Pertemuan I (satu)
Marc Ancel : criminal policy is the rational organization of the control of crime by society.
Usaha yang rasional terhadap kejahatan yang dilakukan masyarakat
Peter Hoefnagels : criminal policy is the rational organization of the social reaction to crime.
Sudarto : politik kriminal/kebijakan kriminal adalah suatu usaha yang rasional dari
masyarakat dalam menanggulangi tindak pidana.
Politik kriminal secara singkat dapat dimaknai pula sebagai kebijakan (usaha – usaha
rational) penanggulangan tindak pidana.
Membicarakan upaya upaya yang bisa dilakuka untuk menangulangi tindak pidana
Peter Hoefnagels :
Penanggulangan tindak pidana dengan menggunakan sarana penal atau sarana hukum
pidana, yang menekankan pada aspek represif (pemberantasan/ penindakan) setelah
terjadinya tindak pidana.
Penanggulangan tindak pidana dengan menggunakan sarana non penal atau sarana di luar
hukum pidana, yang menekankan pada aspek preventif (pencegahan/pengendalian)
sebelum terjadinya tindak pidana.
Politik hukum Pidana bisa dimaknai sebagai upaya atau kebijakan penanggulangan tindak pidana
yang dilakukan dengan menggunakan sarana hukum pidana atau sarana penal
Adapun langkah langkah untuk menerapkan sarana penal atau politik hukum pidana;
Tahap pembuatan atau perumusan perundang – undangan pidana oleh pembentuk undang undang ,
hal ini yang digunakan untuk menaggulangi setelah terjadinya pidana
Pembuatan diisini dimaknai dengan pembuatan peraturan perundang – undangan yang baru karena
belum ada mengaturnya , contoh :kumpul kebo , atau pembuatan dalam hal ini dapat juga dimaknai
sebagai peraturan yang digunakan untuk merevisi peraturan perundang – undangan lama karena
sudah tidak relevant dan tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
Peraturan perundang undnagan yang dimaksud adalah Undang – undang dan peraturan daerah
adalah satu satunya yang bisa memuat sanksi pidana
Tahap penerapan peraturang perundang undangan oleh apparat penegak hukum; dapat diartikan
luas (penyindik , pu ,polisi, jaksa) dan sempit(hakim) ketika terjadi kasus konkrit atau peristiwa
tindak pidana ,
3. Tahap Eksekusi
Pelaksanan keputusan hakim yang telah inkrah, yang dilaksanakan oleh jaksa sebagai aparat
eksekutor ,tetapi itu akan berlanjut jika pidana mati maka akan diteruskan ke kepolisian .
Didalam politik hukum pidana disitu ada tahap formulasi yang bukan hanya menjadi tugas apparat
penegak hukum namun juga lembaga legislative , bahkan tahap formulasi ini merupakan tahap yang
paling strategis di dalam penanggulanagn tindak pidana menggunakan sarana penal karena tahap
formulasi akan menjadi landasan untuk tahap selanjutnya , maka dari itu kesalahan dan kelemahan
harus di minimalkan agar tidak terjadi mulitafsir pada tahap aplikasi contoh ; UU ITE
TUGAS
1.TELUSURI DAN KAJI SATU UNDANG UNDANG PIDANA DI LUAR KUHP YANG MEMILKI KELEMAHAN DI LUAR
KUHP
3. TUNJUKAN KELEMAHANNYA
4. ANALISIS TERHADAP KELEMAHAN TERSEBUT MEMILKI DAMPAK APA PADA TAHAP APLIKASI DAN EKSEKUSI