Kelompok 6 (EY) :
Giovanni Regina Gondokusumo – 125180171
Carisa Natascha – 125180172
Nathalia Angeline – 125180185
CHAPTER 12
AUDIT REPORTS AND COMMUNICATION
Laporan audit sangat singkat, tidak lebih dari beberapa baris. tetapi membutuhkan perawatan
yang besar dan penyempurnaan dari proses audit yang ketat dan panjang. Namun, di samping
laporan audit eksternal yang singkat, auditor diharapkan untuk mengatasi masalah akuntansi
dan audit secara lebih luas dalam laporan audit bentuk panjang.
c. Paragraf pengantar:
- Identifikasi laporan keuangan yang telah diaudit
- Pernyataan tanggung jawab manajemen entitas dan tanggung jawab auditor.
- Contoh ilustrasi opening paragraph:
“ We have audited the accompanying balance sheet of the ABC Company as of December
31, 2013, and the related statements of income and cash flows for the year then ended.
These financial statements are the responsibility of the Company’s Management. Our
responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audit.”
g. Alamat Auditor
Laporan harus mencantumkan nama lokasi tertentu, yang biasanya kota di mana kantor auditor
yang melayani klien diaudit berada.
Unqualified Opinion with Explanatory Language (Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan
Bahasa Penjelas)
- Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas
yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf
pendapat.
- Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:
1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
4) Penekanan atas suatu hal
5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk menyatakan dalam segala jenis opini yang dimodifikasi
dengan tepat atas laporan keuangan yang diperlukan ketika :
a) Auditor menyimpulkam , berdasarkan bukti audit yang diperoleh, bahwa laporan
keuanngan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian.
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporaan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian.
Definisi
Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna sebagai berikut :
a. Pervasif
Suatu istilah yang digunakan dalam konteks kesalahan penyajian untuk menggambarkan
dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan atau kemungkinan dampak
kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan, jika ada, yang tidak dapat terdeteksi
karena ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Dampak
yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut pertimbangan
auditor:
Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan
Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial dari
laporan keuangan
Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat fundamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan.
b. Opini modifikasian
Suatu opini wajar dengan pengecualian, suatu opini tidak wajar, atau suatu opini tidak
menyatakan pendapat.
2. Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat
jarangyangmelibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa,
meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap
ketidakpastiantersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan
kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan
keuangan.
Konsekuensi dari Ketidakmampuan untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan
Tepat yang Disebabkan oleh Pembatasan yang Dilakukan oleh Manajemen setelah
Auditor Menerima Perikatan
a) Jika setelah menerima perikatan, auditor menyadari bahwa manajemen telah
melakukan pembatasan terhadap ruang lingkup audit yang menurut auditor mungkin
akan menyebabkan auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, maka auditor harus meminta
manajemen untuk mencabut pembatasan tersebut.
b) Jika manajemen menolak untuk mencabut pembatasan yang dirujuk dalam paragraf
11, maka auditor harus mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, kecuali pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, dan menentukan apakah terdapat
kemungkinan untuk melakukan prosedur alternatif untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat.
c) Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, maka auditor
harus menentukan implikasinya sebagai berikut:
Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat
bersifat material, tetapi tidak pervasif, maka auditor harus menyatakan
opini wajar dengan pengecualian
Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat
bersifat material dan pervasif sehingga suatu opini wajar dengan
pengecualian tidak akan memadai untuk mengomunikasikan signifikansi
kondisi tersebut, maka auditor harus:
Menarik diri dari audit, jika diperkenankan dan memungkinkan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Jika penarikan diri dari audit sebelum menerbitkan laporan auditor tidak
diperkenankan atau tidak memungkinkan, maka audito tidak boleh
menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
d) Jika auditor menarik diri seperti yang dijelaskan dalam paragraf 3b, sebelum
menarik diri, auditor harus mengomunikasikan kesalahan penyajian yang
teridentifikasi selama audit yang dapat menyebabkan modifikasi terhadap opini
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Pertimbangan Lain yang Berkaitan dengan Opini Tidak Wajar atau Opini Tidak
Menyatakan Pendapat
Ketika menurut auditor suatu opini tidak wajar atau opini tidak menyatakan pendapat
perlu dinyatakanatas laporan keuangan secara keseluruhan, laporan auditor juga tidak
diperkenankan untuk mencantumkan opini tanpa modifikasian, berdasarkankerangka
pelaporan keuangan yang sama, atas suatu laporan keuangan tunggalatau satu atau lebih
unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan. Pencantumanopini tanpa modifikasian
tersebut dalam laporan yang samadalam kondisi tersebut akan bertentangan dengan opini
tidak wajar atau opini tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Paragraf Opini
1. Ketika auditor memodifikasi opini audit, auditor harusmenggunakan subjudul “Opini
Wajar dengan Pengecualian”, “Opini Tidak Wajar”, atau “Opini Tidak Menyatakan
Pendapat”, sesuai dengan kondisinya, untuk paragraf Opini.
2. Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian karena terdapat
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, auditor harus menyatakan
dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian:
a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka penyajian wajar
b. Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka kepatuhan. Ketika modifikasi timbul sebagai akibat dari
ketidakmampuan untuk memperoleh buktiaudit yang cukup dan tepat, auditor
harus menggunakan frasa “kecuali untukkemungkinan dampak dari hal-hal...”
untuk opini yang dimodifikasi.
3. Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus menyatakan dalam
paragraf Opini bahwa, menurut opini auditor, karena signifikansi hal-hal yang
dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar:
a. Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka
penyajian wajar
b. Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka kepatuhan.
4. Ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena ketidakmampuannya untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan dalam
paragraf Opini bahwa:
a. Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit, dan oleh
karena itu
b. Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.
Penjelasan Tanggung Jawab Auditor ketika Auditor Menyatakan suatu Opini Wajar
denganPengecualian atau Opini Tidak Wajar
Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
wajar, auditor harus mengubah penjelasan dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor yang
menyatakan bahwa auditor percaya bahwa bukti audit yang telah diperoleh auditor
adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini modifikasian.
Penjelasan tentang Tanggung Jawab Auditor Ketika Auditor Menyatakan suatu Opini
Tidak Menyatakan Pendapat
Ketika auditor menyatakan suatu opinitidak menyatakan pendapat karena
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,auditor
harus mengubah paragraf pendahuluan dalam laporan auditor untukmenyatakan bahwa
auditor ditugaskan untuk mengaudit laporan keuangan. Auditorjuga harus mengubah
penjelasan tentang tanggung jawab auditor dan ruang lingkup audit dalam paragraph
Tanggung Jawab Auditor untuk menyatakan sebagai berikut: “Tanggung jawab kami
adalah untuk menyatakan suatu Opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan
pelaksanaan audit yang sesuaidengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Namun, karena hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis
untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit”
SA700
RUANG LINGKUP
1. Mengatur tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan
2. Sa 705 dan 7062 mengatur bagaimana bentuk dan isi laporan auditor dipengaruhi
ketika auditor menyatakan suatu opini modifikasian atau mencantumkan suatu
paragraph penekanan atau suatu paragraph lain dalam laporan auditor
3. SA ini ditulis dalam konteks laporan keuangan bertujuan umum yang lengkap.
4. SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor. SA ini juga membantu
peningkatan pemahaman pengguna laporan keuangan dan pengidentifikasi kondisi-
kondisi yang tidak biasa ketika terjadi.
TANGGAL EFEKTIF
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah
i. Tanggal 1 Januari 2013 untuk Emiten
ii. Tanggal 1 Januari 2014 untuk entitas selain Emiten, penerapan dini dianjurkan
TUJUAN
a. Merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas
kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh
b. Menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis yang juga
menjelaskan basis untuk opini tersebut.
DEFINISI
Untuk tujuan SA ini, Istilah berikut memiliki makna:
a. Laporan keuangan bertujuan umum: laporan keuangan yang disusun berdasarkan
suatu kerangka bertujuan umum
b. Kerangka bertujuan umum: suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang
untuk memehuni kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak pengguna
laporan keuangan.
Istilah “kerangka pelaporan wajar” digunakan untuk merujuk pada suatu kerangka
pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam
kerangka tersebut dan:
i. Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai penyajian
laporan keuangan yang wajar, kemungkinan perlu bagi manajemen untuk
menyediakan pengungkapan yang melebihi pengungkapan yang telah
ditentukan oleh kerangka tersebut
ii. Mengakui secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen untuk
menyimpang dari suatu ketentuan kerangka untuk mencapai penyajian laporan
keuangan yang wajar.
c. Opini tanpa modifikasian: opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material.
Sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “suatu laporan keuangan
bertujuan umum yang lengkap, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait”
KETENTUAN
Perumusan suatu Opini atas Laporan Keuangan
- Auditor harus merumuskan apakah laporan keuangan disusun, dalam suatu hal yang
material, sesuai dengan kerangka yang berlaku
- Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan sebuah auditol telah
memperoleh keyakinan memadai secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
- Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan:
1. Kesimpulan auditor berdasar SA 330
2. Kesimpulan auditor berdasar SA 450
3. Evaluasi yang diharuskan
- Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang
material sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengevaluasian tersebut harus
mencakup pertimbangan atas aspek kualitaitf praktik akuntansi entitas, termasuk
indikator kemungkinan penyimpangan dalam petimbangan manajemen.
- Secara khusus auditor harus mengevaluasi apakah dari sudut pandang ketentuan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
a. Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang
dipilih dan diterapkan secara memadai
b. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat
c. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
diandalkan, dapat diperbandingkan dan dipahami
e. Menyediakan pengungkapan yang memadai untuk memungkinkan
pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh transaksi dan
peristiwa material terhadap inormasi yang disampaikan
f. Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan termasuk judul
setiap laporan keuangan sudah tepat
- Pengevaluasian tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar harus
mencakup pertimbangan sebagai berikut:
a. Penyajian, struktur dan isi laporan keuangan secara keseluruhan dan
b. Apakah laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan terkait
mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu
cara yang mencapai penyajian wajar
- Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara memadai pada
atau menjelaskan kerangka laporan yang berlaku
Bentuk opini
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi bila auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.
Auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasar SA 705 apabila:
a. Menyimpulkan bahwa berdasar bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas daei kesalahan penyajian material
b. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material
Laporan Auditor
1. Harus tertulis
2. Memiliki judul yang mengindikasikan laporan auditor independen
3. Dituju kepada pihak menurut ketentuan perikatan
4. Paragraf pendahuluan harus:
i. Mengidentifikasi entitas
ii. Mennyatakan laporan telah di audit
iii. Mengidentiikasi judul
iv. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi lainnya
v. Menyebut tanggal atau periode
Opini Auditor
1. Ketika menyatakan opini tanpa modifikasian atas LK . dalam semua hal yang
materialharus sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
2. Jika bukan maka harus mengidentifikasikan yuridiksi asal kerangka tersebut.