c om
Tujuan
Dasar Teori
Struktur Vitamin C:
Sampel
Pereaksi
Fehling
KMnO4 AgNO3
Skema Kerja
H2SO4
Pembuatan Penetapan
kadar vitamin
kurva baku
C
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
Skema Kerja
Penetapan panjang
Penetapan gelombang
absorbansi
maksimum
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
5/19/2018
maksimum
Diambil 1;3;5 mL intermediet vitamin
C
Dimasukkan
mL ke dalam labu takar 10
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
Penetapan absorbansi
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
5/19/2018
5/19/2018 KIMIA ANALISIS - slide pdf.c om
1 y = 54.789x - 0.1084
R² = 0.9787
0.8
i
s
n
a
b
r 0.6
o
s Kurva Baku Absorbansi vs Konsentrasi
b
A
Linear (Kurva Baku Absorbansi vs Konsentrasi)
0.4
0.2
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
Konsentrasi
Pembahasan
• Tujuan Percobaan:
Mampu melakukan uji kualitatif vitamin C dan
Mampu menetapkan kadar vitamin C dalam
sampel dengan spektrofotometer UV.
Uji Uji
Kualitatif Kuantitatif
• Pendahuluan
Uji
Kelarutan
Reaksi Kristal
Prinsip
Spektrofotome
ter UV
Hukum Lambert-Beer:
A =
.b.C
A log T
Syarat Senyawa
dapat diukur
dengan
Spektrofotometer
UV
Kromofor
Auksokrom
Titrimetry
Spektrofotometry Spektrofotometry
UV Visibel
Sumber cahayanya adalah sumber cahaya adalah
deuterium, xenon filamentungsten
= 200-400 nm
= 400-800 nm
dalam sampel.
Alasan
• Untuk mendapatkan seri larutan
Pengenceran
baku
Larutan Stok
Optimasi yang
• Penentuan max
dilakukan
Eitenmiller et al., 1999 dalam Salkic et al., 2009 mengatakan bahwa pada
kebanyakan pH asam, Asam Askorbat atau Vitamin C mempunyai max sekitar 245
nm. max percobaan adalah 247 nm.
Asampel yaitu:
Replikasi 1 = 0,161
Replikasi 2 = 0,164
Replikasi 3 = 0,172
Intrapolasi yaitu absorbansi sampel masuk dalam range Abaku. Ekstrapolasi yaitu
Asampel berada diluar range Abaku.
Untuk memperkecil spektro error, maka A harusnya berada pada range 0,2-0,8.
A < 0,2 => sampel terlalu encer, perlu dipekatkan. A > 0,8 => Sampel terlalu pekat,
perlu diencerkan.
Kelebihan Kekurangan
Spektrofotometry Spektrofotometry
UV UV
Absorbansi
Efektif dan efisien dipengaruhi pH dan
suhu
Selektif dan sensitif Adanya zat
pengganggu
Kebersihan kuvet
Digunakan untuk Hanya dapat dipakai untuk
analisa kualitatif dan
senyawa yang tidak berwarna
kuantitatif dan mampu menyerap sinar
pada daerah UV
Titrimetry:
Spektrofotometry Titrimetry
UV
tidak
senyawa uji harus punya tidak harus memiliki kromofor
kromofor dan auksokrom dan auksokrom
Bhopal, M.P., Jaipur, Raj., 2012, Der Pharma Chemica, An ecofriendly estimation of valsartan
and hydrochlorothiazide inpharmaceutical dosage form by absorption ratio method,
4(2), p. 4.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal.
39.
Griter, J.R., 1991, Kromatografi, Penerbit Institut Teknologi, Bandung, hal. 6.
Karinda, M., dkk., 2013, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta, hal. 71.
Munson, J.R., 1991, Separation, Preconcentration and Spectrophotometry in Inorganoc
Analysis, Elsevier, Amsterdam, p. 49.
Pudjaatmaka, A.H., 2002, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 55.
Salkic, et.al., 2009, Original Scientific Paper, Determination of L-Ascorbic acid
inPharmaceutical Preparations Using Direct Ultraviolet Spectrophotometry, 74(3), p.
265.
ScienceLab, 2005, Material Safety Data Sheet Ascorbic Acid MSDS, Sciencelab.com, Inc.,
Texas, p. 3.
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia, EGC, Jakarta, hal.114.
Watson, D.G., 2005, Analisis Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi
Kimia Farmasi , Edisi 2, EGC, Jakarta, hal. 351.