Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI POLITIK

Dosen Pengampu : Brian L. Djumaty, S.SI. M. SI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

THERESIA VANDA AMARA FEBRYAYU (19612011495)


VITTA HANDAYANI (19612011496)
YOLANDA LAKSMITA DEWI (19612011498)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Sosiologi Politik”
tentang Komunikasi Politik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Brian L. Djumaty selaku dosen
mata kuliah Sosiologi Politik yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami
utnuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan juga wawasan menuangkut komunikasi
politik bagi pembaca.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adaanya kritik dan
saran demi perbaikan untuk makalah yang akan kami but di masa yang akan dating
nantinya.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi pembaca
makalah ini. Kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi
para pembaca.

Pangkalan Bun, 25 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi Politik................................................................. 3
B. Perkembangan Komunikasi Politik....................................................... 6
C. Metode Studi Komunikasi Politik......................................................... 8
D. Pendekatan Komunikasi Politik............................................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi politik adalah proses dimana informasi politik yang
relevan diteruskan dari satu bagian system politik kepada bagian lainnya, dan
di antara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Kejadian tersebut
merupakan proses yang berkesinambungan, melibatkan pula pertukaran
informasi di antara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada
semua tingkatan masyarakat.
Komunikasi politik di Indonesia, secara umum mulai berkembang
sejak proses reformasi dan tumbangnya masa Orde Baru tahun 1998. Sistem
komunikasi politik searah ini terbukti sangat efektif selama 32 tahun untuk
mengelolanegara sebesar Indonesia, dengan jumlah penduduk yang
meningkat. Sistem komunikasi politik ini terbukti tidak bertahan selamanya,
bersamaan dengan krisis moneter yang berkembang juga menjadi krisis
politik, rezim Soeharto pun tumbang dan pola komunikasi langsung berubah
arahdari bawah keatas. .

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Politik ?
2. Bagaimana perkembangan komunikasi politik di Indonesia?
3. Apa saja metode dari studi komunikasi politik?
4. Pendekatan apa saja yang ada didalam komunikasi politik?

1
C. Tujuan
1. Untuk mempermudah pemahaman para pembaca mengenai apa itu
komunikasi politik.
2. Agar pembaca mampu mengetahui sejauh apa perkembangan komunikasi
politik dan dapat mengetahui apa saja metode dari studi komunikasi politik.
3. Dapat mengetahui pendekatan yang termasuk kedalam komunikasi politik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Politik


a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses interaksi sosial atau pengalihan informasi
untuk memperoleh tanggapan yang digunakan satu orang atau sekelompok
kepada pihak lain untuk menyusun makna. Makna itu adalah citra mereka dan
untuk berukar citra itu terutama melalui symbol-simbol.
b. Pengertian Politik
Politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu system politik yang
menyangkut proses menentukan tujuan dari system politik itu sendiri. Dalam
melakukan kebijaksanaan itu diperlukan kekuasaan dan kewenangan yang
dipakai untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik
yang timbul dalam proses ini.
c. Pengertian Komunikasi Politik
Komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi politik yang
relevan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya dan diantara
sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Dalam hal ini komunikasi
politik merupakan proses yang berkesinambungan dan melibatkan pertukaran
informasi diantara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada
semua tingkatan masyarakat.Komunikasi politik merupakan komunikasi yang
melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
Krans dan Davis didalam kutipan Ardial (2010: 29) membagi komunikasi
politik menjadi komunikasi massa dan sosialisasi politik, komunikasi dan
informasi politik, penggunaan media dan proses politik, dan konstruksi
realitas politik dalam masyarakat. Sementara itu, Almond dan Powell

3
sebagaimana dikutip oleh Ardial (2010: 30) menekankan adanya kaitan antara
komunikasi politik dengan system politik. Pakar ini menempatkan komunikasi
politik sebagai salah satu fungsi politik dalam system politik.

d. Tujuan Komunikasi Politik


Tujuan dari komunikasi politik ini antara lain :
 Membangun Citra Politik
Citra politik itu terbangun berdasarkan informasi yang kita terima,
baik langsung maupun melalui media politik, termasuk media massa yang
bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum dan actual (Anwar
Arifin, 2006: 1).
 Membentuk dan Membina Pendapat Umum
Pembentukan pendapat umum dalam komunikasi politik, sangat
ditentukan oleh peranan media politik terutama media massa. Sehingga
pendapat umum harus dapat dibentuk, dipelihara, dibina dengan baik oleh
semua kekuatan politik, melalui komunikasi politik yang intensif, persuasif
ataupun informatif, edukatif dan koersif (Anwar Arifin, 2006: 13).
 Mendorong Partisipasi Politik
Pratisipasi polotik sebagai tujuan komunikasi politik dimaksudkan
agar individu-individu berperan serta dalam kegiatan politik (pasrtisipasi
politik) (Anwar Arifin, 2006: 11).

e. Dampak Komunikasi Politik


Dampak komunikasi politik seperti citra politik dan pendapat umum
serta efek distribusi partisipasi politik yang dapat diukur adalah hasil
pemungutan suara dalam pemilihan umum. Strategi komunikasi politik yang
harus digunakan ialah meraat ketokohan sebagai pahlawan politik,

4
membesarkan partai, menciptakan kebersamaan, serta membagun konsesus
berdasarkan visi, misi dan program politik yang jelas.
f. Strategi Komunikasi Politik
Menurut Ardial (2010: 73) ketika komunikasi politik berlangsung, justri
yang berpengaruh bukan saja pesan politik, melainkan terutama siapa tokoh
politik (politikus) atau tokok aktivis dan professional dan dari lembaga mana
yang menyampaikan pesan politik itu.
Adapun strategi komunikasi sebagai berikut :
- Keberadaan Pemimpin Politik
Menurut Ardial (2010: 77-78) kategorisasi kepemimpinan dapat dilakukan
atas tiga kriteria, yaitu: (1) proses kepemimpinan dan karakter 26
pemimpin; (2) hasil kepemimpinan; dan (3) sumber kekuasaan. Pertama,
berdasarkan proses kepemimpinan. Artinya kepemimpinan demokratis
yang menganggap kekuasaan dibagi dengan orang lain dan dilaksanakan
untuk menghormati martabat pribadi manusia. Keberadaan demokrasi
tidak hanya bergantung pada mekanisme penentuan pemimpin, tetapi juga
bergantung pada adanya pemimpin yang berkepribadian demokratis.

- Ketokohan dan Kelembagaan


Langkah pertama yang dapat diambil dalam strategi komunikasi politik
untuk pencitraan politik, ialah dengan cara merawat ketokohan dan
memantapkan kelembagaan. Hal ini berarti bahwa dengan ketokohan
seorang politikus dan kemantapan lembaga politik yang dimilikinya dalam
masyarakat, akan memberikan pengaruh tersendiri dalam proses
komunikasi politik. Di samping merawat ketokohan dan memantapkan
kelembagaan, diperlukan pula kemampuan dan dukungan lembaga dalam
menyusun pesan politik, menetapkan metode dan memilih media politik
yang tepat agar proses komunikasi politik berjalan dengan baik.

5
- Menciptakan Kebersamaan
Anwar Arifin (2006: 63-64) menyatakan bahwa suasana homofili yang
harus diciptakan antara politikus dengan khalayak adalah persamaan
bahasa (simbol komunikasi), persamaan busana, persamaan kepentingan
dengan khalayak terutama mengenai pesan politik, metode dan media
politik. Namun yang sangat penting adalah siapa tokoh yang akan
melakukan komunikasi kepada khalayak. Artinya, politikus atau aktivis
telah memiliki banyak persamaan dengan khalayaknya.

- Membangun Konsesus
Langkah strategis ketiga yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
komunikasi politik yaitu membangun konsensus baik antara politikus
dengan politikus dalam satu partai politik maupun antara politikus dengan
politikus dari partai yang berbeda.

B. Perkembangan Komunikasi Politik


Komunikasi politik sudah ada sejak zaman Aristoteles pada tahun 350 SM.
Pada periode klasik pada tahun 10940-an ini komunikasi politik yang berfokus
pada kajian retorika. Retorika pada periode ini dinilai sebagai bidang kajian yang
paling istimewa, retorika ini memiliki tujuan untuk mempengaruhi masyarakat
dalam bidang politik.
Pada periode sekitar Perang Dunia I dan II, komunikasi politik berlangsung
pada kurun waktu sesudah seperempat pertama abad ke-20 sampai dekade tahun
1950-an. Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada Ilmu Politik,
meskipun penamaan lebih banyak dikenal dengan Propaganda. Hal ini diawali
pada tahun 1922 dengan penelitian dari Ferdinand Tonnies dan Walter
Lippmanyang meneliti tentang opini publik pada masyarakat, kemudian

6
dilanjutkan oleh Bagehot, Maine, Byrce, dan Graha Wallas di Inggris yang
menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik.
Beberapa karya penting yang muncul pada periode ini antara lain:
1. Propaganda Technique in The World War -- Harold D Lasswell (1927)
2. The Fine Art or Propaganda -- Alfred McClung Lee dan Elissabeth B Lee
(1939)
3. Studi Efek Media – Hovland (metode eksperimen tahun 1943-1945)

Kemudian pada periode Pasca Perang Dunia I dan II, pada awalnyanya
ditandai dengan adanya temuan riset bahwa media massa punya pengaruh
terbatas (limited effect) terhadap sikap, keputusan dan perilaku. Didalam priode
ini bisa dikatakan bahwa studi komunikasi politik lebih berorientasi pada efek
media, yang pada umumnya jangka pendek terhadap variable-variabel politik
seperti: identifikasi individu terhadap partai politik, penilaian terhadap kandidat,
politik dan perilaku memilih. Perkembangan dan penyebaran studi komunikasi
politik di Amerika merupakan babak awal perkembangan studi Komunikasi
Politik.
Pada periode sesudah kwartil ketiga abad ke 20, komunikasi politik
berkembang sebagai sub displin ilmu atau bisa disebut interdisipliner. Hal ini
juga serupa dengan pendapat Ryfe bahwa teori komunikasi politik pada awalnya
dibangun oleh tiga disiplin ilmu, yaitu psikologi sosial, komunikasi massa.
Komunikasi politik bukan merupakan bidang ilmu yang berdiri sendiri,
Dan yang terakhir pada periode sekarang (awal abad 21), politik mulai
dilihat sebagai persaingan untuk memperoleh sumber daya yang terbatas. Bentley
(1908/1967) berpandangan bahawa esensi politik adalah tindakan kelompok.
Bentley membedakan kelompok berdasarkan kepentingannya, dan melihat
bagaimana interkasi antar kelompok-kelompok tersebut. Ini dikenal juga dengan
model pluralis. Selain Bentley ada David Truman (1951/1962) dan Robert Dahl
(1956). Hal ini terkait dengan studi tentang pemilu dan kampanye. Periode ini

7
ditandai dengan semakin atraktifnya kajian soal pemasaran politik.
Perkembangan ilmu komunikasi politik yang maju dan didasarkan pada
interdisipliner, membuat bidang kajian dalam komunikasi politik semakin
beragam. Tidak hanya sebatas pada pendapat umum, tetapi juga mengkaji peran
media massa saat terjadi konflik.

C. Metode Studi Komunikasi Politik


Sebagai suatu studi yang bersifat lintas disiplin, komunikasi politik
menggunakan beberapa metode riset dan teknik dari berbagai bidang studi.
Adapun beberapa metode ydari studi komunikasi politik, antara lain sebagai
berikut :
1. Studi Agregat
Studi agregat ini mendasarkan pada data agregat yang menyangkut
pengumpulan atau pemilahan individual atas daerah atau karakteristik sosial
tertentu. Misalnya seperti membandingkan pola pemberian suara di daerah
pedesaan dan perkotaan dan membandingkan daerah yang penduduknya
beragama Islam dan yang beragama Kristen dan agama lainnya.
2. Studi Kritis
Cultural Critism mempunyai sebuah konsep yang menyatakan bahwa
kebudayaan mempunyai kaitan erat dengan kegiatan sosial, kemudian melalui
pemahaman pengalaman sosial dari berbagai kelompok masyarakat secara
cermat, kritis, dan terarah, berusaha menjelaskan pola pilihan dan reaksi
terhadap media. Pendekatan ini sangat dekat dengan aliran neoMarxis, yang
sering menggunakan teori hegemoni negara maupun teori kapitalisme untuk
menjelaskan fenomena realitas di balik layar.
3. Studi Analisis Isi
Studi Analisis Isi ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti
dan menganalisis suatu isi komunikasi dalam jangka waktu dan ruang tertentu,
maksudnya adalah untuk mengetahui bagaimana kecenderungan pesan –

8
pesan yang disampaikan baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Analisisi
isi dapat digunakan untuk meneliti komunikasi apa pun, seperti pidato,
dokumen tertulis, foto, surat kabar, dan acara televisi.
4. Studi Eksperimental
Studi eksperimental ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengetahui hubungan sebab-akibat dengan membandingkan antara kelompok
eksperimen yang diterpa variabel dan kelompok kontrol yang tidak men-
dapatkan terpaan variabel yang ditentukan.
5. Studi Survei
Metode yang biasa digunakan untuk memahami berbagai fenomena yang ada
di masyarakat ini, dalam komunikasi politik digunakan untuk studi opini
publik atau polling, dan studi pengaruh media pada masyarakat. Dengan
metode survei, hasil studi dapat ditarik generalisasi deskriptif terhadap objek
populasi yang luas.

D. Pendekatan Komunikasi Politik


Komunikasi politik merupakan bidang baru yang bersifat interdisipliner yang
berusaha memahami realitas politik sebagai suatu proses komunikasi. Ada dua
pendekatann yang dapat dipamahi, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Proses
Menurut pendekatan ini, dikatakan bahwa keseluruhan yang ada di
dunia ini merupakan hasil suatu proses. Politik pada dasarnya juga merupakan
hasil suatu proses sejarah yang panjang, yang selalu ada kaitannya antara
masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Spengler dan Toynbee
mengemukakan bahwa realitas sosial merupakan suatu siklus yang
mempunyai pola-pola ulangan (recurrent pattern) untuk jatuh bangunnya
peradaban.
Dalam pendekatan proses ini bisa disebut menarik karena, adanya teori
dramatik (dramatistic theory) yang dikemukakan oleh Kenneth Burke yang

9
menyatakan bahwa keseluruhan yang ada di dunia adalah panggung
sandiwara. Orang melakukan politik, pidato, hubungan diplomatik dan
sebagainya sesungguhnya dapat dilihat sebagai drama komunikasi dengan
tujuan tertentu.
2. Pendekatan Agenda Setting
Pendekatan agenda setting dimulai dengan asumsi media massa
menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkan. Seleksi ini
dilakukan oleh mereka yang disebut sebagai gatekeeper, yaitu mereka para
wartawan, pimpinan redaksi, dan penyunting gambar. Dari gatekeeper inilah
yang menentukan berita apa yang harus dimuat dan apa yang harus
disembunyikan.
Penelitian agenda setting yang dilakukan oleh McComb dan Shaw, pada
kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat 1972, menemukan bahwa
surat kabar menentukan apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Begitu
pula agenda televisi juga berkorelasi dengan agenda pemilih. Sayangnya,
penelitian empiris efek kognitif komunikasi massa ini tidak ditunjang oleh
penelitian yang lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi politik merupakan proses yang berkesinambungan dan
melibatkan pertukaran informasi diantara individu-individu dengan kelompok-
kelompoknya pada semua tingkatan masyarakat. Komunikasi politik merupakan
komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau
berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
Perkembangan komunikai politik berawal dari sebelum terjadinya perang
dunia I dan II hingga abad 21. Didalam komunikasi politik terdapat lima macam
metode studi komunikasi politik yaitu studi agregat, studi kritis, studi analisis
isi, studi eksperimental dan studi survey dan di dalam komunikasi politik juga
ada dua pendekatan yang bisa dipahami yaitu pendekatan proses dan pendekatan
agenda setting.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini, memberitaukan kepada para pembaca untuk
tidak menyalahgunakan komunikasi politik, karena komunikasi politik ini
digunakan untuk melibatkan pesan politik atau yang berkaitan dengan kekuasaan
dan kebijakan pemerintah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Almond, Gabriel, & Coleman, James. 1960. The Politics of the Developing Areas.
New York: Princenton.
Alfian. 1993. Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
https://eprints.uny.ac.id/23581/4/4.%20BAB%20II.pdf
https://repository.unimal.ac.id/1648/1/MODUL%20KOMUNIKASI%20POLITIK
%20(LENGKAP%202015)%20ILMU%20KOMUNIKASI.pdf
https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2018-04-
30berkas1968062620050110016.pdf
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/6469/5828

12

Anda mungkin juga menyukai