Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANTONIO BBR

NIM : C1022181018

KELAS : PPAPK

1. Sampel Probabilitas

Sampel probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Keunggulan
dari metode probabilitas adalah metode ini dapat menghitung sampling error dari hasil data
yang akan didapat dari si responden, sedangkan dalam metode non-probabilitas sampling
error dari si populasi tidak akan dapat di ketahui. Teknik sampel probabilitas terdiri dari:

 Sampel acak sederhana (Simple Random Sampling)

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pada penarikan sampel acak sederhana,
sampel diambil sedemikian rupa sehingga setianp anggota populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Kekurangannyaa adalah metode ini tidak bisa
dilakukan untuk men-survey sebuah populasi yang sangat besar karena ketika populasinya
sangat besar dan kita memiliki jumlah kuota yang terbatas, hasil respondennya akan menjadi
bias.

Misal:  N (Populasi) = 1000

n  (Sampel)  =   100

Besarnya kesempatan = n/N = 100/1000 = 0,1

Artinya setiap anggota populasi memiliki kemungkinan untuk dipilih sebagai sampel sebesar
0,1. Beberapa teknik sampling acak sederhana yaitu dengan cara undian, mengundi dengan
bilangan random, serta berusaha sedapat mungkin dengan peluang yang sama bagi setiang
anggota populasi untuk diikutsertakan dalam sampel tetap dipertahankan.

 
 Sampel acak distratifikasi secara proposional (Proportionate Stratified Random
Sampling)

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Sebuah strata (sub grup dari sebuah populasi) adalah bagian
dari populasi yang setidak-tidaknya mempunya 1 kesamaan karakter dengan apa yang mau
kita teliti / survey.

Misal:  jumlah anggota populasi 2050 yang terdiri atas:

Strata I                  : 1500                      perbandingan        30

Strata II                :    500                                                   10

Strata III              :     50                                                       1

TOTAL :

2050                                                     41

 Apabila ukuran sampel adalah sebanyak 82, maka jumlah sampel pada masing-masing strata
dapat diambil secara proporsional sebagai berikut:

Strata I     : 30/41 x 82      = 60

Strata II   : 10/41 x 82       = 20

Strata III  :   1/41 x 82       =   2

82

 
 Sampling acak distratifikasi secara tidak/kurang proposional (Disproportionate
Stratified Random Sampling)

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.

 Misal: Pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai:

Lulusan S3  :     3 orang

Lulusan S2  :     4 orang

Lulusan S1  :   90 orang

SMU               : 800 orang

SMP                : 700 orang

Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena
kedua kelompok tersebut terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan
SMP.

 Sampel area atau gugus (Cluster or Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, Provinsi, atau
Kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Missal: Di Indonesia terdapat 30 Provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi,


maka pengambilan 15 provinsi itu diambil secara random. Karena provinsi-provinsi di
Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan
stratifield random sampling. Propinsi di Indonesia ada penduduknya padat, ada yang kaya
bahan tambangada yang mempunyai hutan banyak. Karakteristik semacam ini perlu
diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama
mementukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah
itu secara sampling juga.
2. Sampel Non Probabilitas

Sampel non probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Hal ini disebabakan oleh beberapa faktor yaitu: tidak mungkinnya diperoleh daftar
yang lengkap dari populasi, adanya kondisi yang tidak memungkinkan peneliti memilih
anggota populasi dengan cara memberikan kesempatan yang sama. Teknik sampel non
probabilitas terdiri dari:

 Sampling Sistematis

Sampling sistematis aadalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Dimana anggota pertama saja dari sampel yang
diambil secara random, sedangkan anggota-anggota selanjutnya dipilih secara
sistematismenurut pola tertentu. Penarikan sampel sistematis dilakukan melalui tiga tahap
yaitu:

a.    Mencek keadaan daftar populasi, harus dalam keadaan acak.

b.   Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau menetapkan angka kelipatan (k).

k = N/n

untuk N = 1000 dan n = 100, maka angka kelipatan (k) = 1000/100 = 10.

c.    Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan sampel. Misal nomor yang keluar
adalah 5, maka sampel berikutnya adalah kelipatan 10 yaitu 15, 25, 35, 45,…dst sampai
anggota sampel yang terakhir.

 Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sedangkan penetapan kuota tergantung
kepada kepentingan peneliti, dapat berdasarkan factor sosial, factor ekonomi, factor sosial
atau factor politis. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang
ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. Bila
pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data,
maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5
orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

 Sampling Isidenta

Sampling isidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/isidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel atau
memilih responden yang pertama kali berhasil dijumpai, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Keuntungan penarikan sampel secara kebetulan ini
adalah hemat waktu dan biaya.

 Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya
akan melakukan penelitian tentang kual;itas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli politik.

Contoh: Penelitian tentang perilaku konsumen produk rokok Dji Sam Soe, maka orang yang
dipilih dan akan diwawancarai atau calon responden adalah perokok atau yang menghisap
rokok Dji Sam Soe.

Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang
tidak melakukan generalisasi. Pengertian sengaja atau purposive adalah bahwa peneliti telah
menentukan responden dengan anggapan atau pendapatnya sendiri sebagai sampel
penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai