Anda di halaman 1dari 11

Tugas audit& asurans 1

SA 300 & SA 530

Kelompok 6 (EY) :
Giovanni Regina Gondokusumo – 125180171
Carisa Natascha – 125180172
Nathalia Angeline – 125180185
SA 300
RUANG LINGKUP
Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit atas
laporan keuangan. SA ini ditulis dalam konteks audit berulang. Pertimbangan tambahan dalam
perikatan audit tahun pertama diidentifikasi secara terpisah.

PERAN DAN SAAT PERENCANAAN


Melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan dan pengembangan
rencana audit. Perencanaan ini bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan, antara lain:
 Membantu auditor untuk memperhatikan area yang tepat dalam audit
 Membantu auditor mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang potensial secara
tepat waktu
 Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengolah perikatan audit sehingga dpat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien
 Memilih anggota tim perikatan dan memberikan tugas yang tepat kepada mereka
 Memfasilitasi arah dan supervisi kepada anggota tim perikatan
 Membantu, jika relevan, dalam pengoordinasian hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor komponen dan pakar

TUJUAN
 Tujuan auditor dalam SA 300 adalah untuk merencanakan audit agar audit tersebut dapat
dilaksanakan dengan efektif.

AKTIVITAS AWAL PERIKATAN


 Membantu auditor dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa atau kondisi yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kemampuan auditor dalam merencanakan dan melaksanakan
perikatan audit
 Pelaksanaan aktivitas perikatan awal tersebut memungkinkan auditor untuk merencanakan
perikatan audit seperti berikut :
- Auditor menjaga independensi yang diperlukan dan kemampuan untuk melakukan
perikatan
- Tidak terdapat isu yang berkaitan dengan integritas manajemen yang dpat memengaruhi
kesediaan auditor untuk melanjutkan perikatan
- Tidak terdapat kesalahpahaman dengan klien mengenai ketenutan perikatan

 Auditor harus melakukan aktivitas – aktivitas berikut ini pada awal perikatan audit periode kini :
a. Melaksanakan prosedur SA 220 tentang keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan audit tertentu
b. Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan, termasuk independensi,
sesuai dengan SA 220
c. Menetapkan suatu pemahaman atas ketentuan perikatan, seperti yang ditentukan oleh SA
210

AKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT


A. Strategi Audit Secara Keseluruhan
Auditor harus menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang menetapkan ruang, lingkup,
arah audit, serta yang memberikan panduan bagi pegembangan rencana audit. Hal ini perlu
dilakukan karena dapat membantu auditor dalam menentukan:
 Sumber daya yang dialokasikan untuk area audit tertentu , seperti penggunaan anggota tim
dengan pengalaman yang tepat untuk area beresiko tinggi.
 Jumlah anggota sumber daya yang dialokasikan untuk area audit tertentu , seperti menentukan
jumlah anggota tim yang ditugasi untuk mengamati perhitungan fisik persediaan yang sifatnya
material.
 Kapan sumber daya tersebut dialokasikan
 Bagaimana sumber daya tersebut dikelola , diarahkan dan disupervisi , seperti kapan akan
dimulai dan diakhiri sebuah rapat tim

Penetapan strategi audit secara keseluruhan yang harus dilakukan oleh auditor :
 Mengidentifikasikan karakteristik perikatan yang mendefinisikan ruang lingkupnya . Contohnya
adalah menidentifikasikan kerangka pelaporan keuangan yang menjadi dasar penyusunan
informasi atas laporan keuangan yang diaudit
 Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan waktu audit dan sifat komunikasi
yang disyaratkan. Cibtihnya adalah memastikan jadwal pelaporan entitas seperti pelaporan
interim dan final .
 Mempertimbangkan factor factor yang menurut pertimbangan professional auditor signifikan
dalam mengarahkan usaha tim perikatan. Contohnya adalah penentuan tingkat materialitas dan
cara auditor menekankan kepada anggota tim perikatan tentang kebutuhan untuk selalu
memiliki sikap kritis dalam berfikir
 Memastikan sifat, saat , dan luas sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perikatan.
Contohnya pelanggaran perikatan, termasuk pertimbangan yang tepat atas lamannya waktu
yang dibutuhkan untuk area yang mengandung resiko kesalahan penyajian material yang lebih
tinggi

B. Rencana Audit
Merupakan proses yang lebih rinci daripada strategi audit secara menyeluruh dikarenakan
rencana audit akan mencakup sifat, saat dan luas prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh
anggota tim perikatan. Auditor harus mengembangkan suatu rencana audit yang harus
mencakup hal - hal berikut :
i) Sifat saat dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan, seperti yang ditentukan
dalam SA 315
ii) Sifaat saat dan luas prosedur audit lanjutan yang direncanakan pada tingkat asersi,
seperti yang ditentukan dalam SA 330
iii) Prosedur audit lainnya yang direncanakan dan harus dlaksanakan agar perikatan
tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh SA.

C. Perubahan terhadap keputusan perencanan selama pelaksanaan audit


Sebagai akibat dari berbagai peristiwa yang tak terduga maka auditor dimungkinkan akan
memodifikasi strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit. Adanya modifikasi tersebut
juga akan berdampak sifat saat dan luas prosedur audit yang telah direncanakan, sehingga perlu
juga di modifikasi. Salah satu penyebab adanya peristiwa yang tak terduga tersebut mungkin
disebabkan adanya perbedaan informasi yang menjadi perhatian auditor dengan informasi yang
tersedia ketika auditor merencanakan prosedur audit. Contohnya adalah bukti audit yang
diperoleh melalui pelaksaan prosedur subtantif yang mungkin bertentangan dengan bukti audit
audit yang diperoleh melalui pengujian pengendalian
D. Arahan Supervisi dan Penelaah
Factor berikut adalah yang mempengaruhi sifat saat dan luas arahan dan supervise anggota tim
perikatan dan penelaahan yang bervariasi :
- Ukuran dan kompleksitas entitas
- Area audit
- Risiko kesalahan penyajaian material yang dinilai
- Kemampuan dan kompetensi setiap anggota tim perikatan dalam melaksanakan pekerjaan
audit

DOKUMENTASI
Dalam proses perencanaan atas suatu audit laporan keuangan, auditor harus memasukan hal-
hal berikut ini dalam dokumentasi audit:
I) Strategi audit secara keseluruhan. Contohnya adalah auditor dapat meringkas strategi audit
secara keseluruhan dalam bentuk suatu memorandum yang berisikan keputusan-keputusan
utama tentang ruang lingkup, saat, dan pelaksanaan audit secara keseluruhan.
II) Rencana audit. Dokumentasi atas rencana audit dapat berupa suatu catatan atas sifat, saat,
dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan dan prosedur audit lanjutan pada
tingkat asersi sebagai respon atas risiko yang dinilai.
III) Setiap perubahan signifikan yang dilakukan selama perikatan audit terhadap strategi audit
atau rencana audit secara keseluruhan, dan alas an atas perubahan tersebut.

PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA


Auditor perlu melakukan aktivitas berikut sebelum melakukan atau memulai audit tahun
pertama:
1. Melaksanakan prosedur terkait dengan penerimaan hubungan dengan klien dan perikatan audit
tertentu (SA 220).
2. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu, jika terjadi pergantian auditor.
Selain itu, berikut adalah pertimbangan tambahan yang dapat dipertimbangkan oleh auditor untuk
perikatan audit tahun pertama terkait dengan strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit,
antara lain:
1. Kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, membuat kesepakatan dengan auditor
pendahulu. Contohnya adalah menelaah kertas kerja auditor pendahulu
2. Mendiskusikan isu-isu utama yang ditemukan selama proses seleksi awal auditor, dengan
manajemen, serta mengkomunikasikan isu-isu tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola dan bagaimana isu-isu tersebut mempengaruhi strategi audit secara
keseluruhan dan rencana audit
3. Prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang tepat dan cukup tentang
saldo awal. Prosedur-prosedur lain yang disyaratkan oleh sistem pengendalian mutu KAP untuk
perikatan audit tahun pertama. Contohnya adalah sistem pengendalian mutu KAP yang mungkin
mengharuskan adanya keterlibatan individu senior untuk menelaah strategi audit secara
keseluruhan sebelum memulai prosedur audit yang signifikan.

SA 530
RUANG LINGKUP
 Standar audit ini diterapkan ketika auditor memutuskan untuk menggunakan sampling audit
dalam pelaksanaan prosedur audit (baik penggunaan sampling statistik maupun non statistik)
dalam perencanaan dan pemilihan sample audit.
 Sa ini melengkapi sa 500, yang berkaitan dengan tanggung jawab auditor utuk merancang dan
melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai
dasar untuk menarik kesimpulan sebagai basis opini auditor. Sa 500 memberikan panduan bagi
auditor untuk memilih unsur untuk pengujian, yang salah satunya adalah sampling audit.

TUJUAN
Memberikan basis yang memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan mengenai populasi yang
menjadi sumber pemilihan sample.

DEFINISI SERTA PENJELASAN


A. Sampling audit:
Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang
relevan sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk memberikan basis
memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan secara keseluruhan

B. Populasi :
Keseluruhan set data yang merupakan sumber yang dipilih untuk auditor menarik kesimpulan
dari keseluruhan set data tersebut.

C. Resiko sampling:
Resiko sampling dapat menimbulkan dua jenis kesimpulan yang salah:
I. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut lebih efektif daripada
kenyataannya atau dalam suatu pengujian rinci, kesalahan penyajian material tidak ada
padahal kenyataannya ada. Tipe kesalahan ini membuat auditor khawatir karena
mempengaruhi efektifitas audit dan menyebabkan opini yang tidak tepat.
II. Pengujian pengendalian kurang efektif daripada kenyataannya, atau dalam suatu
pengujian rinci terdapat kesalahan penyajian material yang kenyataannya tidak ada.
Jenis kesimpulan ini berdampak pada efisiensi audit yang akan menyebabkan pekerjaan
tambahan untuk menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak benar.

D. Risiko Non- Sampling :


Risiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang salah dengan alasan aapun yang tidak
terkait dengan risiko sampling. Contoh resiko non sampling mencakup penggunaan prosedur
audit yang tidak tepat, interpretasi yang salah terhadap bukti audit, dan kegagalan untuk
mengakui suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan

E. Anomali
Suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang secara jelas tidak mewakili kesalahan
penyajian atau penyimpangan dalam suatu populasi.

F. Unit sampling
Unsur unsur individual yang membentuk suatu populasi. Unit sampling berupa unsur unsur fisik
atau unit moneter

G. Sampling statistic
Suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
i. Pemilihan unsur unsur sampel dilaksanakan secara dan
ii. Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk mengukur
risiko sampling
Pendekatan sampling yang tidak memiliki karakteristik karakteristik diatass dan
dianggap sebagai sampling non statistic

H. Stratifikasi
- Proses pembagian suatu populasi ke dalam sub sub populasi yang setiap sub tersebut
merupakan suatu golongan unit unit sampling dengan karakteristik yang serupa (seringkali
nilai moneternya)
- Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi yang menjadi sumber pengambilan
sampel, auditor dapat memilih metode pemilihan stratifikasi atau nilai tertimbang.
- Tujuan stratifikasi adalah mengurangi keanekaragaman unsur unsur yang terdapat dalam
setiap strata dan oleh karena itu ukuran sampel dapat dikurangi tanpa meningkatkan risiko
sampling
- Efisiensi audit juga dapat ditingkatkan jika auditor dapat melakukan stratifikasi terhadap
suatu populasi dengan cara membagi populasi tersebut ke dalam sub sub populasi yang
memiliki karakteristik yang teridentifikasi
- Ketika melaksanakan pengujian rinci, populasi biasanya distratifikasi berdassarkan nilai
moneter. Demikian juga, sebuah populasi dapat distratifikasi berdasarkan karakteristik
tertentu yang menunjukan kemungkinan risiko kesalahan penyajian yang lebih tinggi,
sebagai contoh, ketika melakukan pengujian atas penyisihan piutang tak tertagih untuk
penilaian suatu piutang usaha,saldo akun tersebut dapat distratifikasi berdasarkan umur
piutang.
- Jika suatu golongan transaksi atau saldo akun telah dibagi ke dalam strata, maka kesalahan
penyajian akan diproyeksikan untuk setiap strata secara terpisah. Kesalahan penyajian yang
telah diproyeksikan untuk setiap strata kemudian dikombinasikan untuk
mempertimbangkan dampak kesalahan penyajian yang mungkin terjadi dalam keseluruhan
golongan ransaksi atau saldo akun.

I. Kesalahan penyajian yang dapat diterima


Bahwa jumlah kesalahan penyajian yang ditetapkan oleh auditor tidak melebihi kesalahan
penyajian sesungguhnya di dalam populasi. Kesalahan penyajian yang dapat diterima adalah
penerapan materialitas kinerja, seperti yang dijelaskan dalam SA 320, terhadap suatu prosedur
sampling tertentu. Kesalahan penyajian yang dapat diterima kemungkinan memiliki jumlah yang
sama atau jumlah yang lebih redah daripada materialitas kinerja.

J. Tingkat Penyimpangan yang dapat diterima


Suatu tingkat penyimpangan dari prosedur pengendalian internal yang telah ditentukan oleh
auditor untuk memperoleh tingkat asurans yang tepat bahwa tingkat penyimpangan yang
ditentukan oleh auditor tidak melebihi tingkat penyimpangan sesungguhnya dalam populasi

PERANCANGAN, UKURAN DAN PEMILIHAN UNSUR-UNSUR SAMPEL UNTUK DIUJI


 Ketentuan :
a. Auditor harus mempertimbangkan tujuan prosedur audit dan karakteristik populasi yang
menjadi sumber suatu sampel yang akan diambil
b. Auditor harus menentukan suatu ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi resiko sampling
sampai ke tingkat rendah yang dapat diterima
c. Auditor harus memilih unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit
sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama untuk dipilih
 Perancangan Sampel
Ketika merancang suatu sampel audit, pertimbangan auditor mencakup tujuan spesifik yang
hendak dicapai dan kemungkinan kombinasi prosedur audit terbaik untuk dapat mencapai
tujuan tersebut. Ketika melakukan sampling audit, auditor harus melaksanakan prosedur audit
untuk mendapatkan bukti bahwa populasi yang diambil sampelnya merupakan populasi yang
lengkap.

 Ukuran Sampel
Semakin kecil risiko yang auditor bersedia untuk menerimanya, semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan. Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbawsis
statistic atau melalui pertimbangan professional.

 Pemilihan Unsur untuk Diuji


- Dengan sampling statistic : unsur unsur dipilih dengan suatu cara yang setiap unit sampling
memiliki suatu probabilitas yang diketahui untuk dipilih.
- Dengan sampling non-statistik : pertimbangan auditor digunakan untuk memilih unsur yang
dijadikan sampel.
- Sumber sampel yang dipilih lebih baik representative, dengan memilih unsur sampel yang
memiliki karakteristik tipikal populasi sehinga keberpihakan dapat dihindari.

PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT


 Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang tepat untuk tujuan yang hendak dicapai atas
setiap unsur yang dipilih
 Jika prosedur audit tidak dapat diterapkan pada unsur pilihan, maka auditor harus
melaksanakan prosedur tersebut atas suatu unsur pengganti.
 Audit yang telah dirancang, atau prosedur alternatif lainnya yerhadap suatu unsur pilihan, maka
auditor harus menetapkan unsur tersebut sebagai suatu penyimpangan dari pengendalian yang
ditetapkan sebelumnya (dalam hal pengujian pengendalian) atau suatu kesalahan penyajian
(dalam hal pengujian rinci)

SIFAT DAN PENYEBAB PENYIMPANGAN DAN KESALAHAN PENYAJIAN


 Auditor harus menginvestigasi sifat dan penyebab penyimpangan atau kesalahan penyajian
yang teridentifikasi dan menilai dampak yang mungkin terjadi terhadap tujuan prosedur audit
tersebut dan terhadap area lainnya
 Apabila temuan adalah suatu anomali maka perlu memperoleh tingkat kepastian yang ringgi
dan melakukan prosedur audit tambahan.
 Auditor harus memperoleh tingkat kepastian dengan melaksanakan prosedur audit tambahan
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa kesalahan penyajian atau
penyimpangan semacam itu tidak berdampak terhadap unsur sisanya dalam populasi.

MEMPROYEKSIKAN KESALAHAN PENYAJIAN


 Pengujian Rinci : Auditor harus memproyeksikan kesalahan penyajian yang ditemukan dalam
sampel ke populasi.
 Auditor harus memproyeksikan kesalahan penyajian untuk suatu populasi untuk mendapatkan
skala kesalahan penyajian. Jika suatu kesalahan penyajian ditetapkan sebagai suatu anomaly,
maka hal itu dapat dikeluarkan ketika memproyeksikan kesalahan penyajian ke populasi.
Namun, pengaruh yang ditimbulkan dari kesalahan penyajian tersebut, jika tidak dikoreksi maka
masih perlu dipertimbangkan selain proyeksi kesalahan penyajian yang anomaly

PENGEVALUASIAN HASIL SAMPLING AUDIT


 Auditor harus menilai:
I. Hasil sampel;
II. Dapakah penggunaan sampling audit telah menyediakan basis yang wajar untuk
penarikan kesimpulan tentang populasi yang telah diuji
 Untuk pengujian pengendalian, tingkat penyimpangan sampel yang tinggi yang tidak diharapkan
dapat meningkatkan risiko kesalahan penyajian materal yang telah ditentukan, kecuali jika
diperoleh bukti audit tambahan yang memperkuat penilaian awal risiko tersebut. Suatu jumlah
kesalahan penyajian yang tinggi yang tidak diharapkan dalam suatu sampel dapat menyebabkan
auditor meyakini bahwa terdapat kesalahan penyajian material dalam suatu golongan transaksi
atau saldo akun, kecuali bukti audit tambahan membuktikan tidak ada kesalahan penyajian
material.
 Jika auditor menyimpulkan bahwa sampling audit belum dapat memberikan basis yang wajar
untuk penarikan kesimpulan tentang populasi yang diuji, auditor dapat:
- Meminta manajemen untuk menginvestiasi kesalahan penyajian yang telah diidentifikasi
dan potensi terjadinya kesalahan penyajian lebih lanjut serta membuat penyesuaian yang
diperlukan atau
- Menyesuaikan sifat, saat dan luas prosedur audit tambahan yang diperlukan untuk
mencapai tingkat asurans terbaik yang disyaratkan. Sebagai contoh, dalam hal pengujian
pengendalian, auditor dapat menambah ukuran sampel, melakukan pengujian terhadap
pengendalian alternative atau mengubah prosedur substantif yang terkait

CONTOH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI UKURAN SAMPEL UNTUK PENGUJIAN


PENGENDALIAN
 Faktor-faktor berikut dapat dipertimbangkan oleh auditor dalarn menentukan ukuran sampel
untuk pengujian pengendalian. Faktor-faktor ini, yang harus dipertimbangkan secara
bersamaan, menganggap bahwa auditor tidak merodifikasi sifat atau waktu pengujian
pengendalian atau dengan cara lain mengubah pendekatan pengujian pengendalian menjadi
prosedur substantif untuk merespons risiko yang telah dinilai.

FAKTOR PENGARUH TERHADAP UKURAN


SEMPEL
1. Adanya peningkatan Naik Semakin tinggi tingkat asurans
penilaian resiko yang hendak diperoleh oleh
auditoryang telah auditor atas efektifitas operasi
memperhitungkan pengendalian,semakin rendah
pengendalian yang risiko kesalahan penyajian
relevan. material yang dinilai oleh
auditor, dan sermakin besar
ukuran sarnpel yang diperlukan.
Jika penilaian auditor atas risiko
kesalahan penyajian material
dalam tingkat asersi mencakup
suatu ekspektasi tentang
efektifitas operasi pengendalian
,auditor disyaratkan untuk
melak sanakan pengujian
pengendalian. Demikian pula,
semakin tinggi auditor
mengandalkan efektifitas
operasi pengendalian dalam
penilaian risiko, sermakin besar
luas pengujian, oleh karena itu
ukuran sampel menjadi
meningkat.
2. Suatu peningkatan Turun Semakin rendah tingkat
penyimpangan yang penyimpangan yang dapat
dapat diterima diterima, semakin besar ukuran
sampel yang diperlukan
3. Suatu kenaikan dalarm Naik Semakin tinggi tingkat penyim
tingkat penyimpangan pangan yang diperkirakan
yang diperkirakan terjadi, sermakin besar ukuran
terjadi dalarm populasi sampel yang diperlukan
yang akan diuji sehingga auditor dapat
mermbuat estimasi yang wajar
tentang tingkat penyimpangan
yang sesunggguhnya.Faktor-
faktor relevan bagi auditor
dalam mempertimbangkan
tingkat penyimpangan yang
diperkirakan terjadi mencakup
pemahamnan auditor tentang
bisnis klien (khususnya,
prosedur penilaian risiko yang
dilakukan untuk mermperoleh
permahaman tentang pengend
alian intern), perubahan dalarn
personel atau pengen dalian
intern, hasil prosedur audit yang
diterapkan dalam periode
sebelurmnya, dan hasil
prosedur audit lain. Tingkat
penyimpangan pengendalian
yang tinggi urmurnya hanya bisa
sedikit, jika ada, mengurangi
risiko kesalahan penyajian
material yang telah ditentukan.
4. Suatu kenaikan dalam Naik Semakin tinggi tingkat asurans
tingkat asurans yang yang auditor harapkan bahwa
auditor harapkan hasil sarnpel benar-benar men
bahwa tingkat cerminkan penyimpang an yang
penyimpangan yang terjadi dalam populasi, maka
dapat diterima tidak semmakin besar ukuran sampel
melebihi tingkat yang diperlukan.
penyimpangan yang
sesungguhnya dalam
populasi
5. Suatu kenaikan dalam Dampak yang dapat diabaikan Untuk populasi yang besar,
jumlah unit sampling ukuran aktual populasi sedikit
dalam populasi berdampak, jika ada, terhadap
ukuran sarmpel. Namun, dalan
populasi yang kecil, sarmpling
audit tidak dapat seefisien
dibandingkan dengan cara-cara
alternatif dalar pemerolehan
bukti audit yang cukup dan
tepat.

CONTOH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMNENGARUHI UKURAN SAMPEL DALAM


PENGUJIAN
 Rinci
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan
ukuran sarpel untuk pengujian rinci. Faktor-faktor ini, yang perlu dipertimbangkan secara
bersama-sama, menganggap bahwa auditor tidak memodifikasi pendekatan dalam pengujian
pengendalian atau rengubah sifat atau waktu prosedur subtantif untuk merespons risiko yang
telah dinilai.

FACTOR PENGARUH TERHADAP UKURAN


SAMPEL
1. Suatu kenaikan risiko Naik Semakin tinggi risiko kesalahan
yang telah dinilai oleh penyajian material yang dinilai
auditor atas risiko auditor, semakin besar ukuran
kesalahan penyajian sampel yang diperlukan.
material. Penentuan risiko ke salahan
penyajian material oleh auditor
dipengaruhi oleh risiko bawaan
dan risiko pengendalian.
sebagai contoh, jika auditor
tidak melakukan pengujian
pengendalian, penilaian
risikooleh auditor tidak dapat
dikurangi untuk efektifitas
operasi pengendalian intern
untuk asersi tertentu. Oleh
karena itu, untuk dapat
mengurangi risiko audit ke
tingkat rendah yang dapat
diterima, auditor memerlukan
suatu tingkat risiko deteksi yang
rendah dan akan lebih
mengandalkan pada prosedur
substantif. Serakin banyak bukti
audit yang diperoleh dari
pengujian rinci (yaitu semakin
kecil risiko deteksi), semakin
besar ukuran sampel yang
diperlukan.
2. Suatu kenaikan dalam Turun Semakin auditor mengandalkan
penggunaan prosedur pada prosedur substantif lain
substantif lain yang (pengujian rinci atau prosedur
diarahkan ke asersi analitik substantif) untuk
yang sama. mengurangi risiko deteksi ke
suatu tingkat yang dapat
diterima berkaitan dengan
suatu populasi tertentu,
semnakin berkurang asurans
yang disyaratkan oleh auditor
dari sampling, oleh karena itu,
semakin kecil ukuran sampel
yang diperlukan.

3. Suatu kenaikan tingkat Naik Semakin besar tingkat asurans


asurans yang yang disyaratkan oleh auditor
diharapkan oleh auditor bahwa hasil sampel pada
bahwa kesalahan kenyataannya mengindikasikan
penyajian yang dapat jumlah aktual kesalahan
diterima tidak melebihi penyajian dalam populasi,
kesalahan penyajian semakin besar ukuran sampel
aktual dalam populasi yang diperlukan.

4. suatu kenaikan dalam Turun Semakin rendah kesalahan


kesalahan penyajian penyajian yang dapat diterima,
yang dapat diterima sernakin besar ukuran sampel
mana yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai