Anda di halaman 1dari 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS


XI IPA 5 SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Disusun

Fazrul Sandi Purnomo


A1A010066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Semakin cepat mengetahui adanya kesalahan, semakin cepat bisa


memperbaiki.(Mario Teguh)
 Kamu bisa menguasai satu hal tanpa bekerja keras, tapi untuk
menguasai segala hal, kamu membutuhkan kerja keras.(FSP)
 Kerja keras orang bodoh lebih baik daripada diamnya orang pintar.

Karya ini kupersembahkan teruntuk:

Bapak dan Ibuku tercinta (Rochani-Siti Salamah).


Adik yang kubanggakan (Agus Firmansyah).
Keluarga besarku.
Seseorang yang mau menjadi teman, sahabat, dan kekasih yang selalu
setia setiap waktu menemaniku (Sasih Karnita Arafatun)
Teman-teman yang setiap hari memberikan pengalaman, semangat dan
senyuman (Urip Wahyu, Yayan Destra, Trias Saputra, Sefta
Kurniawan, Dwi Husnul, Yuliati, Leni Andriani, Juliana N, Rara
Oktaria,)
Untuk sahabat – sahabat terunik entah darimana hahaha (Arie
Nofriansyah, Aditio Sapta, Agung Bejok, Halidan, M. Novaldi, Julianes
A. Nico)
Rekan-rekan Angkatan 2010
Almamaterku

iv
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah peneliti ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode

Reciprocal Teaching Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu”

sebagai persyaratan peneliti menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih sebagai penghargaan

kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini, terutama kepada:

1. Dr. Ridwan Nurazi, S.E., M. Sc. Selaku Rektor Universitas Bengkulu.

2. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

3. Dra. Rosnasari Palungan, M. A. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni

4. Drs. Padi Utomo, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia dan juga selaku pembimbing I

5. Dra. Ria Ariesta, M.Pd. selaku pembimbing II.

6. Dr. Didi Yulistio, M.Pd. selaku penguji I.

7. Drs. M. Arifin, M.Pd. selaku penguji II.

v
8. Dr. Dian Eka Candra Wardhana, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

9. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

10. Mbak Sinta yang selalu membantu dalam administrasi

11. Efsyarbani, M.Pd. guru bahasa Indonesia SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

12. Hj. Nismah, M.Pd. Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

13. Siswa-siswi kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

14. Terima kasih dan sembah sujud kepada orang tua yang terus menerus

memberikan doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang kepada peneliti.

15. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab

itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

menuju perbaikan dan kesempurnaan di masa yang akan datang. Peneliti berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Peneliti mengucapkan

terima kasih atas semua bimbingan, masukan, dan partisipasi yang telah

disumbangkan oleh semua pihak tersebut di atas. Semoga Allah SWT

memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan bantuannya. Amin.

Bengkulu, Agustus 2014

Penulis

vi
ABSTRAK

Purnomo, Fazrul Sandi. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca


Pemahaman dengan Menggunakan Metode Reciprocal Teaching Pada Siswa
Kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Skripsi Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu.
Pembimbing I Drs. Padi Utomo, M.Pd. dan pembimbing II Dra. Ria Ariesta,
M.Pd.

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana


penerapan metode reciprocal teaching dalam peningkatan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu? Penelitian
ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman dengan
menggunakan metode reciprocal teaching terjadi peningkatan.. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus I,
nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 59,63 dan ketuntasan belajar secara
klasikal 37,14%. Pada siklus II, nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 77,65
dan ketuntasan belajar secara klasikal 85,29% atau 28 siswa yang tuntas dari 34
siswa yang mengikuti tes.

Kata Kunci : Reciprocal Teaching, Membaca Pemahaman

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
ABSTRAK................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 6
D. Ruang Lingkup..................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian................................................................ 7
F. Definisi Istilah...................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 11


A. Hakikat Kemampuan............................................................ 11
1. Pengertian Kemampuan................................................. 11
B. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman....................... 11
1. Pengertian Membaca Pemahaman................................. 11
2. Tujuan Membaca Pemahaman....................................... 13
3. Tingkatan Membaca Pemahaman................................. 15
C. Metode Reciprocal Teaching................................................ 16
1. Pengertian Reciprocal Teaching..................................... 16
2. Langkah-langkah Metode Reciprocal Teaching............. 16

viii
D. Penerapan Metode Reciprocal Teaching dalam Penerapan
Membaca Pemahaman.......................................................... 20
E. Hipotesis Tindakan............................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 21


A. Metode Penelitian................................................................. 21
B. Prosedur Penelitian............................................................... 22
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 24
D. Subjek Penelitian.................................................................. 24
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 25
F. Instrumen Penelitian............................................................. 27
G. Teknik Analisis Data............................................................ 33
H. Indikator Keberhasilan......................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 36


A. Hasil Peneltian...................................................................... 36
1. Deskripsi Kelas............................................................... 36
2. Hasil Penelitian............................................................... 37
a. Laporan Siklus I....................................................... 37
1) Tahap Perencanaan Tindakan............................ 37
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan............................. 40
3) Tahap Observasi................................................. 46
4) Tahap Refleksi ................................................... 50
b. Laporan Siklus 2....................................................... 53
1) Tahap Perencanaan Tindakan.............................. 54
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan............................... 56
3) Tahap Observasi................................................... 63
4) Tahap Refleksi..................................................... 68
B. Pembahasan......................................................................... 69

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 75
A. Kesimpulan........................................................................... 75
B. Saran..................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 77
LAMPIRAN.................................................................................................. 79

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pedoman Penilaian Membaca Pemahaman Siswa........................ 26


2. Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman....................... 28
3. Kisi-kisi observasi Kemampuan Membaca Pemahaman.............. 29
4. Kisi-kisi Observasi Proses Pembelajaran Membaca
Pemahaman................................................................................... 31
5. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa............................................ 34
6. Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Siklus 1........................ 42
7. Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus 2......... 57
8. Perbandingan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Klasikal Siklus 1
dan Siklus 2.................................................................................. 58

xi
DAFTAR GAMBAR

Grafik Halaman

1. Peningkatan Hasil Tes Membaca Pemahaman Siklus 1 dan


Siklus2.................................................................................... 58
2. Perbandingan Nilai Rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2................ 71
3. Perbandingan Kemampuan Klasikal Siklus 1 dan Siklus 2..... 73

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Surat izin penelitian dari Universitas Bengkulu .............................................. 80
2. Surat izin penelitian dari Diknas Kota Bengkulu .............................................. 81
3. Surat keterangan selesai penelitian dari SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu........... 82
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................................... 83
5. Media pembelajaran siklus 1 ..................................................................................... 88
6. Alat evaluasi belajar siklus 1 ..................................................................................... 90
7. Lembar observasi siklus 1 ......................................................................................... 114
8. Lembar penilaian siklus 1.......................................................................................... 122
9. Media pembelajaran siklus 2 ..................................................................................... 129
10. Alat evaluasi belajar siklus 2 .................................................................................. 131
11. Lembar observasi siklus 2 ....................................................................................... 149
12. Lembar penilaian siklus 2 ....................................................................................... 157
13. Hasil tes keterampilan membaca pemahaman siklus 1 dan siklus 2 ....................... 159
14. Foto Kegiatan .......................................................................................................... 160

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan anak didik dalam proses belajar mengajar ditentukan dari

kemampuan membacanya. Sebagaimana diketahui sebagian besar ilmu

pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak

didik untuk dapat menggali informasi dengan cara membaca. Oleh karena itu,

pembelajaran membaca memiliki tempat penting dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Kemampuan membaca tidak ditemukan sendiri oleh

anak didik tetapi tanggung jawab guru untuk melatih agar anak didik

memiliki pemahaman yang baik dalam membaca.

Banyak informasi yang dapat diperoleh dari membaca. Pengetahuan

yang diperoleh dari orang yang suka membaca akan bertambah dan dapat

mengambil pengalaman belajar dari penulis buku tanpa harus melakukan hal

yang sama seperti penulis karena hanya perlu membacanya saja. Karena telah

diketahui bahwa membaca merupakan kegiatan atau proses menerapkan

sejumlah keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi

bacaan. Oleh sebab itu, membaca dapat dikatakan sebagai kegiatan

memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan penulis dalam tuturan

bahasa tulis.

Kegiatan membaca yang baik dan benar akan membantu anak didik

mendapatkan isi dari bacaan dan memahaminya. Semakin banyak anak

1
memahami isi bacaan, maka semakin banyak pula pengetahuan yang

diperoleh anak dari membaca. Pengetahuan yang diperoleh anak dari

membaca akan membantunya dalam menjalani kehidupan. Karena kita

ketahui pengetahuan sangat penting dan akan sangat berguna dalam menjalani

kehidupan. Membaca membantumu menemukan apa yang kamu inginkan,

mengikuti keinginanmu, dan memndapatkan apa yang kamu inginkan dalam

hidup ini (Deporter, 2009).

Kemampuan membaca yang baik akan sangat membantu generasi muda

sekarang ini untuk memperoleh informasi dan memilah-milah informasi yang

memang penting. Informasi yang sudah dipilih dan mampu dipahami dengan

benar akan sangat berguna dalam menghadapi persaingan yang ketat pada

abad sekarang ini mengingat kemampuan–kemampuan bangsa lain dalam

pengetahuan yang telah jauh melampaui negara Indonesia. Hal tersebut

berarti masih sangat banyak anak Indonesia yang mengalami kesulitan untuk

benar-benar memahami materi bacaannya. Alih-alih menggunakan materi

bacaan tersebut untuk membantunya di kemudian hari, banyak anak

Indonesia yang bahkan tidak mengetahui intisari dari apa yang dibacanya.

Permasalahan yang berkaitan dengan membaca pemahaman yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI juga

dialami oleh siswa kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

Menurut guru, anak didik belum mampu memahami isi dari bacaan yang

diberikan. Ini terbukti dari 35 orang di kelas itu hanya 25% yang mampu

memahami isi bacaan atau sekitar 9 orang yang mampu lulus KKM atau

2
dinyatakan tuntas. Dalam memberikan bahan bacaan guru sudah variatif,

tidak hanya mengambil dari buku cetak saja tapi juga mengambil dari sumber

lain tapi hanya dalam proses pembelajarannya hanya menggunakan satu

metode pembelajaran.

Dalam melakukan proses pembelajaran membaca pemahaman, guru

hanya menggunakan satu metode yaitu metode berpasangan. Dalam

prosesnya guru melakukan beberapa kegiatan, yaitu (1) guru memberikan

bahan bacaan dari buku cetak kepada siswa, (2) siswa ditugaskan membaca

bahan bacaan, (3) secara bergantian siswa yang berpasangan akan diminta

untuk saling menguji pemahamannya tentang bacaan. Kemudian saat jam

pelajaran habis siswa diminta untuk melatih lagi pemahamannya dalam

membaca. Saat pertemuan berikutnya, akan dilakukan seperti pertemuan

sebelumnya tapi akan langsung dinilai. Pertama, siswa akan diberikan bahan

bacaan dari sumber lain kemudian siswa diminta untuk membaca bahan

bacaan tersebut lalu secara bergantian siswa akan dites pemahamannya

dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru dan langsung diberi penilaian.

Berdasarkan hal itu, ternyata guru hanya menggunakan satu metode saja

ditambah dengan kurangnya jam ajar, ketuntasan siswa dalam membaca

pemahaman akan sulit tercapai.

Permasalahan lainnya dari pembelajaran membaca pemahaman adalah

saat proses pelaksanaan membaca pemahaman terjadi. Saat proses

pembelajaran terjadi siswa mengikuti yang diperintahkan guru tapi tidak

menanggapi dengan serius pembelajaran yang diberikan sehingga hasil yang

3
tercapai tidak seperti yang diharapkan. Misalnya siswa aktif dalam

pembelajaran tapi aktifnya itu adalah dalam hal mengobrol dengan temannya

bukan karena proses pembelajaran yang diperintahkan oleh guru. Dengan

bantuan metode pembelajaran tertentu, dapat membantu meningkatkan

kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Membuat suatu kebiasaan

siswa agar terus selalu mencari makna dari suatu bacaan. Karena untuk

melakukan teknik membaca pemahaman harus selalu dilatih walaupun tidak

sedang mengajar tentang materi membaca pemahaman.

Membaca pemahaman ini dapat dimasukkan di setiap materi yang

diajarkan dalam semua mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesia. Untuk

membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, peneliti

menggunakan metode reciprocal teaching. Reciprocal teaching

merupakan salah satu metode pembelajaran yang memiliki manfaat agar

tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga

peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri. Sehingga saat

pembelajaran membaca pemahaman, siswa akan menjelaskan temuan dari apa

yang dibacanya. Secara tidak langsung akan meningkatkan pemahaman siswa

terhadap bacaan yang telah dibaca. Karena metode ini juga memiliki prinsip

penguatan dengan pertanyaan maka pemahaman siswa juga akan dilihat dari

pertanyaan yang dibuat, apakah sesuai dengan isi bacaan atau tidak.

4
Setiap siswa akan diberikan tanggung jawab untuk menjelaskan kepada

teman-temannya informasi apa yang didapat dari teks bacaan yang telah

dibacanya. Dengan begini, siswa secara tidak langsung akan diberikan sebuah

tanggung jawab dan berusaha untuk memahami teks yang dibacanya. Karena

selain untuk menjelaskan, siswa juga dituntut untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diberikan. Dengan harapan pemberian tanggung jawab ini

dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam proses pembelajaran membaca

pemahaman.

Menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2013:173) reciprocal

teaching merupakan model pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan

pertanyaan, dimana keterampilan-keterampilan metakognitif diajarkan

melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Dari pengertian itu

dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan metode ini, guru bisa

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan.

Jadi, dalam membaca pemahaman yang digabung dengan metode

reciprocal teaching, siswa mendapatkan pengetahuan yang membuat siswa

mengerti dan memahami informasi yang ia dapat dari bacaan. Sehingga

ketika siswa berbicara di depan kelas untuk menyampaikan informasi yang di

dapat dari bacaan, siswa dapat berbicara dengan lancar dan pasti. Seperti

seorang guru yang telah menguasi materi pembelajaran dan mampu

meyakinkan siswa serta materi yang disampaikan tidak menyesatkan siswa.

Dengan kata lain siswa mampu memahami isi dari bacaan karena dituntut

untuk menyampaikan informasi itu kepada temannya yang lain.

5
Sehingga untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman,

penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan

Metode Reciprocal Teaching Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7

Kota Bengkulu”, karena membaca pemahaman adalah proses siswa dalam

menyerap informasi penting dari sebuah bacaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca

pemahaman dengan menggunakan metode reciprocal teaching siswa kelas XI

IPA 5 SMA Plus Negeri 7 kota bengkulu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kemampuan

membaca pemahaman dengan menggunakan metode reciprocal teaching

siswa kelas XI IPA 5 SMA Plus Negeri 7 kota bengkulu.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi kemampuan literal,

kemampuan kritis dan kemampuan kreatif.

1. Kemampuan literal meliputi: mengenal kata, mengenal kalimat,

mengenal paragraf, mengenal unsur perbandingan, mengenal unsur

6
detail, mengenal unsur urutan, mengenal unsur hubungan sebab akibat,

menjawab pertanyaan : apa, siapa, kapan dan dimana, menyatakan

kembali unsur perbandingan, menyatakan kembali unsur urutan, dan

menyatakan kembali unsur sebab akibat.

2. Kemampuan kritis meliputi: menemukan informasi faktual,

menemukan ide pokok yang tersirat, menemukan unsur urutan,

perbandingan atau sebab akibat yang tersirat dan menilai kesesuaian

antara judul dan pengembangan karangan.

3. Kemampuan kreatif meliputi: keterampilan membuat resensi atau

ringkasan

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam dunia pendidikan dan

pengembangan ilmu kebahasaan agar terus kreatif dalam menerapkan

metode reciprocal teaching yang dapat dijadikan sebagai alternatif

dalam pembelajaran membaca, khususnya dalam memahami bacaan.

Selain itu, dapat menjadi bahan masukan dan referensi peneliti lain

dalam pengkreatifan metode reciprocal teaching di dunia pendidikan.

b. Bagi peneliti

Peneliti diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

pembelajaran khususnya pada kemampuan membaca pemahaman dan

7
dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam

penyampaian informasi kepada teman ataupun guru dengan etika yang

baik dan santun. selain itu juga, peneliti dapat mengetahui tingkat

keefektifan metode pembelajaran yaitu metode reciprocal teaching

pada kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPA 5 SMA

Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Siswa dapat menambah keberanian dan kepercayaan diri dalam

menyampaikan suatu informasi sesuai dengan fakta dan dapat

memberikan pengetahuan yang lebih luas, aktual, berpikir kritis dan

pengalaman baru terhadap siswa lain.

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru Bahasa Indonesia

dalam pemilihan dan penerapan metode pembelajaran yang lebih

efektif dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran

dengan baik.

8
c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan arah kinerja pimpinan

sekolah dalam memfasilitasi guru untuk penerapan metode reciprocal

teaching dalam pelaksanaan pembelajaran membaca.

F. Definisi Istilah

1. Kemampuan : kesanggupan, kecakapan, kekuatan.

2. Membaca : suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan, yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui kata-kata

atau bahasa tulis.

3. Kemampuan Membaca : kesanggupan atau kecakapan pembaca dalam

memperoleh pesan yang disampaikan penulis

melalui bahasa tulis.

4. Membaca Pemahaman : proses memahami isi suatu bacaan yang

dapat dibuktikan saat pembaca mampu

menyampaikan hasil pemahaman

membacanya dengan menggunakan bahasa

sendiri baik lisan maupun tulisan.

9
5. Metode : cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai yang dikehendaki

6. Reciprocal Teaching : metode yang berdasar pada prinsip-prinsip

pembuatan/pengajuan pertanyaan.

10
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Kemampuan

1. Pengertian Kemampuan

Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan sebagai

suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Sementara itu

Robbins dan Judge (2008:57) menyatakan kemampuan (ability)

merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas

dalam suatu pekerjaan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah kapasitas atau kecakapan dan kesanggupan yang

terdapat dalam diri seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

B. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman

1. Pengertian Membaca Pemahaman

Menurut Tarigan (2008:7) membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa

tulis. Menurut Hodson (dalam Tarigan, 2008:7) membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

11
kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata

yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan

sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.

Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan

tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksanan

dengan baik.

Tarigan (2008:58) berpendapat bahwa membaca pemahaman

(reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan

untuk memahami: 1) standar-standar atau norma-norma kesastraan

(literary standards), 2) resensi kritis (critical riview), 3) drama tulis

(printed drama), dan 4) pola-pola fiksi (pattern of fiction).

Dalman (2013:87) menyatakan bahwa membaca pemahaman

merupakan dimana seorang pembaca tidak lagi dituntut bagaimana ia

melafalkan huruf dengan benar dan merangkaikan setiap bunyi bahasa

menjadi bentuk kata, frasa dan kalimat tetapi dituntut untuk memahami

isi bacaan yang dibacanya. Dalam membaca pemahaman, pembaca

dituntut mampu memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca

teks, si pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman membacanya

dengan cara membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan

bahasa sendiri dan menyampaikannya baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

membaca pemahaman adalah proses untuk memahami isi suatu bacaan

yang dapat dibuktikan saat pembaca mampu menyampaikan hasil

12
pemahaman membacanya dengan menggunakan bahasa sendiri baik lisan

maupun tulisan.

2. Tujuan Membaca Pemahaman

Menurut Anderson (dalam Tarigan, 2008:9) tujuan utama dalam

membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup

isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali

berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa tujuan penting dalam membaca:

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dilakukan oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh

khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh

tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh

perincian-perincian atau fakta-fakta (readingfor detail or fact) .

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang

baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau yang dialami tokoh dan merangkumkan hal-hal yang

dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini

disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for

main idea).

c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada

setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan

ketiga/seterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu

13
masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini

disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi

cerita (reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan

oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,

kulaitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka

berhasil dan gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan.

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak

biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam

cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini membaca

untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasian

(reading to classify)

f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup

dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti

yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja

dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca

mengevaluasi (reading to evaluate).

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,

bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh

menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk

14
memperbandingkan atau mempertentangkan (reaading to compore

or contrast).

Menurut Tarigan (2008:58) membaca pemahaman (reading for

understanding) bertujuan untuk memahami :

a. Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standard)

b. Resensi kritis (critical review)

c. Drama tulis (printed drama)

d. Pola-pola fiksi (pattern of fiction)

3. Tingkatan Membaca Pemahaman

Menurut Smith (dalam Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,

1991:11) bahwa membaca pemahaman memiliki tiga tataran, yaitu

pemahaman literal, pemahaman interpretatif, dan pemahaman kritis.

Sedangkan menurut Zint (dalam Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,

1991:11) membaca pemahaman diklasifikasikan menjadi dua macam,

yaitu kemampuan literal dan kemampuan interpretatif.

Nurhadi (2010:57) menyatakan dalam kegiatan membaca

pemahaman terdapat tiga tingkatan kemampuan membaca, yaitu

kemampuan membaca literal, kemampuan membaca kritis, dan

kemampuan membaca kreatif. Dari beberapa pendapat ahli diatas

terdapat kesamaan dalam tingkatan membaca pemahaman, jadi dapat

dismpulkan bahwa tingkatan dalam membaca pemahaman terdiri dari

15
tingkatan kemampuan membaca literal, tingkatan kemampuan membaca

kritis dan tingkatan kemampuan membaca kreatif.

C. Metode Reciprocal Teaching

1. Pengetian Reciprocal Teaching

Metode reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang

berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan. Teori

konstruktivis menjelaskan bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada siswa tetapi juga memberikan kesempatan siswa

untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan

mengajarkan siswa menjadi sadar menggunakan strategi mereka sendiri

untuk belajar (Trianto, 2012:173).

2. Langkah-Langkah Metode Reciprocal Teaching

Prosedur reciprocal teaching dilakukan pertama-tama dengan guru

menugaskan siswa membaca bacaan dalam kelompok-kelompok kecil,

kemudian guru memodelkan tiga keterampilan (mengajukan pertanyaan

yang bisa diajukan, merangkum bacaan, dan mengklarifikasi poin-poin

yang sulit, berat ataupun salah).

Selanjutnya guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan

peranannya sebagi guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam

kelompok tesebut, dan guru beralih peran dalam kelompok tersebut

sebagai motivator, mediator, pelatih, dan memberi dukungan, umpan-

16
balik, serta semangat bagi siswa. Secara bertahap dan berangsur-angsur

guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran yang lebih banyak kepada

siswa dalam kelompok, serta membantu memonitor berfikir dan strategi

yang digunakan.

1. Prosedur Secara Umum

Pada awal penerapan reciprocal teaching guru

memberitahukan akan memperkenalkan suatu pendekatan/strategi

belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya. Selanjutnya

mengawali pemodelan dengan membaca satu paragraf suatu bacaan.

Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau

selesai membaca terdapat kegiatan yang harus dilakukan yaitu:

1) Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan

dari apa yang telah dibaca, berkenaan dengan wacana, dan

memastikan bisa menjawabnya.

2) Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari

wacana.

3) Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk

akal dari suatu bagian, selanjutnya mengklarifikasi hal-hal yang

kurang jelas tersebut.

Setelah siswa memahami keterampilan di atas guru akan

menunjuk seorang siswa untuk menggantikan perannya dalam

kelompok tersebut. Mula-mula ditunjuk siswa yang memiliki

kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap

17
siswa merasakan/melakukan peran sebagai guru. Setelah sesi

perkenalan berakhir, guru menjelaskan kepada siswa mengapa,

kapan, dan bagaimana strategi tersebut digunakan.

2. Prosedur Harian

Dalam tahap kelanjutan pelaksanaannya reciprocal teaching

melalui prosedur harian sebagai berikut:

1) Disediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak diselesaikan.

2) Dijelaskan bahwa pada segmen pertama guru bertindak sebagai

guru (model).

3) Siswa diminta membaca dalam hati bagian teks yang ditetapkan.

Untuk memudahkan mula-mula bekerja paragraf demi paragraf.

4) Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan

pemodelan berikut ini:

a) Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru

adalah :……………………………………………………....

................................................................................................

b) Guru memberikan kesempatan siswa menjawab pertanyaan

tersebut. Bila perlu mereka boleh mengacu pada teks

dengan kalimatnya sendiri......................................................

................................................................................................

c) Merangkum pokok pikiran yang terdapat dalam

paragrap/subbab. Bila perlu dapat menunjuk salah seorang

18
siswa untuk membacakan rangkumannya.

................................................................................................

................................................................................................

d) Memberikan kesempatan siswa mengajukan komentar atau

menemukan hal yang kurang jelas pada bacaan.

……………………………………………………………....

................................................................................................

e) Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang

pengajaran yang baru berlangsung dan mengenai bacaan.

f) Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bagian

bacaan/paragrap berikutnya, dan dipilih satu siswa yang

akan berperan sebagai “guru-siswa”.

g) Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagai “guru-siswa”

sepanjang kegiatan itu. Mendorong siswa lain untuk

berperan serta dalam dialog, namun selalu memberi “guru-

siswa”itu untuk kesempatan memimpin dialog. Memberikan

banyak umpan balik dan pujian kepada “gurusiswa” untuk

peran sertanya.

h) Pada hari-hari berikutnya, semakin lama guru mengurangi

peran dalam dialog, sehingga “guru-siswa” dan siswa lain

itu berinisiatif sendiri menangani kegiatan itu. Peran guru

selanjutnya sebagai moderator, menjaga agar siswa tetap

berada dalam jalur dan membantu mengatasi kesulitan.

19
D. Penerapan Metode Reciprocal Teaching dalam Penerapan Membaca

Pemahamam

Penerapan yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa meggunakan metode reciprocal teaching yaitu,

1. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil

2. Guru membagikan tajuk rencana atau editorial dari suatu surat kabar atau

majalah kepada siswa,

3. Guru memberitahu siswa bahwa selanjutnya siswa akan menjelaskan apa

yang dibacanya,

4. Siswa membaca untuk mengetahui gambaran isi tajuk rencana,

5. Guru memilih salah satu siswa dari tiap kelompok untuk menjelaskan apa

yang dibacanya,

6. Siswa yang belum mendapat giliran, diminta untuk mengajukan

pertanyaan mengenai bacaan.

7. Guru memberikan soal tes pemahaman kepada siswa yang selanjutnya

akan dikumpulkan.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah peningkatan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas XI SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dengan

menggunakan metode reciprocal teaching.

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah

salah satu metode penelitian yang banyak digunakan pada penelitian yang

bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2012:35) metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara

variabel satu dengan yang lain.

Sedangkan menurut Sukmadinata (2005:18) penelitian deskriptif,

ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa

adanya. Pada studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau

memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua

kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya.

Dari kedua pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode

penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang digunakan untuk

mendeskripsikan, dan menjelaskan sesuatu fenomena tanpa melakukan

perubahan-perubahan tertentu atau dengan kata lain berjalan seperti apa

adanya.

21
B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto (dalam

Suyadi, 2012:18), menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas adalah percermatan

dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Carr dan Kemmis (Dalam

Suyadi, 2012: 21-22) mendefinisikan PTK sebagai pencermatan yang

dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik,

kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan

untuk melakukan perbaikan diberbagai aspek pembelajaran.

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam siklus yang terdiri dari empat

tahap, yaitu: (1) Tahap Perencanaan (planning), 2. Tahap Tindakan (acting),

(3) Tahap Pengamatan (observing), dan (4) Tahap Refleksi (reflecting).

Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dilihat pada tabel sbb:

Gambar . Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk., 2006: 74)

22
1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan tindakan yang

meliputi:

a. penyusunan jadwal penelitian tindakan I (siklus I);

b. penyusunan rencana pembelajaran membaca pemahaman dengan

menggunakan metode reciprocal teaching;

c. penyusunan evaluasi berupa instrumen tes kemampuan membaca

pemahaman;

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru mengaplikasikan skenario pembelajaran yang

sudah dirancang pada pembelajaran membaca pemahaman. Siklus I ini

dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45

menit. Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan observasi terhadap dampak

dari tindakan yang telah dilakukan.

3. Tahap Observasi atau Pengamatan

Pada tahap ini, guru dan peneliti melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan

metode reciprocal teaching sesuai dengan skenario pembelajaran yang

sudah dirancang. Pengamatan ini tertuju baik pada aktivitas siswa selama

pembelajaran, aktivitas guru sendiri, serta skenario pembelajaran yang

23
diaplikasikan untuk mendapatkan data mengenai kekurangan dan

kelebihan skenario yang sudah diaplikasikan.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis dan refleksi serta interpretasi oleh

peneliti dan guru dari hasil pengamatan atas tindakan yang telah

dilakukan. Apabila terdapat kekurangan maka dilakukan perbaikan dan

apabila terdapat tujuan yang sudah tercapai maka dilakukan peningkatan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di kelas XI IPA 5

Sekolah Menengah Atas Plus Negeri 7 Kota Bengkulu yang beralamat di

Jalan Jenggalu, Lingkar Barat, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Waktu

penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia, yaitu pada

pembelajaran keterampilan membaca Semester II (genap) tahun ajaran

2013/2014.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI IPA 5 SMA Plus

Negeri 7 Kota Bengkulu yang terdiri dari 35 orang siswa. Peneliti mengambil

satu permasalahan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum SMA, yaitu

keterampilan membaca.

24
E. Teknik pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen dan tes yang masing-

masing akan diuraikan sebagai berikut.

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang

akan diteliti. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waku yang singkat

(Keraf, 1997: 162). Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan

data melalui angket atau penelitian lapangan.

Dalam hal ini, observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran

yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar

kuisioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang

cermat. Sebaliknya, observasi dapat juga dilakukan sesudah

mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini,

tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana

kebenaran data dan informasi yang telah dikumpulkan mengenai

kemampuan membaca pemahaman.

2. Teknik Wawancara

Keraf (1997: 161) wawancara atau interview adalah suatu cara

untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung

kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang

berwenang dalam suatu masalah). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

25
biasanya disiapkan terlebih dahulu yang diarahkan kepada informasi-

informasi untuk topik yang akan digarap.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan dalam membaca pemahaman, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam mengenai

permasalahan dalam membaca pemahaman.

3. Teknik Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan

dasar bagi penetapan skor angka.

Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan

pelaksanaan tindakan berupa tes pemahaman isi.

Tes pemahaman isi akan diberikan dalam bentuk soal esai dan

pilihan ganda sesuai dengan isi bacaan. Tes ini diberikan pada saat akhir

pembelajaran membaca pemahaman.

Tabel 1. Pedoman Penilaian Membaca Pemahaman Siswa

No Aspek Penilaian Skor Maksimal

1. Isi

a. Mengenal kata 6

b. Mengenal kalimat 6

c. Mengenal paragraf 6

26
d. Mengenal unsur perbandingan 6

e. Mengenal unsur detail 6

f. Mengenal unsur urutan 6

g. Mengenal unsur hubungan sebab akibat 6

h. Menjawab pertanyaan : apa, siapa, kapan dan


6
dimana

i. Menyatakan kembali unsur perbandingan 6

j. Menyatakan kembali unsur urutan 6

k. Menyatakan kembali unsur sebab akibat 6

2. Organisasi

a. Menemukan informasi faktual 6

b. Menemukan ide pokok yang tersirat 6

c. Menemukan unsur urutan, perbandingan atau

sebab akibat yang tersirat 6

d. Menilai kesesuaian antara judul dan

pengembangan karangan 6

3. Proses

a. Keterampilan membuat resensi atau

ringkasan 10

Jumlah 100

(Modifikasi Nurgiyantoro, 2001:307)

27
F. Instrumen Penelitian

1. Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan menggunakan

teknik tes untuk melihat kemampuan membaca pemahaman siswa. Tes

yang diberikan berbentuk esai dan pilihan ganda yang akan mengacu

pada isi teks bacaan yang disiapkan.

Tabel 2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Variabel Indikator/Aspek Subindikator/Subaspek

Kemampuan 2. Literal 1.1 Mengenal kata

Membaca 1.2 Mengenal kalimat

Pemahaman 1.3 Mengenal paragraf

1.4 Mengenal unsur

perbandingan

1.5 Mengenal unsur detail

1.6 Mengenal unsur urutan

1.7 Mengenal unsur

hubungan sebab akibat

1.8 Menjawab pertanyaan :

apa, siapa, kapan dan

dimana

1.9 Menyatakan kembali

unsur perbandingan

1.10 Menyatakan

28
kembali unsur urutan

1.11 Menyatakan

kembali unsur sebab

akibat

3. Tingkat kritis 8. Menemukan informasi

faktual

9. Menemukan ide pokok

yang tersirat

10. Menemukan unsur

urutan, perbandingan

atau sebab akibat yang

tersirat

11. Menilai kesesuaian

antara judul dan

pengembangan

karangan

1. Tingkat kreatif 3.1 Keterampilan

membuat resensi

atau ringkasan

29
2. Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 3. Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Membaca

Pemahaman

Variabel Indikator/Aspek Subindikator/Subaspek

Kemampuan 1. Literal 1.1 Mengenal kata

Membaca 1.2 Mengenal kalimat

Pemahaman 1.3 Mengenal paragraf

1.4 Mengenal unsur

perbandingan

1.5 Mengenal unsur detail

1.6 Mengenal unsur urutan

1.7 Mengenal unsur

hubungan sebab akibat

1.8 Menjawab pertanyaan :

apa, siapa, kapan dan

dimana

1.9 Menyatakan kembali

unsur perbandingan

1.10 Menyatakan

kembali unsur urutan

1.11 Menyatakan

kembali unsur sebab

akibat

30
2. Tingkat kritis 12. Menemukan informasi

faktual

13. Menemukan ide pokok

yang tersirat

14. Menemukan unsur

urutan, perbandingan

atau sebab akibat yang

tersirat

15. Menilai kesesuaian

antara judul dan

pengembangan

karangan

3. Tingkat kreatif 3.2 Keterampilan

membuat resensi

atau ringkasan

Tabel 4. Kisi-Kisi Observasi Proses Pembelajaran Membaca

Pemahaman

Pernyataan
Komponen Keterangan
Ya Tidak

Kegiatan Awal

1. Pengkondisian Kelas

2. Apersepsi

31
3. Penyampaian Tujuan

4. Penjelasan Prosedur

Pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Penerapan Tahapan

Pembelajaran Berbasis Strategi

Membaca

2. Penerapan Tahapan Aktivitas

Pembelajaran Tahap Membaca

3. Keefektifan Penggunaan

Waktu

4. Ketuntasan Penyampaian

Materi

5. Pengelolaan Kelas dan

Pembimbingan Selama Proses

Pembelajaran

6. Kebermanfaatan Bagi

Pengembangan Karakter Siswa

Kegiatan Akhir

1. Ketercapaian Tujuan

Pembelajaran

2. Kemampuan Melaksanakan

32
Evaluasi

3. Memberikan Refleksi

Pembelajaran Secara Tepat

Guna Dan Tepat Sasaran

3. Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan

data tentang penerapan metode yang digunakan dan juga untuk

mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi,

harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan sebagainya. Caranya melalui

pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan kepada

individu/responden.

G. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian tindakan siklus I dan siklus II akan dianalisis untuk

dapat menentukan apakah kemampuan siswa dalam membaca pemahaman

sudah meningkat atau belum. Analisis data dilakukan dengan

mendeskripsikan perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa

sebelum melakukan penelitian tindakan, penelitian siklus I serta dengan hasil

penelitian siklus II sesuai indikator penelitian. Analisis tingkat keberhasilan

atau presentase ketuntasan belajar siswa setelah diproses belajar mengajar

berlangsung pada siklusnya, maka digunakan perhitungan nilai rata-rata dan

persentase ketuntasan belajar klasikal dengan rumus sebagai berikut:

33
1. Nilai rata-rata

Nurgiyantoro (2001: 361) mengemukakan bahwa perhitungan rata-

rata dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata kelas dengan

menggunakan rumus:

Ket: x : rata-rata (mean)

∑ : Jumlah seluruh skor

N : Jumlah Siswa

2. Ketuntasan belajar klasikal

Untuk penghitungan ketuntasan belajar klasikal dilakukan untuk

mengetahui prestasi belajar siswa, dengan rumus persentase (Trianto,

2013:241):

Ket: KB : Ketuntansan Belajar

Ns : Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75

N : Jumlah siswa

Tabel 5. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa

No Interval Kategori

1. 0 – 45% Gagal

2. 46 – 55% Kurang

3. 56 – 65% Cukup

34
4. 66 – 79% Baik

5. 80 – 100% Baik Sekali

(Sudijono, 2008: 35)

Perhitungan ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari

lembar indikator hasil penelitian. Dengan demikian, perubahan hasil

belajar siswa akan diketahui dengan jelas melalui grafik perbandingan

siklus I dan siklus II.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila siswa secara

individu mendapat nilai 77 dan secara klasikal atau keseluruhan dalam satu

kelas mencapai ketuntasan 85%.

35

Anda mungkin juga menyukai