Oleh :
Sumber daya alam (SDA) adalah semua bahan atau zat seperti mineral, hutan, air, serta
tanah subur yang terdapat di alam dan dapat digunakan untuk keuntungan ekonomi bagi
manusia. Alam telah menyediakan berbagai sumber kehidupan bagi manusia, seperti; makanan,
minuman, dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, SDA adalah kekayaan alam (biotik dan
abiotik) yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup manusia.
Negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah khususnya sumber
daya perikanan. Kondisi geografis Negara Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas
jika diandingkan dengan wilayah daratan. Sumber daya alamnya, baik sumber daya alam hayati
atau sumber daya alam non-hayati. Kekayaan alam Indonesia bisa di dapatkan di permukaan
bumi, di dalam perut bumi, di laut dan di udara. Dari semua sumber daya alam ada sumber daya
alam pangan. Bahan pangan adalah bahan makanan yang bermanfaat untuk mencukupi
kebutuhan makanan bagi manusia. Beberapa contoh sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk
bahan pangan, diantaranya: merupakan sektor perikanan.
Perikanan Indonesia telah memberikan lapangan kerja yang tidak kecil. Sektor
perikanan mampu menyerap tenaga kerja langgung sebanyak 5,35 juta orang yang terdiri dari
2,23 juta nelayan laut,0,47 juta nelayan perairan umum,dan 2,65 juta pembudi daya ikan.
Sedangkan orang yang bergantung pada sector perikanan dari hulu (penangkapan dan budidaya)
sampai hilir (industry, perdangan, jasa,dll) cukup banyak yaitu 10,7 juta.
Penyuluhan adalah turunan dari kata exstension yang dipakai secara luas dan umum
dalam bahasa Indonesia penyuluhan berasal dari kata dasar suluh yang berarti pemberi terang
ditengah kegelapan. Dalam bahasa Belanda penyuluhan disebut Voorlichting yang berarti
memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya, dalam
bahasa Inggris dan jerman mengistilahkan penyuluhan sebagai pemberian saran
atau Beratung yang berarti seseorang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang tetapi
seseorang tersebut yang berhak untuk menentukan pilihannya.
Undang-undang No. 16/2006 yang berisi mengenai kebijakan dan strategi penyuluhan
perikanan perlu senantiasa dikembangkan sehingga menjadi sebuah sistem yang adaptif, inovatif,
dan teruji. Penyuluh perikanan dalam hal ini berperan penting sebagai agent of change yang
dapat menyokong kinerja sistem penyuluhan tersebut. Selain itu, prinsip mengutamakan
kebutuhan pelaku utama harus tetap menjadi paradigma dominan dalam penyelenggaraan sistem
penyuluhan tersebut. Implikasinya, ketika profesi penyuluh perikanan telah secara formal
dilegitimasi oleh pemerintah, maka kompetensi penyuluh menjadi penting untuk senantiasa
dikembangkan sesuai perubahan yang terjadi.
Penyuluh dalam sistem penyuluhan perikanan, merupakan unsur pelaksana, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha, diperlukan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang dapat menjamin SDM Penyuluh memiliki kualifikasi
kompetensi kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan tersebut dengan baik
dan benar, seperti dikemukakan dalam Undangundang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah No. 31/2006 tentang Sislatkernas, menyebutkan bahwa
standar kompetensi menjadi acuan dalam mengembangkan program pelatihan berbasis
kompetensi. Untuk mengukur kompetensi lulusan program pendidikan dan latihan, dilakukan
sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang
independen.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan
dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan obyektif. Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan
evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan
dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program atau kegiatan telah dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan.
Adapun lima ciri dalam evaluasi adalah sebagai berikut :
a. kualitas : apakah program baik atau tidak baik, kualitas isi program, kegiatan pendidik,
media yang digunakan, penampilan pelaksana program,
b. kesesuaian : pemenuhan kebutuhan dan harapan masyarakat. Program tidak menyulitkan atau
membebani masyarakat, sesuai dengan tingkat teknis, sosial dan ekonomis masyarakat,
c. keefektifan : seberapa jauh tujuan tercapai,
d. efisiensi : penggunaan sumber daya dengan baik, dan
e. kegunaan : kegunaan bagi masyarakat yang ikut terlibat dalam program.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan dapat
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner sebelum kegiatan penyuluhan dilaksanakan dan
penyebaran kuisioner setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan.
BAB 2. PENETAPAN KEADAAN WILAYAH
Desa Sungai Batang Ilir dulunya merupakan bagian dari Desa Sungai Batang, kemudian
dengan adanya perkembangan penduduk dan keinginan dari sebagian tokoh-tokoh Masyarakat,
maka diusulkan pemekaran Desa ke pusat.
Pada tahun 1981 Desa Sungai Batang Ilir di mekarkan menjadi 3 (tiga) Desa, yaitu :
Desa Sungai Batang, Desa Sungai Batang Ilir dan Desa Tangkas, pemekaran Desa tersebut
dilakukan pada masa kepemimpinan pambakal Mukri yang menjabat periode tshun 1970-1980
sebagai pambakal Sungai Batang Ilir dan dilanjutkan periode berikutnya tahun 1975 -1989
menjabat sebagai pambakal Sungai Batang Ilir yang pada saat itu Desa Sungai Batang Ilir
pemekaran masih bernama Desa Tangkas. Pada masa kepemimpinan pambakal Kasman yang
menjabat mulai tahun 1990-2000, status Desa Sungai Batang Ilir bernama Tangkas diusulkan ke
pusat untuk diubah menjadi Desa Sungai Batang Ilir. Persetujuan perubahan oleh pusat
dikeluarkan pada Tahun 1994, sehingga mulai saat itu Desa Sungai Batang Ilir resmi statusnya
menjadi Desa tersendiri.
Desa Sungai Batang Ilir adalah salah satu Desa dari 13 ( tiga belas ) Desa di kecamatan
Martapura Barat Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak diwilayah
kecamatan Martapura Barat.
Secara administrai pmerintahan mempunyai bat-batas ebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Limamar Kec. Astambul
Sebelah Timur :Desa Sungai Batang dan Desa Munggu Raya
Sebelah Barat : Desa Sungai Rangas Ulu
Sebelah Selatan : Desa Penggalaman
Luas Desa Sungai Batang Ilir adalah 23,4675 KM² atau 2346, 75 ha, merupakan Desa
Daerah dataran rendah bersifat agraris dengan klasifikasi Desa Swasebada.
Desa Sungai Batang Ilir dapat dicapai dengan kendaraan melalui Jl. Martapura Lama aik
arah Martapura maupun dari arah Banjarmasin jarak dari ibukota kecamatan sekitar ± 5 km, dari
ibukota Kabupaten sekitar ± 8 km dan dari ibukota propinsi (Banjarmasin) sekitar ± 28 km,
sedangkan jarak ke pasar terdekat aalah ± 8 km. ketersediaan sarana angkutan untuk menuju
Desa Sungai Batang Ilir Cukup memadai dan sangat mudah.( keputusan Bupati Banjar No. 37
Tahun 2014)
BAB 3. PERUMUASAN MASALAH
Desa sungai batang ilir dalam permasalahan sumber daya manusia lumayan tinggi. Jumlah
Penduduk Desa Sungai Batang Ilir secara keseluiruhan adalah 1.894 jiwa yang terdiri dari laki-
laki 982 jiwa,dan perempuan 912 jiwa, dengan jumlah rumah tangga 555 KK san sex Ratio 108
serta kepadatan penduduk 80,71 jiwa per Km². Secara lengkap keadaan penduduk Desa Sungai
Batang Ilir dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Keadaan Penduduk Desa Sungai Batng Ilir Kecamatan Martapura Barat Kabupaten
Banjar
Total Rp 3.439.600.000
Akan tetapi dalam pemanfaatannya masih kurang maksimal karena masih banyak lahan-lahan
kosong di pesisir sungai yang dapat diolah menjadi kolam karamba jaring apung (KJA).
Dalam permasalahan ekonomi masyarakat permasalahanya lumayan tinggi dikarenakan
perbandingan antara ekonomi menengah keatas dan ekonomi menengah kebawah 1:10 sehingga
membuat perekonomian masyarakat desa sungai batang tidak merata, hal ini disebabkan karena
banyak masyarakat yang tidak memliki modal harus bekerja sama kepada pemilik modal dengan
keuntungan yang sedikit yakni dalam satu bulan hanya mendapat upah sebesar 900.000. Dalam
penyusunan program penyulahan desa sungai batang ilir hanya terdapat permasalahan umum
masyarakat yang tidak mencangkup suat organisasi atau perorangan.
rendahnya
tingkat
1
pendidikan
masyarakat memberikan agar
penyuluhan masyarakat
mengenai mudah dalam
pentingnya beradaptasi
mengenyang akan era 300 balai 2x satu 400
pendidikan globalisasi orang ceramah 2x desa bulan(juni) ribu swadaya penyuluh
mengajak
kurangnya masyarakat
2 produktifitas dan
mayarakat mengajarkan agar tingkat
cara produktifitas
berwirausah masyarakat 50 ceramah balai 3x satu setengah 100
a meningkat orang dan dikusi 3x desa bulun(juli) ribu swadaya penyuluh
memberi
kurangnya bantuan
pemanfaatan serta
3
lahan pesisir penyuluhan
sungai dalam
menjalankan diskusi,
usaha pemberian
keramba bantuan mengusulka
jaring memaksimalkan 10 dan balai 2x satu 25 n proposal
apung(KJA) potensi pesisir orang ceramah 2x desa bulan(agustus) juta bantuan penyuluh
tingkat
mengajak
ekonomi
4 masyarakat
masyarakat
untuk meningkatkan
yang rendah
berwirausah ekonoi 300 balai 4x satu 400
a masyarakat orang ceramah 4x desa bulan(september) ribu swadaya penyuluh
kurangnya
memberikan
motivasi
5 arahan serta
dalam
masukan
berwirausaha
yang mudah meningkatkan
dalam motivasi
memulai masyarakat
sebuah dalam 50 balai 2x satu 100
usaha berwirausaha orang ceramah 2x desa bulan(november) ribu swadaya penyuluh
BAB 6. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Desa Sungai Batang Ilir adalah salah satu Desa dari 13 ( tiga belas ) Desa di kecamatan
Martapura Barat Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak diwilayah
kecamatan Martapura Barat. Luas Desa Sungai Batang Ilir adalah 23,4675 KM² atau 2346, 75
ha, merupakan Desa Daerah dataran rendah bersifat agraris dengan klasifikasi Desa Swasebada.
Tujuan penyuluhan perikanan di desa Sungai batang ilir ini ditetapkan sebagal berlkut:
a) Meningkatkan kesadaran akan memanfaatkan potensi sumberdaya secara maksimal;
b) Meningkatkan motivasi dalam berwirausaha;
c) Menlngkatkan kemampuan dalam berwirausaha bagi masyarakat pesisir sungai;
d) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
e) Meningkatkan taraf hidup masyarakat
Daftar pustaka
Leagan, P. J., 1962. Extension Education for Community Development dalam Extension
Education for Community Development. New Deihl: Directorate of Extension Ministry
of Food and Agriculture, Government of India.
LAMPIRAN
rendahnya
tingkat
1
pendidikan
masyarakat memberikan agar
penyuluhan masyarakat
mengenai mudah dalam
pentingnya beradaptasi
mengenyang akan era 300 balai 2x satu 400
pendidikan globalisasi orang Ceramah 2x desa bulan(juni) ribu swadaya penyuluh
mengajak
kurangnya masyarakat
2 produktifitas dan
mayarakat mengajarkan agar tingkat
cara produktifitas
berwirausah masyarakat 50 ceramah balai 3x satu setengah 100
a meningkat orang dan dikusi 3x desa bulun(juli) ribu swadaya penyuluh
memberi
kurangnya bantuan
pemanfaatan serta
3
lahan pesisir penyuluhan
sungai dalam
menjalankan diskusi,
usaha pemberian
keramba bantuan mengusulka
jaring memaksimalkan 10 dan balai 2x satu 25 n proposal
apung(KJA) potensi pesisir orang ceramah 2x desa bulan(agustus) juta bantuan penyuluh
tingkat
mengajak
ekonomi
4 masyarakat
masyarakat
untuk meningkatkan
yang rendah
berwirausah ekonoi 300 balai 4x satu 400
a masyarakat orang Ceramah 4x desa bulan(september) ribu swadaya penyuluh
kurangnya
memberikan
motivasi
5 arahan serta
dalam
masukan
berwirausaha
yang mudah meningkatkan
dalam motivasi
memulai masyarakat
sebuah dalam 50 balai 2x satu 100
usaha berwirausaha orang Ceramah 2x desa bulan(november) ribu swadaya penyuluh
Tabel kegiatan program penyuluhan