Anda di halaman 1dari 14

19.

Berikut ini merupakan komponen-komponen yang terdapat dalam


pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), terkecuali…
A. Materi Pembelajaran
B. Fungsi Pembelajaran
C. Media dan Bahan Pembelajaran
D. Sumber Pembelajaran
E. Langkah-langkah pembelajaran

20.Tujuan pembelajaran dimana proses selama pembelajaran dan hasil


belajar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat peserta didik
capai tergambar jelas dalam…
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
B. Silabus
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus
D. Standar Kompetensi Lulusan
E. Lembar Evaluasi Peserta Didik

21.Salah satu prinsip dalam penyusunan rencana pelaksanaan


pembelajaran adalah
A. Materi atau bahan ajar berbasis kompetensi
B. Pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
C. Rencana pelaksanaan pembelajaran bersumber dari silabus
D. Alokasi waktu sesuai dengan jadwal pada setiap satuan
pendidikan
E. Rencana pelaksanaan pembelajaran bersumber dari Kurikulum
22.Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 istilah penilaian
(assessment) terdiri dari tiga kegiatan yaitu
A. Pengukuran, Penilaian, Evaluasi
B. Evaluasi, Pengukuran, Analisa
C. Analisa, Pengumpulan, Pengukuran
D. Evaluasi, Penilaian, Pengumpulan
E. Analisa, evaluasi, pengukuran

23.Yang bukan merupakan kriteria Standar Penilaian Pendidikan


Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 adalah
A. Lingkup Penilaian
B. Mekanisme Penilaian
C. Prosedur Penilaian
D. Instrumen Penilaian
E. Metode Penilaian

24.Berikut yang merupakan teknik penilaian keterampilan adalah


A. Penilaian kinerja, penugasan, Proyek
B. Penilaian Proyek, Penugasan, tertulis
C. Penilaian Portfolio, Proyek, dan kinerja
D. Penilaian tertulis, Penugasan, dan kinerja
E. Penilaian Penugasan, Kinerja, dan Proyek

\
Model Pembelajaran dan Prinsip pembelajaran

Pendekatan Saintifik : pendekatan berbasis proses keilmuan yang


mengedepankan proses untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) secara
sistematis. Pendekatan Saintifik terdiri atas mengamati (observing), menanya
(questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar
atau mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating)

Prinsip pembelajaran: Perhatian dan motivasi, Keaktifan, Keterlibatan


langsung/pengalaman, Pengulangan, Tantangan, Balikan dan penguatan,
Perbedaan individu.

Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016


tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: (1) model Pembelajaran
Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), (2) model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL), (3) model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).

1. Discovery/inquiry Learning (penyelidikan)


Proses mental dimana para siswa mengasimilasi suatu konsep atau
prinsip. Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Pengetahuaan bukan sekedar sekumpulan fakta hasil dari
mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan atau
mengkonstruksi. siswa mampu merumuskan dan menjawab pertanyaan
apa, siapa, kapan, di mana,bagaimana, mengapa, dsb. Dengan kata lain,
Inquiry/Discovery Learning bertujuan untuk membantu siswa berpikir
secara analitis. Langkah-langkah sesuai peraturan menteri:
a. Pemberian rangsangan (stimulation)
b. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
c. Pengumpulan data (data collection)
d. Pengolahan data (data processing)
e. Pembuktian (verification)
f. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

2. Project based learning


Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang
menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Kegiatan
pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias
peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan
mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman
nyata Langkah-langkah:
a. Penentuan projek (penentuan pertanyaan)
Guru bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik projek
b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah
kegiatan penyelesaian projek beserta pengelolaannya
c. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan
penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya
d. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam
melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan
mempublikasikan hasil karya
f. Evaluasi proses dan hasil projek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek

3. Problem Based Learning


Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang
bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar
mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru.

Prinsip-prinsip PBM adalah sebagai berikut:


a. Penggunaan masalah nyata (otentik)
b. Berpusat pada peserta didik (student-centered)
c. Guru berperan sebagai fasilitator
d. Kolaborasi antarpeserta didik
e. Sesuai dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta
didik untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya sendiri

Langkah-langkah:
a. Klarifikasi permasalahan, Siswa melakukan klarifikasi terhadap
masalah yang ditemukan
b. Brainstorming, melakukan brainstorming dengan cara sharing
information, klarifikasi informasi dan data tentang masalah yang
ada, melakukan peer learning dan bekerjasama
c. Pengumpulan Informasi, Siswa melakukan kegiatan
pengumpulan data dan informasi terkait dengan penyelesaian
masalah, perpustakaan, web, dan berbagai sumber data yang
lain serta melakukan observasi
d. Sharing & Discussion, Siswa kembali melakukan brainstorming,
klarifikasi informasi, konsep dan data terkait dengan
permasalahan yang ada dan menemukan solusinya, melakukan
peer learning dan bekerjasama
e. Presentasi penyelesaian masalah, Siswa mereviu, menganalisis,
mengevaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang
ditawarkan beserta reasoningnya dalam diskusi kelas.
f. Refleksi, Guru dan siswa melakukan merefleksi atas kontribusi
setiap orang dalam proses pembelajaran.
PENILAIAN DAN EVALUASI
Penilaian Hasil Belajar (asesmen) pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan
setelah proses pembelajaran
Asesmen dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Pengukuran : kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu
kriteria atau ukuran
2. Penilaian : proses mengumpulkan informasi/ bukti melalui
pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-
bukti hasil pengukuran. Penilaian dilakukan melalui observasi, penilaian
diri, penilaian antar peserta didik, ulangan, penugasan, tes praktek,
proyek, dan portofolio yang disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi. Komponen yang dinilai biasanya adalah Sikap spiritual,
Sikap social, Pengetahuan, dan Keterampilan.
3. Evaluasi : Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan
hasil-hasil penilaian
Penilaian Autentik adalah penilaian yang digunakan untuk menilai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ada 4 jenis penilaian autentik:
1. Penilaian kinerja: ceklist, anekdot/narasi, skala penilaian, memory
2. Penilaian proyek: keterampilan siswa, relevansi, keaslian
3. Penilaian portfolio: penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata
4. Penilaian tertulis: uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari
Tujuan Penilaian : mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan
ketuntasan penguasaan kompetensi, menetapkan program perbaikan atau
pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, dan memperbaiki
proses pembelajaran.
PHB berdasarkan fungsi ada 2 yaitu
1. Formatif : digunakan untuk memperbaiki kekurangan hasil belajar
peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap
kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester,
sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013.
2. Sumatif : digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta
didik pada KD tertentu, akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran,
atau masa pendidikan di satuan pendidikan.
Cakupan PHB adalah sikap (Afektif), pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor)
Prinsip penilaian : Sahih (valid), objektif, adil, terpadu (sesuai proses
pembelajaran), terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis,
beracuan kriteria, akuntabel.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan
sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Langkah penyusunan asesmen: Analisis Kurikulum, penentuan tujuan,
penyusunan kisi-kisi, penulisan soal,uji coba dan analisis, dan revisi.
RPP
Komponen RPP Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
menyebutkan komponen RPP adalah sebagai berikut:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup; dan
m. Penilaian hasil pembelajaran
SILABUS
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat identitas
pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
disusun untuk satu tahun pelajaran. Penyusunan silabus tersebut dapat dibut
untuk tiap semester. Silabus disusun untuk satu tahun pelajaran. Penyusunan
silabus tersebut dapat dibut untuk tiap semester.
Kompetensi Inti merupakan merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas. Komptensi inti ada 4 yaitu KI-I (KI sikap spiritual), KI-
2 (KI sikap Sosial), KI-3 (KI sikap Pengetahuan), dan KI-4 (KI sikap
keterampilan)
Kompetensi Dasar berisi kemampuan dan muatan pembelajaran untuk mata
pelajaran yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar dirumuskan
untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan
kekhasan masing-masing mata pelajaran.
PROTAH PROMES
Prota dan Promes merupakan administrasi pembelajaran yang dijadikan
sebagai pedoman dalam penyusunan administrasi berikutnya. Penyusunan
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dengan
berpedoman pada Prota dan Promes. Dengan demikian, penyusunan prota dan
promes harus benar-benar sesuai ketentuan yang ditetapkan agar dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan administrasi pembelajaran lainnya.
Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar)
yang ditetapkan. Penetapan alokasi waktu dibutuhkan agar seluruh
Kompetensi Dasar dapat dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Penentuan
alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai struktur kurikulum
yang berlaku dan juga keluasan materi yang harus dikuasai peserta didik.
Prota menjadi program umum untuk setiap mata pelajaran. Prota berisi garis-
garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh
guru yang bersangkutan. Prota menjadi pedoman bagi pengembangan
program-program berikutnya, seperti program semester (promes), rencana
mingguan, rencana harian, silabus, dan juga sistem penilaian pembelajaran.
Komponen Program Tahunan (Prota), meliputi identifikasi (satuan pendidikan,
mata pelajaran, tahun pelajaran), Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, alokasi
waktu, dan keterangan.
Langkah-langkah penyusunan Prota adalah sebagai berikut.
1. mengidentifikasi jumlah Kompetensi Dasar dan Indikator dalam satu tahun;
2. mengidentifikasi keluasan dan kedalaman Kompetensi Dasar dan Indikator;
3. melakukan pemetaan Kompetensi Dasar untuk setiap semester; dan
4. menentukan alokasi waktu tiap Kompetensi Dasar dengan memperhatikan
minggu efektif.
Program Tahunan selanjutnya dijabarkan secara rinci pada Program Semester
(Promes). Prota dibuat oleh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai karena
menjadi pedoman pengembangan program-program berikutnya. Program
Semester (Promes) merupakan program yang berisi garis-garis besar tentang
hal-hal yang akan dicapai dalam satu semester. Semester adalah satuan waktu
yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Promes berisi
rumusan pokok-pokok aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran selama
satu semester dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia, jumlah
Kompetensi Dasar, dan Indikator. Promes akan memudahkan guru dalam
mengajarkan materi untuk dikuasai peserta didik dalam satu semester.
Komponen Promes adalah sebagai berikut.
1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, tahun
pelajaran)
2. Format isian (materi, tema, sub tema, alokasi waktu, dan bulan yang terinci
per minggu)
Langkah-langkah pengisian Promes adalah sebagai berikut.

1. Menginput KD dan Indikator


2. Menetapkan jumlah jam dan jumlah tatap muk per minggu untuk tiap mata
pelajaran
3. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan indikator pada kolom bulan dan
minggu.
4. Memberikan catatan pada kolom keterangan (jika diperlukan)
Demikian sekilas mengenai pengertian Prota dan Promes, fungsi, serta langkah
pembuatannya . Semoga bermanfaat.

Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah alat atau perantara untuk memfasilitasi
komunikasi dari sumber belajar ke siswa dan mendukung proses belajar guna
mencapai tujuan belajar.
Jenis media pembelajaran:
1. Media teks
2. Media Audio (suara-suara, rekaman)
3. Media Visual (grafik, gambar, bagan)
4. Media Bergerak (video/film, animasi)
Fungsi Media Pembelajaran: Memotivasi, Menyajikan Informasi, dan Instruksi
Prinsip mendesain Media Pembelajaran: Kesederhanaan, Kesatuan,
Penekanan, Keseimbangan

REMIDIAL DAN PENGAYAAN


Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi
peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Kesulitan
belajar ini selanjutnya berakibat pada ketercapaian kompetensi menjadi
terhambat tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah diketahui
adanya kesulitan belajar dan keterlambatan pada satu atau lebih KD maka
selanjutnya diberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial dan
diakhiri dengan tes ulang.
Bentuk perlakuan pembelajaran remedial dilakukan berdasarkan keterserapan
KD tersebut pada ketuntasan klasikal. Bila ketuntasan klasikalnya kurang dari
50% artinya yang mengikuti pembelajaran remedial lebih dari 50% maka
remedial dilakukan dengan memberikan pembelajaran ulang dengan metode
dan media yang berbeda. Jika yang mengikuti pembelajaran remedial pada KD
tersebut kurang dari 20% maka perlakuan yang diberikan berupa bimbingan
secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yang mengikuti remedial
berada pada rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan
secara berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan: (1) belajar kelompok (2)
belajar mandiri (3) pembelajaran berbasis tema dan (4) pemadatan kurikulum.
Diakhir pembelajaran dilakukan penilaian hasil belajar dalam bentuk
portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik
yang normal.
3 prinsip pengayaan: Inovasi, kegiatan yang memperkaya, merencanakan
metode yang luas dan lebih bervariasi
Pembelajaran remedial dan pengayaan pada akhirnya memberikan
kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mencapai dan menguasai
kompetensi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai