Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FISIOLOGI DASAR

FISIOLOGI KARDIOVESKULER (HEMODINAMIKA) TUBUH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. FITRIA RAKHMI SETIYANI J310201207


2. EWA ADELLA J310201208

S1 GIZI TRANSFER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemodinamik yang berarti harfiah “Gerakan darah” adalah studi tentang
aliran darah atau sirkulasi. Semua sel hewan membutuhkan oksigen (O 2), air dan
energi dalam proses yang dikenal sebagai respirasi aerobic. System peredaran darah
berfungsi untuk mengangkut darah untuk memberikan O2, nutrisi dan bahan kimia ke
sel-sel tubuh, untuk memastikan Kesehatan mereka dan fungsi yang tepat, dan untuk
menghapus produk limbah selular.
Hemodinamika adalah pemeriksaan aspek sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakteristik fisiologis vascular perifer. Tujuan pemantauan hemodinamik adalah
untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelaianan fisiologis secara dini dan memantau
pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi keseimbangan homeostatic
tubuh, Hemodinamik merupakan bagian penting dari fisiologi kardiovaskular yang
berhubungan dengan kekuatan pompa (jantung) telah mengembangkan untuk
mengedarkan darah melalui system kardiovaskular.
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini
mencakup system sirkulasi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan
pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal di jantung,
yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-
100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh
tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian Kembali ke jantung melalu venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah
digunakan sebagai system transport oksigen, karbondioksida, makanan dan hormone
serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap
sel dalam tubuh. Dalam hal ini, factor perubahan volume cairan tubuh dan hormone
dapat berpengaruh pada system kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dalam memahami system sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi
fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai
problematika berkaitan dengan system kardiavaskuler tanpa ada kesalahan yang
membuat kita melakukan neglicent (kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali
memahami anatomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam
mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi tubuh dalam proses kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana anatomi fisiologi dalam system hemodinamik tubuh tersebut ?
C. Tujuan
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan pembaca dapat memahami berkaitan
dengan anatomi fisiologi dalam system hemodinamik tubuh.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemodinamika Tubuh
1. Pengertian Hemodinamika
Hemodinamik merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat
aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan karakterisitik fisiologis vaskular
perifer [ CITATION Bud16 \l 1033 ]. Pemantauan hemodinamik merupakan suatu
teknik pengkajian pada pasien kritis, mengetahui kondisi perkembangan
pasien, serta untuk antisipasi kondisi pasien yang memburuk [ CITATION
Agu20 \l 1033 ]. Pemantauan hemodinamik adalah pengamatan parameter
fisiologi dari sistem kardiovaskular, dibutuhkan untuk pasien yang dirawat di
unit perawatan intensif karena ketidakstabilan hemodinamik yang
menyebabkan ketidak seimbangan antara pengiriman dan permintaan
oksigen[ CITATION Okt18 \l 1033 ].
2. Faktor yang Mempengaruhi Hemodinamika
Faktor-faktor yang mempengaruhi hemodinamik antara lain :
a. Faktor Penyakit
Dapat mempengaruhi hemodinamik pasien seperti adanya
gangguan pada organ jantung, paru-paru, ginjal dimana pusat sirkulasi
melibatkan ketiga organ tersebut terutama jika terjadi di sistem
kardiovaskular dan pernafasan.
b. Faktor Obat-obatan atau Terapi
Obat-obatan/terapi seperti analgesik dan sedasi dapat
mempengaruhi status hemodinamik, contohya adalah morfin obat
tersebut dapat meningkatkan frekuensi pernafasan.
c. Status Psikologi
Status psikologi yang buruk atau psychological distress tentu saja
akan mempengaruhi hemodinamik, karena respon tubuh ketika stress
memaksa jantung untuk bekerja lebih cepat.
d. Aktifitas
Aktifitas yang berlebihan akan mempengaruhi system kerja tubuh
seperti jantung, karena jantung akan bekerja lebih cepat ketika kita
sedang beraktifitas [ CITATION Sub18 \l 1033 ].
B. Konsep Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Kardiovaskuler meningkat sebagai penyebab kematian. Sistem jantung
berfungsi menghantarkan oksigen, nutrisi dan substansi lainnya ke jaringan tubuh dan
membuang produk sisa metabolisme seluler melalui pompa jantung, sistem vaskula
sirkulasi dan integrasi sistem lainnya seperti sistem pernapasan, pencernaan dan
ginjal. Ventrikel kanan memompa darah melalui sirkulasi pulmonal, ventrikel kiri
memompa darah ke sirkulasi sistemik yang menyediakan oksigen dan nutrien ke
jaringan dan membuang sampah dari tubuh. Sistem sirkulasi mensuplai gas
pernapasan, nutrien dan produk sampah antara darah dan jaringan [ CITATION Les14 \l
1033 ].
Aliran darah miokardium harus mensuplai oksigen dan nutrisi yang cukup
untuk miokardium itu untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke sirkulasi
pulmonal dan sirkulasi sistemik. Aliran darah satu arah melalui 4 (empat) katup
jantung. Selama diastole ventrikuler, katup atrioventikular (mitral dan trikuspid)
terbuka dan darah mengalir dari atrium dengan tekanan yang lebih tinggi kedalam
ventrikel yang relaksasi. Setelah pengisian ventrikular, maka akan dimulai fase sistol [
CITATION Lee11 \l 1033 ].
Tekanan intraventrikular sistolik meningkat, maka katup atrioventikular akan
menutup, sehingga mencegah aliran darah kembali ke dalam atrium dan kemudian
kontraksi ventikular dimulai. Selama fase sistolik, tekanan ventrikular meningkat,
menyebabkan katup semilunar (aorta dan pulmonal) terbuka. Saat ventrikel
mengeluarkan darah, maka tekanan intraventrikular menurun dan katup semilunar
menutup sehingga mencegah aliran balik kedalam ventrikel [ CITATION Lee11 \l 1033 ].
Jika terjadi masalah pada system karidovaskular maka keseimbangan
hemodinamik tubuh juga akan terganggu karena hemeotatis tubuh, yaitu penyesuaian
atau kompensasi yang terjadi disuatu keadaan yang tidak normal [ CITATION Lee11 \l
1033 ].

C. Jantung
Jantung merupakan organ yang penting dalam sisitim tubuh manusia. Jantung
berfungsi untuk memompakan darah yang mengandung oksigen dan nutrien ke
seluruh tubuh. Jantung terdiri dari beberapa ruang yang dibatasi oleh beberapa katup,
diantaranya adalah katup atrioventrikular dan semilunar. Katup atrio ventrikular
terdiri atas katup bicuspid (mitral) dan katup tricuspid, yang terletak diantara atrium
dan ventrikel, sedangkan katup semilunar terletak antara ventrikel dengan aorta dan
arteri pulmonal [ CITATION Ram18 \l 1033 ].
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikel kiri
dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut, pompa
kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri
berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang
dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan
sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya [ CITATION
Ram18 \l 1033 ].
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis, dan
berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung
terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu :
1. Endokardium
Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi
oleh endotel. Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan
banyak mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem
penghantar impuls.
2. Miokardium
Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung
dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3. Epikardium
Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas
visceral perikardium. Sebelah luar diliputi oleh epitel selapis gepeng
(mesotel). Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam
lapisan ini.
D. Sirkulasi Jantung
Jantung berfungsi sebagai pompa yang mendorong darah melalui seluruh
sistem vaskuler Jantung dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: jantung bagian kanan
yang memompa darah melalui paru-paru dan jantung bagian kiri yang memompa
darah melalui organ dan jaringan perifer. Masing-masing unit terdiri dari dua ruangan,
atrium dan ventrikel. Secara sederhana, dua atrium berfungsi sebagai tempat untuk
mengumpulkan darah kembali ke jantung, sedangkan kedua ventrikel berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Darah mengalir dari atrium ke ventrikel dan
kemudian mengalir dari ventrikel ke seluruh tubuh [ CITATION Pus15 \l 1033 ].

Gambar 1 [ CITATION Pus15 \l 1033 ]


Siklus jantung adalah interval dari akhir satu kontraksi jantung ke akhir
kontraksi berikutnya. Siklus jantung terdiri dari dua periode, yaitu periode kontraksi
(sistol) dan relaksasi (diastol). Selama sistol, ruang jantung memompa darah ke luar;
selama diastol, ruang jantung terisi dengan darah [ CITATION Pus15 \l 1033 ].
1. Fungsi Atrium
Atrium kanan, berfungsi sebagai tempat penampungan darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena cava
superior, vena cava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung
sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke
paru.
Atrium kiri, berfungsi sebagai penerima darah yang kaya oksigen dari
kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke
ventrikel kiri, dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
2. Fungsi Ventrikel
Selama fase sistolik ventrikel, sejumlah darah berkumpul dalam atrium
karena katup A-V tertutup. Oleh karena itu, segara sesudah sistolik selesai dan
tekanan ventrikel turun lagi sampai ke nilai diastoliknya yang rendah, tekanan
yang cukup tinggi didalam atrium segera mendorong katup A-V agar terbuka
sehingga darah dapat mengalir dengan cepat kedalam ventrikel, seperti yang
diperlihatkan dengan naiknya kurva volume ventrikel. Keadaan ini disebut
sebagai periode pengisian cepat pada ventrikel.
Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kiri, menerima darah dari
atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel
ini dipisahkan oleh sekat yang disebut dengan septum ventrikel.
Sistol ventrikel terjadi setelah penutupan katup mitral dan trikuspid.
Periode sistolik dibagi dalam tiga fase:
a. Periode Kontraksi Isovolemik (isomeric)
Periode sistolik dimulai dengan peningkatan tekanan ventrikel
untuk pertama kali setelah katup mitral dan trikuspid menutup
b. Periode Ejeksi
Hal ini terjadi apabila tekanan ventrikel melebihi tekanan
dalam aorta dan arteri pulmonal. Keadaan ini akan memaksa katup
aorta dan pulmonal membuka sehingga menyebabkan darah keluar
dengan cepat dari ventrikel. Pada periode sistolik ventrikel selanjutnya,
tekanan ventrikel akan turun dan ejeksi ventrikel akan berkurang.
c. Periode Relaksasi Isovolemik (Isometrik)
Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-
tiba, sehingga tekanan intraventricular menurun dengan cepat.
Peninggian tekanan didalam darah arteri besar yang berdilatasi segera
mendorong darah kembali ke ventrikel, dimana aliran ini akan
menutup katup aorta dan katup pulmonalis dengan keras.
Gambar 2 Siklus Afkititas Jantung [ CITATION Pus15 \l 1033 ]
Diastol ventrikel terjadi setelah penutupan katup aorta dan pulmonal.
Periode diastolik dibagi dalam tiga fase Fase pertama, meliputi: Pada awal
periode ini, tidak ada darah yang memasuki ventrikel, sehingga volumenya
tidak bertambah. Keadaan ini juga dikenal sebagai fase relaksasi isovolumik.
Apabila tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel, maka katup mitral dan
trikuspid akan membuka dan darah akan memasuki ventrikel dengan cepat.
Keadaan ini juga dikenal sebagai fase pengisian cepat [ CITATION Lee11 \l
1033 ].
Pada pertengahan periode diastolik, hampir tidak ada aliran ke dalam
ventrikel. Periode ini terjadi ketika atrium dan ventrikel dalam keadaan
relaksasi. Pada akhir periode diastolik, terjadi kontraksi atrium atau ”sentakan
atrium” dan darah yang tersisa akan diperas keluar dari atrium. Keadaan ini
juga dikenal sebagai fase pengisian lambat [ CITATION Pus15 \l 1033 ].

3. Fungsi Katup
Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas
jaringan fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua
permukaannya dibatasi oleh lapisan endotel. Persyarafan jantung tersusun atas
sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung. Sistem
yang menimbulkan dan menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas
beberapa struktur yang memungkinkan bagi atrium dan ventrikel untuk
berdenyut secara berurutan dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai
pompa yang efisien.
Katup pada jantung terdiri dari katup atrioventrikuler, katup aorta dan
katup pulmonal.
a. Katup Atrioventrikuler
Ada 2 macam yaitu katup trikuspidal (terletak diantara atrium dan
ventrikel kanan) dan katup mitralis (terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri). Fungsi dari katup Atrioventrikuler (AV) adalah
mencegah darah masuk Kembali ke atrium ketika ventrikel
berkontraksi.
b. Katup Aorta
Disebut juga katup semilunaris aorta. Berfungsi untuk mencegah darah
dari aorta masuk Kembali ke dalam ventrikel kiri.
c. Katup Pulmonalis
Disebut juga dengan katup semilunaris pulmonalis. Berfungsi untuk
mencegah darah masuk Kembali dari arteria pulmonalis masuk
kembali ke dalam ventrikel kanan.
Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung
dari impuls syaraf. Sel-sel otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut
dengan iramanya sendiri. Pada otot jantung, sel-sel ini sangat erat
berhubungan dan terjadi pertukaran informasi dengan adanya gap junction
pada discus interkalaris. Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom
mempersyarafi jantung membentuk pleksus-pleksus yang tersebar luas pada
basis jantung. Pada daerah-daerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan
atrioventrikuler, terdapat sel-sel Handout Mikroskopi Anatomi Sistem
Sirkulasi 2 syaraf ganglion dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini
mempengaruhi irama jantung, dimana perangsangan bagian parasimpatis
(nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut jantung, sedangkan
perangsangan syaraf simpatis mempercepat irama pace maker [ CITATION Pus15
\l 1033 ].
E. Hubungan antara Bunyi Jantung dengan Pompa Jantung
Sewaktu mendengarkan bunyi jantung dengan stetoskop, pembukaan katup
jantung tidak terdengar karena hal ini merupakan suatu proses yang terjadi relative
lambat sehingga tidak menimbulkan suara. Akan tetapi, waktu daun katup tertutup,
daun dari katup dan cairan di sekelilingnya bergetar oleh karena adanya perbedaan
tekanan yang timbul dengan tiba-tiba, sehingga menghasilkan suara yang menjalar
melewati dada ke semua jurusan.
Bila ventrikel berkontraksi, pertama kali akan terdengar suatu suara yang
disebabkan oleh penutupan katup A-V. getaran suara tersebut nadanya rendah dan
berlangsung relative lama dan dikenal sebagai bunyi jantung pertama. Sewaktu katup
aorta dan pulmonalis menutup pada akhir sistolik, terdengarlah suatu bunyi yang
mengatup lebih cepat, sebab katup-katup ini menutup dengan cepat, dan sekelilingnya
hanya bergetar untuk suatu periode waktu yang dingkat. Bunyi ini dikenal sebagai
bunyi jantung kedua.
Bila atrium berdenyut, kadang-kadang terdengar bunyi atrium, yang
disebabkan oleh getaran yang berhubungan dengan aliran darah yang masuk ke
ventrikel. Juga bunyi jantung ketiga dapat terjadi kira-kira pada akhir sepertiga
pertama dari fase diastolic, yang diyakini disebabkan oleh darah yang mengalir masuk
ke dalam ruang ventrikel yang hamper penuh dengan bunyi bergemuruh.

F. Bunyi Jantung
Salah satu pengamatan bunyi jantung yang pertama kali dicatat adalah hasil
pengamatan William Harvey. Ia mengatakan: “Ketika kuda sedang minum, air
mengalir ke dalam lambung pada setiap tegukan yang dilakukannya, pergerakan
tersebut menimbulkan bunyi yang mudah kita dengarkan, sedangkan denyut yang
terjadi dapat kita dengar dan rasakan. Demikian halnya dengan setiap pergerakan
jantung, pada saat sebagian darah dipindahkan dari vena ke arteri, denyut yang timbul
dapat didengar di dada”. Kemudian Laennec menciptakan stetoskop yang telah
menjadi lambang kedokteran.
Daerah-daerah jantung dimana bunyi katup mempunyai intensitas yang paling
besar, tidak sesuai dengan letak anatomi katup yang bersangkutan, seperti yang
diperlihatkan dalam Gambar 3. Suara abnormal atau bising yang berasal dari berbagai
katup tersebut, biasanya didengar pada daerah katup tersebut, walaupun intensitas
maksimal mungkin terletak di tempat lain dan penyebarannya mungkin berbeda sekali
dengan penyebaran suara normal.
Gambar 3. Area-area katup dengan auskultasi bunyi jantung

Terdapat 4 macam bunyi jantung, antara lain sebagai berikut :


