Oleh:
NIM : A1C016126
JURUSAN : AKUNTANSI
Setelah membaca naskah proposal ini dengan seksama, maka menurut pertimbangan
1. PENDAHULUAN
Desa juga terdapat Dana Desa yang bersumber dari APBN. Dana Desa diharapkan
dapat memberi tambahan energi bagi Desa dalam melakukan pembangunan dan
2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, Peraturan Menteri
Menteri Keuangan Nomor 205 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Dana Desa,
Desa dan PP Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber dari
dan kelembagaan desa. Oleh karena itu, arah pemberdayaan masyarakat desa yang
paling efektif dan lebih cepat untuk mencapai tujuan adalah dengan melibatkan
masyarakat melalui BPD dalam musyawarah perencanaan program desa dan lembaga
Sebagai salah satu daerah yang menerima Dana Desa, Kabupaten Sumbawa
menetapkan aturan tentang Dana Desa dalam Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 42
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 96 Tahun
2018 Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa
bahwa Dana Desa dialokasikan secara merata dan berkeadilan, berdasarkan alokasi
dasar, alokasi afirmasi, dan alokasi formula. Alokasi dasar dihitung berdasarkan
alokasi dasar per kabupaten dibagi jumlah desa. Untuk alokasi afirmasi dihitung
berdasarkan desa tertinggal dan desa sangat tertinggal yang memiliki jumlah
jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan geografis.
Desa pada sisi pengalokasian berupa adanya Alokasi kinerja yang diperuntukkan bagi
Desa dengan kinerja baik. Dalam mengelola semua dana tersebut, pemerintah desa
Namun terdapat juga peraturan lain yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor
beberapa perbedaan dengan PMK 40, yaitu peraturan Desa mengenai APBDes pada
tahap 1 dipindahkan ke tahap III. Pada PMK 40 tahap II berupa laporan realisasi
dipindahkan menjadi tahap III pada PMK 50, dan digantikan dengan tahap II tanpa
dokumen persyaratan. Selanjutnya pada PMK 50 tahap III terdapat penambahan yaitu
peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana
Desa setiap desa dan peraturan Bupati/Walikota mengenai perubahan tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap desa. Kemudian perubahan
persentase Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran Dana Desa sampai
menjadi 50% dan capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 50% tidak
keluarga penerima manfaat BLT Desa. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
Dana Desa belum yang belum dapat dikatakan akuntabel dan transparan. Terkait
kasus Kepala Desa Tengah, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa yang menjadi
salah satu lokasi penelitian ini dilaporkan oleh warganya ke DPRD terkait kasus
dugaan penyelewengan Dana Desa (APBDes) tahun 2017. Terdapat 23 item yang
menjadi pokok keluhan warga seperti dana aspirasi bantuan Masjid sebesar Rp
33.650.000, dan dana rehab tembok keliling pagar Kantor Desa sebesar Rp 7.500.000
yang tidak tersalurkan 100%. Selanjutnya dana pengadaan terop desa 6 (enam) buah
sebesar Rp 45.000.000.000 dan dana pengadaan kursi desa 150 buah senilai Rp
11.250.000 tidak tersalurkan 100%. Kemudian dana pembuatan pos kamling 6 (enam)
buah senilai Rp 27.000.000 tidak tersalurkan 50%, dan masih banyak lagi (Kabar
NTB, 2017). Hal ini terkait dengan proses pembangunan dan proyek Desa tidak bisa
tender. Oleh karena itu, peran pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan desa bisa
dikumpulkan melalui rapat atau musyawarah yang dilakukan oleh Pemerintah Desa.
keputusan politis.
Penelitian sejenis telah dilakukan di banyak desa, sebagaimana penelitian
mekanisme pengelolaan di Desa Sako sudah cukup baik, meskipun di setiap tahap
masih ada catatan kecil yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah desa agar
bisa diperbaiki untuk lebih baik lagi. Pelaksanaan pengelolaan Dana Desa dari tahap
karena pemerintah desa mengajak masyarakat untuk ikut memberikan aspirasi dan
mengetahui rencana apa yang perlu disetujui untuk pembangunan desa, seta
oleh Pemerintah Kabupaten meskipun tidak banyak media informasi yang digunakan
Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Dewi, dkk (2019:287) tentang
Kabupaten Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan akuntabilitas di Desa
mengenai pengelolaan Dana Desa dan publikasi dalam bentuk pemasangan spanduk
atau pengumuman saat musyawarah mengenai detail keuangan Dana Desa kepada
Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian intern dapat mengurangi
pelaksanaannya.
dengan baik sesuai peraturan yang berlaku dengan bukti adanya pertanggungjawaban
peraturan yang ada, hal itu terbukti dengan adanya Laporan Pertanggung Jawaban
(LPJ) yang isinya terdapat buku kas pembantu, kwitansi, dan kegiatan-kegiatan
akan dilaksanakan lebih lebih didominasi oleh perangkat desa. Faktor pendukung
pengelolaan dan desa yang pertama yaitu dukungan dari kebijakan yang lengkap.
Faktor yang kedua yaitu sosialisasi pengelolaan dana desa yang telah diikuti oleh
perangkat desa. ketiga adalah sarana dan prasara pendukung pengelolaan dana desa.
Dan yang menjadi Faktor penghambat pengelolaan dana desa yang pertama yaitu
sumber daya manusia yang rendah. Faktor yang selanjutnya yaitu partisipasi
masih belum sesuai dengan peraturan yang sudah ada, pemberdayaan masyarakat dan
peran lembaga desa menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan desa. Jika Dana
Desa dikelola dengan baik dan jujur, maka hasil kegiatan otonomi desa khususnya
menjadi hal yang penting terutama dalam proses pengambilan keputusan dan
dibutuhkan juga adanya kerjasama yang baik antara lembaga desa dengan masyarakat
dalam setiap tahapan-tahapan pengelolaan Dana Desa. Jika hal tersebut berjalan
dengan baik, maka besar kemungkinan masyarakat dapat lebih mengembangkan diri
untuk mencapai kemajuan bersama seperti yang diharapkan dari program desa, yaitu
terciptanya masyarakat yang lebih berdaya. Sebagai contoh, terdapat pengelolaan
sarana prasarana desa berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang
Sebagai bagian dari pemerintahan desa, lembaga desa juga ikut berperan serta
dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Sebagaimana telah
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, dinyatakan bahwa lembaga desa
kegundahan bagi masyarakat dan pemerintah pada umumnya, karena jika ingin
dianalisis lebih lanjut sebenarnya pemerintah telah menetapkan berbagai aturan dan
tersebut, pemerintah desa harus mengawal Dana Desa dengan melibatkan masyarakat
dalam proses pengawasan. Risiko munculnya masalah akan lebih besar apabila aparat
desa, yaitu Desa Pukat, Desa Orong Bawa, Desa Stowe Brang, Desa Jorok, Desa
Motong, Desa Tengah, Desa Sabedo, Desa Bajo, dan Desa Bale Brang. Terkait
masih belum sesuai dengan peraturan yang sudah ada dan penelitian yang telah
dengan objek berbeda di 5 (lima) desa di Kecamatan Utan, yaitu Desa Jorok, Desa
Orong Bawa, Desa Motong, Desa Bale Brang, dan Desa Tengah.
kategori desa maju, desa berkembang, dan desa tertinggal. Untuk memperoleh data
yang ada, peneliti akan menyebar kuesioner aparatur desa dan tokoh masyarakat.
karena berdasarkan tinjauan website Kabar NTB sebagaimana ditulis peneliti pada
paragraf sebelumnya, diduga masih terdapat desa yang masih belum memaksimalkan
dan kelembagaan desa. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
pengelolaan Dana Desa di Desa Jorok (Desa Maju), Desa Orong Bawa dan
Desa Motong (Desa Berkembang), serta Desa Bale Brang dan Desa
masyarakat?
Desa di Desa Jorok (Desa Maju), Desa Orong Bawa dan Desa Motong
(Desa Berkembang), serta Desa Bale Brang dan Desa Tengah (Desa
pengelolaan Dana Desa di Desa Jorok (Desa Maju), Desa Orong Bawa dan
Desa Motong (Desa Berkembang), serta Desa Bale Brang dan Desa
masyarakat.
Menurut Jensen & Meckling (1976), teori agensi adalah kontrak antara
keagenan muncul akibat adanya kontrak kerja atas persetujuan bersama yang terjadi
antara agent dan principal. Dalam hal ini dengan pengelolaan Dana Desa oleh
membuat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pemerintah Pusat, BPMPD,
masyarakat desa, dan BPD (principal) sebagai pemberi amanah dalam pelaksanaan
PEMERINTAH PUSAT
Ket:
BPMPD
Agent
BPD
Masyarakat
Dalam pengelolaan keuangan, Pemerintah Desa berfungsi sebagai
hubungan antara pemerintahan desa dan masyarakat selaku pihak yang akan
bertugas mengawasi penggunaan Dana Desa oleh Pemerintah Desa agar tidak
desa seperti peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan sosial dasar
anak, stimulasi, pola konsumsi dan lainnya, dan masih banyak lagi. Selain itu,
banyak lagi.
masyarakat desa.
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dalam bentuk beberapa tahapan, yaitu
keuangan desa yang berlaku saat itu yaitu Permendagri Nomor 113 Tahun
adalah rincian Dana Desa yang diterima oleh Pemerintah Desa di Kecamatan
adalah berdasarkan kriteria status Indeks Desa Membangun (IDM) yaitu desa
terdapat 5 desa yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu Desa Jorok
(Desa Maju), Desa Orong Bawa (Desa Berkembang), Desa Motong (Desa
Berkembang), Desa Bale Brang (Desa Tertinggal) dan Desa Tengah (Desa
Tertinggal).
pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
kepada otoritas yang lebih tinggi. Setiap pejabat atau petugas publik, baik
Kabupaten/Kota.
kepada Masyarakat.
Akuntabilitas Dana Desa merupakan bentuk pertanggungjawaban dari
pihak desa terkait pengelolaan Dana Desa, mulai dari perencanaan hingga
secara efektif dan efisien. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan Dana Desa
desa dalam mencapai rencana yang dapat dicapai dan sesuai dengan standar
kinerja atau sasaran yang sudah ditentukan. Dalam membuat kebijakan harus
pelaporan.
Pada penelitian ini akuntabilitas Dana Desa yang akan dibahas adalah tahap
Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Biaya (RAB), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dibahas
pengeluaran desa yang dilaksanakan melalui kas desa pada bank yang
paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Desa tentang APB
b. DPA itu sendiri terdiri atas Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa,
(lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi Pelaksana Kegiatan
Sekretaris Desa.
penyedia barang/jasa.
dan anggaran.
pencairan SPP ke dalam buku kas umum dan buku pembantu panjar.
kecil dari jumlah uang yang diterima. Kaur dan Kasi Pelaksana
a. Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri
atas: (1) Buku Pembantu Bank yaitu catatan penerimaan dan pengeluaran
melalui rekening kas desa, (2) Buku Pembantu Pajak yaitu catatan
penerimaan potongan pajak dan pengeluaran setoran pajak, dan (3) Buku
dan/atau kantor pos oleh pihak ketiga, dan (3) Oleh Kaur Keuangan untuk
d. Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan secara
e. Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan melalui
penyedia atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oleh Kasi Pelaksana
secara langsung oleh Kaur keuangan dan diketahui oleh Kepala Desa.
seluruh laporan paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan.
belanja dan pembiayaan yang dilakukan oleh Desa. Catatan Atas Laporan
memuat output dari kegiatan, rencana dan realisasi kegiatan, serta sumber
volume kegiatan dan satuan kegiatan, serta jumlah anggaran dan sumber dana
hanya berisi rincian anggaran dan sumber dana yang diperoleh untuk
oleh Desa dengan bantuan sumber dana dari Pemerintah Daerah. Sehingga
daerah dan program lainnya dalam akuntabilitas isinya harus sesuai dengan
dalam APBDes.
yaitu pada tahap pelaksanan Kepala Desa menugaskan Kaur dan kasi
Pelaksanaan Anggaran) paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Desa
tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang APB Desa ditetapkan,
Camat.
anggaran.
masuk ke Desa.
paling sedikit pada papan pengumuman Desa dan/atau media lain yang lazim
Kabupaten/Kota.
penggunaan Dana Desa dapat dilakukan melalui baliho, papan informasi desa,
media elektronik, media cetak, media sosial, website desa, leaflet, pengeras
suara di ruang publik, dan media lainnya sesuai dengan kondisi desa yang bisa
diakses secara langsung oleh masyarakat desa agar lebih mudah mendapatkan
informasi Dana Desa tentang perkembangan dan kemajuan setiap tahapan dari
penggunaan Dana Desa secara efektif dan efisien harus dipublikasikan kepada
Desa. Pada penelitian ini transparansi pengelolaan Dana Desa yang akan
Dana Desa melalui baliho atau website desa. Salah satu peraturan yang
bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap
informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara
dikecualikan dan bersifat ketat, terbatas dan rahasia sesuai dengan undang-
Informasi Publik, maka Dana Desa dapat lebih transparan kepada publik dan
Tahap pelaksanaan termasuk salah satu tahap pengelolaan Dana Desa, dimana
segala bentuk rencana kegiatan yang berkaitan dengan Dana Desa akan
Desa (BPD) dapat menilai dan memberikan masukan untuk segala bentuk
pemukiman, jalan pemukiman, jalan poros desa, jaringan internet untuk desa,
dan masih banyak lagi. Setiap program atau kegiatan yang dilaksanakan, akan
ada tim PPHP (Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan) yang bertugas memeriksa
buku kas umum dengan menggunakan metode pencatatan basis kas sesuai
untuk dipertanggungjawabkan.
dilakukan pemerintah desa adalah dengan melakukan rapat akhir tahun yang
APBDes, dan juga bisa berupa website yang dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat.
2014 Tentang Desa menyebutkan bahwa salah satu tujuan dari pengaturan
desa. Adanya sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah
membutuhkan.
b. Adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan, usulan ataupun kritik
website desa.
laporan berkala mengenai pengelolaan Dana Desa dan publikasi dalam bentuk
desa berjalan dengan baik sehingga manfaat Dana Desa langsung bisa
sudah cukup baik, meskipun di setiap tahap masih ada catatan kecil yang
menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah desa agar bisa diperbaiki untuk
lebih baik lagi. Pelaksanaan pengelolaan Dana Desa dari tahap perencanaan
mengetahui rencana apa yang perlu disetujui untuk pembangunan desa, seta
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah pada
kesalahan tersebut, merasa tidak ada pihak yang dirugikan, keharusan untuk
Tengah. Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian intern dapat mengurangi
pelaksanaannya.
2.9. Kerangka Konseptual
G
Pemerintah Desa
Dasar Hukum:
Pemberdayaan Masyarakat
Akuntabilitas Transparansi
Perencanaan Perencanaan
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pelaporan Penatausahaan
Pertanggungjawaban Pelaporan
Pertanggungjawaban
Akuntabilitas
Manfaat Pemberdayaan
Masyarakat
Akuntabilitas
Kelembagaan
Akuntabilitas Desa
Prosedural
Triangulasi Antar
Informan
Pemberdayaan Masyarakat
Hasil Penelitian
Kesimpulan
2.10. Pengujian Hipotesis
Desa yang dikelola dapat dikontrol dan diawasi dengan baik oleh pihak yang
Erni Tahrir (2018) dengan judul pengaruh alokasi Dana Desa terhadap
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Garung, dkk (2020:09) dengan
Kecamatan Utan.
yang harus dilakukan oleh pemerintah desa selaku pelaku administrasi, dan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
pendekatan kuantiatif menggunakan mixed methods dengan desain konvergen, yaitu suatu
penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan
secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga data yang diperoleh lebih
Penelitian ini dilakukan pada desa-desa yang ada di Kecamatan Utan, Kabupaten
Sumbawa Besar. Pemilihan lokasi ini dengan melihat transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan Dana Desa yang dilaksanaakan oleh pengelola Dana Desa dan masyarakat di
3.3.1. Populasi
Sumbawa Besar.
