Anda di halaman 1dari 24

Tugas audit& asurans 1

Chapter 12, SA 700 & SA 705

Kelompok 6 (EY) :
Giovanni Regina Gondokusumo – 125180171
Carisa Natascha – 125180172
Nathalia Angeline – 125180185

CHAPTER 12
AUDIT REPORTS AND COMMUNICATION
 Laporan audit sangat singkat, tidak lebih dari beberapa baris. tetapi membutuhkan perawatan
yang besar dan penyempurnaan dari proses audit yang ketat dan panjang. Namun, di samping
laporan audit eksternal yang singkat, auditor diharapkan untuk mengatasi masalah akuntansi
dan audit secara lebih luas dalam laporan audit bentuk panjang.

Tanggung Jawab Manajemen untuk Laporan Audit


 Sampai tahun 2002, pejabat perusahaan perusahaan publik di Amerika Serikat tidak dimintai
tanggung jawab untuk salah saji laporan keuangan kecuali penipuan bisa dibuktikan.
 Hal tersebut berubah saat Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX).
 Sejak itu, kepala eksekutif atau pejabat dan petugas keuangan, diperlukan untuk menyatakan
dalam setiap laporan tahunan atau kuartalan yang diajukan atau diserahkan kepada Komisi
Sekuritas dan Bursa (SEC) dan harus memenuhi hal berikut :
o Petugas yang menandatangani telah mengkaji laporan yang dihasilkan
o Laporan yang dihasilkan tidak mengandung pernyataan tidak benar yang ditujukan
untuk menyatakan sebuah fakta material
o Laporan keuangan, dan informasi keuangan lainnya lengkap dan terdapat pada semua
informasi yang disajikan
o Petugas yang menandatangani :
a. Bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan kontrol internal
b. Telah mengevaluasi efektivitas pengendalian internal
c. Telah disajikan dalam laporan kesimpulan tentang efektivitas pengendalian
internal berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
o Petugas yang bertugas menandatangani telah diungkapkan kepada auditor perusahaan
dan komite audit :
a. Semua kekurangan yang signifikan dalam operasi kontrol internal yamg dapat
menyebabkan kerugian perusahaan dalam mencatat, memproses,
menggabungkan dan menghasilkan laporan keuangan dan telah diidentifikasi
auditor perusahaan segala kelemahan material dalam pengendalian internal
b. Segala kecurangan, baik bukan material-pun, yang melibatkan manajemen atau
pekerja lanjutan yang memiliki peran dalam internal control perusahaan.
o Petugas yang bertugas menandatangani telah menunjukkan dalam laporan apakah ada
atau tidak ada perubahan yang signifikan dalam pengendalian internal atau faktor-
faktor lain yang secara signifikan yang mempengaruhi kontrol internal setelah evaluasi
mereka, termasuk tindakan korektif yang berkaitan dengan kekurangan yang signifikan
dan kelemahan material.

Basic Elements of the Auditor’s Report


 lSA 700, "Laporan Auditor Laporan Keuangan" menyatakan: "Auditor harus meninjau dan
menilai kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan." Laporan auditor harus berisi pendapat tertulis atas laporan
keuangan secara keseluruhan.
 Isi Laporan Auditor
Hal - hal yang harus ada pada sebuah laporan audit diantaranya:
a. Judul (title)
Judul harus tepat supaya membantu pembaca untuk mengidentifikasi serta membuat pembaca
mudah membedakannya dari laporan lain.

b. Penerima Laporan (addressee)


harus ditangani seperti yang dipersyaratkan oleh keadaan perikatan dan peraturan setempat.
Laporan ini biasanya ditujukan baik kepada pemegang saham atau dewan Pengawas Keuangan
atau dewan direksi dari entitas yang laporan keuangannya telah diaudit.

c. Paragraf pengantar:
- Identifikasi laporan keuangan yang telah diaudit
- Pernyataan tanggung jawab manajemen entitas dan tanggung jawab auditor.
- Contoh ilustrasi opening paragraph:
“ We have audited the accompanying balance sheet of the ABC Company as of December
31, 2013, and the related statements of income and cash flows for the year then ended.
These financial statements are the responsibility of the Company’s Management. Our
responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audit.”

d. Paragraf Cakupan (Scope Paragraph)


Ruang lingkup mengacu pada kemampuan auditor untuk melakukan prosedur audit yang
dianggap perlu dalam keadaan tersebut. Scope Paragraph berisi pernyataan faktual tentang apa
auditor lakukan di audit. Ruang lingkup ayat harus menyertakan pernyataan bahwa audit
direncanakan dan dilakukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material dan bahwa audit memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapat tersebut.

e. Opini ayat yang mengandung ungkapan pendapat atas laporan keuangan


- Paragraf pendapat dari laporan auditor harus secara jelas menunjukkan kerangka pelaporan
keuangan yang digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan (termasuk mengidentifikasi
negara asal kerangka kerja pelaporan keuangan ketika kerangka kerja yang digunakan bukan
standar pelaporan keuangan internasional) dan menyatakan opini auditor tentang apakah
laporan keuangan memberikan pandangan yang benar dan adil (atau disajikan secara adil,
dalam semua hal yang material) sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan dan, jika
sesuai, apakah laporan keuangan memenuhi persyaratan hukum
- Standar Internasional tentang Pemeriksaan Keuangan (ISA) 200, menyatakan bahwa tujuan
dari audit laporan keuangan adalah untuk memungkinkan auditor untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan diidentifikasi.

f. Tanggal Laporan Auditor


harus memberikan tanggal pada laporan sebagai tanggal penyelesaian audit (biasanya tanggal
terakhir kerja lapangan).

g. Alamat Auditor
Laporan harus mencantumkan nama lokasi tertentu, yang biasanya kota di mana kantor auditor
yang melayani klien diaudit berada.

h. Tanda Tangan Auditor


Laporan tersebut harus ditandatangani atas nama perusahaan audit, atau nama pribadi auditor,
atau keduanya, yang sesuai. laporan auditor yang biasanya ditandatangani atas nama
perusahaan karena perusahaan bertanggung jawab untuk audit.

Tipe – Tipe Laporan yang Menggambarkan Laporan Audit


 Opini yang dinyatakan di dalam laporan auditor bisa jadi salah satu dari empat tipe berikut ini:
unqualified (wajar), qualified (tidak wajar), adverse atau disclaimer of opinion (tidak
memberikan pendapat).

 Standard Unqualified Opinion Auditor’s Report (Opini Wajar tanpa Pengecualian)


- Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum.
- Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika
kondisi berikut ini terpenuhi :
1) Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas terdapat dalam laporan keuangan.
2) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.
3) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan
lapangan.
4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
5) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

 Unqualified Opinion with Explanatory Language (Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan
Bahasa Penjelas)
- Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas
yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf
pendapat.
- Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:
1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
4) Penekanan atas suatu hal
5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

 Qualified Opinion (Pendapat Wajar dengan Pengecualian)


- Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar
laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
- Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :
1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup
audit.
2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi
berterima umum, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan
pendapat tidak wajar

 Adverse Opinion (Pendapat Tidak Wajar)


Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan yang diaudit tidak
disajikan secara wajar serta tidak memadai financial statements.

 Disclaimer of Opinion (Tidak Memberikan Pendapat)


Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika auditor belum dapat memperoleh bukti
audit yang memadai, oleh karena itu auditor tidak dapat mengungkapkan pendapat tentang
financial statement. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen
dalam hubungannya dengan klien.

Emphasis of a Matter Paragraph


 Auditor yang telah memberikan opini nya di laporan keuangan, terkadang harus menarik
perhatian pengguna laporan keuangan terhadap persoalan tersebut, walaupun telah disajikan
atau diungkapkan secara sesuai di dalam laporan keuangan, hal ini penting bahwa pengguna
dari laporan keuangan dapat mengerti.
 Bagian dari opini ini disebut
1. An emphasis of matter paragraph
Paragraph yang ada di dalam laporan auditor yang merujuk kepada persoalan yang disajikan
secara sesuai atau diungkap di dalam laporan keuangan yang menurut penilaian auditor
memiliki kepentingan yang menjadi dasar dari pemahaman pengguna terhadap laporan
keuangan. Umumnya, auditor akan menulis emphasis of a matter paragraph ketika:
- Terdapat ketidakpastian yang signifikan yang mana dapat mempengaruhi laporan keuangan,
resolusi yang dependen terhadap kejadian di masa depan.
- Untuk memperjelas persoalan material terkait permasalahan going concern.
- Persoalan lainnya.

2. Other matter paragraph


Paragraph yang ada di dalam laporan auditor yang merujuk kepada persoalan selain yang
disajikan atau diungkapkan di dalam laporan keuangan yang mana menurut penilaian auditor,
relevan terhadap pemahaman pengguna terhadap audit, tanggung jawab auditor atau laporan
auditor.

Ketidakpastian di dalam emphasis of a matter paragraph


Contoh terkait ketidakpastian yang dapat digarisbawahi termasuk keberadaan transaksi pihak-
pihak terkait, persoalan akuntansi yang penting dan terjadi subsequent terhadap tanggal neraca,
dan persoalan yang mempengaruhi perbandingan laporan keuangan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Jika ketidakpastian dianggap signifikan dan material dan tidak secara cukup
diungkapkan di dalam catatan, auditor dapat meminta untuk menerbitkan modified opinion
atau disclamer of opinion.

Going Concern Emphasis of Matter


Asumsi going concern adalah salah satu asumsi dasar terkait persiapan laporan keuangan. ISA
570 membuat standard an menyiapkan petunjuk mengenai tanggung jawab auditor terkait
kesesuaian asumsi going concern sebagai dasar untuk menyiapkan laporan keuangan. Ketika
muncul pertanyaan terkait kesesuaian asumsi going concern, auditor harus mengumpulkan
bukti audit yang cukup dan sesuai sebagai upaya untuk menyelesaikan, untuk kepuasan auditor,
pertanyaan terkait kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasi di masa depan. Jika
pengungkapan yang cukup dibuat di dalam laporan keuangan, auditor harus memberikan opini
unmodified dan memasukkan emphasis of matter paragraph di dalam laporan auditor untuk
memperjelas adanya ketidakpastian material terkait kejadian atau kondisi yang dapat
meningkatkan ketidakyakinan signifikan mengenai kemampuan perusahaan untuk berlanjut (as
a going concern) dan menarik perhatian ke dalam catatan laporan keuangan yang
mengungkapkan kejadian atau kondisi tersebut.

Going Concern Disclosure


- Setelah auditor selesai membawa prosedur tambahan yang dianggap penting, mendapatkan
seluruh informasi yang dibutuhkan dan dipertimbangkan sebagai efek dari rencana
manajemen, auditor harus menentukan apakah pertanyaan yang muncul terkait going
concern telah diselesaikan secara memuaskan. Jika pertanyaan going concern belum
terselesaikan, auditor harus mengungkapkan secara cukup di dalam laporan nya mengenai
kondisi prinsip yang memunculkan ketidakyakinan tentang kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan operasi nya di masa depan. Auditor harus:
 Mendeskripsikan kondisi prinsip yang memunculkan ketidakyakinan
 Menyatakan bahwa terdapat ketidakyakinan terkait going concern; sehingga,
perusahaan mungkin tidak mampu untuk menyadari asset nya dan melepaskan
kewajiban nya di dalam praktik normal bisnisnya.
 Menyatakan bahwa laporan keuangan tidak termasuk penyesuaian terkait
pemulihan dan klasifikasi dari jumlah asset yang tercatat atau hingga jumlah dan
klasifikasi dari kewajiban yang mungkin penting yang membuat perusahaan tidak
dapat melanjutkan as a going concern.

Circumstances that may result in other than an unqualified opinion


 Berdasarkan ISA 700, terdapat 2 keadaan dimana auditor tidak mampun mengungkapkan
unqualified opinion.Keterbatasan lingkupnya, yang dapat menyebabkan qualified opinion atau
disclaimer opinion.
 Dapat terjadi ketika batas waktu yang membuat auditor sulit untuk mengamati perhitungan
inventory fisik perusahaan, atau ketika auditor tidak bisa mengikuti prosedur audit yang
dibutuhkan. Disclaimer dibutuhkan ketika batas lingkup bersifat signifikan. ISA 700 mengatakan
bahwa auditor tidak harus melakukan perikatan audit ketika batas lingkup ini signifikan.
 Perselisihan dengan manajemen mengenai penerimaan dari kebijakan akuntansi yang dipilih,
metode pengaplikasian mereka, atau kecukupan dari pengungkapan laporan keuangan. Yang
dapat menyebabkan qualified opinion atau adverse (menentang) opinion.
 Ketika perselisihan ini bersifat material, maka auditor harus menulis sebuah qualified opinion,
ketika perselisihan ini sangatlah material dan berhubungan terhadap laporan keuangan, maka
auditor harus menulis adverse opinion.
 Selain 2 kondisi ini, laporan audit juga di qualified bila terdapat ketidakpastian yang bersifat
material, seperti tidak kesesuaian dengan standar akuntansi yang ada dan tidak independen.

Uncertainties leading to qualification of opinions


 Standar Internasional dari IAASB menetapkan kualifikasi opini berdasarkan keterbatasan dalam
ruang lingkup dan ketidaksepakatan dengan manajemen aebagai kondisi uang mengarahkam ke
laporan auditor yang memuat opini yang dimodifikasi / opini tidak wajar. Namun beberapa
ketidakpastian mengarahkan ke laporan auditor yang memuat kualifikasi opini di banyak negara.
Ketidakpastian tersebut mencakup ketidak pastian yang bersifat meterial, tidak hanya
konsistensi, independensi auditor dan laporan yang mengacu pada tenaga ahli dan kecurangan.
 Materialitas
Materialitas berati jumlah yang ditetapkan auditor di bawah besarnya salah saji yang
tidak dapat dideteksi yang tidak mungkin memengaruhi persepsi pengguna terhadap
laporan keuangan secara keseluruhan. Jika besarnya salah saji dalam laporan keuangan
signifikan, yang mana laporan keuangan secara keseluruhan terpengaruh secara
material, maka perlu untuk menyatakan opini wajar dengan pengecualian / opini tidak
wajar.
 Ketidak konsistenan
Kurangnya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi dalam periode berjalan dan
hubungannya dengan periode sebelumnya mungkin memerlukan modifikasi pendapat
wajar tanpa pengecualian berdasarkan standar di banyak negara. Jika auditor tidak
setuju dengan kesesuaian perubahan prinsip akuntansi, maka dibutuhkan qualified
opinion.
 Independensi auditor
Panduan Etika bagi Akuntan Profeional dari IFAC menekankan pentingkan independensi
auditor, namun ISA auditing standard tidak mengharuskan qualified opinion atau
disclaimer of opinion ketika auditor tidak independen.
 Referensi ke ahli
Ketika menyatakan opini yang tidak dimodifikasi auditor dalam laporannya umumnya
tidak harus mengacu pada pekerjaan dari seorang ahli dalam laporannya karena seperti
referensi seperti ini dapat disalahartikan sebagai kualifikasi bagi opini auditor atau
bagian tanggung jawabnya.

Communications with those charged with governance


 ISA dan hukum negara mengharuskan auditor mengkomunikasikan penemuan audit mereka ke
dewan komisaris. Hal-hal yang dikomunikasikan biasanya meliputi kelemahan bersifat material
di internal control, ketidak taatan terhadap hukum, kecurangan yang dilakukan manajemen, dan
integritas manajemen.
 Di ISA 260, dikatakan bahwa auditor harus mengkomunikasikan masalah audit yang timbul
akibat audit dari laporan keuangan ke pihak yang mempunyai governance atau mempunyai
kontrol akan entitas. Orang yang memegang governance ini yang akan memastikan perusahaan
mencapai tujuannya. Komite audit dibuat oleh dewan komisaris sehingga para dewan bisa fokus
ke isu eksternal yang mempengaruhi audit. Komite audit akan menilai performa dari firma audit,
mengevaluasi laporan audit internal, dan terlibat dalam pengungkapan aktivitas entitas.
Komunikasi diatur dalam International Standards on Auditing 250, 260, 300.
Yang biasanya dikomunikasikan oleh auditor kepada dewan komisaris biasanya meliputi:
o Kelemahan material di internal control.
o Ketidak taatan terhadap hukum yang berlaku.
 Dalam ISA 240,auditor harus mengkomunikasikan segala kelemahan yang bersifat material
dalam internal control yang berhubungan dengan pencegahan dan deteksi dari kecurangan dan
kesalahan. Jika auditor menyimpulkan bahwa tidak mungkin melanjutkan audit karena hasil dari
salah saji yang disebabkan kecurangan, auditor boleh menghentikan audit, yang harus
dikomunikasikan terhadap pihak yang meng govern (seperti alasan).
o Pendekatan dan cakupan dari audit.
o Penyesuaian audit yang signifikan terhadap catatan akuntansi.
o Ketidakpastian yang bersifat material mengenai kemampuan entitas.
o Modifikasi dalam laporan audit.
 Masalah pengendalian internal harus dilaporkan kepada manajemen, dan bila perlu, dewan
direksi. Dalam memutuskan apakah suatu hal adalah kondisi yang harus dilaporkan, auditor
mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan dan karakteristik kepemilikan,
struktur organisasi, dan kompleksitas dan keragaman kegiatan perusahaan.

Long form audit report


 Di banyak negara biasanaya auditor menyiapkan long form report ke dewan komisaris selain
short form. Laporan ini biasasanya berisi
o Overview dari perikatan audit
Disini akan dibahas sifat, ruang lingkup, organisasi, tingkat materialitas, audit baru dan
pekerjaan dengan auditor lain dan para ahli.
o Analisa dari laporan keuangan.
Disini akan dibahas kebijakan audit dan dampaknya terhadap laporan keuangan, posisi
finansial perusahaan mengenai financing dan refinancing, ketidak setujuan dengan
manajemen.
o Diskusi akan manajemen resiko dan internal control.
Disini akan dibahas resiko bersifat financial, fraud dan hal-hal yang aneh, ketaatan akan
etika dan area spesial lainnya seperti treasury dan quality control, efektivitas dari
manajemen resiko klien, kekuatan dan kelemahan dari internal control, dan informasi
teknologi perusahaan.
o Independensi auditor dan Quality control.
o Biaya.

XBRL and continous reporting


 XBRL (eXtensible Business Reporting Language) merupakan standar teknologi baru yang
memudahkan proses pelaporan bisnis. Sebuah cabang dari XML (eXtensible Markup Bahasa),
XBRL berlisensi bebas, standar teknologi terbuka yang memungkinkan untuk menyimpan dan
atau mentransfer data bersama dengan hierarki yang kompleks, aturan pengolahan data dan
deskripsinya. XBRL juga memfasilitasi analisis dan distribusi data. Hal ini dapat menentukan
bagaimana informasi disimpan dan bagaimana perangkat lunak, memanipulasi, dan menukarkan
informasi dengan menggunakan satu set standar dan keluarga taksonomi atau "kamus" istilah.
Ini bisa dicapai dengan melampirkan kata XBRL atau "tag" untuk bagian yang sesuai data dalam
laporan
 Pertama, XBRL memungkinkan pertukaran otomatis dan ekstraksi informasi keuangan di semua
format software dan teknologi, termasuk internet. Kedua, XBRL mengurangi kebutuhan untuk
memasukkan informasi keuangan lebih dari satu kali, mengurangi risiko kesalahan entri data dan
menghilangkan kebutuhan untuk memasukkan informasi secara manual untuk berbagai format
(misalnya laporan keuangan dicetak, dokumen HTML untuk website perusahaan, dokumen
pengajuan EDGAR, file XML mentah atau format pelaporan khusus lainnya seperti laporan kredit
dan dokumen pinjaman ).
 XBRL tidak dirancang untuk transaksi keuangan, tapi untuk pelaporan bisnis. Ini termasuk
laporan tahunan, pengajuan SEC, dan berbagai laporan lainnya dari perusahaan kepada investor,
regulator, dan analis bisnis. XBRL digunakan untuk data kinerja daripada data pasar, untuk
entitas bukan instrumen investasi, dan pelaporan data daripada data dokumen.
 Ada beberapa perubahan dramatis dalam sistem informasi akuntansi perusahaan dalam dekade
terakhir. sistem informasi perusahaan memiliki interkonektivitas di mayoritas prosesnya. Telah
ada pengembangan dan penyebaran luas dari sistem enterprise resource planning (ERP). ERP
adalah sistem software yang dirancang untuk memfasilitasi kebutuhan pengolahan transaksi
suatu perusahaan di banyak rantai pasokan informasi. Sistem ERP didasarkan pada data umum
yang disediakan oleh sistem manajemen database relasional skala besar (DBMS) seperti Oracle
Oracle9i, Microsoft SQL Server, DB2 IBM. Inovasi ini memungkinkan perusahaan untuk
melaporkan laporan keuangan mereka secara semi-continuous .Continuous reporting adalah
pengungkapan real-time dari data transaksi. Organisasi menyimpan catatan real-time untuk
akun seperti kas, piutang, hutang dan persediaan. Yang lalu bendahara perusahaan dapat
mengelola kas, sekuritas dan investasi secara terus menerus.
SA705

Tipe Opini Modifikasian


 SA ini menetapkan tiga tipe opini modifikasian, yaitu opini wajar dengan pengecualian,
opini tidak wajar, dan opini tidak menyatakan pendapat. Keputusan tentang ketepatan
penggunaan tipe opini modifikasian bergantung pada:
a) Sifat dari hal-hal yang menyebabkan dilakukannya modifikasi, yaitu apakah laporan
keuangan mengandung kesalahan penyajian material atau, dalam hal
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, kemungkinan
mengandung kesalahan penyajian material
b) Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasifnya dampak atau kemungkinan
dampak hal-hal tersebut terhadap laporan keuangan.

Tujuan
 Tujuan auditor adalah untuk menyatakan dalam segala jenis opini yang dimodifikasi
dengan tepat atas laporan keuangan yang diperlukan ketika :
a) Auditor menyimpulkam , berdasarkan bukti audit yang diperoleh, bahwa laporan
keuanngan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian.
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporaan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian.

Definisi
 Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna sebagai berikut :
a. Pervasif
Suatu istilah yang digunakan dalam konteks kesalahan penyajian untuk menggambarkan
dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan atau kemungkinan dampak
kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan, jika ada, yang tidak dapat terdeteksi
karena ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Dampak
yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut pertimbangan
auditor:

 Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan
 Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial dari
laporan keuangan
 Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat fundamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan.

b. Opini modifikasian
Suatu opini wajar dengan pengecualian, suatu opini tidak wajar, atau suatu opini tidak
menyatakan pendapat.

Kondisi yang Mengharuskan Dilakukannya Modifikasi Terhadap Opini Auditor


 Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:
a) Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan
secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material
Penentuan Tipe Modifikasi Terhadap Auditor
 Opini Wajar dengan Pengecualian
Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
a. Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah
material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat
material, tetapi tidak pervasif.

 Opini Tidak Wajar


Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baiksecara
individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan
keuangan.

 Opini Tidak Menyatakan Pendapat


1. Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketikaauditor tidak dapat memperolehbukti
audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa
kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

2. Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat
jarangyangmelibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa,
meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap
ketidakpastiantersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan
kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan
keuangan.

 Konsekuensi dari Ketidakmampuan untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan
Tepat yang Disebabkan oleh Pembatasan yang Dilakukan oleh Manajemen setelah
Auditor Menerima Perikatan
a) Jika setelah menerima perikatan, auditor menyadari bahwa manajemen telah
melakukan pembatasan terhadap ruang lingkup audit yang menurut auditor mungkin
akan menyebabkan auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, maka auditor harus meminta
manajemen untuk mencabut pembatasan tersebut.

b) Jika manajemen menolak untuk mencabut pembatasan yang dirujuk dalam paragraf
11, maka auditor harus mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, kecuali pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola terlibat dalam pengelolaan entitas, dan menentukan apakah terdapat
kemungkinan untuk melakukan prosedur alternatif untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat.

c) Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, maka auditor
harus menentukan implikasinya sebagai berikut:
Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat
bersifat material, tetapi tidak pervasif, maka auditor harus menyatakan
opini wajar dengan pengecualian
Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat
bersifat material dan pervasif sehingga suatu opini wajar dengan
pengecualian tidak akan memadai untuk mengomunikasikan signifikansi
kondisi tersebut, maka auditor harus:
Menarik diri dari audit, jika diperkenankan dan memungkinkan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Jika penarikan diri dari audit sebelum menerbitkan laporan auditor tidak
diperkenankan atau tidak memungkinkan, maka audito tidak boleh
menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

d) Jika auditor menarik diri seperti yang dijelaskan dalam paragraf 3b, sebelum
menarik diri, auditor harus mengomunikasikan kesalahan penyajian yang
teridentifikasi selama audit yang dapat menyebabkan modifikasi terhadap opini
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
 Pertimbangan Lain yang Berkaitan dengan Opini Tidak Wajar atau Opini Tidak
Menyatakan Pendapat
Ketika menurut auditor suatu opini tidak wajar atau opini tidak menyatakan pendapat
perlu dinyatakanatas laporan keuangan secara keseluruhan, laporan auditor juga tidak
diperkenankan untuk mencantumkan opini tanpa modifikasian, berdasarkankerangka
pelaporan keuangan yang sama, atas suatu laporan keuangan tunggalatau satu atau lebih
unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan. Pencantumanopini tanpa modifikasian
tersebut dalam laporan yang samadalam kondisi tersebut akan bertentangan dengan opini
tidak wajar atau opini tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan.

Bentuk dan Isi Laporan Auditor Ketika Opini Dimodifikasi


 Basis untuk Paragraf Modifikasi
1. Ketika auditor memodifikasi opini atas laporan keuangan, auditor harus, sebagai
tambahan terhadap unsur tertentu yang diharuskan oleh SA 700, mencantumkan
suatu paragraf dalam laporan auditor yang menyediakan suatu penjelasan tentang
hal-hal yang menyebabkan modifikasi tersebut. Auditor harus menempatkan
paragraf tersebut persis sebelum paragraf opini dalam laporan auditor dan
menggunakan subjudul “Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian”, “Basis
untuk Opini Tidak Wajar”, atau “Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat”,
sesuai dengan kondisinya.
2. Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
berkaitan dengan angka tertentu dalam laporan keuangan (termasuk pengungkapan
kuantitatif), maka auditor harus mencantumkan suatu penjelasan dan kuantifikasi
tentang dampak keuangan yang diakibatkan oleh kesalahan penyajian tersebut
dalam paragraf basis untuk modifikasi, kecuali tidak praktis. Jika tidak praktis
untuk menguantifikasi dampak keuangan tersebut, maka auditor harus menyatakan
hal tersebut dalam paragraf basis untuk modifikasi
3. Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
berkaitan dengan pengungkapan kualitatif (naratif), maka auditor harus
mencantumkan suatu penjelasan tentang bagaimana terjadinya kesalahan penyajian
dalam pengungkapan tersebut dalam paragraf basis untuk modifikasi.
4. Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
berkaitan dengan tidak diungkapkannya informasi yang seharusnya diungkapkan,
maka auditor harus:
a.Mendiskusikan informasi yang tidak diungkapkan tersebut dengan pihak
yangbertanggung jawab atas tata kelola
b. Menjelaskan dalam paragraf basis untuk modifikasi tentang sifat
informasiyang dihilangkan
c.kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan,
mencantumkanpengungkapan yang dihilangkan, apabila dianggap praktis dan
auditor telahmemperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang informasi
yangdihilangkan tersebut.
5. Jika modifikasi dihasilkan dari ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, maka auditor harus mencantumkan alasan ketidakmampuan
tersebut dalam paragraf basis untuk modifikasi.
6. Bahkan ketika auditor telah menyatakan suatu opini tidak wajar atau opini tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan, auditor harus menjelaskan dalam
paragraf basis untuk modifikasi alasan untuk setiap hal lain yang disadari oleh
auditor yang memerlukan modifikasi terhadap opini dan dampak yang
diakibatkannya.

 Paragraf Opini
1. Ketika auditor memodifikasi opini audit, auditor harusmenggunakan subjudul “Opini
Wajar dengan Pengecualian”, “Opini Tidak Wajar”, atau “Opini Tidak Menyatakan
Pendapat”, sesuai dengan kondisinya, untuk paragraf Opini.
2. Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian karena terdapat
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, auditor harus menyatakan
dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian:
a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka penyajian wajar
b. Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka kepatuhan. Ketika modifikasi timbul sebagai akibat dari
ketidakmampuan untuk memperoleh buktiaudit yang cukup dan tepat, auditor
harus menggunakan frasa “kecuali untukkemungkinan dampak dari hal-hal...”
untuk opini yang dimodifikasi.
3. Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus menyatakan dalam
paragraf Opini bahwa, menurut opini auditor, karena signifikansi hal-hal yang
dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar:
a. Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka
penyajian wajar
b. Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka kepatuhan.
4. Ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena ketidakmampuannya untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan dalam
paragraf Opini bahwa:
a. Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit, dan oleh
karena itu
b. Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.

 Penjelasan Tanggung Jawab Auditor ketika Auditor Menyatakan suatu Opini Wajar
denganPengecualian atau Opini Tidak Wajar
Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
wajar, auditor harus mengubah penjelasan dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor yang
menyatakan bahwa auditor percaya bahwa bukti audit yang telah diperoleh auditor
adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini modifikasian.

 Penjelasan tentang Tanggung Jawab Auditor Ketika Auditor Menyatakan suatu Opini
Tidak Menyatakan Pendapat
Ketika auditor menyatakan suatu opinitidak menyatakan pendapat karena
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,auditor
harus mengubah paragraf pendahuluan dalam laporan auditor untukmenyatakan bahwa
auditor ditugaskan untuk mengaudit laporan keuangan. Auditorjuga harus mengubah
penjelasan tentang tanggung jawab auditor dan ruang lingkup audit dalam paragraph
Tanggung Jawab Auditor untuk menyatakan sebagai berikut: “Tanggung jawab kami
adalah untuk menyatakan suatu Opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan
pelaksanaan audit yang sesuaidengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Namun, karena hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis
untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit”

Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola


Ketika auditor mengetahui bahwa ia akan memodifikasi opininya dalam laporan auditor, auditor
harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang kondisi yang
menuntun pada modifikasi tersebut dan usulan susunan kata-kata atas modifikasi tersebut.

Sifat Kesalahan Penyajian Material.


Dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan, SA 700 mengharuskan auditor untuk
menyimpulkan apakah keyakinan memadai telah diperoleh bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material. Kesimpulan ini memperhitungkan
pengevaluasian auditor atas kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, dalam laporan
keuangan berdasarkan SA 450. SA 450 mendefinisikan suatu kesalahan penyajian sebagai
suatu selisih antara angka, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan dari suatu pos yang
dilaporkan dalam laporan keuangan dengan angka, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan
yang diharuskan untuk pos tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku. Oleh karena itu, suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan dapat
timbul dalam kaitannya dengan:
o Ketepatan Kebijakan Akuntansi yang Dipilih.
Dalam hubungannya dengan ketepatan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh
manajemen, kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan dapat timbul
ketika:
a. Kebijakan akuntansi yang dipilih tidak konsisten dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
b. Laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, tidak
mencerminkan transaksi dan peristiwa sedemikian rupauntukmencapai penyajian
wajar.
Kerangka pelaporan keuangan seringkali mengandung ketentuan bagi akuntansi untuk, dan
pengungkapan atas, perubahan dalam kebijakan akuntansi. Ketika entitas telah mengubah
kebijakan akuntansi signifikan yang dipilihnya, suatu kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan dapat timbul ketika entitas tidak mematuhi ketentuan tersebut.

o Penerapan Kebijakan Akuntansi yang Dipilih


Dalam hubungannya dengan penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih, kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan dapat timbul:
a) Ketika manajemen tidak menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara
konsisten sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan, termasuk ketika
manajemen tidak menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara
konsisten antar periode atau terhadap transaksi dan peristiwa serupa
(konsistensi dalam penerapan)
b) Karena metode penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih (seperti suatu
kesalahan dalam penerapan yang tidak disengaja).

o Ketepatan atau Kecukupan Pengungkapan dalam Laporan Keuangan


Dalam kaitannya dengan ketepatan atau kecukupan pengungkapan dalam laporan
keuangan, kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan dapat timbul
ketika:
a) Laporan keuangan tidak mencantumkan seluruh pengungkapan yang
diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
b) Pengungkapan dalam laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
c) Laporan keuangan tidak menyajikan pengungkapan yang diperlukan untuk
mencapai penyajian wajar.

SA700
RUANG LINGKUP
1. Mengatur tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan
2. Sa 705 dan 7062 mengatur bagaimana bentuk dan isi laporan auditor dipengaruhi
ketika auditor menyatakan suatu opini modifikasian atau mencantumkan suatu
paragraph penekanan atau suatu paragraph lain dalam laporan auditor
3. SA ini ditulis dalam konteks laporan keuangan bertujuan umum yang lengkap.
4. SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor. SA ini juga membantu
peningkatan pemahaman pengguna laporan keuangan dan pengidentifikasi kondisi-
kondisi yang tidak biasa ketika terjadi.

TANGGAL EFEKTIF
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah
i. Tanggal 1 Januari 2013 untuk Emiten
ii. Tanggal 1 Januari 2014 untuk entitas selain Emiten, penerapan dini dianjurkan

TUJUAN
a. Merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas
kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh
b. Menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis yang juga
menjelaskan basis untuk opini tersebut.
DEFINISI
Untuk tujuan SA ini, Istilah berikut memiliki makna:
a. Laporan keuangan bertujuan umum: laporan keuangan yang disusun berdasarkan
suatu kerangka bertujuan umum
b. Kerangka bertujuan umum: suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang
untuk memehuni kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak pengguna
laporan keuangan.
Istilah “kerangka pelaporan wajar” digunakan untuk merujuk pada suatu kerangka
pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam
kerangka tersebut dan:
i. Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai penyajian
laporan keuangan yang wajar, kemungkinan perlu bagi manajemen untuk
menyediakan pengungkapan yang melebihi pengungkapan yang telah
ditentukan oleh kerangka tersebut
ii. Mengakui secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen untuk
menyimpang dari suatu ketentuan kerangka untuk mencapai penyajian laporan
keuangan yang wajar.
c. Opini tanpa modifikasian: opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material.
Sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “suatu laporan keuangan
bertujuan umum yang lengkap, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait”

KETENTUAN
 Perumusan suatu Opini atas Laporan Keuangan
- Auditor harus merumuskan apakah laporan keuangan disusun, dalam suatu hal yang
material, sesuai dengan kerangka yang berlaku
- Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan sebuah auditol telah
memperoleh keyakinan memadai secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
- Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan:
1. Kesimpulan auditor berdasar SA 330
2. Kesimpulan auditor berdasar SA 450
3. Evaluasi yang diharuskan
- Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang
material sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengevaluasian tersebut harus
mencakup pertimbangan atas aspek kualitaitf praktik akuntansi entitas, termasuk
indikator kemungkinan penyimpangan dalam petimbangan manajemen.
- Secara khusus auditor harus mengevaluasi apakah dari sudut pandang ketentuan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
a. Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang
dipilih dan diterapkan secara memadai
b. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat
c. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar
d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
diandalkan, dapat diperbandingkan dan dipahami
e. Menyediakan pengungkapan yang memadai untuk memungkinkan
pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh transaksi dan
peristiwa material terhadap inormasi yang disampaikan
f. Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan termasuk judul
setiap laporan keuangan sudah tepat
- Pengevaluasian tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar harus
mencakup pertimbangan sebagai berikut:
a. Penyajian, struktur dan isi laporan keuangan secara keseluruhan dan
b. Apakah laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan terkait
mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu
cara yang mencapai penyajian wajar
- Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara memadai pada
atau menjelaskan kerangka laporan yang berlaku
Bentuk opini
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi bila auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.
Auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasar SA 705 apabila:
a. Menyimpulkan bahwa berdasar bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas daei kesalahan penyajian material
b. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material

Laporan Auditor
1. Harus tertulis
2. Memiliki judul yang mengindikasikan laporan auditor independen
3. Dituju kepada pihak menurut ketentuan perikatan
4. Paragraf pendahuluan harus:
i. Mengidentifikasi entitas
ii. Mennyatakan laporan telah di audit
iii. Mengidentiikasi judul
iv. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi lainnya
v. Menyebut tanggal atau periode

- Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan


1. Laporan auditor tidak selalu merujuk ke manajemen tetapi harus pada
kerangka yuridiksi tertentu.
2. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian judul tanggung jawab manajemen
atas laporan keuangan
3. Laporan auditor harus menjelaskan tanggung jawab manajemen atas penyusunan
laporan keuangan
4. Tanggung jawab manajemen ata laporan keuangan dalam laporan auditor
harusmerujuk pada penyusunan dan penyajian yang wajar

- Tanggung jawab auditor


1. Laporan auditor harus mencakup suatu bagian judul tanggung jawab auditor.
2. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu pendapat berdasarkan
audit.
3. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarka standar
audit yang ditetapkan oleh IAPI.
4. Harus menggambarkan suatu audit dengan menyatakan :
a. Melibatkan prosedur untuk memperoleh bukti.
b. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor.
c. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketetapan kebijakan
akuntansi yang digunakan.
5. Harus menyatakan bahwa auditor meyakini bukti audit yang telah diperoleh.

Opini Auditor
1. Ketika menyatakan opini tanpa modifikasian atas LK . dalam semua hal yang
materialharus sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
2. Jika bukan maka harus mengidentifikasikan yuridiksi asal kerangka tersebut.

Tanggung Jawab Pelaporan Lainnya


1. Pelaporan lain harus dinyatakan atas ketentuan hukum dan regulasi.
2. Penjelasan harus diberi judul pelaporan atas LK.

Tanda tangan auditor


- Tidak lebih awal daripada tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat mendasari opini auditor atas LK.
- Alamat auditor: Harus menyebutkan lokasi dalam yuridiksi tempat auditor berpraktik.
- Bentuk Baku Laporan Auditor Tanpa Modifikasi: Dalam Bahasa Indonesia atas
audit yang dilakukan berdasarkan Standar Auditditetapkan IAPI.

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


1. Tanggung Jawab Manajemen atas LK
2. Tanggung jawab auditor
3. Opini:
a. Nama kantor akuntan public.
b. Tanda tangan akuntan public
c. Nama akuntan public.
d. Nomor registrasi akuntan public.
e. Nomor registrasi KAP.
f. Tanggal laporan.
g. Alamat KAP.MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN

Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas


1. Manajemen membuat sejumlah pertimbahangan tentang angka-angka dan
pengungkapan dalam LK.
2. SA 260 berisi suatu pembahasan tentang aspek kualitatif praktik akuntansi.
3. SA 540 mengatur kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam
membuat estimasi akuntansi.
- Pengungkapan Pengaruh Transaksi dan Peristiwa Material terhadap Informasi
yang Disampaikan dalam Laporan Keuangan: Penyajian posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas dalam suatu laporankeuangan yang disusun berdasarkan
suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuanumum merupakan hal yang umum.
- Deskripsi Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku: Dijelaskan dalam SA
2002.Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang berisi pegecualian atau
bahasa pembatasan yang tidak tepat.
- Mengharuskan auditor mengevaluasi:
a. Apakah pengguna laporan kemungkinan keliru memahami keyakinan
yangdiperoleh dari audit atas LK.
b. Apakah penjelasan tambahan dalam laporan auditor dapat
memitigasikemungkinan kesalah pahaman tersebut.
- Ilustrasi Laporan Auditor atas LK
1. Suatu laporan auditor atas laporan keuangan tahunan yang disusun sesuai
dengan suatukerangka penyajian wajar yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasikeuangan umum dari banyak pengguna LK.
2. Suatu laporan auditor atas laporan keuangan tahunan yang disusun seusai
kerangkakepatuhan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
keuangan umumdari banyak pengguna laporan keuangan.
3. Suatu laporan auditor atau LK kosolidasian tahunan yang disusun sesuai
dengan suatukerangka penyajian yang wajar.

Anda mungkin juga menyukai