1. Bunyi Jantung 1
Peristiwa yang bertanggungjawab terhadap 2 komponen utama dari
bunyi jantung (BJ) pertama bukan disebabkan semata-mata oleh bertemunya
daun katup mitral. Bunyi jantung pertama tersebut dihasilkan oleh getaran dari
katup dan ventrikel saat gerakan keatas dari katup yang menggembung, tiba-
tiba teregang maksimal. Komponen bunyi frekwensi tinggi dari BJ pertama
terjadi kurang lebih 20 milidetik dari penutupan katup dari ekokardiografi dan
setelah terjadi persilangan tekanan ventrikel kiri dan atrium kiri. Penutupan
katup mitral merupakan suatu gerakan yang kontinyu: daun katup terlibat
kontak pada tepi bebasnya, kemudian area yang kontak tersebut menyebar
menuju basal perlekatannya dan kedua daun katup terdorong ke arah atrium
kiri sampai teregang oleh korda tendinea untuk menghasilkan komponen
mitral dari BJ pertama. Tegangan yang tiba-tiba dari menyatunya katup yang
elastis tersebut menyebabkan mereka meregang dan memental pada getaran
yang cepat yang menghasilkan komponen M1. Apabila katup mitral diambil
dengan eksperimen, komponen mitral (M1) menghilang.
2. Bunyi Jantung 2
Bunyi jantung kedua yang normal terjadi pada peristiwa yang
berkaitan dengan penutupan katup mitral dan pulmonal. Penutupan katup
sendiri kemungkinan tidak menghasilkan bunyi. Data ekokardiografi
menunjukkan bahwa bunyi terjadi sesaat setelah koaptasi dari daun katup.
Tidak lama setelah aposisi, katup menjadi teregang dan bergetar karena
tekanan yang cepat dari penggembungan aorta dan arteri pulmonalis.
Katup aorta menutup ketika kekuatan ejeksi ventrikel menurun serta
resistensi perifer dan elastic recoil dari aorta yang berkembang melampaui
tekanan pada Vki yang menurun. Ini terjadi sedikit dibawah tekanan sistolik
aorta (jika tekanan sistolik aorta 120 mmHg, A2 (aorta) barangkali terjadi
pada tekanan 110 mmHg. Pengukuran dari tekanan arteri pulmonal juga
menunjukkkan discrotic notch atau incisura. Tekanan arteri pulmonalis yang
normal adalah 25/10 mmHg.
3. Bunyi Jantung 3
Bunyi jantung ketiga disebut juga bunyi galop protodiastolik, galop
early filling atau galop rapid filling. Istilah bunyi jantung ketiga lebih dipilih
daripada bunyi rapid-filling karena bunyi jantung keempat juga karena
pengisian cepat ventrikel, tetapi sekunder karena kontraksi atrium. Bunyi
jantung 3 timbul pada awal dari sepertiga pertengahan masa diastolic. Ini
terjadi karena adanya osilasi darah diantara dinding ventrikel akibat masuknya
darah ke ventrikel pada masa pengisian cepat (rapid filling).
Bunyi jantung ketiga fisiologis dapat direkam dekat apeks pada
sepertiga orang normal berusia dibawah 15 tahun. Bunyi tersebut jarang
terekam atau terdengar pada orang normal berusia diatas 30 tahun. Kondisi –
kondisi jantung yang menghasilkan BJ ketiga yang terdengar adalah kenaikan
dari kecepatan ekspansi dan recoil ventrikel seperti pada kenaikan aliran atau
stimulasi simpatis. Bunyi jantung ketiga biasanya terjadi jika tekanan atrium
sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel pada saat mendekati akhir dari
pengisian cepat ventrikel. Bunyi jantung 3 ini sukar untuk dideteksi dengan
stetoskop.
4. Bunyi Jantung 4
Secara fisiologis, atrium normal berkontraksi secara peristaltik menuju
ke ventrikel. Oleh karenanya, pada saat kontraksi atrium menyebabkan
ventrikel mencapai puncak tekanan presistoliknya, sebagian besar atrium
relaksasi dan mempunyai tekanan lebih rendah (x descent). Meskipun
demikian, pada saat itu ventrikel tidak berelaksasi, dan terdapat momentary
reversal dari tekanan gradien. Pembalikan tekanan tersebut cenderung untuk
menutup daun katup, menarik korda tendinea, dan menghasilkan suara.
Bunyi jantung keempat biasanya sangat lembut dan low-pitched.
Seringkali terlalu dekat dengan BJ pertama untuk bisa dipisahkan oleh telinga,
sehingga biasa disebut komponen atrium dari BJ pertama. Sesekali dapat
didengar oleh orang normal pada semua kelompok umur. Meskipun demikian,
selain normal didapatkan bersamaan dengan BJ ketiga fisiologis pada atlet
dengan hipertrofi fisiologis, sebaiknya perlu dicurigai suatu penemuan yang
abnormal. Sekitar 50% atlet yang tinggi, misal pada pemain basket
mempunyai BJ keempat fisiologis dengan gambaran EKG menunjukkan
adanya hipertrofi Vki. Meskipun BJ keempat dapat direkam pada hampir
duapertiga anak muda dengan fonokardiogram frekwensi rendah, serta pada
35-70 persen pada orang normal diatas usia 40 tahun, ini bukan berarti getaran
BJ keempat dapat didengar dengan jelas. Bunyi jantung 4 hampir tidak pernah
terdeteksi dengan stetoskop. Hanya dapat pada fonokardiogram.
G. Alat Pendeteksi Jantung
1. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram atau EKG adalah tes untuk mengukur dan merekam
aktivitas listrik jantung menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik
(elektrokardiograf). Alat ini menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik
yang ditampilkan pada layar pemantau. Prosedur ini tergolong aman, cepat,
dan tidak menyakitkan karena dilakukan tanpa pengaliran arus listrik dan
tanpa sayatan (noninvasif).
2. Fonokardiogram
Fonokardiografi adalah rekaman bunyi/bising jantung dalam bentuk
grafik disebut fonokardiogram. Dengan fonokardiografi dapat dilihat
gambaran intensitas/frekuensi bunyi dan bising jantung. Dapat juga merekam
gerakan apeks, denyut yuguler dan denyut karotis. Fonokardiografi tidak dapat
menggantikan auskultasi jantung dan tidak mempunyai tempat yang penting
dalam kardiologi klinik, namun masih digunakan untuk keperluan pendidikan,
penelitian
dan membantu mengkonfirmasikan hasil auskultasi dalam menegakkan
diagnosis.
H. Peranan hemodinamik untuk produksi bunyi
Bunyi adalah interpretasi subyektif dari sensasi-sensasi yang dihasilkan oleh
getaran (vibrasi) yang mencapai alat pendengaran. Darah dari tubuh perifer yang
mengalir kembali ke jantung melalui vena cava superior dan vena cara inferior,
menyebabkan atrium kanan dilatasi dan terisi.
Proses yang sama terjadi simultan pada atrium kiri yang terisi dengan darah
asal paru-paru melalui vena pulmonalis. Darah mengalir kedalam kedua ventrikel
melalui katup-katup atrioventrikuler yang terbuka karena kedua ventrikel dalam
keadaan diastole. Tekanan secara konstan lebih tinggi dalam atrium daripada
ventrikel. Menjelang akhir diastole (dalam fase presistole), atrium berkontraksi
mengalirkan darah terakhir ke dalam kedua ventrikel. Sebagian besar pengisisan
ventrikel terjadi tanpa bantuan systole atrium. Sekitar 0,2 detik sesudah systole
atrium, ventrikel berkontraksi dan hasilnya berupa penutupan tiba-tiba katup-katup
mitral dan tricuspid yang menghasilkan bunyi jantung.
Terjadi suatu periode pendek yang disebut interval isometric kira-kira 0,04
detik yaitu saat katup-katup atrioventrikule tertutup tetapi tekanan dalam kedua
ventrikel belum cukup tinggi untuk membuka katup-katup semilunaris aorta dan
pulmonal. Katup-katup tersebut akan terbuka bila tekanan dalam ventrikel mencapai
tingkat tekanan diastolic dalam arteri pulmonalis dan aorta. Pada saat systole ventrikel
berakhir, tekanan dalam ventrikel turun menjadi nol, katup-katup semilunar menutup
keras menghasilkan bunyi jantung II dan katup-katup atrioventrikuler terbuka
sehingga darah mengalir ke dalam kedua ventrikel dari atrium yang tekanannya telah
cukup tinggi. Aliran darah yang cepat terjadi terutama pada awal diastole sebab pada
saat itu kedua ventrikel hamper kosong dan terdapat perbedaan tekanan yang paling
besar antara atrium dan ventrikel. Aliran yang cepat juga nampak pada presistole
ketika kedua atria berkontraksi aktif. Siklus ini kemudian berulang pada setiap
denyutan jantung.
Dalam system kardiovaskuler, vibrasi disebabkan oleh 2 mekanisme umum,
yaitu :
1. Percepatan atau perlambatan aliran darah
2. Turbulensi yang timbul selama aliran darah yang cepat

Vibrasi atau bunyi oleh percepatan/perlambatan darah digolongkan sebagai


bunyi jantung dan vibrasi oleh turbulensi darah dikelompokkan sebagai bising
jantung. Sifat-sifat getaran pada sistem kardiovaskuler ditentukan oleh sifat dasar
sistem kardiohemik (kombinasi darah dan dinding jantung). Sistem tersebut
merupakan komponen primer untuk produksi getaran. Getaran-getaran di transmisi ke
semua arah dan terdengar kalau mencapai dinding toraks dengan intensitas yang
cukup besar serta frekuensi yang cukup tinggi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, pembuluh darah,serta
jantung. Dan darah manusia terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, yaitu sel darah
merah ( eritrosit ), sel darah putih ( leukosit ) dan keping darah, ( trombosit ). Didalam
sel darah merah terdapat pigmen protein pengikat oksigen dan karbondioksida, yaitu
hemoglobin. Sel darah putih terdiri dari loukesit gronulosit ( Netrofil, eosinofil,
basofil )dan leukosit agranulosit ( monosit, limfosit ). Trombosit berfungsi
membekukan darah. Didalam serum terdapat antibody ( kekebalan ). Pembuluh darah
meliputi pembuluh nadi dan pembuluh balik.
Perbedaan darah manusia tergolong peredaran tertutup dan gandah. Lambung
merupakan saluran pencernaan yang membesar, tersusun atas otot. Letaknya di
rongga perut sebalah atas, tepat dibawah diafragma. Ketika lambung kosong,
ukurannya hanya sebesar sosis berukuran besar. Lambung terbagi menjadi 4 bagian,
yaitu kardia (terletak didekat otot spingter), fundus (bagian yang membulat terletak di
atas sebelah kiri), badan (bagian terbesar lambung, terletak di bawah fundus), dan
pilorus (bagian bawah yang menyempit, berbatasan dengan usus halus oleh otot
spingter pilorus).
B. Saran
Untuk dapat memahami sistem hemodinamika selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-
lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita
sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
DAFTAR PUSTAKA

Agu, L. A., & Eka, T. (2018). Pemantau Hemodinamik dari Invasif menuju Tidak Invasif.
Agustin, W. R., Suparmanto, G., & Safitri, W. (2020). PENGARUH MOBILISASI
PROGRESIF TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN KRITIS DI
INTENSIVE CARE UNIT. Journal Of Healt Research, 20-27.
Budi, R. (2016). HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN PERUBAHAN HEMODINAMIK
PASIEN PRE CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT (CABG) DI RUANG
BEDAH DEWASA RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
HARAPAN KITA JAKARTA.
I, P., & Saryono. (2010). Mengelola pasien dengan ventilator mekanik. Jakarta: Rekatama.
Lee, L., & Sherwood. (2011). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.
Lestari, E. S., S, D. L., & S, H. S. (2014). Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler (Studi Pada
Mahasiswa Perokok Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Diponegoro
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 67-74.
Puspasari, I. (2015). Analisi Frekuensi - Waktu pada Sinyal Jantung Koroner Menggunakan
Distribusi Wigner-Ville. 93-101.
Putra, A. S., Suharto, & Fatahillah, A. (2017). Analisis Sirkulasi Udara Pada Sistem
Pernafasan Manusia Menggunakan Metode Volume Hingga. 95-104.
Ramli, D., & Karani, Y. (2018). Anatomi dan Fisiologi Kompleks Mitral. Jurnal Kesehatan
Andalas, 103-111.
Rante Lande' dan J.M. Ch. Pelupessy
Laboratorium imu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSU Uun Pandan

Cermin Dunia Kedokteran No. 56 1989

Subiyanto. (2018). PENGARUH POSISI LATERAL TERHADAP STATUS


HEMODINAMIK PASIEN.

Tilkian Ara G, Conover Bouderau, Mary, Memahami bunyi dan bising jantung, Binarupa
Aksara, Tangerang, Tanpa Tahun.

Anda mungkin juga menyukai