tertentu (Sugiyono, 2017:96). Kriteria dalam pemilihan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desa berdasarkan kriteria status Indeks Desa Membangun (IDM)
yaitu desa tertinggal, desa berkembang, dan desa maju. Berdasarkan kriteria tersebut
terdapat 5 desa yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu Desa Jorok, Desa Orong
Selain itu, teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu Convenience
karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Dari 9 (sembilan) Desa
yang terdapat di Kecamatan Utan, peneliti mengambil sampel 5 (lima) Desa yang sesuai
3.3.3. Informan
Informan yang digunakan dalam penelitian ini dipilih 8 orang informan setiap
desa, yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan dan
Seksi Pelaksana Kegiatan Anggaran, BPD, Kepala Dusun, tokoh agama/taruna dan tokoh
masyarakat. Dengan demikian, jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini
adalah 40 orang.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat
secara langsung atau dikirimkan melalui pos, atau internet. Informan yang digunakan
b. Observasi
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu peneliti ingin mengamati
apakah transparansi dan akuntabilitas sudah diterapkan serta pengelolaan Dana Desa
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku mulai dari pelaporan sampai dengan
pertangungjawaban yang dilakukan oleh aparat desa yang ada di beberapa desa
Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa Besar. Peran lembaga desa adalah sebagai
wadah partisipasi masyarakat dan mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam
Desa dan lembaga Desa. Dalam teknik ini, peneliti akan melakukan observasi
Pemerintah Desa.
c. Dokumentasi
papan informasi desa, website desa, dan dokumen yang bisa diakses langsung oleh
masyarakat.
Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi yang bertujuan untuk
dan akuntabilitas Dana Desa. Data ini diperoleh dari pihak-pihak yang berhubungan
langsung dengan proses pengelolaan keuangan Dana Desa yaitu Kepala Desa, Sekretaris
Desa, Kepala Urusan Keuangan dan Pelaksana, Kepala Seksi Pelaksana, BPD, dan tokoh-
tokoh masyarakat yang terkait langsung dalam proses pengelolaan keuangan Dana Desa.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil Musrenbangdes
yang dilakukan oleh unit organisasi atau pihak-pihak yang berkepentingan secara terbuka
akhir. Pemerintah wajib membuat pelaporan yang menyampaikan informasi data atau
informasi Dana Desa mengenai perkembangan dan kemajuan setiap tahapan dari
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
desa seperti peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan sosial dasar yang
kesehatan, air bersih, sanitasi, pengasuhan anak, stimulasi, pola konsumsi dan lainnya,
oleh Pemerintah Desa. Tahap pelaksanaan berupa tahap program kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang direncanakan telah dilaksanakan. Pada tahap pelaporan akan dilakukan
terdiri atas Pemerintah Desa/Desa Adat dan Badan Permusyawaratan Desa/Desa Adat,
kewenangan, dan keuangan desa yang semakin kuat, penyelenggaraan pemerintah desa
diharapkan lebih akuntabel dan transparan yang didukung dengan sistem pengawasan dan
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantiatif dan analisis
kualitatif.
a. Dokumentasi
2. Melakukan pengujian statistik dari kuesioner yang di angka kan, kemudian hasil
a. Skala Likert
b. Skala Gutman
c. Ratingscale
d. Semantic Deferential
mendapatkan data interval atau rasio. Hal ini tergantung pada bidang yang akan
diukur. Dalam penelitian ini, skala yang akan digunakan adalah skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala likert, variabel yang
Setuju =S =4
Kurang Setuju = KS = 3
Tidak Setuju = TS =2
interval, maka data yang diperoleh dari kuesioner yang berbentuk ordinal
Interval).
a. Obersvasi
dilakukan oleh pemerintah desa dalam hal ini terkait pelaporan dan
2. Editing data (memilih yang penting dan membuang yang tidak dipakai)
b. Dokumentasi
(Sugiyono, 2017:469):
b. Tokoh Masyarakat
d. Kepala Dusun
4. Editing data (memilih yang penting dan membuang yang tidak dipakai)
Suatu data dikatakan valid jika data yang dikumpulkan sama atau tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek penelitian.
Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama
menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda
menghasilkan data yang sama, atau kelompok data apabila dipecah menjadi dua
menunjukkan data yang berbeda. Adapun cara untuk menguji keabsahan data
diantaranya:
membandingkan antara satu informan dengan informan lainnya. Data yang diperoleh
Triangulasi ini untuk menguji validitas data dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
Triangulasi ini mengecek data pada setiap indikator yang saling berakitan dan
memiliki variabel yang sama seperti halnya antara efisiensi pelaksanaan dengan
Triangulasi ini mengecek data pada setiap variabel yang saling berkaitan seperti
Triangulasi ini mengecek data pada setiap variabel dengan menggunakan metode
datanya. Pengambilan kesimpulan ini ditujukan untuk mengetahui jawaban dari masalah
menggunakan teknik analisis data kualitatif dari Miles dan Hubberman. Miles dan
Hubberman menyatakan ada 4 (empat) alur kegiatan analisis yang terjadi secara
bersamaan, yaitu:
a. Pengumpulan Data
dalam bentuk tulisan maupun rekaman. Dengan demikian peneliti akan memperoleh
b. Reduksi Data
pada hal-hal yang penting, dan dicari pola temanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
diperlukan.
c. Penyajian Data
bagianbagian tertentu dari penelitian. Pada penelitian ini data yang telah teroganisir
disajikan dalam bentuk deskripsi informasi yang sistematis dalam bentuk narasi dan
tabel.
d. Penarikan Kesimpulan
ditujukan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan peneliti yang telah diebutkan
Selain itu, teknik analisis data yang digunakan untuk analisis data kuantitatif
adalah analisis regresi linear berganda untuk meyakinkan bahwa variabel bebas
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Teknik analisis data dalam penelitian ini
dibantu oleh Statistical Program For Special Science (SPSS). Sebelum melakukan
analisis, sesuai dengan syarat metode OLS (Ordinary Least Square) maka lebih dahulu
harus melakukan uji validitas, uji realibilitas, asumsi klasik dan uji hipotesis.
a. Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r hitung kita
bandingkan dengan r tabel, dimana df= n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung
maka valid.
Dalam melakukan uji validitas ini peneliti akan menggunakan SPSS dengan
teknik pengujian dengan rumus product moment dari Karel Pearson sebagai berikut:
R=
Keterangan :
N : jumlah sampel
∑X : jumlah skor x
∑Y : jumlah skor y
b. Uji Reliabilitas
digunakan. Suatu alat ukur dinyatakan reliabel yang tinggi atau dapat dipercaya,
apabila alat tersebut stabil. Sehingga dapat diandalkan dan dapat digunakan dalam
apabila dua atau lebih penelitian dalam objek yang sama menghasilkan data yang
sama.
Cronbach Alpha sebesar 0,60. Jika tingkat alpha hitung > 0,60 maka alat ukur
tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi.96 Jika nilai pada hasil reliabilitas kurang
dari 0,60 maka hasil tersebut reliabilitas, sebaliknya apabila nilai pada hasil
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linier. Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Tidak ada ketentuan yang
pasti tentang urutan uji yang mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat
dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan analisis
terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi
persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi
1. Uji Normalitas
variabel pengganggu atau residual yang memiliki distribusi normal dalam model
regresi.
Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji
Smirnov satu arah. Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data
mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai nilai signifikannya.
Jika signifikannya > 0,05 maka berdistribusi normal dan sebaliknya jika
2. Uji Multikolinieritas
mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk
Jika VIF yang dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi multikorelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang tidak
terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau
sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja,
berpola.
d. Uji Hipotesis
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih
+e
Keterangan:
a : nilai konstanta
X : variabel independen
X1 : akuntabilitas
X2 : transparansi
dependen terkait. Jika nilai t hitung > dari t tabel maka dapat dinyatakan bahwa
dependen. Jika nilai signifikansi t hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen secara individu berpengaruh signifikansi
Kriteria pengujian simutan pada skripsi ini yaitu jika F hitung < F tabel maka
tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel
dependen sedangkan jika F hitung > F tabel maka ada pengaruh secara simultan
dependen.
4. R2 (Koefisien Determinasi)
Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary
Duwi Priyatno. 2013. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Gaya Media.
Fahri, LN. 2017. Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa terhadap Manajemen
Keuangan Desa dalam Meningkatkan Efektivitas Program Pembangunan
Desa. Jurnal Publik. Vol.11(01).
Garung, CY. Ga, Linda Lomi. 2020. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi
terhadap Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pencapaian Good
Governance pada Desa Manulea, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten
Malaka. Jurnal Akntansi, Vol.8(01):19-27.
Jensen, Michael C, Dan William H, Meckling .1976. Theory of the Firm Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Strcture. Journal Of Financial And
Economics, Vol 3, No. 4: 305-360.
KabarNTB, 2018. Warga Desa Tengah Utan Laporkan Dugaan Penyelewengan
Kades ke DPRD. http://kabarntb.com/2018/07/warga-desa-tengah-utan-
laporkan-dugaan-penyelewengan-kades-ke-dprd/, diakses pada tanggal 10
Mei 2020.
Kementerian Dalam Negeri. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta:Departemen Dalam
Negeri.
Kementerian Dalam Negeri. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,
Kementerian Dalam Negeri. 2018. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta:Departemen Dalam
Negeri.
Kementerian Dalam Negeri. 2018. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2018 Tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.
Peraturan Bupati Sumbawa. 2019. Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 42 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 96 Tahun 2018
Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa
Di Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2019.
Syafi’i, RI. Wahsuni, AW. & Afifudin. 2018. Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Alokasi Dana Desa , Kebijakan Desa, dan Kelembagaan Desa
terhadap Pemberdayaan Masyarakat. E-JRA, Vol.07(02).
Tambuwun, FV. Sabijono, H. & Alexander, SW. 2018. Analisis Transparansi dan
Akuntabilitas Otonomi Desa dalam Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Alokasi Dana Desa di Desa Kauneran Satu Kecamatan Sonder Kabupaten
Minahasa. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. Vol.13(4).
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
SMA
D3
S1
Petunjuk Pengisian
memberikan tanggapan atas pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda checklist
(√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling benar, dengan petujuk sebagai
berikut:
1. S = Setuju
2. KS = Kurang Setuju
3. TS = Tidak Setuju
4. TT = Tidak Tahu
Informan : Kepala Desa
No Pertanyaan S KS TS TT
Pemerintah Desa mewujudkan prinsip akuntabilitas dan
transparansi dalam mendukung keterbukaan dalam
penyampaian informasi secara jelas kepada masyarakat.
21.
Pemerintah Desa melakukan pemberdayaan masyarakat
untuk mendukung potensi sumber daya manusia.
No Pertanyaan S KS TS TT
Sekretaris desa mengoordinasikan penyusunan dan
1.
pelaksanaan kebijakan APBDes.
Sekretaris desa mengoordinasikan penyusunan rancangan
2.
APBDes dan rancangan perubahan APBDes.
Sekretaris desa mengoordinasikan penyusunan rancangan
3. peraturan Desa tentang APBDes, perubahan APBDes, dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes.
Sekretaris desa mengoordinasikan penyusunan rancangan
4. peraturan kepala Desa tentang Penjabaran APBDes dan
Perubahan Penjabaran APBDes.
Sekretaris desa mengoordinasikan tugas perangkat Desa lain
5.
yang menjalankan tugas PPKD.
Sekretaris desa mengoordinasikan penyusunan laporan
6. keuangan Desa dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDes.
Sekretaris desa melakukan verifikasi rancangan DPA,
7.
DPPA, dan DPAL.
8. Sekretaris desa melakukan verifikasi terhadap RAK Desa.
Sekretaris desa melakukan verifikasi terhadap bukti
penerimaan dan pengeluaran APBDes.
No Pertanyaan S KS TS TT
Kaur dan Kasi Pelaksana Anggaran melakukan kegiatan
1. yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja sesuai bidang tugasnya.
Kaur dan Kasi Pelaksana Anggaran melaksanakan anggaran
2.
kegiatan sesuai bidang tugasnya.
Kaur dan Kasi Pelaksana Anggaran mengendalikan kegiatan
3.
sesuai bidang tugasnya.
Kaur dan Kasi Pelaksana Anggaran menyusun DPA, DPPA,
dan DPAL sesuai bidang tugasnya.
No Pertanyaan S KS TS TT
Musyawarah desa dilaksanakan dan dipimpin oleh BPD
difasilitasi oleh Pemerintahan Desa.
No Pertanyaan S KS TS TT
Musyawarah dusun dipimpin oleh kepala dusun, diikuti oleh
1.
bpd, pemerintah desa, dan unsur masyarakat lainnya.
Musdus dilakukan di rumah kepala dusun atau balai
2.
pertemuan.
Menggali semua usulan masyarakat untuk direalisasikan di
musdus.