Anda di halaman 1dari 8

PENGHASILAN Abstraksi

YAYASAN Sebagai bangsa yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Indonesia
mengakui enam agama, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,

KEAGAMAAN, Buddha dan Kong Hu Cu. Pemeluk agama Islam adalah pemeluk agama
mayoritas di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan banyaknya masjid

OBJEK PAJAK?
sebagai tempat ibadah umat Islam. Dalam praktiknya, pengelolaan
masjid pada umumnya dilakukan dalam organisasi dengan bentuk badan
hukum berupa yayasan.Yayasan masjid dalam perkembangannya tidak
hanya memperoleh pemasukan dalam bentuk infak dari jemaahnya,
namun juga dari beberapa usaha yang dibuka misalnya persewaan
Marsono1, Hanik Susilawati ruangan masjid untuk resepsi pernikahan. Ketentuan perpajakan yang
Muamarah2 berlaku menyebutkan bahwa yayasan merupakan subjek pajak badan
yang memiliki hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dengan
demikian yayasan masjid harus memiliki pengetahuan perpajakan yang
1). Akuntansi, Politeknik Keuangan memadai agar dapat menjalankan hak kewajiban perpajakannya
Negara STAN dengan baik. Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya (YMRBJ) sebagai salah
2). Pajak, Politeknik Keuangan Negara satu yayasan keagamaan belum memiliki pengetahuan yang memadai
STAN terkait perpajakan, sehingga dikhawatirkan dapat mengalami kendala
dalam usahanya untuk menjadi wajib pajak patuh. Pengabdian
Email : masyarakat yang dilaksanakan Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN
marsono@pknstan.ac.id STAN) bertujuan untuk memberikan pedoman pelaksanaan kewajiban
perpajakan, khususnya dalam identifikasi penghasilan yang merupakan
objek pajak bagi YMRBJ.

Kata Kunci: pajak, penghasilan, yayasan keagamaan

Abstract
As a nation with Pancasila as the official, foundational philosophical
theory of the Indonesian state, we notice that Indonesia is a country who
Belief in the One and Only God. Indonesia acknowledge six religions,
Islam, Christian, Catholic, Hinduism, Buddhism, and Kong Hu Cu. Islam is a
religion with the most believer in Indonesia, represented by mosques that
we can find almost in all places. In practice, the management of mosques
is performed by religious foundation, Nowadays, many religious foundation
doing not only religious activities, but also “semi business” activities such
as provide rent space for wedding reception or corpse care, and get
paid for that. These foundations, according to tax regulation, are subject
of taxation. Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya (YMRBJ) as a religious
foundation, doesn’t have enough tax knowledge to perform their tax
obligation yet. In order to help YMRBJ, Politeknik Keuangan Negara STAN
(PKN STAN) perform community service program in order to provide tax
guidance, especially income identification, so YRMBJ can do their tax
obligation to calculate, take into account, pay, and filing a tax return
according to tax laws.

Keywords: tax, income, religious foundation

© 2019 PKN STAN Press. All rights reserved 49


JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 1, Maret 2019 : Hal 49-56

PENDAHULUAN perpajakan atas transaksi yang rutin dilakukan.

Masjid adalah simbol utama umat Islam sebagai Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
pusat kegiatan peribadatan dan pengembangan Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum
sosial kemasyarakatan. Lingkup kegiatan masjid dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
sekarang tidak hanya terkait pelaksanaan ibadah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
salat semata, tetapi juga kegiatan lainnya. Beberapa 2009, sistem perpajakan di Indonesia menggunakan
kegiatan ibadah yang biasa ditangani oleh masjid sistem self assessment. Sistem ini mewajibkan
adalah penerimaan dan penyaluran zakat/infak/ setiap wajib pajak untuk mendaftar, menghitung,
sedekah, perawatan jenazah, pengajaran Alquran memperhitungkan, menyetor/membayar, dan
dan aspek ibadah lainnya.
melaporkan pajak-pajaknya secara mandiri.
Dalam menjalankan kegiatannya, masjid Adanya hambatan terkait pengetahuan
mendapatkan pemasukan dari jemaah dan perpajakan tersebut tentunya menjadi kendala
selanjutnya dikelola sesuai dengan peruntukannya. dalam pelaksanaan self assessment oleh Yayasan
Semakin besar dana yang diterima, semakin MRBJ.
besar pula jangkauan/aspek layanan sosial yang
diberikan keapada masyarakat/jemaahnya. Loo, Mckerchar dan Hansford (2009)
Secara umum, masjid sebagai organisasi nirlaba, menyatakan bahwa “Tax knowledge refers to a
bukanlah organisasi bisnis yang mencari keuntungan taxpayer’s ability to correctly report his or her taxable
bagi para pemiliknya. Masjid dikelola semata income, claim relief and rebates, and compute tax
untuk kepentingan keagaaman dan sosial untuk liability”. Adriani (2000:25) juga menyatakan bahwa
mencapai keridaan Allah. pengetahuan perpajakan adalah pengetahuan
Dalam ketentuan perpajakan, organisasi mengenai konsep ketentuan umum di bidang
nirlaba seperti yayasan, dan organisasi lainnya perpajakan, jenis pajak yang berlaku di Indonesia
yang tidak mencari keuntungan tetap dianggap mulai dari subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak,
sebagai subjek pajak. Hanya saja, organisasi perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak
nirlaba mendapatkan perlakuan yang berbeda terutang, sampai dengan bagaimana pengisian
dengan organisasi komersial dalam kewajiban pelaporan pajak. Indikator dari pengetahuan pajak
perpajakannya. Dengan berkembangnya kegiatan itu sendiri menurut Nur Hidayati (2008), terdiri dari:
masjid, dimungkinkan terdapat transaksi yang
merupakan objek pajak sehingga berimplikasi pada 1. Pengetahuan mengenai batas waktu
kewajiban perpajakan. Potensi tersebut muncul pembayaran dan pelaporan.
dengan adanya kecenderungan masjid yang
2. Pengetahuan mengenai ketentuan umum dan
mulai mencari sumber pembiayaan kegiatan sosial
tata cara perpajakan.
keagamaan dari kegiatan komersial. Misalnya,
masjid mendirikan unit usaha yang mempekerjakan 3. Pengetahuan mengenai sistem perpajakan.
pegawai untuk mengoperasikannya.
Dalam kaitannya dengan kepatuhan pajak,
Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya (Yayasan Viswanathan (dalam Roshidi, Mustafa & Asri, 2007)
MRBJ) sebagai pengelola masjid juga merasakan
menyatakan bahwa “Tax knowledge as one of the
adanya kebutuhan dan tuntutan untuk
factors in compliance is related to the taxpayers’
mengoptimalkan pengelolaan dana jemaah
ability to understand taxation laws, and their
dan kegiatan sosial keagamaan. Yayasan yang
secara formal belum begitu lama berdiri ini sedang willingness to comply”. Zain (2007: 21) menyatakan
melakukan perapian dalam organisasi, akuntansi, hal yang senada dengan menyebutkan bahwa
perpajakan dan aspek lainnya. Salah satu aspek penguasaan terhadap peraturan perpajakan
yang memerlukan perhatian adalah aspek bagi wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan
perpajakan, mengingat Yayasan MRBJ telah memiliki kewajiban perpajakan.
nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan berkeinginan
Berdasarkan hal tersebut, PKN STAN
untuk dapat memenuhi kewajiban perpajakannya
dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. mengidentifikasi adanya kekurangan terkait
pengetahuan pajak Yayasan MRBJ. Hal ini tentunya
Pelaksanaan pemenuhan kewajiban akan menghambat pelaksanaan kewajiban
perpajakan memerlukan pemahaman terkait
perpajakan Yayasan. Kegiatan pengabdian
transaksi keuangan. Pemahaman ini meliputi
masyarakat yang dilakukan tim PKN STAN bertujuan
substansi transaksi dan pencatatannya (akuntansi),
untuk memberikan panduan dan pedoman
maupun pemahaman terkait perlakuan
perpajakan atas transaksi. Sebagai wajib pajak pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi Yayasan
yang baru terdaftar, Yayasan MRBJ belum memiliki MRBJ sehingga yayasan dapat menjalankan
pengetahuan yang memadai terkait perlakuan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

50
PENGHASILAN YAYASAN KEAGAMAAN, OBJEK PAJAK?
Marsono, Hanik Susilawati Muamarah

MASALAH (KP2KP). Namun demikian, berdasarkan beberapa


penelitian, sosialisasi perpajakan yang dilakukan
Sebagai Yayasan keagamaan, Yayasan MRBJ
DJP ternyata tidak cukup berdampak untuk
memiliki beberapa sumber penerimaan antara lain
meningkatkan kepatuhan pajak.
zakat, infak, dan noninfak. Penerimaan noninfak
berasal dari gedung, katering, pelaminan, maupun Herryanto (2013) melakukan penelitian di
dari foto video. Penerimaan tersebut nantinya Surabaya untuk mengetahui pengaruh kesadaran
disalurkan dalam berbagai pos pengeluaran antara wajib pajak, kegiatan sosialisasi perpajakan, dan
lain honor, operasional, penyaluran zakat dan infak. pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
penghasilan, dan mendapatkan hasil bahwa
Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-Undang Pajak
kegiatan sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh
Penghasilan secara eksplisit mengatur bahwa:
terhadap penerimaan pajak. Bentuk sosialisasi
1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang yang dilakukan adalah penyuluhan massal, dialog
diterima oleh badan amil zakat atau lembaga interaktif di media elektronik, maupun iklan di media
amil zakat yang dibentuk atau disahkan cetak dan elektronik. Penelitian lain dilakukan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh oleh Prabowo (2015) untuk mengetahui pengaruh
penerima zakat yang berhak atau sumbangan efektivitas sosialisasi perpajakan terhadap
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk kepatuhan wajib pajak di Kabupaten Minahasa, dan
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima menemukan bahwa sosialisasi belum cukup efektif.
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau Bentuk sosialisasi yang dilakukan di Kabupaten
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima Minahasa tidak jauh berbeda dengan Surabaya.
oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
Setelah reformasi perpajakan tahun 2007,
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
pelayanan di KPP menggunakan sistem berdasarkan
Peraturan Pemerintah, dan
fungsi. Dalam sistem ini, setiap wajib pajak memiliki
2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga seorang account representative (AR) yang menjadi
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, tempat berkonsultasi dan bertanya apabila
badan keagamaan, badan pendidikan, badan terdapat kesulitan terkait perpajakan. Metode
sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang konsultasi dengan account representative bersifat
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan khusus sesuai dengan karakteristik dan jenis usaha
kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau setiap wajib pajak.
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,
Hasil penelitian Alfiansyah (2012) menunjukkan
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
bahwa account representative berpengaruh positif
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
terhadap kepatuhan wajib pajak di Sidoarjo utara.
antara pihak-pihak yang bersangkutan, bukan
Suryanto (2013) juga menyatakan hal serupa,
penghasilan yang merupakan objek pajak.
bahwa account representative sebagai jembatan
Dengan demikian, zakat dan infak yang diterima penghubung antara wajib pajak dengan Direktorat
oleh Yayasan MRBJ bukan merupakan objek pajak Jenderal Pajak memiliki peran yang sangat signifikan
apabila Yayasan MRBJ dibentuk atau disahkan dalam meningkatkan kepatuhan hukum wajib pajak
oleh Pemerintah, atau tidak ada hubungan antara yang nantinya akan berimplikasi dalam penerimaan
Yayasan MRBJ dengan pemberi infak. pajak.

Selain zakat dan infak yang telah jelas diatur Bercermin pada keberhasilan account
dalam UU PPh, Yayasan MRBJ masih memiliki representative, kegiatan pengabdian kepada
penerimaan lain. Yayasan MRBJ belum bisa masyarakat dilakukan dengan cara melakukan
menentukan status objek/tidak penerimaan focused group discussion (FGD) untuk mengonfirmasi
lain tersebut, sehingga dikhawatirkan terdapat substansi dari penerimaan dan pengeluaran
kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi. yayasan, yang disajikan dalam laporan keuangan.
Selanjutnya, dilakukan analisis untuk memilah dan
menentukan aspek pemajakan atas masing-masing
METODE penerimaan dan pengeluaran yayasan.
Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada PKN STAN melakukan pendampingan kepada
Masyarakat pihak manajemen Yayasan MRBJ, khususnya bagian
Pengetahuan terkait perpajakan dapat keuangan, agar dapat memilah jenis penghasilan
diperoleh Wajib Pajak melalui literatur perpajakan, yang diperoleh serta menganalisis ketentuan
menempuh pendidikan formal/informal, maupun perpajakan yang sesuai atas jenis penghasilan
mengikuti sosialisasi perpajakan yang sering tersebut. Pendampingan dilakukan baik secara
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui tatap muka langsung maupun melalui media lain
kantor pelayanan pajak (KPP) atau kantor secara daring.
pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan Selanjutnya dari hasil pendampingan, akan

51
JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 1, Maret 2019 : Hal 49-56

dibuatkan suatu pedoman pelaksanaan kewajiban dalam suatu tahun pajak dapat dilunasi dengan
perpajakan yang dapat menjadi panduan bagi cara pemotongan/pemungutan maupun dengan
Yayasan MRBJ untuk menjalankan kewajiban cara pembayaran sendiri. Pajak penghasilan
perpajakannya, baik dari sisi pemotongan/ terutang atas penghasilan yang merupakan objek
pemungutan maupun dalam hal pajak yang harus pajak. UU Pajak Penghasilan mengatur hal ini dalam
dibayar sendiri oleh wajib pajak. Selain itu, juga dapat Pasal 4 UU PPh.
membantu Yayasan MRBJ dalam melaksanakan Pada umumnya, masyarakat beranggapan
kewajiban pelaporan surat pemberitahuan (SPT) bahwa penghasilan yayasan keagamaan
baik SPT Masa maupun SPT Tahunan. seluruhnya bukan merupakan objek pajak karena
digunakan untuk kepentingan umat. Hal tersebut
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data tidak tepat karena penghasilan tersebut perlu
dilihat substansi dan pemanfaatannya. Bisa jadi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
terdapat penghasilan yang disebut sebagai infak
adalah observasi, wawancara, focused group (yang terkesan sebagai bukan objek pajak) tetapi
discussion (FGD), maupun dokumentasi. Observasi sebenarnya merupakan objek pajak.
dilakukan di lokasi yayasan untuk mengetahui
gambaran kondisi yayasan dan kegiatannya. Dalam praktiknya, selama satu tahun, Yayasan
MRBJ menerima penghasilan berupa zakat,
Wawancara dan FGD dilakukan untuk memperoleh
infak, maupun sedekah dari bermacam-macam
informasi terkait sumber-sumber penerimaan
sumber. Berdasarkan hasil wawancara, FGD, dan
yayasan dan mekanisme penggunaan dana
dokumentasi, penerimaan Yayasan MRBJ adalah
tersebut. Selain itu, hasil wawancara dan FGD
sebagaimana terdapat dalam Tabel 1.
diharapkan juga dapat memberikan informasi
mengenai kendala yang dihadapi yayasan Tabel 1. Rincian Penerimaan Yayasan MRBJ
dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
Dokumentasi dilakukan dengan cara menelaah No Kelompok Pener- Jenis
laporan keuangan yayasan, untuk mengetahui imaan
gambaran proporsi penerimaan yayasan dari zakat, 1 Zakat Zakat Penghasilan,
infak, dan noninfak serta pos pengeluaran atas Zakat Mal
dana yang diterima oleh yayasan. 2 Infak Infak Salat Jumat, In-
fak Pengajian, Infak
Lokasi, Waktu, dan Durasi Kegiatan Sedekah Duafa, Infak
Klinik, Infak Orang Tua
Kegiatan dilakukan di Tangerang Selatan, yaitu Asuh, Infak Penyeleng-
di lokasi Yayasan MRBJ dan PKN STAN. Kegiatan garaan Jenazah
dilakukan selama dua bulan, yaitu November dan Gedung, Katering,
Desember 2017. 3 Noninfak Pelaminan, Foto video
Sewa Lapak, Hijab Class
Sumber: Laporan Keuangan dan Hasil FGD (2017)
PEMBAHASAN
Penerimaan yayasan selanjutnya digunakan
Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang untuk kegiatan keagamaan maupun sosial
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan kemasyarakatan, dan khusus untuk zakat, disalurkan
sebagaimana telah Diubah dengan Undang- kepada pihak yang berhak menerima zakat.
Undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP) Rincian alokasi pengeluaran Yayasan MRBJ adalah
mendefinisikan badan sebagai sekumpulan orang sebagaimana terdapat dalam Tabel 2.
dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak Tabel 2. Rincian Pengeluaran Yayasan MRBJ
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
No Kelompok Jenis
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan
Pengeluaran
usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, 1 Honor Honor Guru, Honor
Penceramah, Honor
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
Muazin, dan Honor Qiro-
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi ah
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan 2 Operasional Operasional Klinik,
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi Penyelenggaraan Salat,
kolektif dan bentuk usaha tetap. Badan yang Pengadaan Buletin, dan
didirikan di Indonesia merupakan subjek pajak Operasional Masjid
dalam negeri yang memiliki kewajiban perpajakan Penyaluran Zakat Mal,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- 3 P e n y a l u r a n Penyaluran Infak Mualaf,
undangan perpajakan yang berlaku. Salah satu Zakat dan Infak Penyaluran Infak Orang
Tua Asuh
kewajiban perpajakan tersebut adalah pajak
penghasilan. Pajak penghasilan yang terutang Sumber: Laporan Keuangan dan Hasil FGD (2017).

52
PENGHASILAN YAYASAN KEAGAMAAN, OBJEK PAJAK?
Marsono, Hanik Susilawati Muamarah

Pasal 4 UU PPh menyebutkan bahwa 3. diatur tersendiri sebagai objek yang dikenakan
penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan PPh Final
ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak,
Apabila terdapat kriteria yang terpenuhi,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
akan diberikan tanda checklist. Penentuan jenis
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
penghasilan dilakukan berdasarkan terpenuhinya
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
kriteria sebagai berikut:
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apa pun. Beberapa jenis penghasilan yang diatur 1. Kriteria 1 saja terpenuhi: penghasilan yang
dalam Pasal 4 ayat (1) UU PPh yang terkait dengan merupakan objek pajak
jenis penerimaan Yayasan MRBJ antara lain: 2. Kriteria 1 dan 2 terpenuhi: penghasilan yang
bukan merupakan objek pajak
1. keuntungan karena pengalihan harta berupa
3. Kriteria 2 terpenuhi: penghasilan yang
hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang
merupakan objek pajak
diberikan kepada keluarga sedarah dalam
4. Kriteria 2 dan 3 terpenuhi: penghasilan yang
garis keturunan lurus satu derajat dan badan
dikenakan PPh Final
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial
5. Kriteria 3 terpenuhi: penghasilan yang
termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi
dikenakan PPh Final
yang menjalankan usaha mikro dan kecil,
Untuk mengetahui secara jelas mengenai jenis-
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
jenis penghasilan Yayasan MRBJ, telah dilakukan
Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak
FGD dengan pihak pengurus. Berdasarkan hasil FGD
ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
diketahui hal-hal sebagai berikut:
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-
pihak yang bersangkutan 1. Zakat Penghasilan dan Zakat Mal
Zakat dibayarkan sebagai kewajiban atas
2. sewa dan penghasilan lain sehubungan
penghasilan atau harta yang telah memenuhi
dengan penggunaan harta.
persyaratan nisab dan haul sesuai agama Islam.
3. sewa tanah dan/atau bangunan (dikenai PPh Alokasi zakat telah ditentukan, yaitu kepada:
yang bersifat final).
a. fakir (orang yang tidak memiliki harta)
Penjelasan lebih lanjut mengenai badan yang b. miskin (orang yang penghasilannya tidak
menerima harta hibahan atau sumbangan yang mencukupi)
tidak termasuk sebagai objek pajak penghasilan c. riqab (hamba sahaya atau budak)
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor d. gharim (orang yang memiliki banyak utang)
245/PMK.03/2008. Dalam PMK tersebut diatur bahwa e. mualaf (orang yang baru masuk Islam)
badan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam f. fisabilillah (pejuang di jalan Allah)
Pasal 1 huruf b adalah badan keagamaan yang g. ibnu sabil (musafir dan para pelajar
kegiatannya semata-mata mengurus tempat- perantauan)
tempat ibadah dan/atau menyelenggarakan h. amil zakat (panitia penerima dan pengelola
kegiatan di bidang keagamaan, yang tidak dana zakat)
mencari keuntungan. UU maupun PMK tidak
2. Infak Salat Jumat
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai istilah
Infak ini merupakan sumbangan sukarela yang
“semata-mata mengurus” atau “kegiatan di bidang
diberikan oleh jemaah salat Jumat. Dapat
keagamaan”. Secara umum, mengurus tempat
diberikan melalui kotak amal atau tromol yang
ibadah dapat berarti mengatur, membereskan,
terdapat di masjid saat pelaksanaan salat
memelihara dan menjaga, maupun mengelola
Jumat.
tempat ibadah. Kegiatan di bidang keagaman
berarti aktivitas yang dilaksanakan yang terkait 3. Infak Pengajian
dengan pelaksanaan ajaran agama tertentu. Infak ini merupakan sumbangan sukarela yang
diberikan oleh jemaah pengajian. Secara
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 4 UU PPh
teknis, infak dapat diberikan melalui kotak
dan PMK-245/PMK.03/2008, dilakukan analisis atas
amal atau tromol yang terdapat di masjid saat
penghasilan yang diterima oleh Yayasan MRBJ,
pelaksanaan pengajian.
untuk menentukan terpenuhi atau tidaknya kriteria
sebagai objek pajak atau bukan. Analisis dilakukan 4. Infak Sedekah Duafa
dengan menggunakan tabel pemenuhan kriteria. Infak ini merupakan sumbangan sukarela yang
Kriteria yang digunakan adalah kesesuaian dengan diberikan oleh jemaah yang ditujukan untuk
ketentuan perpajakan, yaitu: membantu kaum duafa. Duafa adalah orang-
orang lemah, baik dari segi ekonomi, fisik, atau
1. sumbangan terkait kegiatan keagamaan
yang lain.
2. tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,
5. Infak Penyelenggaraan Jenazah
kepemilikan, atau penguasaan antara para
Infak ini merupakan sumbangan yang diberikan
pihak yang bersangkutan

53
JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 1, Maret 2019 : Hal 49-56

oleh keluarga jenazah kepada yayasan atas 6. Infak Ruang Serba Penghasilan
bantuan menyelenggarakan jenazah, sesuai Guna dikenakan PPh Final
ketentuan agama Islam.
7. Zakat Penghasilan Penghasilan bukan
6. Infak Klinik
objek pajak
Infak ini merupakan sumbangan yang diberikan
8. Zakat Mal Penghasilan bukan
oleh para pasien yang berobat di klinik yang objek pajak
berada di sekitar masjid, yang dikelola oleh 9. Infak Salat Jumat Penghasilan bukan
yayasan. objek pajak
10. Infak Pengajian Penghasilan bukan
7. Infak Orang Tua Asuh
objek pajak
Infak ini merupakan sumbangan yang diberikan 11. Infak Sedekah Duafa Penghasilan bukan
oleh jemaah yang bertujuan untuk membiayai objek pajak
anak-anak yang secara ekonomi kurang 12. Infak Penyelengga- Penghasilan bukan
mampu. Dana yang terkumpul, digunakan raan Jenazah objek pajak
untuk membiayai sekolah anak-anak tersebut. Sumber: Hasil Analisis
8. Infak Hijab Class Berdasarkan Tabel 3, diketahui terdapat tiga
Infak ini merupakan penerimaan dari peserta jenis penghasilan yang diterima oleh Yayasan
kelas kreasi hijab. MRBJ, yaitu penghasilan lain di luar usaha,
penghasilan bukan objek pajak, dan penghasilan
9. Infak Lapak Pedagang
yang dikenakan PPh Final. Ketiga jenis penghasilan
Infak ini merupakan penerimaan dari para
tersebut harus dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak
pedagang yang memanfaatkan area di
Penghasilan Badan Yayasan MRBJ.
lingkungan masjid untuk berjualan.
Pengeluaran yang dilakukan oleh Yayasan
10. Infak Ruang Serba Guna
MRBJ, dapat digunakan sebagai pengurang
Infak ini merupakan penerimaan dari para
atas penghasilan yang diterima Yayasan MRBJ,
penyewa ruang serba guna, umumnya untuk
sepanjang pengeluaran tersebut memenuhi
penyelenggaraan walimah atau resepsi
ketentuan sebagai biaya yang dapat dikurangkan
pernikahan.
sesuai ketentuan UU PPh.
11. Pembayaran Katering, dekorasi, Foto, video
Penerimaan ini merupakan penerimaan dari
pembayaran katering, dekorasi, ruangan, dan KESIMPULAN
jasa foto/video. Umumnya merupakan bagian
Sebagai yayasan keagamaan, Yayasan MRBJ
dari penggunaan ruang serba guna.
merupakan wajib pajak badan yang memiliki
Berdasarkan hasil FGD tersebut, selanjutnya hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
dilakukan analisis menggunakan tabel pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan di
kriteria. Analisis dengan menggunakan tabel, bidang perpajakan. Salah satu kewajiban tersebut
selengkapnya terdapat pada lampiran. Hasil analisis adalah menghitung, memperhitungkan, membayar,
dapat dilihat pada Tabel 3. dan melaporkan pajak. Agar dapat melaksanakan
kewajiban tersebut dengan baik, Yayasan MRBJ
Tabel 3. Analisis Objek Pajak atas Penerimaan
perlu mengetahui penghasilan yang merupakan
Yayasan MRBJ
objek maupun yang bukan merupakan objek pajak.

No Jenis Penerimaan Jenis Penghasilan Meskipun secara umum penerimaan Yayasan


MRBJ disebut sebagai zakat, infak, atau sedekah
1. Infak Klinik Penghasilan lainnya yang merupakan bukan objek pajak, secara
di luar usaha substansi tidak selalu demikian. Analisis untuk
2. Infak Hijab Class Penghasilan lainnya mengetahui pengelompokan penghasilan tersebut
di luar usaha dilakukan menggunakan tabel analisis pemenuhan
3. Infak Orang Tua Asuh Penghasilan bukan kriteria. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa
objek pajak penghasilan Yayasan MRBJ dapat dibedakan
4. Pembayaran Kater- Penghasilan lainnya dalam tiga kelompok besar, yaitu penghasilan yang
di luar usaha bukan objek pajak, penghasilan lain di luar usaha,
ing, dekorasi, foto,
dan penghasilan yang dikenakan PPh Final.
video
Identifikasi penghasilan ini merupakan bagian
5. Infak Lapak Peda- Penghasilan kecil dari aspek perpajakan suatu yayasan
gang dikenakan PPh Final keagamaan pada umumnya, dan Yayasan MRBJ
pada khususnya. Terdapat aspek lain, misalnya
terkait kedudukan Yayasan MRBJ selaku pemotong
pajak.

54
PENGHASILAN YAYASAN KEAGAMAAN, OBJEK PAJAK?
Marsono, Hanik Susilawati Muamarah

PUSTAKA
Alfiansyah, F. (2012). Pengaruh Account
Representative (AR) terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi (KPP Pratama Sidoarjo
Utara). Jurnal Akuntansi Unesa, 1(1).
Andriani, P.J.A. 2000. Pajak dan Pembangunan. UI
Press. Jakarta.
Eddy-Suryanto, H. P. (2013). Account Representative
Jembatan Penghubung bagi Kepatuhan Wajib
Pajak. Ekonomi dan Kewirausahaan, 13(2).
Herryanto, M., & Toly, A. A. (2013). Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi
Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama
Surabaya Sawahan. Tax & Accounting Review,
1(1), 124.
Loo Ern Chen, Mckerchar M, and Hansford Ann.
2009. Understanding The Compliance Behaviour
of Malaysian Individual Taxpayers Using A Mixed
Method Approach. Journal of the Australasian
Tax Teachers Association, Vol.4 No.1: p181-202.
Mohamad, Zain. 2007. Manajemen Perpajakan. Edisi
kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Nur Hidayati. 2010. Pengaruh Pengetahuan
Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap
Kepatuhan Pajak. Jurnal Akuntansi. Vol 4 No 1.
Maret 2010.
Roshidi, M. A., Mustafa, H. and Asri, M. 2007. The
Effects Of Knowledge On Tax Compliance
Behaviours Among Malaysian Taxpayers.
Business and Information, Vol. 4 I.1.
Winerungan, O. L. (2013). Sosialisasi Perpajakan,
Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan
terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado
dan KPP Bitung. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3)
Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah Diubah dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah Diubah dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 245/PMK.03/2008 tentang Badan-Badan
dan Orang Pribadi Yang Menjalankan Usaha
Mikro dan Kecil yang Menerima Harta Hibah,
Bantuan, atau Sumbangan yang Tidak
Termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2017 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.

55
JURNAL KUAT : KEUANGAN DAN AKUNTANSI TERAPAN
Volume 1, Nomor 1, Maret 2019 : Hal 49-56

Lampiran
Analisis Pemenuhan Kriteria sebagai Objek /Nonobjek Pajak

No. Jenis Penghasilan Kriteria pengelompokan Simpulan


Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
1. Zakat Penghasilan √ √ - Bukan Objek
2. Zakat Mal √ √ - Bukan Objek
3. Infak Salat Jumat √ √ - Bukan Objek
4. Infak Pengajian √ √ - Bukan Objek
5. Infak Sedekah Duafa √ √ - Bukan Objek
6. Infak Klinik √ - Objek Pajak
7. Infak Orang Tua Asuh √ √ - Bukan Objek
8. Infak Penyelenggaraan √ √ - Bukan Objek
Jenazah
9. Hijab Class - √ Objek Pajak
10. Sewa Ruang Serbaguna - √ √ Objek PPh Final
11. Sewa Lapak Pedagang - √ √ Objek PPh Final
12. Katering dan Foto Video - √ Objek Pajak

Kriteria

Kriteria 1 : Sumbangan terkait kegiatan keagamaan


Kriteria 2 : Tidak ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara para
pihak yang bersangkutan
Kriteria 3 : Diatur tersendiri sebagai objek yang dikenakan PPh Final
Pengelompokan penghasilan:
a. Kriteria 1 saja terpenuhi: penghasilan yang merupakan objek pajak
b. Kriteria 1 dan 2 terpenuhi: penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
c. Kriteria 2 terpenuhi: penghasilan yang merupakan objek pajak
d. Kriteria 2 dan 3 terpenuhi: penghasilan yang dikenakan PPh Final
e. Kriteria 3 terpenuhi: penghasilan yang dikenakan PPh Final

56

Anda mungkin juga menyukai