Anda di halaman 1dari 8

Nama: Angga Tri Setyo

Kelas: 1A

NIM: 2920183231

STRESSOR

Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetus perubahan (tidak terpenuhinya kebutuhan).

a. Kebutuhan dapat berupa :


b. Kebutuhan fisiologis,
c. Psikologis,
d. Social,
e. Lngkungan,
f. Perkembangan dan lain-lain.

STRESOR TERBAGI MENJADI 2:

 STRESOR INTERNAL: Sakit, Menopause, Kehamillan


 STRESOR EKSTERNAL: Perubahan peran, Tekanan dari lingkungan
KONSEP STRESS DAN ADAPTASI

Proses terjadinya stres secara fisiologis (Dadang hawari, 2012 dalam Suliswati, 2015) :

Stressor → Susunan syaraf pusat (otak, sistem limbik, sistem transmisi saraf/neurotransmitter → Kelenjar endokrin (sistem
hormonal, kekebalan/imunitas) → Stress, Cemas, Depresi.

ADAPTASI TERHADAP STRESOR

Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stres.

Bertujuan: Mempertahankan fungsi yang optimal.

DEFINISI STRES

Adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari atau perubahan yang
memerlukan penyesuaian ( Mubarak, 2015).

SUMBER STRES

 Fisik (keadaan fisik : suhu rendah/tinggi dll)


 Kimiawi (pengaruh kimiawi : obat-obatan)
 Mikrobiologik (virus, bakteri,parasit)
 Fisiologik (fungsi tubuh tidak normal)
 Proses pertumbuhan dan perkembangan (gangguan tumbang)
 Psikologis/emosional (hubungan interpersonal, dll)

Tahapan Stres (Dr. Robert J. Van Amberg, 1979)

1. Stres Tahap 1
 Semangat bekerja besar, berlebihan (overacting)
 Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
 Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energy dihabiskan disertai
rasa gugup yang berlebihan
 Merasa senang dg pekerjaannya & semakin bersemangat namun tanpa disadari cadangan energi menipis
2. Stres Tahap II
Stres yang semula menyenangkan mulai menghilang & timbul keluhan-keluhan yaitu:
 Merasa letih sewaktu bangun pagi
 Merasa mudah lelah sesudah makan siang
 Lekas merasa capai menjelang sore
 Sering mengeluh perut tidak nyaman
 Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
 Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
 Tidak bisa santai

3. Stres Tahap III


Bila tetap memaksakan diri keluhan akan semakin nyata & mengganggu:
 Gangguan lambung usus semakin nyata contohnya: Gastritis,Diare
 Ketegangan otot-otot semakin terasa
 Perasaan tidak tenang & ketegangan emosional semakin meningkat
 Gangguan pola tidur

 Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa sempoyongan dan serasa mau pingsan)

4. Stres tahap IV Bisa tidak ditemukan sakit secara medis. Namun gejala dapat muncul spt:
 Untuk bertahan sepanjang har saja sudah teraamat sulit
 Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan & mudah diselesaikan menjadi membosankan terasa lebih sulit
 Yang semula tanggap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai
 Ketidakmampuan melakukan ADL
 Gangguan pola tidur disertai mimpi yg menegangkan
5. Stres tahap V
 Sering akali menolak ajakan karena tidak ada semangat
 Daya konsentrasi & ingatan menurun
 Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya

6. Stres Tahap VI
 Kelelahan fisik & mental yang semakin mendalam
 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
 Gangguan sitem pencernaan semakin berat
 Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung & panik

7. Stres tahap VII


Tahap klimaks ,seseorang mengalami serangan panic & perasaan takut mati. Sering dibawa ke UGD,ICCU meskipun tidak
ditemuakan kelainan fisik organ
 Debaran jantung teramat keras
 Susah bernafas (sesak)
 Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
 Ketiadaan tenaga untuk hal-hal ringan
 Pingsan ataukolaps

Model Stress

Digunakan untuk mengidentifkasi stressor bagi individu tertentu dan memprediksi respon individu tersebut terhadap stresor. Perawat
dapat membantu klien mengatasi respon tidak sehat, non produktif.Model Stres Diklasifikasikan atas 3 model stres:

1. Berdasar respon
2. Berdasar stimulus
3. Berdasar transaksi

RESPON TERHADAP STRESOR

1. Respon Fisiologis
General Adaptation Syndrome (GAS) / sindrom adaptasi umum
Bila individu terancam oleh stress isyaratnya akan dikirim keotak dan otak mengirim informasi ini ke hipotalamus sehingga
sistem syaraf otonom dan endokrin terstimulasi akibatnya terjadi suatu perubahan fisiologis berupa gejala dari sistem syaraf
otonom dan endokrin.
2. Respon Psikologis
Perilaku adaptif psikologis dapat konstruktif atau desdruktif. Perilaku adaptif psikologis disebut juga sebagai
MEKANISME KOPING

Koping: Keberhasilan menghadapi atau menangani masalah dan situasi

Strategi Koping

1. Problem Solving Focused Coping:


 Negosiasi
 Konfrontasi
 Minta nasihat
2. Cognitively Focused Coping:
 Membandingkan dengan positif
 Abaikan yang negative
 Subtitusi
3. Emotion focused coping
 Situasi yang penuh tekanan

Mekanisme Pertahanan Diri:

 Represi (dilupakan)
 Regresi (kembali kemasa lalu)
 Menarik diri
 Denial (menyangkal)
 Proyeksi (menyalahkan orang lain)

Factor Yang Mempengaruhi Perilaku Koping:


 Kesehatan fisik
 Keyakinan atau pandangan positif
 Keterampilan memecahkan masalah
 Keterampilan social
 Dukunngan social

Anda mungkin juga menyukai