Anda di halaman 1dari 8

Langsung ke konten utama

FEB MANAJEMEN UNIPMA


Oktober 15, 2017

BAB V : PENILAIAN SURAT BERHARGA

BAB V : PENILAIAN SURAT BERHARGA

Kelebihan uang kas di perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan


Pernyataan itu menegaskan bahwa walaupun perusahaan mempunyai banyak uang kas
yang berlimpah, namun bila tidak menghasilkan nilai tambah akan menjadi sia-sia.Jenis uang
seperti itu, biasa disebut sebagai “dana nganggur”.Oleh karena itu agar ‘uang atau dana
ngganggur’ itu bermanfaat maka sebaiknya di-investasikan selama masa tidak terpakainya dana
tersebut.
Karena jangka waktu tidak terpakainya dana tersebut relatif pendek, maka sebisa mungkin
investasinya juga dalam jangka pendek.
Sehingga ketika perusahaan membutuhkan, dana tersebut akan dengan cepat bisa
dicairkan.Investasi jangka pendek itu bisa dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat
berharga yaitu saham dan obligasi. Bila ingin mengetahui pengertian obligasi, saya sarankan
untuk membaca Inilah Pengertian Obligasi dan Cara Menentukan Harganya.Dan investasi jenis
ini, dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.Mengenai penilaian surat-surat berharga ada
sebuah prinsip akuntansi yang menyebutkan :

Surat berharga yang segera dapat dijual dinyatakan dalam neraca sebesar harga
perolehannya atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya.
Dari prinsip akuntansi tersebut, kita bisa tahu bahwa penilaian surat berharga dalam
neraca dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1.      Harga Perolehan (Cost)
2.      Mengambil harga yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar.

1)      Harga Perolehan


Cara ini digunakan bila perubahan harga surat-surat berharga hanya sementara saja dan
jumlahya tidak terlalu besar.Sehingga dalam neraca surat-surat berharga dicatat sebesar harga
perolehannya.Melalui cara ini, tidak ada pengakuan terhadap kerugian yang berasal dari
turunnya harga surat-surat berharga sebelum surat-surat berharga tersebut dijual.Namun bila
ternyata ada penurunan harga, maka neraca bisa diberi penjelasan baik berbentuk keterangan
atau pun footnote.

2)      Mengambil Harga yang Lebih Rendah antara Harga Perolehan atau Harga Pasar
Seringkali harga surat-surat berharga berfluktuasi. Harga pasar bisa lebih tinggi daripada
harga perolehannya dan sebaliknya.
Lalu, mana harga yang dicantumkan di aktiva lancar?
Bila harga pasar surat-surat berharga yang dimiliki lebih rendah dari harga perolehannya
dengan jumlah selisih yang cukup lebar dan penurunan tersebut memang nyata serta tidak
bersifat sementara, maka surat berharga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancar di
neraca tidak boleh melebihi harga pasarnya.Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih
dari harga perolehan dengan harga pasarnya pada tanggal neraca.
Pencatatan kerugian yang diakui dilakukan adalah sebagai berikut :
Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga                           xx
        Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga             xx

Rugi penurunan nilai surat berharga termasuk kelompok rugi di luar usaha dalam
laporan laba rugi.
Sedangkan cadangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan dalam
NERACA mengurangi rekening Surat Berharga.
Bila terjadi penjualan surat berharga yang sudah diturunkan nilainya maka laba rugi
penjualan dihitung dengan membandingkan harga jual dengan harga perolehan yang baru
(sesudah dikurangi cadangan penurunan nilai surat berharga).
Cara penilaian ini dapat diterapkan untuk surat-surat berharga dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1.      Diterapkan untuk jumlah keseluruhan surat-surat berharga.
2.      Diterapkan untuk masing-masing elemen surat berharga.
Berikut ini contoh penerapan dari kedua cara terebut:
Data-data investasi surat berharga milik PT Mugo Berkah pada tanggal 31 Desember 2015
adalah sebagai berikut :
Bila diterapkan dengan cara pertama yaitu untuk jumlah keseluruhan surat-surat
berharga, maka yang lebih rendah dan dicantumkan di neraca adalah harga pasar sebesar Rp.
2.507.000.
Besarnya kerugian yang akan diakui adalah sebesar :
Rp. 2.535.000 – Rp. 2.507.000 = Rp. 28.000
Bila diterapkan dengan cara kedua yaitu untuk masing-masing elemen surat berharga, jumlah
yang lebih rendah dan nampak di neraca adalah :
Rp. 505.000 + Rp. 1.020.000 + Rp 975.000 = Rp. 2.500.000.
Sehingga kerugian yang diakui adalah :
Rp. 2.535.000 – Rp. 2.500.000 = Rp. 35.000
Misalnya digunakan cara pertama, yaitu diterapkan untuk sejumlah keseluruhan surat-surat
berharga maka pengakuan kerugian sebesar Rp. 28.000 dan dicatat dengan  jurnal pada tanggal
31 Desember 2015 sebagai berikut :
Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga   Rp. 28.000
Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga   Rp. 28.000
Cadangan penurunan nilai surat berharga ini akan dihapuskan bila surat-surat
berharga tersebut dijual.
Misalnya pada tanggal 31 Desember 2016 harga perolehan seluruh saham yang dimiliki sebesar
Rp. 2.050.000 dan harga pasarnya Rp. 2.000.000.Maka setelah dilakukan perbandingan antara
harga perolehan dan harga pasar surat berharga yang dimiliki diketahui besar penurunan nilainya
sebesar Rp. 50.000.Penurunan nilai sebesar Rp.50.000, sedangkan saldo rekening Cadangan
Penurunan Nilai hanya sebesar Rp. 28.000, maka dibuat penyesuaian dengan jurnal sebagai
berikut:
Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga        Rp. 22.000
Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga   Rp. 22.000
Jumlah penurunan nilai ini dibandingkan dengan saldo rekening Cadangan Penurunan
Nilai Surat Berharga, dan rekening ini disesuaikan dengan penurunan nilai tanggal 31 Desember
2016.Bila saldo rekening Cadangan Penurunan Nilai lebih besar dari penurunan nilai
sesungguhnya, maka rekening Cadangan Penurunan Nilai di debit dan kreditnya adalah rekening
Laba Berkurangnya Rekening Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga.Cara seperti ini dapat
menghilangkan kesulitan penentuan besarnya penurunan nilai untuk setiap surat berharga, bila
perhitungannya diterapkan untuk keseluruhan jumlah surat berharga.
Bila surat berharga sudah diturunkan nilainya sampai pada jumlah harga pasarnya maka
penyesuaian-penyesuaian berikutnya hanya dibuat selama perubahan-perubahan harga tersebut
masih di bawah harga pokoknya.Bila harganya naik sampai di atas harga pokoknya, maka
penyesuaian yang dibuat maksimum akan berhenti sesudah rekening cadangan penurunan nilai
menunjukkan saldo 0 (nol).

1.      Metode Harga Perolehan/ Harga Pokok (cost method)

Dalam metode ini, surat berharga dicantumkan sebesar harga perolehannya. Metode ini
tdk mengakui thdp keuntungan dari kenaikan/ penurunan kurs surat-surat berharga.

Contoh soal:

1.      Tanggal 23 des 2003, PT. Trukindo membeli saham biasaPT.Express 1000lbr@Rp1.450. Provisi
dan materaiRp 150.000.
2.      Tanggal 29 des 2003, PT. Trukindo menjual saham biasa PT. PT.Express 500lbr@Rp
2.000.Provisi dan materai Rp200.000.

Berapakah Nilai Surat Berharga yang dimiliki oleh PT. Trukindo per 31 desember.
Dengan metode Harga Perolehan ?

Penjelasan :

Pembelian tgL 23/12/03 


Harga 1000Lbr X Rp 1.450= Rp 1.450.000
Provisi & Materai Rp 150.000+
Cost 23/12/03 Rp 1.600.000
Penjualan tgL 29/12/03
Harga 500Lbr X Rp 2.000 = Rp 1.000.000
Povisi & Materai Rp 200.000-
Cost. Rp 800.000

Informasi :
Lembar saham tinggal 500Lbr ( 1000Lbr-500Lbr )
Cost per 31 Des 2003 =Rp1.600.000 - Rp800.000 = Rp 800.000

Jadi pada Tgl 31 Des 2003 Surat berharga dicatat sebesar Harga Perolehan yaitu 
Rp 800.000,-

2. Metode Harga Terendah antara cost dgn Harga Pasar ( lower of cost Or Market Method
).

Dlm metode ini, surat berharga dicantumkan sebesar harga terendah antara H.pokok dan
H. pasarnya.,adanya kerugian 
akan diakui yaitu selisih Harga pokok dan H.Pasar, dengan pencatatan sebagai berikut :
Rugi Penurunan Nilai Surat Berhaga                   Rp XXX
      Cadangan penurunan nilai surat berharga                          Rp XXX

Dengan metode ini, Terbagi 2 cara yang dapat diterapkan kepada surat berharga yaitu:
         Diterapkan kepada jumlah seluruh surat berharga
         Diterapkan kepada masing-masing surat berharga

Contoh : 

Daftar surat-surat berharga yang dimiliki PT.SINGOSARI per 31 Des 2003 sebagai
berikut :
Keterangan Harga Perolehan Harga Pasar LOCOM

100 lbr obligasi


PT.Baruna12%
Rp.505.000 Rp.512.000 Rp.505.000
100 lbr saham preferen
Rp.1.040.000 Rp.1.020.000 Rp.1.020.000
PT.Rajawali 12%
Rp.  990.000 Rp.975.000 Rp.975.000
200 lbr saham biasa
PT.Barito

JUMLAH Rp 2.535.000 Rp 2.507.000 Rp. 2.500.000

1. DITERAPKAN PADA SELURUH SURAT BERHARGA

Jika diterapkan kepada jumlah seluruh surat berharga, maka :

surat berharga yang tercantum dineraca Rp.2.507.000

HP           = Rp 2.535.000

H.Pasar    = Rp 2.507.000

selisih      = Rp.     28.000


Jurnal

Rugi penurunan nilai SB                  Rp. 28.000,-


       cadangan penurunan nilai SB                           Rp. 28.000,-

2. DITERAPKAN PADA SETIAP SURAT BERHARGA

Jika diterapkan kepada masing-masing elemen surat berharga,maka surat berharga yang
tercantum dineraca Rp.2.500.000

HP              Rp.2.535.000

H.pasar       Rp.2.500.000

Ada selisih   Rp     35.000

Jurnal

Rugi penurunan nilai surat berharga                  Rp. 35.000,-


              cadangan penurunan nilai surat berharga                   Rp. 35.000,-

Bagaimana jika surat berharga di jual ?

Cadangan penurunan nilai surat berharga ini akan dihapuskan apabila surat-surat berharga
tersebut dijual.

sebagai contoh:

Jika pada tangal 4 Januari PT.SINGASARI menjual 


200 lembar saham PT.BARITO, provisi dan materai Rp 500.000 dgn Kurs 75%.
( Harga perolehan /lembar Rp. 9.000 )

jawab:
Harga kurs 200 lbr PT.BARITO = 200 X Rp.9.000 X 75%  = Rp 1.350.000 
Provisi dan materai 1%                                                    = Rp    500.000
nilai jual (kas )                                                                                       Rp 850.000
Harga perolehan                                          Rp 990.000 
Cad. Penurunan nilai surat berharga               Rp  15.000
                                                                                                            Rp 975.000

Rugi penjualan Surat berharga                                                                  Rp 125.000

Maka Jurnalnya pada tgL 4 Januari 2003 :

Kas                                 Rp 850.000
Cad. Penurunan nilai SB    Rp   15.000
Rugi penjualan SB             Rp 125.000
              Surat Berharga                          Rp 990.000

Komentar

1.

prima utama16 Oktober 2017 02.41

ok

Balas

Posting Komentar

Postingan Populer

Desember 18, 2017

BAB XII : TEORI STRUKTUR MODAL

1 komentar
Diberdayakan oleh Blogger
Gambar tema oleh Anna Williams

Arsip
Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai