Asisten :
1. DIMAS BRILIAN SYABAN PRANAMA
2. EVA VITYA SARASWATI
3. LIRIS FITRIANI RAHAYU
4. MOCHAMAD HAFEZD AS’AD
5. NINA FAZARIA
6. DIYAH KRISMAWATI
7. GERRY BRAMANTHA
8. LILA AULIA RENJANI
Disusun Oleh
Golongan G / Kelompok 4
Asisten Pembimbing
Diyah Krismawati
Disusun Oleh
Golongan G / Kelompok 4
i
DAFTAR NAMA KELOMPOK
ii
PENGESAHAN
Diterima oleh
Laboratorium Manajamen Bisnis dan Kewirausahaan
Sebagai
Laporan Praktek Lapang
Dipertahankan pada
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Mengesahkan
Ketua Laboratorium Koordinator Praktikum
Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Manajemen Agribisnis
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
mata praktikum Manajemen Agribisnis dengan judul “Manajemen Agroindustri
dan Konsep Agribisnis Berkelanjutan Komoditas Sereh Wangi di Kabupaten
Jember”.
Penyusunan laporan praktek lapang itu tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
2. Dr. Ir. Joni Murti Aji, M. Rur. M., selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. M. Rondhi, S.P., M.P., Ph.D., selaku Koordinator Program Studi Agribisnis
4. Ebban Bagus Kuntadi, S.P., M.Sc., selaku ketua Laboratorium Manajemen
Bisnis dan Kewirausahaan.
5. Seluruh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Agribisnis di Fakultas
Pertanian Universitas Jember.
6. Seluruh asisten mata praktikum Manajemen Agribisnis yang telah
memberikan bimbingan mulai awal hingga akhir.
7. Bapak Junaidi, selaku pemilik UD. Barokah Hasil yang telah mengijinkan
kami melakukan praktek lapang ditempat beliau.
8. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penulisan laporan Praktek
Manajemen Agribisnis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Jember, November 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR NAMA KELOMPOK .......................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
v
BAB. 3 GAMBARAN UMUM ........................................................................... 35
3.1 Gambaran Umum Kegiatan Off Farm Komoditas Sereh Wangi
di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember..
.......................................................................................................... 35
BAB. 5 PENUTUP............................................................................................... 62
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 62
5.2 Saran ............................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
- Perhitungan Biaya Produksi
- Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan
- Kuesioner
- Kartu Konsultasi
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Tanaman sereh atau sering juga disebut sereh wangi, merupakan keluarga
Gramineae. Nama botani untuk sereh adalah Cymbopogon nardus L. Tanaman
sereh yang banyak dijumpai di Indonesia adalah dari species yang dikenal sebagai
West Indian Lemongrass. Tanaman sereh yang memiliki nama lain Cymbopogon
nardus L. diperkirakan merupakan tanaman asli di wilayah Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia, juga di India bagian
selatan, Srilangka, dan Malaysia. Sereh wangi (Cymbopogon nardus L.)
merupakan tanaman herbal menahun dari keluarga Poaceae dengan tinggi 50 –
100 cm. Panjang daunnya mencapai 1 m dan lebarnya 1.5 cm. Sereh wangi dapat
tumbuh di tempat yang kurang subur, bahkan ditempat yang tandus, karena
mampu beradaptasi dengan lingkungannya, serta tidak memerlukan perawatan
khusus. Tanaman sereh wangi sebenarnya mempunyai potensi yang baik untuk
dikembangkan, namun karena keterbatan sumber daya yang ada tanaman sereh
wangi belum banyak dibudidayakan secara luas dalam konteks tanaman komersial
(Fatwa, dan Nur, 2017). Berdasarkan keterangan tersebut, tanaman sereh wangi di
Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan, berikut data tentang produksi
tanaman sereh wangi dari tahun ke tahun di Indonesia.
Pada Tabel 1.1 Data Ringkasan Hasil Produksi Biofarmaka di Indonesia (2011–2015)
2011 2012 2013 2014 2015
Komoditas
Cengkeh 476,70 485,30 493,32 501,00 504,00
Sereh Wangi 18,80 19,00 18,60 19,30 18,70
dengan produksi sebesar 18,60 dan 20,70 ton. Produksi sereh awngi tertinggi
terjadi pada tahun 2014 sebesar 19,30 ton. Produksi sereh wangi antara tahun
2011 sampai 2015 apabila diambil rata-rata menghasilkan sebesar 18,88 ton.
Pengembangan dan pengolahan tanaman sereh wangi di Indonesia masih
belum optimal. Banyak masyarakat pedesaan menganggap bahwa tanaman sereh
hanya digunakan sebagai bumbu dapur, akan tetapi tanaman sereh juga dapat
diolah menjadi minyak atsiri yang memiliki peluang pasar bagus dan dapat
bersaing di pasaran. Jawa Timur khususnya di wilayah Jember memiliki potensi
cukup besar untuk mengembangkan tanaman sereh wangi, karena tanaman sereh
wangi tidak membutuhkan syarat tumbuh khusus dalam pembudidayaannya, akan
tetapi perbedaan tempat tumbuh juga dapat mempengaruhi kualitas dan
kandungan minyak sereh. Berdasarkan keterangan tersebut, produksi tanaman
sereh wangi masih sedikit, berikut data tentang produksi tanaman sereh wangi dan
produksi minyak atsiri di Jawa Timur.
Tabel 1.2 Data Sebaran Areal Tanaman yang diusahakan untuk Agroindustri dan
Produksi Minyak Sereh Wangi Tahun 2013
No. Daerah Luas Panen (Ha) Produksi minyak (ton)
1. NAD 18.165 14.072
2. Jawa Barat 988 69,24
3. Jawa Timur 221,57 16,79
Total 19.374,57 14.158,03
Sumber : Subdit, Tanaman Atsiri, Dit, Tanaman Semusim, Ditjenbun, 2013
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa daerah NAD memiliki luas
areal sereh wangi untuk agroindustri yang paling tinggi yaitu 18.165 hektar
dengan produksi minyak atsiri 14.072 ton, sedangkan daerah yang paling rendah
adalah Jawa Timur dengan luas areal 221,57 hektar dan dapat memproduksi
minyak atsiri 16,79 ton. Produksi minyak sereh wangi di daerah Jawa Timur perlu
dikembangkan didalam memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi dengan
pengembangan agroindustri pengolahan sereh wangi menjadi minyak atsiri.
Pengembangan tanaman sereh wangi menjadi olahan minyak atsiri
memiliki dampak positif dalam kontribusi pada pengembangan di sektor pertanian
serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Minyak atsiri disebut juga
essensial oils yang memiliki sifat mudah menguap dan sering digunakan sebagai
4
bahan baku dalam berbagai industri misalnya parfum, kosmetik, sabun, industri
makanan dan minuman serta dapat digunakan sebagai insektisida alternatif yang
ramah lingkungan. Kebutuhan minyak atsiri dalam negeri cukup besar baik dari
volume maupun jenisnya. Kebutuhan untuk ekspor juga terus meningkat sehingga
peluang pengembangan minyak atsiri baik yang telah berkembang maupun
minyak atsiri baru masih terbuka luas. Wilayah Jember berpotensi besar dalam
pengembangan pengolahan sereh wangi menjadi minyak atsiri karena
pemanfaatan sereh untuk diolah menjadi minyak atsiri di wilayah Jember masih
minim, sehingga peluang pasar akan terbuka lebar. Berdasarkan keterangan
tersebut potensi tanaman sereh wangi masih belum dimaksimalkan, berikut data
tentang produksi tanaman sereh wangi di Jawa Timur.
Tabel 1.3 Tabel Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di Jawa Timur
Jenis Tanaman yang Diusahakan/Agroindustri
Kabupaten/Kota
Nilam Sereh Wangi Tebu Tembakau
Lumajang 95 5 14.970 1.765
Jember 3 5 1.752 44.167
Banyuwangi 1 14 68 1.711
Kediri 50 16 25.510 107
Malang 1.424 5 67.825 888
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur Tahun 2013
Berdasarkan table 1.3 data BPS Provinsi Jawa Timur (2013) menunjukkan
bahwa jumlah rumah tangga usaha sereh wangi di Jember sebesar 5 rumah tangga.
Jumlah rumah tangga pengolahan sereh wangi di Jember dapat dikatakan sangat
tergolong rendah. Upaya pengembangan agroindustri sereh wangi dapat
dimaksimalkan dengan didukung oleh penggunaan teknologi serta pemberdayaan
SDM masyarakat lokal wilayah Jember untuk turut andil dalam pengolahan atau
agroindustri (manajemen off farm) komoditas sereh wangi.
Permintaan minyak atsiri dalam negeri maupun luar negeri semakin
meningkat sehingga pengembangan agroindustri minyak atsiri di Indonesia tidak
hanya berasal dari sereh wangi, namun juga memanfaatkan jenis tanaman lain
yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Beberapa tanaman yang dapat
menghasilkan minyak atsiri adalah pala, nilam, daun cengkeh dan kayu cendana.
Banyaknya jenis tanaman yang dapat diolah menjadiminyak atsiri hanya tanaman
5
sereh wangi yang sangat mudah baik segi budidaya maupun pengolahan
agroindustry. Berdasarkan keterangan tersebut, berikut data tentang produksi
minyak atsiri dari tahun ke tahun di Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 Data Produksi Minyak Atsiri di Indonesia Tahun 2014-2017
1.3.2 Manfaat
1. Bagi petani, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
perkembangan dalam mengelola komoditas sereh wangi dengan cara yang
baik dan benar, bagi pelaku agroindustri dapat mengembangkan lagi produk
olahan sereh wangi sehingga dapat memperoleh keuntungan yang optimal.
8
9
pertama kali ditanam di Indonesia yang dilakukan di kebun raya Bogor. Sereh
wangi diproduksi menjadi minyak sereh wangi asal Jawa yang pada saat itu belum
mampu bersaing dengan minyak sereh wangi asal Ceylon. Konsumen Eropa pada
tahun 1900 mulai tertarik produk minyak sereh wangi asal Jawa, sehingga minyak
sereh Jawa berhasil menandingi ekspor dari Ceylon (Santoso, 2011).
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman sereh wangi antara lain
mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral,
sitronelol (66-85%), kamfen, sabinen, dan limonen. Sereh wangi secara tradisional
digunakan sebagai pembangkit cita rasa pada makanan, minuman dan obat
tradisional. Bidang industri pangan minyak sereh wangi di Indonesia digunakan
sebagai bahan tambahan dalam minuman, permen, daging, produk daging dan
lemak (Syakir dan Gusmaini, 2015).
Tanaman sereh wangi dapat tumbuh di tempat yang kurang subur, bahkan
ditempat yang tandus karena mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Pembudidayaan tanaman sereh wangi tidak membutuhkan perawatan khusus,
tetapi pada saat peremajaan perlu dilakukan pada saat tanaman sereh berumur 4-5
tahun karena produktivitasnya akan menurun setelah tanaman berumur lebih dari
5 tahun. Syarat tumbuh tanaman sereh wangi di dataran rendah hingga dataran
tinggi dengan ketinggian 1.200 m dpl. Ketinggian optimum agar tanaman sereh
dengan baik adalah 250 m dpl. Perbedaan ketinggian tempat tumbuhnya tanaman
sereh berpengaruh terhadap kualitas dan kandungan minyak yang diperoleh.
Pertumbuhan sereh wangi memerlukan intensitas cahaya matahari yang cukup
karena akan berpengaruh terhadap kandungan minyaknya. Tanaman sereh wangi
cocok ditanam ditempat yang terbuka dengan curah hujan teratur sehingga
mendukung pertumbuhannya (Kardinan, 2005).
Menurut Mansyur et al., (2015) Tanaman sereh wangi cocok ditanam di
daerah dengan rata-rata curah hujan adalah 2.500-4.000 mm per tahun dan tempat
terbuka dengan intensitas penyinaran 75-100%. Tanaman sereh wangi dapat
tumbuh optimum di kisaran suhu 24-280C dan kelembapan diatas 75 %. Proses
budidaya tanaman sereh wangi dilakukan pada kondisi tanah yang subur
menggunakan jarak tanam 100cm x 100cm, akan tetapi pada daerah kurang subur
10
tanaman sereh dapat menggunakan jarak tanam 75cm x 75xm. Bibit sereh wangi
ditanam 1 atau 2 per lubang tanam dengan ukuran lubang yang digunakan adalah
30 x 30 x 30cm. Bibit yang belum tumbuh dapat dilakukan penyulaman dalam
kurun waktu 1 bulan setelah tanam. Penyulaman dilakukan untuk menjaga
kualitas tanaman sereh dan mempertahankan produksi. Pemupukan perlu
dilakukan untuk menjaga kestabilan produksi. Dosis pupuk yang dipakai
tergantung dengan kondisi tanah baik sifat fisik tanah maupun dari kesuburan
tanah. Tanaman sereh wangi dapat dipanen pertama yang sudah berumur 5-6
bulan setelah tanam. Panen selanjutnya dilakukan setiap 3 bulan atau 4 bulan
setelah panen pertama dilakukan
Daun sereh wangi memiliki susunan daun yang tunggal dan tidak lengkap,
hanya memiliki helaian dan pelepah daun saja. Warna daun sereh wangi ada
beberapa yaitu, hijau tua, hijau muda, dan hijau kekuningan. Bentuk pertulangan
daun sereh wangi yaitu sejajar, ibu tulang daun menonjol dibawah permukaan
daun , dan anak tulang daun menonjol diatas permukaan daun. Bentuk ujung daun
meruncing tetapi bentuk pangkal daun berbeda-beda antara rumpun yang satu
degan yang lainnya. Warna akar sereh wangi semuanya sama yaitu coklat muda
dari pangkal hingga ujung akar. Sifat batang tanaman sereh kaku, mudah patah
dan tumbuh tegak lurus diatas tanah. Warna batang sereh yaitu berwarna putih
dengan isi batangnya berwarna putih kekuningan (Djati et al., 2015).
Bagian tanaman dari sereh wangi yang dapat menghasilkan minyak adalah
daunnya sehingga perlu diupayakan peningkatan produksi daun agar produksi
minyaknya juga tinggi. Tanaman serah wangi memiliki bentuk daun yang lebih
besar dibandingkan bentuk serah wangi biasa. daunnya membentuk rumpun yang
lebih besar dengan jumlah batang lebih banyak. Daun pipih memanjang
menyerupai alang-alang, degan panjang daun mencapai 1 meter melengkung dan
lebar daun bila pertumbuhannya normal antara 1-2 cm. Warna daun lebih tua
(hijau tua), sedangkan sereh biasa berdaun hijau muda agak kelabu. Jenis akar
sereh wangi yaitu akar serabut yang jumlahnya cukup banyak, mampu meyerap
unsur hara dalam tanah sehingga pertumbuhannya lebih cepat. Batang sereh wangi
berwarna hijau dan merah keunguan (Suroso, 2018).
11
c. Pengarahan
Pengarahan dilakukan dengan penetapan kembali terkait pembagian kerja
dalam kegiatan off farm. Penetapan instruksi, delegasi dan wewenang dari
atasan kepada bawahan dilakukan untuk kelancaran kegiatan agroindustri.
Pengarahan sangat diperlukan dalam peningkatan mutu dan spesifikasi tenaga
kerja menjadi lebih efisien.
d. Pengkoordinasian
Penyelarasan pendapat mengenai kegiatan off farm yang dilakukan oleh
pemilik usahatani. Kegiatan dalam agroindustri dilakukan penyelarasan
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pembagian kerja dari personil yang
terlibat. Pengkoordinasian dilakukan agar suatu tujuan yang telah ditetapkan
dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan.
e. Pengawasan
Fungsi manajemen ini dilakukan dengan upaya perbaikan-perbaikan terhadap
permasalahan yang terjadi selama kegiatan off farm. Penyimpangan yang
terjadi dapat segera diatasi sehingga tidakan akan menimbulkan kerugian yang
berkepanjangan. Pengendalian terhadap kegiatan agroindustri sangat penting
dilakukan agar dapat memberikan suatu solusi terhadap penyimpangan yang
terjadi.
disebut juga humanware yang memberikan ide pemanfaatan sumber daya alam
dan teknologi untuk keperluan produksi.
c. Peringkat informasi (berwujud dokumen fakta); misalnya website di internet,
informasi yang diperoleh melalui telpon dan mesin facsimile, database
konsumen produk agribisnis, informasi mengenai riset pasar produk
agribisnis, spesifikasi mesin pengolah makanan, buku mengenai pemeliharaan
mesin-mesin pertanian, jurnal-jurnal aplikasi teknologi mutakhir.Komponen di
atas tersebut disebut juga infoware yang mempercepat proses pembelajaran,
mempersingkat waktu operasional, dan penghematan sumber daya.
Perangkat organisasi (berwujud kerangka kerja organisasi); misalnya
struktur organisasi, fasilitas kerja, metode pendanaan, teknik negosiasi, hubungan
lini antarmanajer, jaringan kerja (networking). Komponen tersebut disebut juga
orgaware yang mengkoordinasikan semua aktifitas produksi di suatu perusahaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Masing-masing komponen tersebut
mempunyai peranan yang sama penting dalam suatu teknologi, karena
mengabaikan satu komponen saja dapat melemahkan teknologi yang akan
diterapkan oleh suatu lembaga (misalnya perusahaan agroindustri/agribisnis).
Keempat komponen tersebut dapat digambarkan dalam sebuah lingkaran yang
konsentris dengan perangkat informasi (infoware) di pusat lingkaran (Alannita
dan Suaryana, 2014).
Risiko yang di hadapi dalam menghadapi penggunaan teknologi yaitu
lunturnya nilai-nilai kepercayaan nilai agama, nilai nilai solidaritas, dan nilai seni
mengalami komersialisasi. Kenyataan memperlihatkan bahwa nilai yang sangat
dominan mengalami pergeseran adalah naiknya tingkat rasinolitas (nilai teori),
orientasi financial (nilai ekonomi) sebagai dampak kebijaksanaan pembangunan
yang lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi yang diikuti oleh pesatnya
penerapan ilmu dan teknologi pertanian. Perkembangan pertanian juga dapat
dilihat dari jenis obat-obatan dan makanan yang digunakan, pupuk jenis apa saja
yang dipakai, hingga pestisidanya serta cara-cara utnuk menerapkannya pupuk
maupun pestisida di lahan. Tentu beberapa komponen tersebut tidak dapat
dilakukan dengan asal saja, peran petani dan teknologi yang harus saling bersatu
21
konsumen. Media pemasaran saat ini yang sering digunkana yaitu, media sosial.
Konsep pemasaran yang mendasari cara produsen melakukan kegiatan
pemasarannya terdapat 5 konsep, yaitu :
1. Konsep Berwawasan Produksi
Konsep berwawasan produksi adalah konsep yang menyatakan bahwa
konsumen akan memilih produk yang lebih mudah didapat dan harganya murah,
atau dengan kata lain pusat perhatian produsen ditujukan untuk mencapai efisiensi
produksi tinggi serta cakupan distribusi yang luas. Perusahaan yang berorientasi
produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi biaya
murah dan distribusi besar. Orientasi ini berguna bagi perusahaan yang ingin
memperluas pasarnya.
2. Konsep berwawasan produk
Konsep berwawasan produk merupakan konsep yang menyatakan bahwa
konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik atau hal-
hal inovatif lainnya, dan dalam hal ini produsen akan memusatkan perhatiannya
pada pembuatan produk yang lebih baik serat terus melakukan penyempurnaan.
Produsen beranggapan bahwa pembeli akan menyukai produk baik serta pembeli
dapat menilai mutu dan kinerja produk. Perusahaan terkadang terlena dengan
kecintaan produk mereka sehingga tidak mnyadari apayang dibutuhkan pasar.
3. Konsep Berwawasan Menjual
Konsep berwawasan menjual, yaitu konsep yang berpendapat bahwa
konsumen harus didorong untuk melakukan pembelian. Produsen harus memiliki
banyak cara promosi dan penjualan yang efektif untuk merangsang pembelian.
Konsep ini menekankan pada menjual apa yang dihasilkan bukan menghasilkan
apa yang diinginkan pasar.
4. Konsep Berwawasan Pemasaran
Konsep berwawasan pemasaran merupakan konsep yang berpendapat bahwa
kunci untuk mencapai tujuan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran. Kepuasan yang ingin diberikan atau dicapai adalah lebih efektif dan
efisien dari pada saingannya. Konsep ini bersandar pada 4 pilar yaitu pasar
sasaran, kebutuhan konsumen, pemasaran yang terkoordinir dan keuntungan.
24
Produsen Pengumpul
Pengecer
Konsumen
Petani
Pengecer Konsumen
Tengkulak
ubah sebanding dengan kuantitas produksi. Semakin besar kuantitas output yang
diproduksi maka semakin besar pula biaya yang digunakan begitu pula
sebaliknya. Contoh biaya variabel yaitu biaya tenaga kerja langsung, biaya
material, dan lain sebagainya (Kasmir, 2009).
Menurut Maulidah (2012), biaya total (total cost) merupakan biaya
keseluruhan yang terjadi pada produksi jangka pendek. Biaya total diperoleh dari
penjumlahan biaya tetap (fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost). Biaya
total dirumuskan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = total cost (biaya total)
TFC = total fixed cost (biaya tetap total)
TVC = total variable cost (biaya variabel total)
Biaya produksi memiliki pengaruh terhadap pendapatan dalam
pengelolaan usaha tani. Pendapatan adalah salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur kesejahteraan individu atau sekelompok masyarakat, sehingga
pendapatan masyarakat ini menggambarkan kemajuan perekonomian. Pendapatan
merupakan pengahasilan yang diterima dari kegiatan usaha yang dilakukan dalam
waktu tertentu. Kegiatan usaha yang dilakukan tersebut memperoleh pendapatan
berupa uang yang diterima dari penjualan produk yang kemudian dikurangi biaya
yang dikelurkan. Pendapatan individu tergantung dari kegiatan usaha yang
dilakukan baik bergerak dalam bidang jasa atau produksi, waktu jam kerja, dan
tingkat pendapatan perjam yang diterima (Lumintang, 2013).
Menurut Agusta dkk (2014), pendapatan diperoleh dari selisih antara
penerimaan total dengan biaya total, dimana biaya yang digunakan adalah biaya
tetap dan biaya variabel. Pendapat secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
TR = Q x P
TC = TFC + TVC
Π = TR – TC
30
Keterangan:
TR = Total revenue (penerimaan total)
Q = Jumlah produksi yang dihasilkan
P = Harga
TC = Total cost ( biaya total)
TVC = Total variable cost (total biaya variabel)
TFC = Total fixed cost (total biaya tetap)
Π = Pendapatan
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika Π > 1 : usahatani menguntungkan
Jika Π < 1 : usahatani merugi
Jika Π = 1 : usahatani impas
Menurut Warisno dan Dahana, 2018 kemampuan usaha tani untuk
menghasilkan penerimaan dapat ditunjukkan melalui efisiensi biaya usaha tani.
Kemampuan ini ditunjukkan melalui kemampuan semua input produksi yang
digunakan dalam menghasilkan output. Efisiensi biaya usaha tani dihitung dengan
menggunakan R/C rasio. R/C rasio merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui efisiensi biaya dan efektifitas penggunaa modal. R/C rasio
membandingkan antara penerimaan yang didapat dengan biaya usaha tani yang
digunakan. R/C rasio dirumuskan sebagai berikut:
R/C rasio =
ROP yang terlalu rendah dapat menyebabkan persediaan utama akan habis
sebelum persediaan pengganti diterima sehingga kegiatan produksi akan
terganggu atau permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi, sedangkan penetapan
ROP yang terlalu tinggi menyebabkan persediaan barang baku baru sudah datang
sementara persediaan bahan baku digudang masih banyak, sehingga terjadi
pemborosan biaya dan investasi yang berlebihan.
Menurut Lukmana (2015) Re Order Point (ROP) adalah tingkat
persediaan, dimana pemesanan kembali harus dilakukan. Waktu antara
dilakukannya pemesanan atau waktu pengiriman bisa cepat atau lambat, sehingga
perlu ditetapkan metode pemesanan kembali. Apabila ROP terlambat maka
berakibat munculnya biaya kekurangan bahan (stock out cost) dan bila ROP
terlalu cepat makan akan berakibat timbulnya biaya tambahan (extra carrying
cost). Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah :
a. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan hingga
sampai diperusahaan. Barang pesanan suatu perusahaan tidak bisa langsung
sampai begitu saja, namun membutuhkan waktu dalam pengiriman. Waktu
yang dibutuhkan selama pengiriman bergantung kondisi ada tidaknya
hambatan-hambatan yang terjadi selama pengiriman barang tersebut.
Hambatan selama pengiriman dapat memperlama proses pengiriman atau
sampainya barang pesanan ke perusahaan.
b. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu. Penggunaan
bahan baku rata-rata dimana setiap bahan baku yang digunakan pada setiap
waktunya dijumlahkan kemudian dibagi dengan berapa banyak waktu yang
digunakan.
c. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang
minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku. Safety stock dibutuhkan agar proses
produksi tetap berjalan, dimana cadangan bahan baku tersebut hanya cukup
untuk beberapa kali produksi sehingga membutuhkan pemesanan kembali.
32
ROP= (d x L) + SS
Keterangan:
ROP = Titik pemesanan kembali bahan baku (unit)
d = Penggunaan rata-rata unit per hari (unit)
L = Waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan (hari)
SS = Jumlah persediaan antisipasi (unit).
Secara grafik model persediaan EOQ dapat dilihat pada gambar grafik
berikut:
3.1 Gambaran Umum Kegiatan Off Farm Komoditas Sereh Wangi di Desa
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Pengembangan agroindustri sebagai pilihan model modernisasi pedesaan
haruslah dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani.
Perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan
karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Kegiatan agroindustri
di Jember mulai berkembang dan banyak muncul UMKM yang bergerak di
bidang agroindustri. Jember yang mempunyai lokasi strategis sangat berpotensi
sebagai pengembangan kegiatan agroindustri. Bahan baku agroindustri cukup
tersedia dengan baik di daerah Jember yang mayoritas penduduknya masih
berprofesi sebagai petani terutama didaerah pedesaan. Pembangunan pedesaan
dapat terwujud dengan pengelolaan sumberdaya melalui pemahaman wawasan
secara bijak dan mengembangkan lagi potensi agroindustri sesuai spesifik lokasi
masing-masing guna memberi nilai tambah serta meningkatkan ekonomi
masyarakat.
Sereh wangi adalah salah satu subsektor biofarmaka yang sudah banyak
dibudidayakan di wilayah Kabupaten Jember Desa Kemuning Lor Kecamatan
Arjasa Kabupaten jember. Sereh sudah banyak yang melakukan pengolahan
menajdi produk-produk tertentu, adanya pengolahan tersebut dapat menambah
nilai jual dari sereh tersebut. Kegiatan off farm ini dapat menjadi sebuah wadah
dalam kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi produk yang mempunyai nilai
tambah. Sereh ini ini diolah dengan menghasilkan minyak atsiri sebagai produk
unggulannya. Permintan olahan dari sereh wangi sudah cukup tinggi dan harganya
mulai stabil cenderung meningkat, untuk itu usaha sereh wangi hingga saat ini
tetap dijalankan. Usaha sereh wangi di Jember selain wilayah Arjasa, sudah
banyak dilakukan di daerah lainnya seperti Semboro dan Tanggul. Usaha sereh
wangi di daerah arjasa dengan nama usaha UD. Barokah Hasil. Usaha sereh wangi
ini lebih banyak memanfaatkan daun yang dijadikan minyak atsiri dengan fungsi
uniknya yaitu untuk megusir nyamuk.
35
36
modal Rp. 50.000.000 untuk tabung produksi tersebut. Bahan baku selain didapat
dari lahan sendiri bahan baku didapatkan dari mitra yang bekerja sama. Mitra UD.
Barokah Hasil masih tersebar di sekitar daerah Jember. Kabupaten Bondowoso
menjadi sasaran UD. Barokah Hasil untuk mengembangkan kerja sama sereh
wangi untuk memenuhi permintaan pasar.
UD Barokah Hasil dalam agroindustrinya mengolah sereh wangi menjadi
minyak atsiri. Sereh wangi yang digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri
diperoleh dari Rembangan, Situbondo, dan Bondowoso. Satu kilo sereh wangi
dihargai Rp. 1000. Sereh wangi pada PT Barokah Hasil langsung diolah menjadi
minyak atsiri tanpa melalai proses pengeringan dan penyimpanan. Pengolahan
secara langsung ini dimaksudkan agar kandungan minyak atsiri yang terdapat
dalam sereh wangi tidak berkurang jumlahnya. Bagian sereh wangi yang diolah
menjadi minyak atsiri adalah bagian daunnya. Sereh wangi yang digunakan dalam
agroindustri UD Barokah Hasil adalah sereh wangi yang umurnya sekitar 3 – 4
bulan. Agroindustri UD Barokah Hasil mengolah sereh wangi dalam satu harinya
sebanyak 1,3 ton. Minyak atsiri yang dihasilkan dari 1,3 ton sereh wangi tersebut
adalah 11 kg minyak atsiri. Minyak atsiri yang sudah jadi kemudian dipasarkan
dalam bentuk jurigen. Harga 1 kg minyak atsiri adalah Rp. 300.000.
Proses pengolahan sereh wangi menjadi minyak atsiri terdiri dari beberapa
tahapan yaitu persiapan bahan, penyulingan, pemisahan air dengan minyak,
pendinginan, dan pengemasan. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan minyak atsiri adalah sereh wangi, air, dan bahan bakar. Bahan bakar
yang digunakan dalam proses penyulingan adalah kayu bakar. Alat-alat yang
digunakan adalah gancu, ketel suling, dan timba. Tenaga kerja yang dibutuhkan
saat proses pengolahan sereh wangi menjadi minyak atsiri adalah sebanyak 20
tenaga kerja. Produksi minyak atsiri yang banyak dalam satu hari menyebabkan
UD. Barokah Hasil mengalami kekurangan bahan baku sereh wangi sehingga UD
Barokah Hasil menjalin komitmen kerjasama dengan petani yang ada di
Situbondo dan Bondowoso guna memenuhi permintaan investor. Limbah hasil
agroindustri sereh wangi pada UD Barokah Hasil dimanfaatkan sebagai pakan
hewan ternak.
38
Usaha tani sereh wangi UD Barokah Hasil ini memiliki struktur organisasi
yang berkesinambungan diantara pemilik dan para pekerja untuk menghasilkan
minyak dari sereh wangi yang lebih baik. Struktur organisasi off farm Sereh
Wangi UD Barokah Hasil di Desa Kemuning Lor dalam Usaha tani off farm
adalah sebagai berikut :
Pak Junaidi
(Pemilik UD. Barokah Hasil)
4.1 Manajemen Off Farm Komoditas Sereh Wangi di Desa Kemuning Lor
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Kegiatan Off farm adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar lahan
pertanian akan tetapi masih berkaitan dengan produk usahatani. Kegiatan off farm
berkaitan dengan agroindustri yang merupakan proses pengolahan dari hasil
pertanian menjadi produk pertanian dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya.
Kegiatan off farm tentunya menerapkan kegiatan manajemen agroindustri dalam
melansungkan kegiatannya tersebut. Manajemen agroindustri merupakan
penerapan dengan fungsi-fungsi manajemen dalam penggunaan segala input
(faktor produksi) untuk menghasilkan produk berbahan baku produk pertanian
dengan tujuan memeproleh sebuah nilai tambah.
Manajemen off farm merupakan proses pengubahan bahan mentah atau
hasil pertanian menjadi barang yang siap pakai sehingga memiliki nilai jual.
Kegiatan manajemen off farm dalam dalam melangsungkan kegiatannya tentu
menerapkan fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Semua fungsi-fungsi
manajemen tersebut berbeda-beda maknanya, dalam perencanaan hal-hal yang
perlu dilakukan yaitu mulai dari persiapan bahan baku, persiapan produksi, hingga
persiapan pemasaran hasil produksi. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen
off fram yang berrati menggerakkan semua elemen perusahaan yang terkait
dengan proses produski, sehingga untuk memeastikan semua pihak bekerja secara
efektf dan efisien dalam mencapai tujuan. Pelaksanaan dalam proses produksi
berdasarkan pada rencana yang sudah ditetapkan, bahan baku yang sudah
disediakan ke proses produksi sesuai dengan jadwal produksi. Pengkoordinasian
diperlukan dalam kegiatan produksi karena mnegikat semua fungsi manajemen.
Pengkoordinasisan merupakan sinkronisasi dari semua fungsi menajemen untuk
mencapai sebuah tujuan bersama. Fungsi pengendalian ini untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
diimplementasikan sesuai dengan target atau tujuannya.
40
41
4.1.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan pengolahan sereh wangi yang dilakukan merupakan
salah satu proses pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi hasil dari
kegiatan off farm berupa minyak atsiri. Perencanaan kegiatan off farm meliputi
perencanaan produksi, teknologi, sumberdaya manusia dan pemasaran. Kegiatan
keselurahan dari perencanaan tersebut merupakan sebagai tahap awal yang akan
menentukan hasil akhir kegiatan produksi pengolahan sereh wangi menjadi
minyak atsiri. Berikut penjelasan terkait perencanaan yang dilakukan dalam
kegiatan off farm komoditas sereh wangi menjadi minyak atsiri.
Perencanaan produksi yang dilakukan dalam kegiatan off farm yaitu
mengenai proses produksi minyak atsiri yang berbahan dasar tanaman sereh
wangi. Perencanaan yang dilakukan dalam kegiatan off farm komoditas sereh
wangi untuk diproduksi menjadi minyak atsiri meliputi perencanaan produksi,
perencanaan pemilihan lokasi, penempatan fasilitas dan penjadwalan proses
42
Bak Pendinginan
Penampungan Sisa
Ketel suling Tanaman Sereh yang
Sudah diolah
Hasil minyak
sulingan
Rumah
Responden
Gambar 4.1 Lay out Produksi minyak atsiri di Desa Kemuning Lor Kecamatan
Arjasa Kabupaten Jember
Berdasarkan gambar 4.1 rencana tempat produksi yaitu ketel suling akan
dilakukan di halaman balakang rumah karena memudahkan dalam pemindahan
tanaman sereh wangi dalam ketel suling. Proses penyulingan tanaman sereh wangi
dilakukan menggunakan alat ketel suling selanjutnya uap hasil penyulingan
melaui pipa menuju bak pendinginan . Bak pendinginan berfungsi agar uap-uap
45
hasil sulingan tersebut dapat berubah menjadi cairan. Cairan yang mengalir dari
bak pendinginan kemudian akan mengalir menuju wadah penampungan minyak
hasil sulingan. Sisa tanaman sereh wangi yang sudah diolah atau disuling akan
ditumpuk pada penampungan yang berada di sebelah ketel suling.
Perencanaan teknologi yang dilakukan dalam kegiatan produksi minyak
atsiri yaitu mengenai alat-alat yang digunakan masih home industry yang
berkaitan dengan efisiensi biaya dan efektivitas waktu yang dibutuhkan dalam
proses produksi. Proses produksi minyak atsiri pada home industry merencanakan
penggunaan teknologi yang terjangkau tetapi tetap mampu memberikan kualitas
minyak atsiri yang baik. Teknologi yang akan digunakan tergolong konvensional
dan modern teknologi ini dipilih dalam rencana produksi minyak atsiri, karena
belum ada inovasi teknologi dalam produksi miyak atsiri sehingga alat yang
digunakan masih tergolong sederhana tetapi mampu menghasilkan produksi
minyak atsiri yang memiliki kualitas baik.
Tekonologi konvensional yang akan dilakukan yaitu berupa peralatan
sederhana meliputi pisau atau sabit untuk memotong tanaman sereh wangi
kemudian sekop dan gancu yang digunkan untuk memindahkan tanaman sereh
wangi dari pickup ke ketel penyulingan. Teknologi Modern yang akan dilakukan
ketel uap penyulingan yang terbuat dari stainless steel berfungsi untuk
penampungan minyak atsiri dan ketel suling untuk pemisahan antara minyak atsiri
dengan air uap, ketel tersebut dapat menampung sekitar 1300 kg tanaman sereh
wangi setiap kali penyulingan dan masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan
bakar proses penyulingan tanaman sereh wangi. Teknologi tersebut dirasa telah
baik dan sudah standar dalam home industry produksi minyak atsiri karena untuk
ketel uap masih menggunakan tungku yang lebih ramah lingkungan dibandingkan
gas yang akan memakan banyak biaya produksi.
Perencanaan kegiatan agribisnis off farm merupakan salah satu proses
pengambilan keputusan mau di jadikan apa barang produksi dan untuk
memperoleh nilai tambah kegiatan pemanenan sampai perlakuan pasca panen.
Kegiatan off farm memiliki perbedaan dengan kegiatan on farm, karena kegiatan
off farm merupakan proses setelah kegiatan pemanenan sedangkan on farm
46
kegiatan budidaya tanaman. Pelaksanaan kegiatan off farm dimulai dari setelah
pemanenan hingga produk olahan dapat dipasarkan. Kegiatan off farm yang
dilakukan di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember yaitu
salah satunya melakukan perlakuan terhadap komoditas sereh wangi menjadi
produk minyak atsiri.
Perencanaan sumberdaya manusia dalam kegiatan off farm di Desa
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember ini dengan pemberdayaan
masyarakat sekitar. Sumberdaya manusia yang digunakan adalah masyarakat
sekitar yang tidak memiliki pekerjaan. Perencanaan yang dilakukan oleh
responden mengenai pembagian-pembagian tenaga kerja yaitu, responden
membaginya dalam beberapa bagian. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap
tahapan dari pemotongan hingga pengemasan produk yaitu 4 orang. Tenaga kerja
yang melakukan pemotongan hingga proses pengemasan minyak atsiri dilakukan
dengan orang yang sama kecuali pada proses penyulingan.
Perencanaan sistem upah atau kompensasi yang digunakan yaitu sistem
bagi hasil. Tenaga kerja yang bekerja pada responden selama 1 hari rencananya
akan diberi upah sebesar Rp 75.000 dalam pekerjaan sehari. Harga per kiloliter
minyak atsiri yaitu sebesar Rp 300.000 . Perencanaan keselamatan kerja yang
dilakukan oleh responden kepada pekerja-pekerjanya yaitu seperti menggunakan
alas tangan pada saat melakukan pemotongan sereh wangi agar tangan pekerja
tidak tergores oleh pisaunya yang tajam dan enggunakan masker pada saat proses
penyulingan dan pemisahan minyak atsiri. Perencanaan keselamatan kerja tersebut
dilakukan agar tenaga kerja responden tersebut aman dan melakukan proses
pengolahan sereh wangi menjadi minyak atsiri berjalan dengan baik.
Responden selaku pemilik usaha minyak atsiri mengikuti atau bergabung
dengan kelembagaan yang ada yaitu dengan PT. Sampoerna. Responden berada di
naungan kelompok tani dengan menanyakan perihal bagaimana perkembangan
yang dilakukan oleh responden. Responden bermitra dengan PT Sampoerna dalam
hal pemasaran jika barang sudah siap akan di kirim langsung ke PT. Sampoerna
yang selanjutnya akan di pasarkan kepada konsumen namun kelemahan dalam
bermitra yaitu harus terpenuhinya target yang di berikan oleh PT. Sampoerna
47
4.1.2 Pengorganisasian
Kegiatan agroindustri akan berjalan dengan baik apabila terdapat
pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut meliputi pengorganisaian
sumber daya produksi, teknologi, sumber daya manusia, kelembagaan, dan
pemasaran. Semua sember daya yang digunakan tersebut diorganisasikan dengan
mengalokasikan sesuai dengan fungsi masing-masing. Tujuan adanya
pengorganisasian pada kegiatan agroindustri minyak atsiri yaitu agar tenaga kerja
dapat bekerja sesuai dengan keahliannya, bekerja dengan baik dan bertanggung
jawab dalam bekerja pada kegiatan agroindustri minyak atsiri. Pengorganisasian
off farm dalam kegiatan agroindustri UD Barokah Hasil meliputi pengorganisaian
produksi, pengorganisasian teknologi, pengorganisaian sumber daya manusia,
pengorganisasian kelembagaan, pengorganisasian pemasaran.
Pengorganisasian sumber daya produksi dalam kegiatan pengolahan sereh
wangi menjadi minyak atsiri meliputi pengorganisasian input-input produksi,
pengorganisaian fasilitas-fasilitas produksi dan pengorganisasian proses produksi.
Bentuk pengorganisaian input produksi yaitu berupa pengorganisasian bahan baku
produksi yaitu sereh wangi, dan pengorganisasian bahan-bahan penolong yang
48
berupa air dan bahan bakar kayu. Sereh wangi yang digunakan dalam satu kali
produksi adalah 1,3 ton sereh wangi. Produksi sereh wangi yang banyak
menyebabkan agroindustri UD Barokah Hasil mengalami kendala dalam
penyediaan sereh wangi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
UD Barokah Hasil melakukan kerjasama dengan petani-petani sereh wangi yang
berada di wilayah Situbondo dan Bondowoso.
Pengorgainisasian fasilitas produksi meliputi penyusunan tata letak mesin-
mesin sesuai dengan tahapan produksi, penempatan fasilitas pada posisi yang
efektif dan efisien, dan alokasi fasilitas produksi sesuai kebutuhan. Penyusunan
mesin produksi di UD Barokah Hasil disusun sesuai dengan tahapan pengolahan
sereh wangi menjadi minyak atsiri, mulai dari proses penyulingan sereh wangi,
pemisahan air dan minyak atsiri, pendinginan sampai penampungan minyak atsiri.
Pengorganisasian proses produksi yaitu dilakukan dengan pembagian tugas atau
pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan mulai dari pemindahan sereh wangi ke
dalam ketel suling, penyulingan, sampai pada pengemasan.
Pengorganisasian sumber daya manusia harus dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan kemampuan masing-masing pekerja. Pembagian pekerjaan
bertujuan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan baik dan maksimal sesuai
dengan skill yang dimilikinya. Pengorganisasian tenaga kerja bertujuan agar
dengan kemampuan yang dimiliki setiap tenaga kerja dapat mewujudkan tujuan
dalam kegiatan agroindustri. Pembagian pekerjaan pada agroindustri UD Barokah
Hasil yaitu pekerjaan dalam penyulingan minyak atsiri.
Tenaga kerja dalam agroindustri UD Barokah Hasil telah melakukan
pekerjaanya dengan baik dan bertanggung jawab. Tenaga kerja melakukan
pekerjaan sesuai dengan pembagian pekerjaan masing-masing. Jumlah tenaga
kerja pada UD. Barokah Hasil adalah 20 orang dengan pembagian, empat orang
bekerja dibagian penyulingan yang mempunyai tugas melakukan pemindahan
tanaman sereh wangi, melakukan penyulingan, menjaga api/suhu saat proses
penyulingan dan pengemasan , sedangkan 16 orang lainnya dibagian budidaya
tanaman sereh wangi yang memiliki tugas mulai penanaman, perawatan dan
pemanenan. Pekerjaan penyulingan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
49
standar yang ada pada UD. Barokah Hasil. Pekerjaan penyulingan minyak atsiri
dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari dengan jumlah sereh wangi sebanyak
1,3 ton setiap kali produksi, namun proses produksi dapat berubah sewaktu-waktu
tergantung ketersediaan bahan baku.
Teknologi yang digunakan dalam agroindustri UD Barokah Hasil masih
bersifat sederhana. Teknologi yang digunakan berupa ketel suling dengan bahan
bakar kayu. Teknologi yang sederhana ini dapat meminimumkan biaya produksi
daripada dengan menggunakan teknologi yang bersifat kompleks. Penggunaan
teknologi yang masih sederhana juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar agroindustri UD Barokah Hasil sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup dari masyarakat tesebut. Teknologi yang digunakan pada UD Barokah
Hasil selain ketel suling juga terdapat gancu dan sekrop. Ketel suling
dimanfaatkan sebagai alat yang digunakan dalam proses penyulingan sereh wangi
menjadi minyak atsiri. Gancu digunakan sebagai alat untuk memindahkan sereh
wangi kedalam ketel suling. Sekrop juga digunakan sebagai alat untuk
memindahkan sereh wangi kedalam ketel suling.
4.1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan off farm pada UD. Barokah Hasil dilakukan oleh
tenaga kerja. Tenaga kerja pada kegiatan di UD. Barokah Hasil berjumlah 4 orang
yang bekerja di bagian pemrosesan penyulingan menjadi minyak atau bagian
produksi. Tenaga kerja di kegiatan off farm ini diberikan tugas masing-masing
sesuai dengan pengorganisasian yang telah dilakukan sehingga seluruh kegiatan
off farm dapat dilakukan berjalan dengan baik. Kegiatan pelaksanaan off farm di
UD. Barokah Hasil meliputi pelaksanaan produksi, pelaksanaan teknologi,
pelaksanaan sumber daya manusia, pelaksanaan kelembagaan dan pelaksana
pemasaran.
Pelaksanaan produksi dalam agroindustri off farm UD. Barokah Hasil
meliputi kegiatan penyediaan bahan baku, fasilitas produksi dan bahan bakar
untuk proses produksi. Kegiatan ini dilakukan di rumah pemilik UD. Barokah
Hasil yaitu Bapak Junaidi dengan luas sekitar 250 meter persegi lebih dimana luas
50
dalam proses produksi agroindustri minyak atsiri. Rencana biaya yang digunakan
meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Pelaksanaan biaya agroindustri minyak
atsiri dari tanaman sereh wangi di Kabupaten Jember sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rincian Biaya Tetap Agroindustri Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh Wangi
di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
No. Jenis Bahan Jumlah Umur Penyusutan Harga per
Baku Ekonomis (Rp) Satuan (Rp)
1. Sekop 1 buah 5 Tahun 10.000 50.000
2. Gancu 3 buah 5 Tahun 10.000 50.000
3. Ketel Penyulingan 1 buah 25 Tahun 2.000.000 50.000.000
4. Ember 30 Liter 4 buah 3 Tahun 15.000 45.000
6. Timbangan 1 buah 5 Tahun 50.000 500.000
Jumlah Total Biaya Tetap 2.085.000 50.645.000
Berdasarkan tabel 4.3 rencana biaya tetap yang akan dikeluarkan untuk
menunjang kegiatan agroindustri produksi minyak atsiri yaitu untuk pembelian
peralatan seperti sekop untuk membuang hasil kayu bakar yang telah digunakan
selama proses penyulingan dan direncanakan membutuhkan 1 buah dengan harga
satuan Rp 50.000,- .Gancu yang dibutuhkan sebnayak 3 buah seharga Rp 50.000,-
per buahnya. Gancu digunakan untuk memindahkan sereh wangi yang telah
dipanen dari pick up ke ketel penyulingan. Ketel penyulingan seharga RP
50.000.000,- digunakan untuk menyuling minyak. Ember berukuran 30 Ltr
sebanyak 3 buah dengan harga Rp 45.000,- per buah, digunakan untuk
menampung hasil minyak dari proses penyulingan. Timbangan yang dibutuhkan
sebanyak 1 buah dengan harga RP 500.000,- digunakan untuk menimbang hasil
pemanenan tanaman sereh wangi dan hasil sulingan minyak. Total biaya tetap
yang dikeluarkan oleh pengolahan minyak atsiri yaitu sebesar Rp.50.645.000,-.
Tabel 4.4 Rincian Biaya Variabel Agroindustri Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh
Wangi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
No. Jenis Bahan Jumlah Harga per satuan Total (Rp)
Baku (Rp)
1. Sereh Wangi 1.300 kg 3.000/kg 1.300.000
2. Tenaga Kerja 4 Orang 70.000 280.000
3. Kayu BAkar 1 Pickup 125.000 125.000
Jumlah Total Biaya Variabel 1.705.000
Berdasarkan table 4.4 rencana biaya variabel yang habis dalam proses
produksi dan memengaruhi jumlah hasil produksi atau output produk minyak
atsiri dari tanaman sereh wangi. Rencana biaya variabel dalam kegiatan produksi
minyak atsiri dari tanaman sereh wangi meliputi hasil panen tanaman sereh wangi
52
dan pekerja pada proses pengolahan. Rencana total biaya variabel (Total Variable
Cost) yang akan dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu sejumlah Rp
1.705.000,- untuk membeli tanaman sereh wangi hasil panen sebanyak 1300 kg
seharga Rp 1.000/kg. Tenaga kerja yang akan digunakan dalam sekali produksi
yaitu sejumlah 4 orang dengan upah Rp. 70.000/hari serta kayu bakar sebanyak 1
pickup yang dapat digunakan dalam 2 kali proses produksi seharga Rp.
125.000/pickup.
Tabel 4.5 Rincian Biaya Total Agroindustri Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh Wangi
di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Komponen Biaya Jumlah Harga (Rp) Penyusutan Total (Rp)
(Rp)
I.Biaya Tetap (TFC)
Sekop 1 50.000 10.000 40.000
Gancu 3 50.000 10.000 40.000
Ketel Penyulingan 1 50.000.0000 2.000.000 48.000.000
Ember 30 Liter 4 45.000 15.000 30.000
Timbangan 1 500.000 50.000 450.000
Total Biaya Tetap 48.560.000
II. Biaya Variabel
(TVC)
Sereh Wangi 1300 Kg 1000/Kg 1.300.000
Tenaga Kerja 4 70.000 280.000
Kayu Bakar 1 Pickup 125.000 125.000
Total Biaya Variabel 1.705.000
Total Biaya Produksi 50.265.000
Berdasarkan tabel 4.5 yang menjelaskan rincian biaya total agroindustri
minyak atsiri dari tanaman sereh wangi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
Kabupaten, biaya total tersebut digunakan untuk operasional kegiatan
agroindustri. Total biaya yang digunakan dalam proses agroindustri minyak atsiri
sereh wangi sebesar Rp. 50.265.000,-. Biaya tetap digunakan untuk membeli
peralatan penunjang agroindustri yang tidak berpengaruh langsung pada kegiatan
tersebut yang meliputi pembelian sekop, gancu, ketel penyulingan, ember,
timbangan. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan untuk membeli faktor-
faktor produksi yang mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan secara
langsung yang meliputi pembelian bahan baku tanaman sereh wangi, kayu bakar
sebagai bahan bakar penyulingan dan upah tenaga.
53
Proses produksi dilakukan setiap kali panen dimana tanaman sereh wangi
yang sudah dipanen harus segera di masukan ke tungku penyulingan atau ketel.
Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan mempertahankan kondisi
pembakaran untuk memperoleh minyak hasil penyulingan yang berkualitas.
Proses selanjutnya yaitu melakukan pendinginan dimana hasil sulingan di
alirankan diatas kolam air melalui pipa yang selanjutnya akan dingin dengan
sendirinya. Proses ini tidak membutuhkan waktu dimana pada proses ini langsung
di pisahkan antara minyak dan air yang kemudian di masukkan kedalam tong
minyak.
UD. Barokah Hasil menggunakan berbagai teknologi pada kegiatan off
farm yaitu berupa tungku pembakaran, sekop, gancu, dan ketel yang terbuat dari
bahan stainless dan tahan lama sekitar 30 tahun. Teknologi lain yang digunakan
adalah pengemasan yang menggunakan tong untuk menjaga kualitas dan
ketahanan minyak sereh wangi yang sudah selesai di produksi. Proses
pendistribusian minyak sereh wangi menggunakan mobil untuk melancarkan
proses distribusi sampai ke tangan pihak yang bekerjasama.
Pelaksanaan sumber daya manusia pada kegiatan agroindustri off farm
UD. Barokah Hasil disesuaikan dengan perencanaan dan pengorganisasian kerja
yang telah ditentukan. Jumlah tenaga kerja pada kegiatan off farm UD. Barokah
Hasil adalah sebanyak 4 orang yang dimana dibawahi langsung oleh pemilik UD.
Barokah Hasil yang bertugas mengatur dan bertanggung jawab penuh atas
kegiatan off farm. Para pekerja ini diupah sebesar Rp. 75.000,- untuk sekali proses
penyulingan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh pekerja mulai dari pemindahan
sereh wangi dari pickup kemudian melakukan proses penyulingan hingga
didapatkan minyak atsiri sereh wangi.
Kegiatan off farm yang dilakukan UD. Barokah Hasil memiliki sistem
kelembagaan yang berupa mitra usaha dengan PT. Sampoerna. Minyak sereh
wangi dari hasil off farm didistribusikan seluruhnya ke PT. Sampoerna yang
berperan sebagai produsen. Kerjasama ini dilakukan sejak tahun 2010 dimana
sangat menguntungkan karena dapat memberi kepastian pasar dari minyak sereh
wangi yang dihasilkan kegiatan off farm dari UD. Barokah Hasil.
54
Produk minyak sereh wangi hasil dari penyulingan di UD. Barokah Hasil
tidak dijual kepada konsumen melainkan didistribusikan langusng ke PT.
Sampoerna dengan harga yang telah disepakati yaitu Rp.300.000,- per kilo
minyak. Minyak sereh wangi yang disalurkan ke PT. Sampoerna ini dilakukan
dengan secepat mungkin karena untuk meminimalisir risiko yang ada pada produk
minyak sereh wangi. Alat transportasi yang digunakan oleh UD. Barokah Hasil
dalam kegiatan pemasaran berupa mobil pick up sejumlah satu buah. Mobil ini
digunakan untuk mengangkut tong hasil minyak sereh wangi ke PT. Sampoerna.
UD. Barokah Hasil dalam memasarkan produknya tidakl lagi memerlukan media
apapun karena sudah bekerjasama dengan baik antara PT. Sampoerna.
4.1.4 Pengkoordinasian
Pengkoordinasian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mencapai keselarasan pada berbagai jenis bidang-bidang pekerjaan yang
saling berhubungan. Pengkoordinasian adalah kegiatan yang dilakukan oleh
atasan kepada bawahannya yang merupakan bentuk mengatur dan menyelaraskan
dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama. Agroindustri minyak atsiri sereh
telah menerapkan fungsi manajemen pengkoordinasian pada bidang-bidang
pekerjaan dalam kegiatan off farm, dengan tujuan agar kegiatan produksi
berlangsung secara sinergis dan berkesinambungan. Kegiatan pengkoordinasian
pada kegiatan off farm agroindustri minyak atsiri sereh dilakukan agar target
produksi dapat tercapai.
Kegiatan pengarahan dilakukan oleh pemilik agroindustri minyak atsiri
sereh wangi pada proses produksi agroindustri dilakukan dengan cara langsung
yaitu dengan memberikan arahan atau perintah secara lisan kepada setiap pekerja
dan terjun langsung dalam kegiatan produksi untuk mengawasi proses produksi.
Kegiatan koordinasi dilakukan dengan harapan agar kegiatan produksi minyak
atsiri sereh dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan pembagian tugas dan
tanggung jawab, sehingga selama proses produksi berlangsung dapat berjalan
lancar. Cara yang dilakukan dalam kegiatan pengkoordinasian pada proses
produksi yaitu dengan memberikan pengarahan secara langsung oleh pemilik atau
55
atau inovasi-inovasi baru serta pemecahan masalah yang tepat ketika muncul
masalah pada kegiatan agroindustri. Pengembangan SDM dapat dilakukan melalui
interaksi yang terjadi antara tenaga kerja dengan atasan (responden) dengan
memberikan pengetahuan agar kegiatan produksi dapat berjalan sesuai rencana.
Pengkoordinasian SDM juga dilakukan dengan cara penempatan tenaga kerja
sesuai dengan kemampuan atau skillnya untuk mengefisiensikan kegiatan
produksi. Pengkoordinasian SDM pada agroindustri minyak atsiri sereh wangi
berjalan dengan baik, ditunjukkan oleh pembagian tugas setiap pekerjanya yang
terbagi dalam proses penyulingan dan pengemasan.
Pengkoordinasian kelembagaan yang ada di kegiatan agroindustri minyak
atsiri sereh wangi ditunjukkan oleh adanya kerjasama dengan pihak investor atau
perusahaan minyak atsiri yaitu PT. Sampoerna. Pengkoordinasian kelembagaan
yang dilakukan dengan pihak investor terkait dengan jumlah minyak atsiri dan
kualitasnya untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen dan mengoptimalkan
keuntungan dengan adanya kerjasama. Pengkoordinasian dengan investor
dilakukan dalam hal pemasaran produk minyak atsiri sereh wangi.
Pengkoordinasian kegiatan pemasaran minyak atsiri yang dilakukan oleh
pemilik UD Barokah Hasil di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember hanya melalui rantai pemasaran yang sederhana karena pada agroindustri
minyak atsiri ini hanya berlangsung melalui 2 lembaga pemasaran karena telah
terikat kerja sama dengan satu investor minyak sereh wangi. Pemilik agroindustri
minyak sereh mamasarkan produk secara langsung kepada satu investor dalam
kapasitas pengiriman yang besar. Pemilik agroindustri menjadi salah satu
pemasok minyak atsiri yang terbuat dari sereh wangi yang banyak dibutuhkan
untuk ekspor, sehingga hasil agroindustri dipasarkan hingga ke luar negeri.
4.1.5 Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan di UD. Barokah Hasil di Desa Kemuning
Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember menerapkan fungsi pengendalian dalam
mengatasi kendala-kendala yang dialami untuk menghasilkan minyak atsiri yang
berkualitas baik sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengendalian dilakukan
57
terhadap sereh wangi yang dibudidayakan. UD. Barokah Hasil yang berada di
Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember ini melakukan evaluasi
setiap hari. Evaluasi dilakukan dengan mengecek langsung tempat budidaya
sehingga jika terjadi masalah seorang responden dapat langsung melakukan upaya
pengendalian.
Pengendalian produksi pada kegiatan off farm sereh wangi menjadi
minyak atsiri dilakukan akibat adanya kendala pada kegiatan produksi. Kendala
yang terjadi pada kegiatan produksi sereh wangi menjadi minyak atsiri salah
satunya, yaitu hasil produksi dari budidaya sereh wangi menurun saat cuaca
berubah-ubah yang berakibat pada kekurangan pasokan bahan baku sereh wangi.
Solusi yang dapat diambil oleh responden untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan melakukan kerjasama dengan petani sereh wangi yang ada di daerah
Situbondo dan Bondowoso. Kerjasama ini bertujuan untuk meminimalisir adanya
kekurangan bahan baku dari salah satu petani akibat adanya kegagalan panen.
Tujuan lainnya bekerja sama dengan lebih dari satu petani agar bahan baku tetap
tersedia dan tercukupi sehingga proses produksi dapat berjalan lancer.
Teknologi yang digunakan untuk proses produksi sereh wangi menjadi
minyak atsitri yang dilakukan UD. Barokah Hasil tergolong tradisoinal. Teknologi
yang digunakan berupa ketel penyulingan atau ketel suling yang sudah didesain
sedemikian rupa dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Alat-alat yang
digunakan dalam proses pembuatan minyak atsiri sangat sederhana yaitu gancu,
sekrop, dan timba. Responden memilih teknologi dan peralatan sederhana yang
digunakan di UD. Barokah Hasil mempunyai tujuan tersendiri yaitu sebagai acuan
untuk pengusaha minyak atsiri lainnya karena dengan menggunakan teknologi
yang sederhana akan menekan biaya produksi yang dikeluarkan. Pengendalian
teknologi pada peralatan dan teknologi yang digunakan setiap hari yaitu dengan
cara membersihkan alat-alat sederhana setelah proses penggunaan. Peralatan yang
digunakan yaitu sekop, gancu dan ember. Peralatan tersebut mudah didapat dan
harganya tergolong murah. Pengendalian dilakukan untuk memudahkan
responden untuk melakukan pengendalian jika terdapat kerusakan pada alat.
Kerusakan pada alat yang digunakan upaya pengendalian yang dilakukan oleh
58
UD. Barokah Hasil yaitu jika kerusakan terhadap alat cukup parah maka solusi
yang diambil dengan cara membeli peralatan baru dan jika peralatan tersebut
masih bisa diperbaiki maka solusi yang diambil yaitu dengan memperbaiki
peralatan yang rusak tersebut.
Pengendalian Sumber Daya Manusia (SDM) di UD. Barokah Hasil
dilakukan dengan menyediakan sumberdaya manusia yang cukup. Sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam kegiatan off farm sereh wangi menjadi minyak
atsiri sebanyak 20 pekerja. Kegiatan yang dilakukan para pekerja meliputi
persiapan bahan-bahan, penyulingan, dan pengemasan. Semua pekerja diarahkan
untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan untuk memperoleh hasil produksi
yang maksimal. Permasalahan yang ada dalam aspek sumber daya manusia yang
dialami UD. Barokah Hasil adalah terjadinya kesalahpahaman pekerja dalam
menangkap suatu perintah atau tugas dari responden. Tujuan adanya pengendalian
adalah adanya adaptasi lingkungan oleh tenaga kerja, meminimalkan kegagalan
dan kerugian. Pengendalian sumber daya manusia dalam kegiatan produksi
minyak atsiri di UD. Barokah Hasil lainya yaitu dengan memberikan pengarahan
ulang kepada para tenaga kerja.
Pengendalian kelembagaan pada kegiatan agroindustri sereh wangi
menjadi minyak atsiri yang dilakukan oleh responden, dengan melibatkan pihak
mitra atau bekerja sama dengan PT Sampoerna. Responden tidak bermitra dengan
pihak lain selain PT. Sampoerna karena respoden menilai bahwa PT. Samperna
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam produksi sereh wangi menjadi
minyak atsiri, dan memberi harga yang cukup tinggi yaitu Rp. 300.000/kg. UD.
Barokah hasil menyetorkan hasil produksi sesuai pesanan dari PT. Sampoerna
dengan jangka waktu penyetoran sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Tujuan pengendalian kelembagaan ini untuk memudahkan kedua perusahaan
dalam melakukan proses produksi.
Pengendalian pemasaran sereh wangi menjadi minyak atsiri di UD
Barokah Hasil melibatkan kegiatan kemitraan. UD. Barokah Hasil berkerjasama
dengan PT. Sampoerna sebagai penyedia bahan baku di perusahaan. Minyak atsiri
hasil pengolahan responden di UD. Barokah Hasil langsung dikirim ke PT.
59
5.1 Kesimpulan
1. Manajemen off farm komoditas sereh wangi di Desa Kemuning Lor
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember telah menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik yaitu dengan melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian pada
kegiatan produksi, penggunaan teknologi, sumberdaya manusia, kelembagaan
dan pemasaran. Manajemen lebih ditekankan pada kegiatan perencanaan yang
mencakup pemilihan produk, pemilihan lokasi yang sesuai, penempatan
fasilitas, penetapan jadwal produksi dan perhitungan persediaan bahan baku
serta pelaksanaan kegiatan yang mencakup pemanenan, pemindahan dan
penyulingan. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk
menghasilkan produk minyak atsiri dengan kuantitas dan kualitas yang baik.
2. Konsep agribisnis berkelanjutan pada kegiatan off farm pada komoditas sereh
wangi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
mengalami beberapa kendala-kendala dan ada solusi. Proses produksi minyak
atsiri sereh wangi yang tidak sesuai jumlah permintaan akibat bahan baku
yang kurang, solusinya adalah bermitra dengan petani yang ada di Bondowoso
dan Situbondo untuk memenuhi bahan baku dalam proses produksi. Kondisi
musim hujan yang menyulitkan UD.Barokah Hasil dalam memperoleh kayu
bakar yang kering, solusinya adalah membuata gudang penyimpanan dan
melakukan pembelian kayu bakar sebelum musim hujan. Sulitnya untuk
mendapatkan tenaga kerja muda yang mau bekerja dalam bidang pertanian,
solusinya adalah melakukan edukasi kepada tenaga kerja tentang keuntungan
yang diperoleh dari bekerja di agroindustri yang mencakup keuntungan hasil
dan kerja yang lebih mudah.
62
63
5.2 Saran
1. Bagi pemerintah, pemerintah diharapkan mampu mengadakan kegiatan
penyuluhan kepada produsen untuk meningkatkan pengetahuan atau
pembekalan ilmu dan keterampilan dalam kegiatan off farm sehingga
agroindustri minyak atsiri sereh wangi dapat terus dilakukan, mengingat
prospek agoindustri dari minyak atsiri sereh wangi ini terbilang baik dan
mampu menciptakan lapangan pekerjaan di sekitar daerah agroindustri .
2. Bagi pemilik usaha, sebaiknya produsen minyak atsiri sereh wangi dapat
memperbarui teknlogi yang digunakan guna lebih efisien dalam proses
produksi, kuantitas dan kualitas dari minyak atsiri yang diproduksi dapat
meningkat .
3. Bagi mahasiswa, sebaiknya mahasiswa dapat berperan memberikan edukasi
tentang cara budidaya dan pegolahan atau agroindustry yang lebih efisien pada
komoditas sereh wangi yang ada di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
Kabupaten Jember.
63
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Quen Tia Mona, D. Aring H. Lestari, dan S. Situmorang. 2014. Analisis
Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Peternak Sapi.
Akhmad. 2018. Manajemen Operasi Teori dan Aplikasi Dalam Dunia Bisnis.
Bogor : Azkiya Publishing.
Amrillah. A.F, Z.Z. Maria, dan M. G.W Endang. 2016. Analisis Metode
Economic Order Quantity (Eoq) Sebagai Dasar Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Pembantu (Studi Pada Pg. Ngadirejo Kediri - Pt. Perkebunan
Nusantara X). Administrasi Bisnis, 33(1): 35-42.
Anwar, A., Ahmad Arif Nurahman, N., & Asep Nana Rukmana. (2017).
Pemberdayaan Potensi Masyarakat Desa Cimungkal Kecamatan Wado.
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 5(2), 224-231.
Arimurti, A.R.R. dan D. Kamila. 2017. Efektivitas Minyak Atsiri Sereh Wangi
(Combypogon nardus) sebagai Insektisida Alami untuk Kecoa Amerika
(Periplaneta americana). The Journal of Muhammadiyah Medica
Laboratory Technologist. 2(1) : 55-60.
Lukmana, T., Trivena, D. 2015. Penerapan Metode EOQ dan ROP (Studi Kasus:
PD. Baru). Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, 1(3): 271-279.
Putra, E., M. Yunus, Sukaiman. 2015. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Kepercayaan Merk (Brend Trust) dan Dampaknya Pada keputusan
Mahasiswa Memilih Kuliah di Politeknik Aceh. Jurnal Manajemen. 4(1) :
177.
Sari, D. K., Haryono D., Rosanti, N. 2014. Analisis Pendapatan Dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Jagung Di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan. JIIA, 1(4): 64-70.
Supriyati dan Erma Suryani. 2014. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan
Agroindustri di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi.Vol 24 (2) : 92-
106.
Suroso. 2018. Budidaya Serai Wangi. Yogyakarta : Penyuluh Kehutanan
Lapangan.
Syakir dan Gusmaini. 2015. Peningkatan Produksi Herba dan Mutu Serai Wangi
dengan Penambahan Nitrogen. Litri. Vol 21(4) : 167-174.
Warisno dan K. Dahana. 2018. Peluang Usaha dan Budi Daya Cabai. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Welmince. B., M.Martosupono., dan F.S.Rondonuwu. 2015. Potensi Senyawa
Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) dari Tumbuhan Cymbopogon nardus
L. Sebagai Agen Antibakteri. Sains dan Teknologi. Vol 2(1) : 1-8.
Wijayanti Lucia Wiwit. 2015. Isolasi Sitronellal Dari Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon Winterianus Jowit) Dengan Distilasi Fraksinasi Pengurangan
Tekanan. Farmasi Sains dan Komunitas. Vol 12(1) : 22-29.
DOKUMENTASI
Gamabar 1. Foto Bersama Pemilik Usaha UD. Barokah Hasil Bapak Junaidi
KUISIONER
Pewawancara
Identitas Responden
Nama : Bapak Junaidi
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember
Pekerjaan Utama : Pengolahan Minyak Atsiri
Pekerjaan Sampingan : Organisasi
Jumlah Anggota Keluarga : 7 Orang
Tanda Tangan
( )
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan UD. Barokah Hasil
2. Visi dan Misi Perusahaan -
3. Tujuan Perusahaan
a. Memperoleh keuntungan yang maksimum dari kegiatan agroindustri sereh
wangi
b. Memanfaatkan lereng hutan di sekitar Desa Kemuning Lor
4. Latar Belakang perusahaan yaitu berawal dari mencoba membudidayakan
sereh wangi pada daerah yang berlereng dan ternyata daerah yang berlereng
cocok untuk budidaya sereh wangi. Sereh wangi kemudian dijadikan minyak
atsiri karena memiliki nilai jual yang sangat mahal.
5. Bidang Usaha pengolahan sereh wangi menjadi minyak atsiri
6. Pendiri Perusahaan yaitu Bapak Junaidi
7. Tahun berdirinya perusahaan 2004
8. Bentuk Organisasi Perusahaan :
a. Perseorangan
9. Skala Usaha:
b. Menengah
10. Jumlah Tenaga Kerja 20 orang
b. Luar Keluarga
11. Aspek Manajemen :
a. Perencanaan produksi sereh wangi, perencanaan teknologi, perencanaan
sumber daya manusia, perencanaan kelembagaan dan perencanaan
pemasaran
b. Pengorganisasian sumber daya produksi, pengorganisasian teknologi,
pengorganisaian sumber daya manusia, pengorganisaian kelembagaan, dan
pengorganisaian pemasaran
c. Pelaksanaan produksi, pelaksanaan teknologi, pelaksanaan sumber daya
manusia, pelaksanaan kelembagaan, dan pelaksanaan pemasaran.
d. Pengkoordinasian produksi yang dilakukan oleh pemilik agroindustri,
pengkoordinasian teknologi, pengkoordinasian sumber daya manusia,
pengkoordinasian kelembagaan, dan pengkoordinasian pemasaran
e. Pengendalian produksi, pengendalian teknologi, pengendalian sumber daya
manusia, pengendalian kelembagaan, dan pengendalian pemasaran
B. MANAJEMEN PRODUKSI
1. Manajemen Persediaan Bahan Baku
a. Jenis Bahan Baku
No Jenis Bahan Baku Asal Bahan Baku Kebutuhan Harga/satuan
Rembangan,
1. Sereh Wangi Situbondo, dan 1,3 Ton 1000/kg
Bondowoso
1. Karakteristik bahan baku umur panen sereh wangi antara 3-4 bulan
2. Kendala dalam penyediaan bahan baku antara lain:
a. Kekurangan bahan baku
b. Musim hujan yang menyulitkan dalam memperoleh bahan bakar kayu
yang kering
c. Kesulitan dalam memperoleh tenaga kerja muda yang mau bekerja di UD.
Barokah Hasil
3. Solusi dalam penyediaan bahan baku :
a. Membangun kerja sama atau bermitra dengan petani di Bondowoso dan
petani di Situbondo
4. Lama waktu antara pesan dan barang datang satu minggu
5. Biaya Pemesanan Rp 400.000
6. Proses pemesanan yaitu dengan memesan langsung ke petani sereh wangi
7. Bentuk Proses Penyimpanan -
8. Jumlah bahan baku yang berkurang selama penyimpanan -
9. Perencanaan bentuk output sereh wangi dijadikan minyak atsiri
b. Proses Produksi
1. Tipe produksi : Berkesinambungan
2. Lay out produksi : By Process I (penempatan semua fasilitas peralatan yang
memiliki fungsi yang sama ditempatkan pada satu bagian)
Bak Pendinginan
Penampungan Sisa
Ketel suling Tanaman Sereh yang
Sudah diolah
Hasil minyak
sulingan
Rumah
Responden
Jawab : Proses produksi dimulai dari penyulingan minyak dengan ketel suling
selama 8 jam kemudian melalui bak pendingin kemudian dislurkan melalu
pipa pada ember penampungan minyak. Limbah hasil sulingan kemudian
dipindahkan dari ketel suling menuju penampungan limbah hasil sulingan.
3. Gambar proses produksi
Pemanenan Pengangkutan Pemindahan Penyulingan
D. PENERAPAN TEKNOLOGI
1. Teknologi produksi dan fungsi : Teknologi yang digunakan masih semi
konvensional modern dimana ketel penyulingan menggunkan bahan bakar
berupa kau bakar.
2. Diperoleh dari : Dana pribadi tanpa adanya campur tangan orang lain
3. Efisiensi penggunaan teknologi : -
4. Inovasi teknologi : -
E. PEMASARAN
1. Sistem pemasaran :Dijual pada perusahaan mitra yaitu PT. Sampoerna
2. Kendala-kendala dalam memasarkan komoditas/produk : selama proses
pemasaran narasumber tidak memiliki banyak kendala, dikarenakan
narasumber sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan yang dapat
menampung hasil oalahn dari sereh wangi.
3. Upaya dalam mengatasi kendala-kendala dalam memasarkan produk:
dikarenakan tidak terdapat banyak kendala dalam proses pemasaran, maka
upaya tidak ada upaya dari narasumber untuk mengatasi kendala tersebut,
hanya saja narasumber perlu menjalin banyak kerja sama lagi dengan
perusahaan lain mengingat produksi sereh wangi sudah semakin meningkat.
4. Jenis fungsi-fungsi pemasaran dalam pemasaran produk yang digunakan :
a. Fungsi pertukaran
Jawab : Penjualan : menjual produk minyak atsiri pada PT. Sampoerna
Pembelian : membeli bahan baku tanaman sereh wangi dari petani
b Fungsi fisik
Jawab : Penyimpanan : produk minyak atsiri disimpan pada jurigen
Pengangkutan : produk minyak atsiri dikirim ke PT. Sampoerna
c Fungsi penyediaan fasilitas
Jawab : Keterangan Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pihak home
industri berupa perolehan informasi tentang harga produk dan bahan baku
dari perusahaan PT. Sampoerna
5. Strategi pemasaran yang digunakan :
a. Product : Berupa minyak atsiri dalam bentuk setengah jadi
b. Price : Harga minyak atsiri Rp. 300.000/Kg
c. Place : Langsung dijual pada perusahaan mitra yaitu PT. Sampoerna
F. KELEMBAGAAN
1. Nama lembaga yang menaungi usahatani : UD. Barokah hasil
2. Bentuk kerjasama : bermitra dengan PT. SAmpoerna
3. Peran kelembagaan: kelompok tani sereh wnagi
4. Timbal balik antar usahatani dan kelembagaan :
a. Saling bertukar informasi mengenai budidaya sereh dan pemasok bahan
baku.
b. Saling membantu dalam proses pemasaran produk.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER - FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN - PS. AGRIBISNIS
LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121 - Telp/Fax (0331) 334054
Email: labma.agbuj@gmail.com, faperta@jember.telkom.net.id
KARTU KONSULTASI
PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS