sistem kerja upahan, di mana kaum pekerja (buruh) sebagai
produsen diperas, ditindas, dan dihisap oleh kaum kapitalis. Konsep dasar
kapitalisme adalah :
- inti pemikiran : perkonomian
individu
- Filsafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan
perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan
- landasan pemikiran : kebebasan ekonomi yang bersifat perseorangan pada
instansi terakhir akan mampu mengangkat kemajuan perekonomian seluruh
masyarakat
- system pemerintahan :
demokrasi.
8. Demokrasi artinya hukum dari, oleh rakyat dan untk rakyat. kata ini merupakan
himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan.
Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.
Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak
zaman dahulu. Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal
ini, seperti di Athena dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber
kepemimpinan ialah kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan
Aristoteles menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga
mcam pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri
kendali urusannya.”
- inti pemikiran: kedaulatan ditangan
rakyat
- filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah
dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang
benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk
kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan
dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan pengaruhnya
- landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri
lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah
atau eksekutif.
- system pemerintahan (harus) :
domokrasi
9. Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberaal mengacu
pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan
redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori
perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh
pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan
Distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan
koruptif.
Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas merobohkan
hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa
mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat
sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensi perdagangan dan
mengalirnya investasi.
Neoliberalisme (neoliberalism) merupakan sekumpulan kebijakan ekonomi yang
merujuk kepada pemikiran bapak ekonomi Kapitalis Adam Smith Ruh pemikiran
ekonomi Adam Smith adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan
pemerintah. Model pemikiran Adam Smith ini disebut Laissez Faire.
Adam Smith memandang produksi dan perdagangan sebagai kunci untuk membuka
kemakmuran. Agar produksi dan perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan
universal, Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada
rakyat dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup domestik maupun
internasional.
- Inti pemikiran : mengembalikan kebebasan
individu
- filsafat : sebagai perkembangan dari
liberalisme
- landasan pemikiran : setiap manusia pada hakikatnya baik dan berbudi
pekerti
- system pemerintahan :
demokrasi
PANCASI
LA
Jumlah
Bulu
17 Sayap, 8 Ekor, 19 Kaki, 45 Leher (Melambangkan
Tanggal
Kemerdekaan

Emas :
Kejayaan
Perisai : Kekuatan/Pertahanan
Kepala Ke Kanan =
Etika
Garis tebal pada perisai : Garis Khatulistiwa

Pencetus : Sultan
Hamid II

Garuda : Kendaraan Dewa Wisnu

- Sila 1 -> Lambang Bintang “Ketuhanan YME”


1. Bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan YME
2. Percaya, takwa sesuai agama masing-masing
3. Menghormati dan kerjasama antar pemeluk agama
4. Kerukunan hidup antra umat beragama
5. Agama/kepercayaan merupakan hubungan pribadi dengan Tuhan
6. Tidak memaksakan agama

- Sila 2 -> Lambang Rantai “Kemanusiaan yang adil dan


beradab”
1. Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabat
2. Kesamaan derajat, hak, kewajiban asasi tanpa membedakan
3. Saling mencintai sesama
4. Tenggang rasa
5. Tidak semena-mena ke orang lain
6. Menjunjung nilai kemanusiaan
7. Kegiatan kemanusiaan
8. Membela kebenaran dan keadilan
9. Bangsa Indonesia bagian dari seluruh umat manusia
10. Menghormati dan kerjasama dengan bangsa lain

- Sila 3 -> Pohon Beringin “Persatuan


Indonesia”
1. Kepentingan bersama diatas pribadi/golonhan
2. Rela berkorban untuk negara
3. Cinta tanah air
4. Bangga atas bangsa tanah air
5. Ketertiban dunia yang merupakan dasar kemerdekaan, perdamaian abadi,
keadilan sosial
6. Persatuan dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Pergaulan yang merupakan persatuan dan kesatuan bangsa

- Sila 4 -> Kepala banteng “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan”
1. Kedudukan, hak, kewajiban sama
2. Tidak memaksakan kehendak
3. Musyawarah untuk kepetingan bersama
4. Musyawarah > mufakat > kekeluargaan
5. Menghormati, menjunjung tinggi musyawarah
6. Menerima, melaksanakan hasil musyawarah
7. Dalam musyawarah melibatkan kepentingan bersama
8. Musyawarah menggunakan akal sehat dan hati nurani
9. Keputusan musyawarah harus memiliki tanggung jawab moral, benar,
adil, persatuan
10. Wakil rakyat merupakan hasil dari pemusyawaratan

- Sila 5 -> Padi dan Kapas “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
1. Perbuatan luhur -> Kekeluargaan dan gotongroyong
2. Adil terhadap sesama
3. Keseimbangan hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Memberi pertolongan
6. Hak milik tidak untuk pemerasan
7. Hak milik tidak untuk pemborosan atau mewah-mewahan
8. Hak milik tidak bertentangan atau merugikan kepentingan umum
9. Bekerja keras
10. Menghargai hasil karya orang lain untuk kemajuan dan kesejahteraan
11. Kegiatan -> kemajuan merata dan keadilan sosial

ASAL KATA
PANCASILA
- Kata dari : Bahasa Sansekerta yaiitu “Panca” (Lima), “Syila” (Sendi/Dasar) atau
“Syiila”(Peraturan tingkah laku yang baik).

- Diambil dari : Kitab Negarakertagama


- Ditulis oleh : Empu Prapanca
- Kerajaan Majapahit

- Pencetus : Muh. Yamin

RANCANGAN AWAL
PANCASILA
A. Muh. Yamin (29/05/1945)
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan (PERI KELIMA BANGSA MANTU RAJA)
4. Peri Kerakyatan
5. Peri Kesejahteraan Rakyat

B. Dr. Soepomo (30/05/1945)


1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan (SATU KELUARGA KEMBANG MARAH
KEADILAN)
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

C. Ir. Soekarno (1/06/1945) yang juga diperingati sebagai hari lahir pancasila
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme
3. Mufakat (BANGSA INTER MU KERA TUHAN)
4. Kesejahteraan Sosisal
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

PIAGAM JAKARTA
(22/05/1945)

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Pertama kemudian diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” Oleh Moh. Hatta atas
usul A.A Maramis agar kemerdekaan dirasakan oleh rakyat pemeluk agama selain islam,
mengingatkan kemerdekaan yang ingin disegerakan

PANCASILA SEBAGAI FILOSOFI DAN


IDEOLOGI

- Filosofi berasal dari bahasa Yunani yaitu: Philos (cinta) dan Sophein (kebijaksanaan)
- Ideologi berasar dari bahasa Yunani yaitu: Idein (melihat) atau idea (konsep, gagasa,
ide, cita-cita) dan Logos (ajaran atau pengetahuan)

KEDUDUKAN
PANCASILA

1. Sebagai Falsafah hidup : Keyakinan yang memiliki kebenaran


2. Sebagai Pedoman Hidup : Way of life, pedoman umum dalam bersikap dan
bertingkah laku
3. Sebagai Sistem Filsafat : Harus dipahami secara totalitas, satu kesatuan
berdasar hierarkis piramida
4. Sebagai Perjanjian Luhur : Dibuat oleh founding father bangsa Indonesia
5. Sebagai Dasar Negara : Dasar mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara
6. Sebagai Sumber dari segala sumber tertib hukum.

PANCASILA SEBAGAI ASAS


ORGANISASI

Pancasila pernah ditetapkan sebagai satu-satunya asas dalam berbagai


bentuk organisasi, baik massa maupun parpol dengan dasar
- TAP MPR No.II/MPR/1978
Kemudian dicabut dan pancasila tetap dilaksanakan sebagai dasar negara.

CAUSA
PANCASILA
- Materialis (Bahan) Digali dari nilai masyarakat sehari-hari
- Efisien (Karya) Hasil yang ditetapkan oleh PPKI
- Formalis (Bentuk) Dibentuk/dimuat dalam pembukaan UUD 1945
- Finalis (Tujuan) Bertujuan sebagai dasar negara
PANCASILA SEBAGAI SUMBER
NILAI
1. Nilai Dasar
Nilai dari kelima sila Pancasila berupa cita-cita dan tujuan yang baik dan benar
2. Nilai Instrumental
Penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar (UU, GBHN, DLL)
3. Nilai Praksis
Realisasi nilai instrumental secara nyata dalam kehidupan sehari-hari

TIGA NILAI PANCASILA (PROF.


NOTONEGORO)
1. Nilai Material
Berguna bagi jasmani
manusia
2. Nilai vital
Berguna bagi aktivitas
manusia
3. Nilai kerohanian
Berguna bagi kerohanian
manusia
A. Nilai Kebenaran :
Rasio
B. Nilai Keindahan :
Perasaan C. Nilai Kebaikan
: Kehendak D. Nilai
Religius : Kepercayaan

PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA

- Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka berpikir


atau keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan nasional
- Sebagai paradigma pembangunan, Pancasila mempunyai kedudukan sebagai :
1. Cita-cita bangsa
Indonesia
2. Jiwa
Bangsa
3. Moral
Pembangunan
4. Dasar negara Republik
Indonesia

PEMBANGUNAN SESUAI
PANCASILA
1. Tidak boleh bersifat pragmas, yaitu pembangunan itu tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan perkembangan
2. Tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani ideologi tertentu
dan mengabaikan manusia nyata
3. Harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan
manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa
4. Dilaksanakan secara demokrasi, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan
pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan
mereka
5. Diprioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu
mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan
struktural

PANCASILA SEBAGAI PUNCAK


KEBUDAYAAN

1. SILA PERTAMA, menunjukkan tidak satupun suku bangsa ataupun golongan sosial
dan komunitas setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap
Tuhan YME
2. SILA KEDUA, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga
negara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan,
maupun golongannya
3. SILA KETIGA, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemul di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai
satu bangsa yang berdaulat
4. SILA KEEMPAT, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui
musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang
mendahulukan kepentingan perorangan
5. SILA KELIMA, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.

PANCASILA SEBAGAI
FILSAFAT

1. Dasar Ontologis
Pancasila sudah menjiwai dalam tubuh manusia secara kodrati
2. Dasar Epistimologis
Pancasila merupakan suatu sistem pengetahuan untuk pedoman bangsa
3. Dasar Aksiologis
Pancasila merupakan kesatuan nilai

TIGA DIMENSI PANCASILA sebagai Ideologi Terbuka (Dr.


Alfian)

1. DIMENSI REALITAS, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi
tersebut bersumber pada nilai-nilai riil dalam masyarakat yang bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri
2. DIMENSI IDEALISME, yaitu bahwa ideologi tersebut harus memberikan harapan,
cita- cita tentang masa depan yang lebih baik
3. DIMENSI FLEKSIBILITAS, yaitu bahwa ideologi mengandung atau memiliki
keluwesan yang memungkinkan adanya berbagai pengembangan pemikiran baru
tanpa khawatir meninggalkan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya

SUSUNAN SILA
PANCASILA
1. ORGANIS
Tidak dapat berdiri sendiri/merupakan satu kesatuan
2. SALING MENGISI DAN MENGKUALIFIKASI
Setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya
3. HIERARKIS PIRAMIDAL
Urutan sila menunjukkan rangkaian tingkat dalam luas dan isi sifatnya

Menjiwai
------->
1–2–3–4
–5
<-----------
Dijiwai

- Jika sila pancasila tidak dikaitkan dengan sila-sila lainnya


1. Sila 1 Saja : Theorasi Absolut
2. Sila 2 Saja : Kosmopolitanisme
3. Sila 3 Saja : Chauvinisme
4. Sila 4 Saja : Demokrasi Liberal
5. Sila 5 Saja : Komunisme/Sosialisme Atheis

TEORI TENTANG
PANCASILA
1. TEORI INDIVIDUALISTIK
Oleh : Thomas Hobbes, John Locke, J.J Rosseau, Herbert Spencer, H.J Laski
Isi : Negara dijalankan individual dan melindungi hak individu
2. TEORI GOLONGAN (CLASS THEORY)
Oleh : Marx, Lenin, Engels
Isi : Negara dianggap sebagai alat dari suatu golongan untuk menindas golongan lain
3. TEORI INTEGRALISTIK
Oleh : Spinoza, Hegel, Adam Muller
Isi : Negara untuk menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya

PANCASILA SEBAGAI SUMBER TERTIB


HUKUM

1. KESATUAN SUBYEK Yang mengadakan peraturan-peraturan hukum tersebut,


yang untuk Indonesia ialah Pemerintahan Rebuplik Indonesia
2. KESATUAN ASAS KEROHANIAN yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan
hukum itu, yang untuk Indonesia adalah Pancasila
3. KESATUAN WAKTU yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan tersebut,
yang untuk Indonesia adalah sejak tanggal 18 agustus 1945
4. KESATUAN DAERAH, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-peraturan
tersebut, yang untuk Indonesia adalah selurug wilayah bekas daerah Hindia
Belanda, mulai dari Sabang sampai Merauke

BHINNEKA TUNGGAL
IKA
- Awalnya digunakan untuk mempersatukan umat Hidu Siwa dan Umat Budha selama
masa kerajaan Majapahit
- Diresmikan sebagai semboyan negara :
o Tanggal
17/08/1945
o PP no 99/1951
o UUD 1945 Pasal
36A

EKAPRASETYA
PANCAKARSA

- ARTI :
Satu tekad untuk melaksanakan lima kehendak
- Diwujudkan dalam : P4
(Pedoman, Pengalaman, dan Penghayatan Pancasila)
- Ditentukan Oleh:
Kemauan dan kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri dan
kepentingannya agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara
dan warga masyarakat.
- Dicetuskan :
Soeharto, 12 April 1976
Pidato RAKER KWARTIR Nasional Gerakan Pramuka
- Ditetapkan pada:
22 Maret 1978
Tap No. II/MPR/1978
- Dicabut pada
Tap MPR No. XVIII/MPR/1998
1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup, Saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya, Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.
2. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia, Saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang
rasa, Tidak semena-mena terhadap orang lain, Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,
Berani membela kebenaran dan keadilan, Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai
bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. SILA PERSATUAN INDONESIA
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, Rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan Negara, Cinta tanah air dan bangsa, Bangga sebagai
bangsa dan bertanah air Indonesia, Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber- Bhinneka Tunggal Ika.
4. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat, Tidak memaksakan
kehendak terhadap orang lain, Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama, Musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat
kekeluargaan, Dengan itikat yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah, Musyawarah dilakukan dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, Keputusan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan, Bersikap adil, Menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban, Menghormati hak-hak orang lain, Suka memberi
pertolongan kepada orang lain, Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain,
Tidak bersikap
boros, Tidak bergaya hidup mewah, Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum, Suka bekerja keras, Menghargai kerja orang lain, Bersama-
sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai