Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN IX

“Identifikasi Bakteri Vibriosp”

NAMA : NURHALISA HASRI

NIM : PO714203191.026

KELAS : D.IV A

NAMA DOSEN : 1. Mursalim, S.Pd., M.Kes


2. Rafika, S.Si., M.Kes
3. Siti Hadijah, S.Si.,M.Kes
4. Hasnawati, S.Si., M.kes

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PRODI SARJANA TERAPAN (D.IV)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri merupakan jasad renik yang kira-kira dua puluh kali lebih kecil
dari sel-sel jamur, protozoa atau sel daging ikan. Biasa terdapat di udara,
dalam tanah maupun dalam air dan benda padat lainnya. Sebagian besar
bakteri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit. Namun bakteri mempunyai
kemampuan memperbanyak diri sangat cepat, sehingga apabila bakteri
tersebut berada dalam bagian tubuh hewan. Bakteri ini bermacam-macam
jenisnya. Yang menyerang manusia, berbeda dengan jenis yang menyerang
ikan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi ada pula jenis-jenis yang dapat
menyerang manusia dan hewan sekaligus.
Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut,
dan tanah. Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi.
Sebagian besarjuga bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut
bersalinitas 20-40‰.Genus Vibrio adalah agen penyebab penyakit vibriosis
yang menyerang hewan laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan.
Spesies Vibrio umumnya menyerang larva udang dan penyakitnya disebut
penyakit udang berpendar. BakteriVibrio menyerang larva udang secara
sekunder yaitu pada saat dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu
sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenisopportunistic
pathogen yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan,
kemudian berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi patogenik jika
kondisi lingkungannya memungkinkan (Soliha, 2013).
Bakteri Vibrio sp. memiliki beberapa spesies, salah satunya adalah
Vibrio cholera. Yang banyak menginfeksi manusia dan menyebabkan
penyakit yang dikenal dengan penyakit kolera.
Penyakitkoleraadalahpenyakitinfeksisaluran pencernaanyang disebabkan
olehbakteriVibriocholerae(V.Cholerae)denganmanifestasi
klinikberupadiare.Gejalaklinisdiawali denganmunculnya diareyangencer
kemudian dalamwaktusingkatfesesyangsemulaberwarnadanberbau
menjadilebihencer,masif,danberwarnaputihseperticairancucianairberas
(ricewaterstool).Cairaninimengandungmucus,selepiteldansejumlah
besarV.cholerae.Apabiladibiarkan,pasien dapatkehilangan cairan dalam
jumlah banyak dan dapat menuju ke fase dehidrasi dan berat sampai
meninggaldalamjangkawaktubeberapajamsetelahinfeksi.
BakteriVibrioyangmerupakanetiologi daripenyakitkoleraadalah
bakteri dengangramnegatifberbentukkoma(commashaped).V.cholerae
memilikisatu flageladisalahsatu kutubnyasehinggamemilikimotilitasyang
tinggi.Bakteriinibisahidupdanberkembangpadakeadaanaerob atau
anaerob(anaerobfakultatif).Airdengankadargaram tinggiseperti airlaut
adalahtempathidup alamidaribakteriini.V.choleraetidaktahan dengan
suasanaasamdantumbuhbaik padasuasanabasa(pH8,0-9,5).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan.Hal itu
terlihat dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan
menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada
kematian.Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan, dan menimbulkan
perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan tersebut tidak
dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam
tubuhnya yang penyakit melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak
menyebabkan tetapi mencapai keseimbangan yang menjamin bakteri dan
inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan berpropagasi.Beberapa bakteri
penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh
bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus).Ada beberapa bakteria yang sudah jelas patogen
(misalnya Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis
dan inang merupakan “pembawa” bakteri (Brooks, dkk 2005).
Bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya
dapat dilihat melalui mikroskop, tetapi memilki peran yang sangat penting
dalam kehidupan yaitu dapat menguraikan makhluk hidup. Bisa kita
bayangkan jika seandainya tidak ada makhluk hidup yang dapat menguraikan
maka dunia ini akan penuh dengan timbunan pepohonan, dedaunan dan
makhluk hidup karena tidak adanya proses penguraian oleh makhluk kecil ini.
Bakteri terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara
yang kita hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada
permukaan kulit, pada jari tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus,
dalam saluran pernafasan dan pada seluruh permukaan yang terbuka dan
dianggap sebagai flora normal.
Vibrio sp. tampak pada mikroskop berbentuk batang bengkok berwarna
merah (bacil gram negative), berukuran 1-3x0,4 – 0,6 mikron, tidak berspora,
tidak berkapsul, bergerak dengan flagella satu kutub, tetapi tidak begitu
panjang dan flagella ini berakar dalam sitoplasma kuman.
Menurut WHO (1988) merekomendasi tiga kelompok bakteri indikator
pencemaran perairan rekreasi pantai yaitu fecal coliform, fecal Streptococcus
dan patogen.

Vibrio merupakan patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada


dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian berkembang dari sifat yang
saprofitik menjadi patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan.
Bakteri vibrio yang patogen dapat hidup di bagian tubuh organisme lain baik
di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun pada organ tubuh bagian
dalam seperti hati, usus dan sebagainya.

Vibrio adalah sepsis yang berbentuk batang gram negative yang tersebar
luas di dalam.Vibrio ditemukan di daerah perairan dan permukaan air, mereka
berbentuk batang aerob bengkok dan motil, memiliki flagella polar, dapat
bergerak dengan satu flagel kutub, tidak mampu membentuk spora.

Vibrio sepsis merupakan salah satu penyebab penyakit diare pada


manusia, yang dapat ditemukan dalam jumlah banyak pada lingkungan air
laut maupun air tawar. Kolera merupakan penyakit diare akut terutama
diperoleh melalui air yang terkontaminasi dan juga dapat melalui makanan,
ikan ,atau makanan laut yang lainnya, susu, es krim, dan daging tanpa bahan
pengawet. Penderita kolera berakibat dapat menyebapkan meninggal dunia
disebapkan oleh hovopolomik shock dan circulatory collapse.Jenis dari diare
ini dapat menyebapkan dehidrasi sangat cepat dan keseimbangan elektrolit
terganggu jika cairan tubuh yang hilang bersama tinja tidak segera diganti.

Bakteri ini terdapat dalam faeces dan muntahan penderita, yang


berbahaya bagi penularan.Faeces penderita masih mengandung bakteri ini 7-
14 hari setelah sembuh dari penyakitnya.Mantan penderita dapat menjadi
karier yang sangat berbahaya bagi penularan. Mantan penderita akan kebal
oleh cholera untuk beberapa tahun, dengan vaksinasi akan diperoleh
kekebalan 6-12 bulan.

V. cholerae dapat menginfeksi manusia melalui rute pencernaan


(fecal-oral).Manifestasi klinikberupapenyakitkoleraakantimbulapabila
jumlahbakteriyangmasukmencapaijumlah tertentu.Jumlah tersebut
dipengaruhiolehprosesmasuknyabakterikedalamsaluran cerna.Seseorang
denganasamlambungyangnormalakandapatterinfeksi apabilamenelan
sebanyak1010ataulebihV.choleraedalamair(103-106dalamair)dan102-
104organismebilamasukbersamamakanan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami dari kelompok 7
berinisiatif membuat makalah sesuai dengan materi yang telah diberikan
yang berjudul “Identifikasi Vibrio Sp.” Sebagai salah satu syarat
pemenuhan tugas mata kuliah bakteriologi II teori.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara isolasi bakteri vibrio Sp.
2. Untuk mengetahui cara identifikasi bakteri vibrio Sp.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Vibrio

Bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas
yang relatif tinggi.Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996),
sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofilik yang tumbuh optimal
pada air laut bersalinitas 20-40‰.Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri
anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen.
Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9  dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5
atau kondisi alkali dengan pH 9,0  (Baumann et al., 1984 cit. Herawati,
1996).
Vibrio sp merupakan salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam
divisi bakteri, klas Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili
Vibrionaceae.Bakteir ini bersifat gram negatif, fakultatif anaerob, fermentatif,
bentuk sel batang dengan ukuran panjang antara 2-3 µm, menghasilkan
katalase dan oksidase dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel
(Austin, 1988).
Pencemaran limbah dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan
jenis dan jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air buangan kota
dan desa yang berpenduduk padat tidak hanya meningkatkan pertumbuhan
bakteri koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah bakteri patogen
seperti Salmonella, Shigella dan Vibrio cholera (Shuval, 1986).
Infeksi pada luka mungkin ringan tetapi sering berlanjut dengan cepat
(setelah beberapa jam), dengan perkembangan lesi kulit bullous, selulitis, dan
miositis dengan nekrosis. Karena cepatnya kemajuan dari infeksi, maka
diperlukan pengobatan antibiotic sesuai sebelum konfirmasi dengan kultur
didapat. Diagnose didapat melalui kultur organisme pada media laboratorium
standar (Jawetz, dkk. 2005)
B. Klasifikasi Vibrio
Kingdom : Eubacteria
Divisi : Bacteri
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibro anguillarum Vibrio vulnificus
Vibrio salmonicida Vibrio hollisae
Vibrio alginolyticus Vibrio damsel
Vibrio cholera Vibrio mimicus
V. parahaemolyticus Vibrio fluvialis

C. Morfologi

Mempunyai sifat
Gram negatif dengan ukuran 1–3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada beberapa literatur
yang mengatakan bahwa Vibrioberukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar
(0,3 – 1,3) µm.
Secara umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila
diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan yang masih muda adalah
batang bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk batang lurus bila diambil
atau didapat dari biakan yang sudah tua
Vibrio merupakan salah satu bakteri yang banyak ditemui pada
permukaan air, mereka berbentuk langsing, membengkok, berbentuk koma,
gram negatif, kaku dan bergerak aktif ( flagel pada salah satu ujung ). Tidak
meragikan laktosa tumbuh pada pH basa, membuat indol dan oksidasa
positif.Kuman ini meragikan glukosa dengan hanya membentuk asam.
Genus Vibrio masuk dalm famili Vibrionaceae yang meliputi lebih dari
30 species , tetapi hanya 12 species yang ada hubungannya dengan infeksi
pada manusia. Semua yang 12 species yang secara klinik signifikan adalah
oksidase positif, mereduksi nitrit ( kecualiV metscccnikovil ), peka terhadap
O/129 (2,4-diamino-6,7-diisopropyl pteridine), halofilik (kecuali V cholerae
dan V mimicus ), sedikit diketahui struktur antigennya, kecuali V cholerae ,
Vparahaemolyticus, V flufialis dan V vulnivicus.

D. Struktur Antigen
Beberapa Vibrio mempunyai kesamaan antigen flagella (11) yang tahan
panas.Antibody terhadap antigen H mungkin tidak terlibat dalam melindungi
inang (host) yang sensitif.Vibrio cholerae memiliki lipopolisakarida O yang
memberikan spesifikasi serologi. Terdapat seiktnya 139 kelompok antigen O.
strain Vibrio cholerae dari O kelompok 1 dan O kelompok 139 menyebapak
kolera klasik. . Terkandung non-01/non-O139 Vibrio cholerae menyebapkan
penyakit sejenis kolera.Antibody trahadap anti gen O cenderung bias
melindungi hewan laboratorium terhadap infeksi Vibrio cholera.
Serogroup Vibrio cholerae anti gen O1 memiliki determinan yang
memungkinkan penentuan tipe lebih jauh, serotype utama adalah Ogawa dan
Inaba.2 biotipe dari Vibrio cholerae epidemic telah didefenisikan, klasik, El
Tor. Bio tipe El Tor menghasilkan hemolosin, memberikan hasil positif pada
uji Voges-proskauer dan resisten terhadap polimiksin B. teknik molikular
juga dapat digunakan untuk mengkategorikan Vibrio cholerae pengkategorian
digunakan untuk studi epidemiologi dan tes umumnya dilakukan hanya pada
laboratorium rujukan.
Vibrio cholerae O139 sangat mirip dengan Vibrio cholerae O1 biotipe El
Tor.Vibrio cholerae O139 tidak menghasilkan lipopolisakarida O1 dan tidak
mempunyai semua gen yang diperlukan untuk membuat anti gen ini. Vibrio
cholerae O139 membuat kapsul polosakarida seperti strain Vibrio cholerae
non-O1 lainnya, sementara Vibrio cholerae O1 tidak membuat kapsul.

E. Gejala Klinis
Pemeriksaan darah : tidak bersifat diagnostik pada permulaan masa sakit.
Meskipun demikian, terjadi peningkatan nilai hematokrit sehingga mencapai
65-85 %.Kadar hemoglobin naik menjadi 15 sampae 25 gram % dan mungkin
menjadi polisitemia (hitung eritrossit lebih dari 7000.000. per mm kubik).
Spesimen untuk kultur terbentuk dari gumpalan mukus dari tinja. Untuk
hapusan, tampilan mikroscopik dari hapusan specimen tinja tidak biasa
membedakan pengamatan dengan mikroscop lapangan gelap atau fase
kontras memperlihatkan Vibrio yang motil dengan cepat. Untuk kultur
pertumbuhan cepat pada agar prpton, pada agar darah dan pH mendekati 9,0
atau agar TCBS, dan koloni khasnya dapat dipilih dalam waktu 18 jam. Jika
menggunakan media yang diperkaya (endrichment) beberapa pemeriksaan
tinja dapat di inkubasi selama 6 sampai 8 jam dalam kaldu taurocholate-
peptone (pH 8,0-9,0), organisme dari kultur ini dapat diwarnai atau di sub
kultur.
Uji spesifik : organisme Vibrio cholerae diidentifikasi lebih jauh dengan
uji aglutinasi slide menggunakan anti O kelompok O1 dan O 139 dan reaksi
biokimia.

 Vibrio parahaemolyticus
Vibrio parahaemolyticus merupakan kuman halofilik
enteropatogenik yang diasingkan dari jepang dan india (Calcutta).
Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri yang menyebapkan
gastroentreritis akut sebagai akibat makan makanan seafood yang
terkontaminasi seperti ikan mentah atau kerang.Setelah periode
inkubasi selama 12-14 jam, terjadi mual dan muntah, keram perut,
demam dan diare air dan darah.Leukosit pada tinja sering
terlihat.Enteritis cenderung sembuh sendiri dalam waktu 1-4 hari tanpa
pengobatan, selain resterio air dan keseimbangan elektrolit tidak ada
enterotoksin yang diisolasi dari organisme.Penyakit ini terjadi di
seluruh dunia, dengan kejadian tertinggi pada wilayah dimana orang
gemar memakan seafood mentah.
Vibrio parahaemolyticus tidak dapat tumbuh dengan baik pada
media diferensial yang biasa digunakan untuk salmonella dan sigella,
tetapi dapat tumbuh dengan baik pada agar darah.Mereka juga dapat
tumbuh padaTCBS dimana menghasilkan koloni yang berwarna
hijau.Vibrio parahaemolyticus biasanya diidentifikasi melalui
pertumbuhan oksidase positifnya pada agar darah.

 Vibrio vulnificus
Vibrio vulnificus dapat menyebapkan infeksi luka parah,
bekteremia, dan mungkin gastro interitis. Mereka adalah bakteri yang
dapat bebas di muara, yang di emukan di AS, Atlantik, teluk dan
pantai pasifik. Infeksi telah dilakukan di korea, dan organism tersebar
di seluruh dunia. Vibrio vulnificus khususnya ditemukan pada tiram,
terutama pada bulan-bulan musim panas. Bakteremia dengan infeksi
yang tidak focus terjadi pada orang yang memakan tiram yang
terinfeksi dan irang yang gemar minum alkohol dan berpenyakit hati.
Luka bissa menjadi terinfeksi pada orang normal atau yang
imunokompromistik yang berhubungan dengan air dimana bakteri
terdapat. Proses infeksi sering kali terjadi dengan cepat, engan
perkembangan penyakit yang parah sekitar 50 % pasien dengan
bakterimia meninggal. Infeksi pada luka mungkin ringan tetapi sering
berlanjut dengan cepat (setelah beberapa jam), dengan perkembangan
lesi kulit bullous, selulitis, dan miositi dengan mikrosis. Karna
cepatnya kemajuan dan infeksi, maka diperlukan pengobatan antibioti
yang sesuai sebelum konfirmasi dengan kultur diapat. Diagosa didapat
melalui kultur organism padqa media laboratorium standar : TCBS
adalah mediah yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana
sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-
hijau (sukrosa negatif).

 Vibrio El Tor
Vibrio El Tor mula mula diasingkan dari peziarah pada stasiun
karantina terpada semenanjung Sinai. Kuman ini dapat menyebapkan
beberapa epidemi colera di asia tenggara. Perbedaan antara vibrio
colera klasik dan vibrio El Tor ialah sebagai berikut :

Vebrio kolera Vebrio El


NO Jenis uji
Klasik Tor
1 Hemolisis - +

2 Voges Proskauer - +
Aglutinasi dkelompokarah
3 - +
ayam
Kepekaan terhaap
4 + -
polimiksin
5 B + -
 Vibrio fetus
Kuman penyebap keguguran akibat infeksi pada ternak domba
dan kambing.Dapat diasingkan dari kasus diare dan septikimia pada
manusia.Tidak meragikan gula-gula.Kuman ini telah dipisahkan dari
genus Vibrio dan dimasukkan kedalam genus campylobacter.
Beberapa Vibriolain menyebapkan penyakit pada manusia. Vibrio
mimicus menyebapkan diere setelah mamakan makanan yang tidak
dimasak, khususnya oyster mentah.Vibrio hollisae dan vibrio fluvialis
juga menyebapkan diare.Vibrio alginolyticus menyebapkan infeksi
pada mata dan telinga atau luka setelah terkena air laut.Vibrio damsel
juga menyebapkan infeksi luka.Vibriolain sangat jarang ditemui
sebagai penyebar penyakit pada manusia.

F. Media Pembiakan
a) Media selektif pada identifikasi Vibrio adalah TCBS
Untuk setiap spesies memiliki ciri masing-masing dalam
pertumbuhannya. Selain TCBS, media selektif yang sering digunaka
adalah Aronson agar, dan Monsur agar. Berdasarkan pengamatan visual
terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio, maka bakteri ini dapat
dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang tumbuh
pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu
kamar (30°C). TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur
tinja, dimana sebagian besar galur menghasilkan koloni-koloni yang
berwarna biru-hijau (sukrosa negatif). (Jawetz, dkk. 2005).
 V.anguillarum
Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat,
menonjol dan berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai
sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa, sellobiosa,
galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan H2S
negatif.
 V.alginolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,
oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, dan manitol positif.
Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif.
 V.cholera
Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm,
warna media berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah
mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan
H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan
sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
 V.salmonicida
Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat,
menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat
fermentatif, katalase, oksidase, glukosa positif. Sedangkan methyl
red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa, bersifat
negatif.
 V.vulnificus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm.
Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,
oksidase, methyl red dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa,
galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.
 V.parahaemolyticus.
Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm,
dipusat koloni berwarna hijau tua. Karak-teristik biokimia adalah
mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa,
galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa,
methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp)
merupakan bakteri halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada
kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw
0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu
optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.

b) Media TSIA
Media TSIA merupakan salah satu media differensial, yaitu media
yang digunakan untuk membedakan suatu bakteri yang satu dengan
yang lain berdasarkan kemampuannya menghasilkan H2S, gas dan
menfermentasikan gula-gula.
Pada media TSIA, Vibrio mengahasilkan suasana alkali acid.Dasar
dari TSIA berwarna kuning sedangkan lereng berwarna
merah.Sedangkan H2S bersifat negative (tidak ada endapan hitam) dan
tidak terbentuk gas pada media
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

 Alat  Bahan

 Objek Glass Bahan yang dibutuhkan dalam


 Ose bulat dan ose lurus praktikum ini adalah sebagai

 Lampu spiritus berikut :

 Bak pewarnaan a) Reagen


 Tabung reaksi - Sampel (ikan laut)
 Mikroskop - NaCl 0,9 %
 Pipet tetes - KOH 10%
 Inkubator - Safranin
 Korek gas - CGV (Carbol Gentian

 Tabung centrifuge Violet)

 Centrifuge - Alkohol 96%


- Lugol
- Indikator methyl red
- α- naftol
- covac’s
b) Media
 Media alkali pepton
 Media Thiosulphate Citrate Bile Sucrosa (TCBS)
 Media SIM (Sulfur Indol Motility)
 Media Urea
 Media MR/VP
 Media SCA (Simon Citrat Agar)
 Media Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltose, laktosa, dan manitol)

B. Metode Kerja

Langkah-langkah dalam pemeriksaan bakteri vibrioadalah sebagai


berikut :

 Hari pertama (I)


Penanaman sampel pada media pemupuk alkali pepton
1) Dimasukkan ikan laut yang telah di haluskan dan di timbang pada
media alkali pepton.
2) Di inkubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.

 Hari Kedua (II)


1) Lakukan pewarnaan gram
 Diambil suspensi bakteri pada alkali pepton
 Dibuat sediaan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak.
Setelah kering, sediaan difiksasi diatas nyala api.
 Diwarnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit kemudian
dibilas dengan air mengalir.
 Ditetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit,
kemudian dibilas dengan air mengalir.
 Sediaan dilunturkan dengan alcohol 96% sampai warna luntur,
lalu dibilas dengan air.
 Ditetesi sediaan dengan zat warna safranin selama 1 menit, lalu
bilas dengan air.
 Setelah preparat kering, diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran objektif 100x.
2) Penanaman pada media selektif TCBS
 Dengan menggunakan ose steril diambil suspensi bakteri pada
alkali pepton lalu digoreskan dipermukaan media TCBS.
 Diinkubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.

 Hari Ketiga (III)


 Dilakukan Pewarnaan gram kembali dengan mengambil koloni
yang sesuai pada media TCBS.
 Penanaman dilakukan pada media TSIA. Dengan menggunakan
ose lurus (nahl), ditusuk media TSIA sampai dasar tabung dan
dibuat goresan pada daerah lereng.
 Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubator selama
18-24 jam dengan suhu 37˚C.

 Hari keempat (IV)


 Dilakukan pewarnaan gram dengan mengambil koloni dari
media TSIA.
 Kemudian dilakukan penanaman pada media biokimia dan gula-
gula. Dengan koloni yang sama, diambil dan ditanam pada
media biokimia (SIM, SCA, urea, dan MR/VP), dan gula-gula
(glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa)
 Hari kelima (V)
Diamati perubahan yang terjadi pada media SIM, SCA,
MR/VP, urea, glukosa, laktosa, sukrosa, dan manitol.
1. Untuk media SIM ditambahkan dengan reagen covac’s 2-3
tetes.
2. Untuk media MR ditetesi dengan indicator Methyl Red 3 tetes.
3. Untuk media VP ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes dan α- naftol
12 tetes.

Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk


menentukan jenis bakteri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Penanaman pada media pemupuk
Media Alkali Pepton
Keterangan : Menjadi keruh

2. Hasil pemeriksaan mikroskop

Keterangan :
 Bentuk :Basil gram negatif/ batang bengkok seperti koma
 Warna : Merah
3. Pengamatan hasil penanaman
Media TCBS

 Bentuk koloni : besar, besar


 Warna koloni : kuning- hijau
 Elevasi : cembung
 Sifat : kasar dan menjalar

4. Hasil penanaman pada media TSIA


sebelum ditanami bakteri setelah ditanami bakteri

lereng : alkali (merah)

dasar : acid (kuning)

gas : negatif (-)

H2S : negatif (-)


5. Pengamatan hasil uji bokimia
sebelum di Tanami bakteri

Setelah ditanami bakteri


Glukosa: posistif (+) maltosa: positif (+) manitol: positif (+)

Sukrosa: positif (+) laktosa: negatif (-)


SIM Urea SC

Sulfur : negative (-) Urea : positif (+) SC: negative (-)


Indol : negative (-)
Motility : positif (+)

MR VP

: negative (-)
MR : positif (+) VP : negative (-)

B. Pembahasan
 Hari kedua (II)
 Terjadi kekeruhan pada media alkali pepton yang menandakan
adanya pertumbuhan bakteri pada media tersebut.
 Bakteri berbentuk bacil dan streptobacil. Bakteri berwarna merah
artinya bakteri luntur pada pelunturan dengan alcohol, namun
mampu mengikat zat warna pembanding yaitu safranin sehingga
berwarna merah.
 Hari ketiga (III)

Media Thiosulphate Citrate Bile Sucrosa (TCBS)

Pada media TCBS didapatkan hasil pertumbuhan koloni yaitu memiliki


ciri-ciri koloni besar-besar, kasar, cembung berwarna kuning sampai hijau,
dan koloni menjalar.

 Hari keempat (IV)

Hasil pada penanaman di media TSIA :

 Seluruh bagian pada media TSIA mengalami perubahan menjadi


kuning, baik pada lereng ataupun dasar. Ini menunjukkan bahwa
bakteri mampu menfermentasikan ketiga gula-gula dalam media
TSIA (glukosa, laktosa, dan sukrosa) sehingga menghasilkan asam
yang membuat media berwarna kuning.
 Tidak ada endapan hitam pada media yang menandakan bahwa
bakteri tidak memiliki enzim desulfurase. Enzim tersebut digunakan
menghidrolisis asam amino dengan gugus samping –SH sehingga
akan menghasilkan H2S yang bereaksi dengan FeSO4 dan
membentuk endapan hitam FeS.
 Adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan bahwa
bakteri mampu menghasilkan gas.

 Hari kelima (V)


 Gula-gula
Hasil positif didapatkan pada seluruh gula-gula yang digunakan baik
glukosa, maltose,laktosa, sukrosa dan manitol. Hasil positif ditandai
dengan adanya perubahan warna indicator yang terdapat dalam
media ini yaitu dari biru menjadi kuning.Perubahan warna tersebut
disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu
memfermentasikan gula-gula tersebut berupa produk asam.
 SIM :
- S (sulfur) : Bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai
dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada media, karena
bakteri tidak ini mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung
dalam media SIM.
- I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan
bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol
dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya.
Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi
dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan
Covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan
bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai
sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negatif
sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak
menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
- M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini
berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa
dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid. Pada
hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan
bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.
 MR : setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media
membentuk cincin merah. Berarti terjadi fermentasi asam campuran
(asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
 VP : setelah penambahan KOH 10 % dan α-nafto 1 %, warna media
mengalami perubahan, membentuk cincin merah. Ini disebabkan
bakteri memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.
 Urease : hasil yang didapatkan adalah negatif sebab tidak terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah muda. Artinya bakteri
tidak dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan
terbentuknya warna merah muda karena adanya indicator phenol red.
 Simmon’s Citrate didapatkan hasil negative (-), sebabtidak
terjadiperubahan warna pada media (tetap berwarna hijau). Ini
disebabkan bakteri Vibrio merupakan salah satu spesies yang tidak
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon yang diperlukan untuk
metabolisme dengan menghasilkan suasana basa.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapunkesimpulandarimakalahiniyaitu
Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan
tanah. Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif
tinggi.Spesies bakteri vibrio ini ialah Vibro anguillarum, Vibrio vulnificus,
Vibrio parahaemolyticus ,Vibrio cholera, Vibrio Vibrio El Tor, Vibrio
alginolyticusdan Vibrio salmonicida. Identifikasi bakteri ini biasanya
menggunakan pewarnaan gram dan tes kultur.
Vibriocholeraemerupakan bakteri
gramnegatif,berbentukbasil(batang)danbersifatmotil(dapat
bergerak),memilikistrukturantogenikdari antigenflagelarHdan antigen
somatikO,gammaproteobacteria,mesofilik dankemoorganotrof,berhabitat
alamidilingkungan akuatikdanumumnyaberasosiasidenganeukariot.
SpesiesVibriokerapdikaitkan dengansifatpatogenisitasnyapadamanusia,
terutamaV.Choleraepenyebab penyakitkoleradinegaraberkembangyang
memilikiketerbatasanakan air bersih dan memilikisanitasi yang buruk.
Langkah-langkahuntukpengujiandanidentifikasi Vibriocholeraepada
sampelyaituPrapengkaya(PreEnrichment),Pengkaya(Enrichment), Isolasi,
danUjibiokimia.

B. Saran

Tubuh manusia merupakan media pertumbuhan mikroorganisme seperti


bakteri yang paling baik.karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi sumber
penularan penyakit yang paling besar. Vibrio merupakan salah satu bakteri
yang biasa menginfeksi tubuh manusia. Jika kita tidak bisa menjaga dan
melihat makanan yang akan kita komsumsi.
Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri
sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker, handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan. Selain itu,
kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan sehingga bakteri
yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.

Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan
diri kita dan lingkungan. Dan tetap menjaga pola makan yang baik dan
pengolahan makanan yang baik sebelum dikomsumsi.Dengan melakukan hal-
hal tersebut, frekuensi terserang penyakit bisa ditanggulangi.
DAFTAR PUSTAKA

Austin, 1988. Mikrobiologi dan parasitologi.Bandung; PT.Citra Aditya Bakti.

Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996. Mikribiologi. Kedokteran.


Surabaya; Salemba Medika.

Jawetz, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.Jakarta; Kedokteran EGC

Shuval, 1986.mycobacteria in Microbiologi and Infectious Disease.1997. Jakarta

Soliha,M. 2013. Makalah Vibrionaceae. [Online]http://maratus-


soliha.blogspot.com. Diakses pada 10September 2020..

Anda mungkin juga menyukai